MORE THAN LOVE
5. Bagian 5

23. EXT. HALAMAN SEKOLAH — SIANG


RENA, SELLA


Akhir tahun ajaran telah tiba. Setelah mengikuti berbagai ujian materi dan praktek semua murid telah mendapatkan rapot nilai hasil ujian mereka. Tradisi sekolah setiap akhir tahun ajaran akan diadakan festival musik sekolah yang digawangi anak-anak dari ekstrakulikuler musik modern. Setiap kelas harus mengeluarkan wakil baik solo, vocal grup atau band karena festival ini bersifat kompetisi. Meski sifatnya kompetisi, namun festival ini tidak mempengaruhi nilai mata pelajaran atau tidak menimbulkan perpecahan antar kelas dan murid.

Semua murid sibuk mempersiapakn festival musik sekolah yang akan diadakan besok. Sebagian ada yang membersihkan halaman dan mengambil sampah, ada juga yang menyiapkan kursi dan bangku penonton, sebagian anak laki-laki menyiapkan alat musik diatas panggung. Suara hiruk-pikuk sekolah begitu terdengar ramai dengan beberapa murid saling bercanda dan bunyi alat musik terdengar nyaring diitelinga.

Sella dan Rena sedang menata bangku bersama beberapa murid perempuan lainnya.

SELLA

Ren.

(mendekat)

RENA

Iya.

(tetap menata fokus kursi)

SELLA

Udah tahu belum ?

(lebih mendekat pada Rena)

RENA

Tahu apa ?

(fokus pada kursi)

SELLA

Tapi kamu jangan sedih ya.

(memadang Rena)

RENA

Hem…

(masih fokus dengan kursi)

SELLA

Kak Dewa udah jadian sama mbak Ajeng kakak kelas kita.

(Tangan Rena berhenti menata kursi dan matanya terpaku dengan tatapan kosong)

SELLA

Ren… kamu gak papa kan ?

(menatap Rena yang masih diam)

(Rena menarik nafas)

RENA

Ya enggak papa lah Sel. Kak Dewa berhak memilih apa yang buat dia seneng. Aku kan cuma pengagum rahasianya.

(Melanjutkan merapikan kursi)

SELLA

Aku sih salut sama kamu Ren. Meski kamu sangat meyukai kak Dewa tapi tidak pernah fanatik dan agresif. Kamu terima aja gitu kalau kak Dewa mau pacaran sama siapa aja. Hati kamu terbuat dari baja ya ?

(Rena tertawa dan membalikkan badan menghadap Sella)

RENA

Selagi aku masih bisa lihat dia.

(menunjuk)

(Sella mengikuti jari telunjuk Rena yang ternyata menunjuk Dewa yang sibuk menyetel gitar)

Aku masih sangat bersyukur meski dia gak sama aku. Mau dia sama siapa aja yang penting aku masih bisa lihat dia itu sudah cukup Sel.

SELLA

Gak ngerti lagi deh aku sama kamu.

(kembali menatap Rena)

RENA

Ayo lanjutin ini biar bisa cepat pulang.

Mereka berdua kembali merapikan kursi yang hampir rapi. Meski hati Rena begitu sedih dan kecewa, tapi dia tidak pernah menyesali atas keadaan yang terjadi dalam hatinya. Dia hanya tahu jika rasa ini adalah sebuah ujian kesabaran dan kekuatan agar hatinya begitu kuat dan tidak mudah rapuh. Dia selalu ikhlas atas apa yang Allah titipkan kepadanya termasuk rasa yang sedang dia miliki saat ini.


FADE OUT


24. EXT. HALAMAN SEKOLAH — PAGI


RENA, SELLA, IKAL, DEWA, DAVID, ILHAM, RIAN, AJENG, GURU, PARA SISWA


Suara musik semakin terdengar nyaring disetiap penjuru sekolah. Semua siswa dan guru berkumpul dihalaman sekolah untuk mengikuti serangkaian acara festival musik sekolah yang dilaksanakan setahun sekali ini.

Empat juri yang merupakan guru dari sekolah tersebut telah duduk berjajar dibarisan depan dan dibelakang para murid duduk untuk menyaksikan penampilan temannya.

Tepuk tangan meriah terdengar ketika para peserta menaiki panggung. Masing-masing kelas telah menunjukkan semua penampilan terbaikknya. Ada vokal grup, solo dan juga penampilan band. Riuh teriak dan tepuk tangan mengiringi acara hingga tampak meriah dan juga kompetitif.

(Pembawa acara naik keatas panggung)

PEMBAWA ACARA

Baiklah itu tadi penampilan terakhir dari grup Star.

(tepauk tangan terdengar)

Kini kita akan menyaksikan penampilan bintang tamu kita yang merupakan juara pada festival tahun lalu. Siapa dia ?

(tepuk tangan dan teriakan)

Ini dia MIZU BAND

(tepuk tangan dan teriakan meyambut kelima murid berpakaian pramuka naik keatas panggung)

Kelima murid yang beranggotakan Dewa, Ikal, David, Ilham dan Rian menaiki panggung dan mengambil posisi masing-masing. Dewa sekalu vokalis memegang mic yang ada didepan, Ikal dan david mengambil gitar melodi dan bass kemudian memakaikan strap kebadannya kemudian selanjutnya menginjak tuner untuk mengatur nada. Ilham selaku drummer langsung mengambil posisi dan memegang stik sedangkan Rian menuju keyboard dan mengangkat tangannya agar penonton bertepuk tanga semakin meriah.

Suara samar drum, gitar yang sedang distel dan iringan lirih keyboard menghiasi meriahnya acara ini. Hingga Dewa mendekatkan bibirnya dengan mic barulah tepuk tangan dan teriakan berhenti.

DEWA

Assalamualakium semuanya.

SEMUA PENONTON

Waalaikumsalam.

DEWA

Selamat siang karena hari sudah mulai siang.

(tertawa)

Alhamdulilah banget kami masih diberi kesempatan untuk tampil sebagai bintang tamu.

(Rena fokus melihat kedepan)

Terimakasih masih setia disini sampai siang ini dan lagu ini kami persembahkan untuk kalian semua.

(teriakan penonton dan tepuk tangan)

SELLA

Lihat deh mbak Ajeng.

(tepuk tangan sembari melihat sebelah kanan)

(Rena menoleh dan melihat Ajeng berteriak dan menyebut nama Dewa)

SELLA

Norak banget gak sih ? kok bisa kak Dewa pacaran sama dia.

RENA

Jangan kencang kalau ngomong.

(masih tepuk tangan dan kembali fokus kepanggung)

SELLA

(Sela menoleh kearah Rena)

Yaelah… diajak ngobrol malah fokus aja sama kak Dewa.

RENA

Habis kamu ngajak gibah.

(Musik mulai berbunyi dan semua bertepuk tangan)

♪♪♪♪
Kota batik di Pekalongan
Bukan Jogja eh buka Solo
Gadis cantik jadi pujaan
Jangan bejat jangan bodo

Negri kaya di tanah Papua
Bukan Palembang bukan Jakarta
Ekonomi maju bersama
Jangan timpang tidak merata
♪♪♪♪


Rena tersenyum dan mengambil ponselnya didalam tas dan mulai merekam penampilan Dewa bersama bandnya. Tidak ada yang menyadari kegiatan Rena merekam karena Rena merekamnya diam-diam. Selain itu semua murid fokus dengan penampilan MIZU BAND dan tidak memperhatikan sekitar karena semua terhanyut dengan suasana meriah dari penampilan MIZU BAND yang sangat interaktif dengaan penonton.

Karena asik merekam membuat Rena tidak sadar jika penampilam MIZU BAND pada lagu pertama telah berakhir dan tepuk tangan meriah dipersembahkan untuk penampilan MIZU BAND.

DEWA

Selanjutnya saya ingin mengajak seseorang naik keaatas panggung ini untuk bernyayi bersama kami. Dia adalah adik kelas saya dan saya tahu dia memiliki suara yang bagus.

(tersenyum dan berjalan mondar-mandir dengan tangan kenan memegang stand mic serta tangan kiri memegang mic)

DEWA

Please welcome Rena.

(menghadap penonton)

Tepuk tangan merih terdengar namun Rena masih belum menyadari jika namanya disebut oleh Dewa.

SELLA

Ren kamu dipanggil kak Dewa.

(tepuk tangan menmenoleh kearah Rena yang masih sibuk merekam)

Rennaaa.

(menyenggol lengan Rena membuat Rena terkejut dan menjatuhkan ponselnya)

RENA

Astagfirullahaladzim Sella.

(mengambil ponselnya yang jatuh)

SELLA

Itu kamu dipanggil kak Dewa.

(terkejut dan melihat keatas panggung)

Dewa mengangguk dan memiringkan kepalanya sebagai isyarat Rena untuk naik keatas panggung. Rena yang bingung langsung melihat kearah Ajeng dan dilihat Ajeng seperti tidak suka kepadanya. Rena sangat takut jika Ajeng akan marah karena dia maju, tapi Rena juga tidak mungkin menolak Dewa karena pasti akan sangat memalukan untuk Dewa jika dia menolak. Kini posisi Rena begitu sulit dan dia harus memilih.

Akhirnya Rena memilih untuk berdiri dan berjalan keatas panggung. Semua murid dan guru bertepuk tangan mengiringi langkah Rena naik keatas panggung.

Rena menaiki tangga satu persatu dan akhirnya sampai dihadapan Dewa.

RENA

Kak Dewa kenapa panggil Rena ?

DEWA

Emangnya kenapa ?

RENA

Rena sudah bilang kalau Rena lebih suka nulis dari pada nyanyi dan Rena malu kak. Lagian Rena gak enak sama mbak Ajeng. Kalau dia marah gimana ?

DEWA

Gak papa Dek gak akan marah kok. Sekarang kamu sudah ada disini dan lakukan sebisa kamu.

RENA

Tapi kalau malu-maluin gimana ?

DEWA

Ya kita malu bareng-bareng.

(pergi meninggalkan Rena dan berjalan kearah Ikal dan David)

(Rena mengikuti Dewa)

RENA

Kak Ikal, kak David.

(wajah bingung)

IKAL

Kami percaya kamu Ren. Dewa gak mungkin asal panggil orang.

(Tersenyum)

DEWA

Ini micnya.

(memberikan mic dan diterima oleh Rena)

RENA

Bismilahirohmanirohim.

(menarik nafas panjang dan menyusul Dewa didepan)

Musik berbunyi dan semua murid bertepuk tangan. Sella sangat senang melihat Rena dan Dewa berduet diatas panggung. Sesekali Sella menoleh kearah Ajeng yang sepertinya kurang suka melihat duet ini. Tapi Sella hanya tertawa dan terus bertepuk tangan dan berteriak nama Rena dan Dewa. Hal itu membuat Ajeng meneoleh kepadanya namun tidak dihiraukan olehnya. Sella melirik sedikit melihat wajah sines dan judes dari Ajeng. Tapi Sella justru lebih kencang meneriakkan nama Rena Dan Dewa.

SELLA

Rena, kak Dewa. Rena, Kak Dewa. Huuuuuuu……

(melirik Ajeng)

DEWA

♪♪♪♪
Saat bahagiaku
duduk berdua denganmu
Hanyalah bersamamu

RENA
♪♪♪♪
Mungkin aku terlanjur
Tak sanggup jauh dari dirimu
Kuingin engkau s’lalu


DEWA & RENA

♪♪♪♪
Tuk jadi milikku
Kuingin engkau mampu
Kuingin engkau selalu bisa
Temani diriku
Sampai akhir hayatmu
Meskipun itu hanya terucap
Dari mulutmu
Dari dirimu yang terlanjur mampu
Bahagiakan aku
Hingga ujung waktuku
selalu


Tepuk tangan dari para siswa mengiringi penampilan Rena dan MIZU BAND. Semua siswa memberi tepuk tangan dan sangat menikmati penapilan mereka. Rena sangat bahagia bisa bernyanyi bersama Dewa. Rena memandang Dewa yang saat itu sangat menikmati penampilan mereka. Dewa tersenyum dan mengajak penonton untuk bernyayi dan berbahagia dengan mengangkat dan mengayunkan tangan kanannya diatas kepala. Rena memandang Dewa begitu dalam dengan senyum bahagia yang membuat duania seakan berjalan begitu lambat.

VO RENA

Satu hal lagi yang mebuatku merasa jika cinta ini tidak salah. Dia satu-satunya orang yang bisa membuatku berani dan menjadi diriku sendiri. Dia satu-satunya pria yang membuat hati ini bergetar meski hanya memandangnya dari kejauhan dan dia satu-satunya pria yang membuatku berani melakukan hal yang sangat aku takuti.

Karena terlalu fokus pada Dewa membuat Rena tidak sadar jika perform mereka sudah berakhir dan mendapat tepuk tangan meriah dari penonton.

Sebagian sisiwa naik keatas panggung termasuk Ajeng dan Sella. Ajeng langsung menghampiri Dewa dengan senyum ceria yang disambut senyum manis dari Dewa. Melihat hal itu membuat senyum Rena.

VO RENA

Namun satu hal yang salah dari rasa ini adalah. Bahwa dia telah dimiliki orang lain.

SELLA

Kamu keren Ren.

(Rena terkejut dan menoleh kearah Sella)

RENA

Makasih Sell.

(Tersenyum)

SELLA

Sedih ya lihat kak Dewa sama mbak Ajeng ?

(Sella menatap Dewa dan Ajeng yang sedang berfoto bersama dengan senyum bahagia)

RENA

(Rena melihat kearah Dewa dan Ajeng kemudian kembali menatap Sella)

Enggak kok Sel. Ayo kita turun !

(Rena meletakkan mic pada stand mic dan turun bersama Sella)


FADE OUT


25. INT. PERPUSTAKAAN — SIANG


RENA, SELLA


Suasana perpustakaan sekolah sedang sepi karena jam istirahat bisanya sebagian besar murid memilih untuk ke kantin setelah sholat Dzuhur. Sekolah Rena mewajibkan semua murid muslim untuk melaksanakan sholat Dzuhur dijam istirahat kedua, sehingga waktu istirahatnya lebih lama.

Setelah sholat Dzuhur di masjid sekolah, Rena memilih untuk pergi ke perpustakaan dan mencari inspirasi untuk menulis. Rena memegang sebuah pulpen dan menulis sesuatu pada buku kecil yang ada dihadapannya.

Tidak banyak murid yang berkunjung ke perpustakaan membuat Rena begitu fokus menulis dan tidak menyadari kehadiran Sella.

SELLA

Nulis terus.

(duduk disamping Rena)

RENA

Setttt… jangan rebut.

(menoleh penjaga perpus yang terlihat galak)

SELLA

(memelankan suaranya)

Ok. Aku lupa.

(meringis)

Rena kembali menulis dan tidak menghiraukan kehadiran Sella. Karena bosan membolak-balik buku Sella akhirnya memulai pembicaraan dengan Rena.

SELLA

Lagi nulis apa sih ?

(mendekati Rena)

RENA

Gak ada sih, cuma kata-kata biasa aja.

(menutup pulpen)

SELLA

Ibu sastra satu ini memang pandai mengukir kata.

(melirik tulisan Rena)

RENA

Apaan sih.

(tertawa kecil)

Pulpen dan buku kecil ini adalah teman buat aku. Aku selalu bawa ini kemana aja. Jadi kalau pas dapat inspirasi langsung ditulis biar gak lupa.

SELLA

Kenapa sih kamu suka banget nulis ? buat aku nulis atau baca itu adalah sesuatu yang sangat membosankan.

RENA

Buat aku nulis itu adalah ekspresi. Aku bisa mencurahkan isi hati yang gak pernah bisa aku uangkapan disini. Melalui rangkaian kata yang indah memberikan perasaan puas dan juga lega jika sudah diekspresikan. Jadi intinya dengan nulis aku sama seperti curhat.

SELLA

Kan ada aku Ren. Kenapa gak curhat langsung aja sama aku ?

RENA

Beda Sella. Kamu dan orang yang gak suka nulis gak akan ngerti bagaimana menyenangkannya bisa nulis. Kalaupun aku jelasin gak akan paham jika kamu gak punya rasa dibidang ini. Sudahlah akan sangat lama membahas ini sama kamu.

(melihat pergelangan tangan)

Lima menit lagi bel masuk. Sebaiknya kita siap-siap dan bailikin semua buku ini atau kita bakal telat masuk kelas.

(mengambil tiga buku cetak yang ada dimeja)

SELLA

Ok.

Sella dan Rena berdiri dan meninggalkan meja. Rena tidak menyadari jika dia meninggalkan buka catatan kecil yang selalu dia bawa kemana-mana.


FADE OUT



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar