RETORIKA IBU
3. 3. BUAYA

9.   INT. RUANG INAP – DAY

Dara masuk ke ruang inap ayahnya. Ibunya sedang duduk di sebuah sofa menemani ayahnya. Dara melangkah perlahan ke ranjang ayahnya. Ia menatap lekat ayahnya. Ayah Dara tertidur pulas.

 

IBU DARA

 Ronny mana, Dar?

DARA

  (menoleh)

  Ntah! Di luar mungkin.

IBU DARA

 Kau ribut sama dia?

 Kok nggak sama-sama masuknya?

DARA

(tak menoleh)

Buat apa sih dia masuk, mak?!

Ibu Dara bangkit dan mendekati Dara. Ia membelai pundak Dara.

IBU DARA

Dar, kau baik-baiklah sama si Ronny tu.

Biar kalian balikan. Kan dia baik anaknya.

Dara menoleh kesal ke arah ibunya.

IBU DARA (CONT’D)

Coba kalau semalam dia nggak datang,

Bisa-bisa nyawa ayah nggak selamat.

Dara menghela napas. Ia beranjak menuju sofa. Dara duduk disana dan melepaskan tasnya. Ia menghela napas lalu menempelkan kepalanya di sandaran sofa. Dara menutup matanya. Ia lelah.

IBU DARA (CONT’D)

Yaa, mamak tahu,

kau sama si Ronny terjebak

cinta segitiga sama adek kau,

tapi...

DARA

  (memotong)

 Mak, Dara nggak ada perasaan lagi sama si Ronny.

Jangan bawa-bawa Dara ke drama percintaan mereka.

 (berhenti sejenak)

Lagian mak,

ayah dibawa kesini tuh bukan karena dia juga.

Udah ada Allah yang atur semuanya.

Nggak usah mendewakan kali buaya kaya dia.

IBU DARA

Jaga moncong kau, ya!

Didengar dia nanti baru tahu.

DARA

Udahlah, mak...

Mamak nggak usah suruh Dara deket-deket sama dia lagi.

Males kali.

IBU DARA

 Tapi Dar...

DARA

 Maak!

 (menghela napas)

Ronny itu juga nggak serius suka sama Dar. Dia cuma mau buat Tiara cemburu aja!

Kan baru putus orang itu.

IBU DARA

 Dar...

DARA

Mamak tau nggak?

Gara-gara mamak suruh Dara deket-deket sama si Ronny,

sekarang Dara berantem sama Tiara.

Ibu Dara terdiam. Dara mengambil tasnya dan bergegas pergi.

IBU DARA

 Mau kemana, Dar?

DARA

Pulang.

IBU DARA

Dar, kau marah sama mamak?!

Dara tak menjawabnya. Ia melangkah pergi.

IBU DARA (CONT’D)

Dar, denger mamak dulu!

Dara tiba di depan pintu.

DARA

          Terserahlah, mak! Dara capek.

Dara keluar dari ruang inap, lalu menutup pintu.

IBU DARA

Dar, Dara...

Ibu Dara merasa tak enak. Ia melihat lekat ke wajah ayah Dara yang masih tertidur pulas.

IBU DARA (CONT’D)

 Apa aku cari Dara dulu, ya?

Ibu Dara melangkah keluar kamar. Di depan pintu seorang dokter berkacamata menghampirinya.

DOKTER

Bu, gimana bapak sekarang?

Ibu Dara celingak-celinguk ke arah Lorong rumah sakit.

IBU DARA

 Dok?!

 Oh, iya, Dok. Suami saya masih tidur, dok!

DOKTER

                (terkekeh)

Maaf, bu.

Maksud saya,

apa bapak ada keluhan lagi seperti tadi malam?

IBU DARA

   (menyengir)

Haha, maaf, dok. Kayaknya enggak lagilah, Dok! Tapi coba dokter tengoklah dulu.

DOKTER

          Saya periksa dulu ya, bu?

IBU DARA

                (mengangguk)

          Silakan, dok. Mari.

Ibu Dara mengurungkan niat untuk pergi mencari Dara. Ia kembali masuk ke ruang inap bersama dokter.

CUT TO :

 

10.   EXT. LORONG RUMAH SAKIT – DAY

Dara melangkah dengan gusar. Ia tak mempedulikan orang-orang yang ia lewati. Ia kesal. GAWAINYA BERDERING. Dara berhenti. Ia mengangkat panggilannya.

DARA

Ya, halo? Kenapa?

YUNA (V.O)

 Kau dimana?

DARA

 Di...

(terdiam)

Hmm... kenapa rupanya?!

YUNA (V.O)

Kau dimana kutanyak?!

Nggak usah kau tanyak aku balek!

DARA

   Di... di rumah sakit.

YUNA (V.O)

Rumah sakit mana?

DARA

 Biasalah, rumah sakit umum.

YUNA (V.O)

Kesitulah aku, ya?

DARA

Ngapain kau kesini? nggak usahlah!

YUNA (V.O)

Kenapa?!

Kau...lucu kutengok.

Ayah kau sakit, nggak kau bilang.

Orang mau jenguk nggak boleh.

Kek mana kau jadi orang?!

Kau tunggu aja aku disitu!

Mau tengok bapak kau aku.

DARA

Bukan kekgitu.

(menggaruk-garuk kepala)

Kau pigi sama si Sandi, kan?

YUNA

Iyalah! Siapa lagi.

DARA

Ada si Ronny disini.

Nanti berantem, lagi orang itu.

YUNA

 Baguslah! Biar betumbok sekalian.

DARA

  Woii! Cakap apa, kau?

YUNA

Haha, bercanda aku.

Yaudahlah! Nggak jadi aja.

 Nantilah ya, pas udah di rumah aja kami kesana.

Jadi beasiswa tu kapan kita belajarnya?

Kan kau pasti jaga bapak kau.

DARA

Ha.. tu nggak tau aku.

Kalian duluan aja nggak pa-pa.

Belum pun kubilang soal ini sama mamak bapak aku.

YUNA

Oh, kami tunggu bapak kau sehat ajalah!

Yaudah kalau gitu ya. Habis pulsaku. Dah!

DARA

 Dah..

Telepon dimatikan. Dara menghela napas lega.

DARA

 Ke taman ajalah.

 

Dara pergi.

CUT TO :

11.   EXT. TAMAN RUMAH SAKIT - CONTINUOUS

Dara berjalan dan tiba di sebuah taman rumah sakit. Disana terlihat beberapa perawat dan dokter yang lewat. Dara juga melihat beberapa pasien sedang duduk-duduk bersama keluarganya. Dara menunggu di bawah pohon yang agak rindang. Dara merogoh tasnya. Ia mengeluarkan buku notes bunga-bunganya. Dara mengambil pulpen dan menulis.

DARA (V.O)

          Jika sudah tak suka kenapa harus memaksa?

    Bagaimana jika nanti tak bahagia?

    Memangnya perasaan ini milik siapa?

Anda?!

     Ya, jelas saya!

Di bawah puisinya, Dara menuliskan “Ronny Gila”. Ia mencoret-coret nama itu dengan kesal, lalu merobek kertasnya. Dara meremas-remas kertas tersebut dan melemparkan sembarang.

RONNY (O.S)

 Abang tu udah capek lho dek sebenarnya kekgini.

Dara terkejut dengan suara itu. Suara yang familiar dengannya. Dara mendengarkan dengan seksama.

RONNY (O.S)(CONT’D)

    Abang udah bilang kita udah selesai.

Tapi adek kejar-kejar abang terus.

Capek kali abang, dek!

Adek nggak ngerti-ngerti.

Dara sinis mendengar ucapan itu.

TIARA (O.S)

        Iya, makanya abang kasih pengertian sama adek.

      Apa maksud abang kekgini?

Abang putusin adek,

trus abang jalan lagi sama kakak adek?

Apa tujuan abang?

Tolonglah, bang. Jangan kekgini.

Dara serius mendengarkannya. 

DARA

(lirih)

 Tiara?

RONYY (O.S)

          Jangan kekgini kekmana, dek?

TIARA (O.S)

Kekginilah! abang putusin adek, trus abang deketin lagi kakak adek.

Apa tujuannya?

Kalo abang pacaran sama cewek laen nggak pa-pa.

Tapi janganlah sama kakak adek, saket hati adek tau!

Dara semakin mendekatkan pendengarannya ke arah asal  suara.

RONNY (O.S)

Duuuh!!

Kekginilah abang bilang.

Abang tuh nggak suka sama adek.

Kedua mata Dara terbelalak.

RONNY (O.S) (CONT’D)

        Abang tuh sukanya sama ...

Dara tak tahan lagi. Ia bangkit dan menghampiri Ronny dan Tiara yang ada dibalik pohon itu.

DARA

   Ooo.. jadi kekgitu sifat kau, ya!

Ronny salah tingkah, sementara Tiara hanya terdiam, matanya berkaca-kaca.

RONNY

 D..dek, dek! Nggak kekgitu, dek!

DARA

Kalau kau nggak suka ngapain kau pacarin dia?

Kau selingkuh sama dia, kau sakitin hati aku,

trus sekarang kau bilang kau nggak suka sama dia?

Otak kau dimana?!

Tiara yang sedih pergi meninggalkan Tiara dan Ronny.

DARA

 Ti! Tiara!!!

Tiara tak menggubrisnya dan terus melangkah. Dara menatap tajam Ronny.

DARA (CONT’D)

Kau tengok? itu adek aku!

Dia nangis gara-gara kau.

RONNY

Mm..maksud abang nggak kayak gitu.

DARA

Mau kau apa sebenarnya?!

Ronny bingung. Dara menunjuk Ronny.

DARA

Kau tengok, ya!

Dara mengambil tas dan buku notesnya lalu bergegas pergi. Ronny menahan tangannya.

RONNY

     Bukan kekgitu!

DARA

 Jadi apa?!

RONNY

Abang nggak bisa sama Tiara.

DARA

  Kenapa?!

Ronny tersentak.

RONNY

Deek, jangan ngegas bisa, dek?!

Dara mengatur napasnya.

RONNY (CONT’D)

Abang nggak bisa sama Tiara.

Dia tu posesif, cerewet, suka larang-larang.

Abang nggak bisa dikekang kek gitu.

Dara menampar pipi Ronny, ia menunjuk Ronny.

 

DARA

Alasan! Alasan teros!

Dulu kau bilang aku cuek, aku nggak perhatian,

kau nggak bisa sama aku.

Sekarang udah dapat yang perhatian, yang nggak cuek,

kau bilang kau nggak suka.

Mau kau apa?!

Ronny hanya diam. Ia mengelus-elus pipinya. Dara pergi meninggalkan Ronny. Ronny menahan tangan Dara.

RONNY

 Dek, tunggu, dek!

DARA

 Lepas, nggak?!

Nggak ada waktu aku.

Lepas,LEPAS!!!

Ronny melepaskan genggamannya. Dara pergi. Ronny kesal. Ia memukul batang pohon yang besar itu.

RONNY

Aaah!!!

Ronny menatap tajam ke arah Dara.

RONNY (CONT’D)

Awas kau, ya!

Ronny pergi.

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar