MORE THAN LOVE
9. Bagian 9

65. IN. GEDUNG KANTOR SELLA DAN RENA — SIANG


SELLA, DEWA, RENA


SELLA

Ooo… jadi perusahaan tempat kakak kerja mau ngajuin buat promosi produk terbaru ?

Mereka bertiga duduk disebuah ruangan tempat tamu menunggu. Dimeja sudah ada tiga cangkir kopi dalam gelas plastik menemani mereka bertiga.

DEWA

Iya Dek. Jadi perusahaan kami lagi ada produk baru dan kami pengen produk kami bisa dikenal masyarakat luas.

(Sella mengangguk-anggukan kepala)

SELLA

(heran melihat Rena diam saja)

Kok kamu diam aja sih Ren ?

RENA

(Terkejut)

Ha ?

SELLA

Kok diam aja ?

RENA

Ya mau ngomong apa ? kalian kan juga udah ngbrol.

DEWA

Oh iya. Kakak gak bisa lama-lama soalnya mau kasih info masalah iklan ini sama perusahaan.

SELLA

Iya kak.

(menoleh kekanan dan kekiri)

Ngomong-ngomong kemana teman kakak tadi ? kok gak kelihatan ?

(kembali fokus pada Dewa)

DEWA

Ooh… teman kakak tadi ada urusan sebentar. Mau ambil pesanan buat kado pacarnya. Pas udah masuk jam istirahat juga jadi dia langsung pergi biar gak telat masuk kantornya.

SELLA

Ohh… oh iya kak. Selamat ya buat pertunangannya.

(Rena menoleh pada Sella dan melotot)

DEWA

Ohh… itu… pasti dapat cerita dari Rena ya.

(Rena tersenyum pada Dewa)

Iya dek. Makasih. Alhamdulilah dan doakan saja semoga semua berjalan lancar.

RENA DAN SELLA

Aamiin.

SELLA

Jadi kapan rencananya kakak buat nikah ?

(Dewa diam sejenak)

DEWA

Doakan saja secepatnya.

(Dewa tersenyum dan melihat jam ditangannya)

Kakak harus kembali sekarang. Terima kasih buat kopinya.

(mereka berdiri)

Kakak pergi ya.. assalamualaikum.

RENA DAN SELLA

Waalaikumsalam.

(Dewa pergi meninggalkan mereka)

RENA

Aamiin.

(Sella menoleh kearag Rena)

SELLA

Kok aamiin ?

(Rena menghadap Sella)

RENA

Kamu gak dengar kak Dewa minta doa buat kelancaran pernikahnnya ?

SELLA

Ya dengar sih.

(Menggaruk kepalanya)

Tapi aku bingung harus bilang aamiin apa enggak.

(meringis)

RENA

Inilah yang selalu aku katakan sama kamu Sel.

(Rena tetap memandang punggung Dewa yang semakin jauh meninggalkannya)

Disaat aku mencoba untuk melupakan semuanya.

(menatap Sella yang sudah berhenti menggaruk kepalanya)

Semesta justru mendatangkan dia dihadapanku. See, Allah selalu punya cara agar aku sulit melupakannya.

Rena melangkah pelan meninggalkan Sella sedangkan Sella hanya diam melihat kepergian Rena.

CUT TO

66. IN. KAMAR RENA — MALAM


RENA


Rena menghadap layar laptop dan jemarinya terlihat menekan setiap huruf yang ada pada keyboard menjadi rangkaian kalimat yang indah.

FADE OUT

67. IN. RESTAURANT — SIANG


RENA, SELLA, DEWA, IKAL


Rena sedang duduk didalam sebuah restaurant. Pengunjung restaurant tidak begitu ramai dan hanya ada lima meja yang terisi termasuk meja yang ditempati Rena.

Lokasi restaurant lumayan jauh dari pusat kota sehingga jalanan didepannya tidak begitu ramai. Rena duduk disebelah jendela kaca besar mamandang keluar dan melihat suasana luar restaurant yang tidak begitu ramai, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat dan juga tidak banyak pejalan kaki meski hari ini adalah hari libur. Suasana panas siang hari ini menjadi pendukung sedikitnya mobilitas penduduk yang beraktivitas diluar rumah.

Rena duduk santai menikmati segelas minuman red velvet dingin dengan sedotan putih tanpa memalingkan wajahnya dari jendela.

SELLA

Kamu disini juga ?

Rena menoleh karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar dari arah belakang. Rena terkejut dan nyaris tersedak melihat sosok Sella, Dewa dan juga Ikal yang berdiri disamping mejanya.

Rena melepas sedotan dari mulutnya dan meletakkan gelas diatas meja.

DEWA

Kamu gak papa dek ?

(Rena menggoyang-goyangkan tangannya)

RENA

Kok kalian bisa disini ?

Sella duduk disamping Rena sedang Dewa dan Ikal duduk dihadapannya. Dewa berada didepan Rena dan Ikal berada didepan Sella.

IKAL

Aku sama Dewa ada kerjaan didekat sini. Pas mau pulang gak sengaja ketemu sama anak bawel ini.

SELLA

(Sella mengerutkan kening kearah Ikal)

Kak Ikal ini emang suka banget ngeledek.

(menoleh kearah Rena)

Tadi emang gak sengaja ketemu pas aku mau pulang dari toko cosmetik yang aku ceritakan kemarin.

RENA

Ooo…

(menganggukk-anggukkan kepala)

IKAL

Kamu sendiri ngapain sendirian disini Ren ? biasanya kalian berdua ini kayak perangko kemana-mana selalu nempel.

SELLA

Iya dong kitakan besti.

(merangkul Rena)

DEWA

Sudahlah nanti dibahas lagi. Sekatang aku laper banget.

(Dewa melambakan tangan pada waiters)

CUT TO

68. IN. RESTAURANT — SIANG


RENA, SELLA, DEWA, IKAL


Mereka telah selesai menikmati makan siang. Empat piring kosong terletak diatas meja.

IKAL

Alhamdulilah.

(Dewa minum air mineral dalam botol)

SELLA

Kak Ikal sekarang kerja dimana ? kok gak pernah kelihatan ?

IKAL

Kakak buka usaha studio foto di rumah dek. Kebetulan perusahaan tempat Dewa kerja lagi ada butuh foto produk gitu. Makanya kami bisa barengan kesini.

(Ikal minum jus melon pada gelas bening)

DEWA

Kalau dulu Ikal juga kerja bareng kakak. Tapi setelah nikah mutusin buat buka usaha sendiri.

RENA

Kak Ikal sudah nikah ?

SELLA

Kakak sudah punya anak berapa ?

IKAL

Iya Ren aku sudah nikah dan anakku baru satu umur dua tahun.

(Rena dan Dewa tersenyum mendengar obrolan mereka)

DEWA

Kamu gak sedih dek Ikal udah punya anak ?

SELLA

Enggaklah kak. Kalau suka sama kak Ikal udah dulu. Sekarang aku sudah punya calon.

(tersenyum bangga)

Lebih ganteng lagi dari kak Ikal.

(semua tertawa)

IKAL

Kalau kamu Ren ? apa kabar lama gak ketemu.

RENA

Alhamdulilah baik kak. Setelah lulus SMA aku kuliah keluar kota dan jarang pulang. Tapi sekarang udah lulus dan kerja bareng Sella.

(tersenyum)

IKAL

Tuh kan. Kalian itu memang kayak perangko. Kerja aja bareng.

(mereka semua tertawa)

RENA

Alhamdulilah kak ternyata rezkinya barengan sama Sella.

(tersenyum)

SELLA

Kalau kakak gimana ?

(Dewa menatap Sella dan mengangkat alisnya)

Kak Dewa kapan nikah ? kan udah tunangan.

DEWA

(menarik nafas berat)

Rencananya sih pengen cepat, tapi keadaan saat ini belum memungkinkan.

RENA

Maksudnya ?

DEWA

Tunangan kakak baru saja dapat kerjaan diluar kota. Dia diterima di Nation Grup.

RENA

Wah… perusahaan elektronik terkenal itu ya kak ?

(Dewa mengagguk)

Sebenarnya dia masukin lamaran jauh sebelum kami bertunangan. Tapi baru diterima sekarang saat kami punya rencana menikah.

SELLA


Terus nanti gimana kakak kalau nikah ?


DEWA

Ya enggak gimana-gimana dek. Kakak yang ngalah ikut pindah kesana. Lagipula kerjaan kakak disini cuma kontrak, jadi kakak bisa mulai lagi disana. Nasion Grup adalah impian tunangan kakak dari dulu dan kakak gak punya hak buat larang dia pergi.

(Rena dan Sella hanya diam)

Rena

Serius kakak mau pindah ? gak sayang sama kerjaan disini yang udah enak ? mulai lagi dari awal pasti sangat sulit kak.

DEWA

Ya mau gimana lagi dek. Biarlah kakak yang usaha dari nol lagi yang penting tunangan kakak bisa senang kerja disana. Lagipula buat dapat kesempatan kayak gini bukan hal mudah. Masak iya harus LDR setelah nikah.

(Dewa tersenyum)

SELLA

Kakak rela gitu mengorbankan semuanya buat tunagan kakak ?

(semua diam)

Maksudku gini kak. Kakak sudah lama kerja disini dan bisa jadi kakak bakal diangkat jadi karyawan tetap. Buat dapatin itu butuh waktu lama lo kakak, tapi kakak malah mau pergi disaat kesempatan sudah didepan mata. Lagipula semua teman dan keluarga kakak juga disini, apa enggak sulit buat beradaptasi dan mulai semua dari nol ?

DEWA

(menarik nafas dan tersenyum)

InsyaAllah semuanya akan menjadi mudah dek. Kakak sudah bayangkan apa yang akan kakak lakukan nanti. Semua sudah kakak pikirkan matang-matang.

Mereka semua hanya bisa diam mendengar ucapan Dewa yang begitu tegas dan mantap. Semua hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan Dewa.

FADE OUT

69. EXT. ATAP GEDUNG — MALAM


RENA, SELLA


Rena dan Sella berdiri dan bersandar pada sebuah pagar tembok yang terletak diatas gedung. Dari atas gedung pemandangan kota dibawah sana terlihat jelas. Lampu kota dan lampu kendaraan saling mewarnai keindahan kota dimalam hari ditengah suasana sejuk.

Rena memandang kearah pemandangan kota dengan menyandarkan tubuhnya pada pagar. Angin malam menerpa membuatnya merangkul kedua lengannya sendiri.

Sella bersadar pada pagar disebelah Rena membelakangai suasana kota yang tampak begitu indah.

SELLA

Lama banget kita gak pernah kesini.

(Sella memandang sekeliling yang hanya terlihat seperti halaman luas)

RENA

(menghela nafas berat)

Iya…

(memandang deretan lampu kota dengan tatapan kosong)

SELLA

Ingat banget waktu pertama kali kita kesini. Waktu itu ulang tahunmu dan kita ajakin kak Dewa buat kerjain kamu.

(Sella tersenyum mengingat kenangan itu)

FADE OUT

FLASH BACK ON

70. EXT. ATAP GEDUNG — SIANG


RENA, SELLA, DEWA, IKAL


Rena mengenakan seragam putih abu-abu sedang berdiri sendiri diatap gedung. Raut wajah sedih tampak terlihat diiringi air mata yang terus mengalir dari kelopak matanya.

RENA

Sella.

(menoleh kekanan dan kekiri)

Sella kamu dimana ?

(panik dan berteriak)

Sellaaaaa…

(terus menangis)

SELLA

Kenapa sih teriak kenceng banget ? berisik tahu.

RENA

(menoleh kebelakang)

Sella.

(berlari memeluk Sella dengan tangis)

SELLA

Kamu kenapa Ren ?

RENA

(melepaska pelukan dengan terisak)

Aku dikasih kabar sama kak Dewa katanya kamu ditolak sama kak Ikal dan kamu pergi dengan emosi. Kata kak Dewa kamu berdiri diatas gedung. Aku takut kamu bunuh diri Sel.

(menangis kencang)

SELLA

(tertawa kencang)

Beneran kak Dewa bilang begitu ?

(Rena mengangguk)

Dan kamu percaya ?

(Rena mengangguk)

Sella mengambil nafas panjang dan menunjuk kearah belakang Rena. Rena yang melihat tangan Sella mengikuti arah telunjuk dan berbalik kebelakang. Rena melihat disini ada Ikal dan Dewa sedang memegang kue ulang tahun dengan tawa kecil.

Rena menoleh kearah Sella denga bingung. Ikal dan Dewa mendekat pada Rena dan Sella.

DEWA

Maaf ya dek buat kamu panik. Sebenarnya…

(semua diam)

Kami cuma mau ngerjain adek aja.

SELLA

Selamat ulang tahun Rena.

(Rena langsung menangis dan memeluk Sella)

RENA

Jahat banget sih. Aku sudah khawatir banget tahu sama kamu. Aku tajut kamu kenapa-kenapa.

SELLA

(membalas pelukan Rena)

Iya maaf banget ya. Aku gak tahu kalau kamu bakal sekhawatir ini. Tapi serukan dikerjain.

(melepas pelukan)

Rena tersenyum dan mengusap air matanya. Dia merasa malu menangis dihadapan Dewa.

IKAL

Ayo tiup lilinnya Ren !

RENA

(menghadap Ikal)

Tapi kakak gak nolak Sella kan ?

IKAL

Gimana mau nolak ? dia nyatain cinta sama kakak aja enggak.

SELLA

Males banget. Seharusnya kakak yang nyatain cinta sama aku.

(mereka semua tertawa)

DEWA

Ayo tiup lilinnya dek.

(menyodorkan kue ulang tahun didepan Rena)

Rena meniup lilin dan semua tertawa bahagia. Rena terlihat begitu bahagia melihat Dewa tertawa. Tanpa disadari Sella mencolek kue dan mengolesnya dipipi Rena. Akhirnya semua bahagia dan saling balas mengoles kue diwajah.

FADE OUT

FLASH BACAK OFF

71. EXT. ATAP GEDUNG — MALAM


RENA, SELLA


RENA

(tersenyum dan menundukkan kepaka)

Aku masih sangat ingat itu.

SELLA

(Sella tersenyum dan berbalik menatap pemadangan kota)

Memang manis sih kalau dikenang, tapi ada kalanya kenangan manis harus dipulakan.

(menatap Rena yang ada didebelah kirinya)

RENA

Bagaimana caranya ?

(berbalik menatap Sella yang ada disebelah kanannya)

Kamu tahu Sel ? hal yang paling aku takutkan akan terjadi. Kak Dewa bakal pergi Sel.

(meneteskan air mata dan kembali menatap lurus kedepan)

Hari ini aku merasakan jatuh cinta dan patah hati dalam satu waktu. Aku begitu senang dan juga bahagia bersamanya hari ini, aku jatuh cinta dengannya untuk yang kesekian kalinya, dan saat itu juga aku patah hati mendengar kabar dia akan pergi.

SELLA

(menelan ludah dan menarik nafas)

Aku cuma bisa bilang sabar Ren. Kamu sudah terlalu sering patah hati sama kak Dewa, tapi kamu sendiri yang memilih untuk tetap tinggal.

(Sella mengelus punggung Rena yang sedang menangis)

RENA

Tapi kali ini sungguh berat Ren. Membayangkan dia pergi saja sudah begitu sakit disini.

(memegang dadanya)

SELLA

Sudahlah Ren jangan kayak gini. Aku ikut sedih tau.

(mengusap air matanya)

Kamu harus ikhlasin kak Dewa. Mungkin ini adalah cara Allah biar kamu bisa lupa sama kak Dewa. Tetap kuat yang sahabat.

(memeluk Rena dengan hangat)

RENA

Andai aku punya keberanian buat jujur Sel.

(Sella memeluk Rena dengan erat)

SELLA

Sudah ya lupain kak Dewa. Kamu pasti bisa.

Mereka berdua saling berpelukan ditengah suasana malam yang semakin dingin menusuk tulang. Tangis lirih Rena menghiasi malam sendu tanpa bintang.

FADE OUT

72. IN. KAMAR RENA — MALAM


RENA


Rena menghadap layar laptop dan jemarinya terlihat menekan setiap huruf yang ada pada keyboard. Matanya tampak bengkak dibalut dengan kaca mata.

VO RENA

Jika memang ini adalah cara Allah, maka aku akan menerimanya meski sangat sulit. Mengikhlaskan tidak semudah mencintai. Mengikhaskan adalah bagian termahal dari sebuah rasa yang bernama cinta. Karna sangat mahal terkadang orang memilih untuk membenci atau tetap tinggal meski akan terluka. Ikhlas datang dari hati yang merupakan pusat dimana cinta itu berasal. Bahkan dalam surat Al-Ikhlas tidak ada kata ikhlas yang tertulis. Karena ikhlas berasal dari hati dan tidak perlu diucapkan.

FADE OUT

 


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar