MORE THAN LOVE
3. Bagian 3

6. EXT. KORIDOR SEKOLAH — PAGI


DEWA, RENA


Rena terlihat sedang membawa tumpukan buka cetak yang tampak berat sehingga membuatnya berjalan gentoyongan.

Jam pelajaran sudah dimulai dan suasana sekolah tampak sepi. Beberapa siswa dan guru berjalan untuk melakukan aktivitas dan suara samar guru menerangkan pelajaran mengiringi langkah Rena menuju kelas.

Karena kurang berhati-hati Rena tersandung dan jatuh kelantai koridor. Buku yang dia bawa juga berantakan dilantai. Rena menarik nafas dalam dan memejamkan mata sebentar, kemudian memungut satu-persatu buku yang telah dia jatuhkan dengan wajah kesal.

Saat Rena sedang memungut buku tiba-tiba ada tangan yang membantunya mengumpulkan buku. Karena terkejut Rena langsung menoleh kearah kanan dimana tangan itu berasal.

Dewa adalah pemilik tangan itu tersenyum dan berkata

DEWA

Kenapa selalu menjatuhkan buku seperti ini ?

Rena terkejut dan langsung berdiri membuat buku ditangannya hampir jatuh dan berhasil ditangkap Dewa. Keduanya saling menatap membuat jantung Rena berdetak lebih kencang. Rena menarik tangannya dari Dewa dan menundukkan pandangannya.

RENA

Ah.. ter.. terima kasih kak…

(melihat name tag dibaju Dewa)

Kak Dewa.

(tersenyum)

DEWA

(tersenyum)

Sama-sama.

Dewa melihat name tag Rena tapi tidak terlihat karena tertutup jilbab yang Rena kenakan. Menyadari Dewa sedang mencari name tag yang dia kenakan, Rena sepontan menyebutkan namanya.

RENA

Rena kak.

(tersenyum menatap Dewa)

DEWA

(berhenti mencari name tag dan kembali menatap Rena)

Iya Rena. Ini.

(memberikan beberapa buka ditangannya)

RENA

Sekali lagi terimakasih kak.

(meraih buku dari tangan Dewa)

DEWA

Iya sama-sama dan lain kali lebih hati-hati.

RENA

Iya kak. Sekali lagi terima kasih. Saya harus segera kembali karena bukunya ditunggu bu guru.

(diam sejenak dan mengurungkan langkah)

DEWA

Ada yang ketinggalan ?

(mengangkat alisnya)

RENA

(berbalik menatap Dewa)

Kakak bilang selalu menjatuhkan buku ?

(diam sejenak)

Apakah sebelumnya kakak pernah lihat aku jatuhin buku-buku ini ?

DEWA

(terkekeh)

Pernah dek.


FLASH BACK ON

7. EXT. KORIDOR SEKOLAH — PAGI


RENA, DEWA


Dewa berjalan sendirian menyusuri koridor sekolah yang tampak sepi karena jam pelajaran sudah dimulai. Dewa menoleh kearah kanan untuk melihat koridor yang ada diseberang. Dewa melihat Rena sedang memungut satu persatu buku yang berserakan diatas lantai. Dewa tersenyum dan berlalu begitu saja.

FLASH BACK OFF

RENA

(menganggukkan kepala dan tersenyum)

Ohh…

DEWA

Lain kali hati-hati dek. Jangan sampai jatuhin buku lagi. Nanti buku-bukunya rusak lo.

(tersenyum)

RENA

Iya kak. Sekali lagi terima kasih. Kalau gitu aku kembali kekelas dulu.

(segera berlalu meninggalkan Dewa dan tetap menundukkan kepalanya)

Dewa melihat kepergian Rena dengan tersenyum kemudian berbalik badan dan berjalan. Keduanya berjalan bersama dengan arah yang berbeda.

VO RENA

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan hatiku. Aku hanya merasakan sesuatu yang berbeda saat melihatnya, memandangnya, bahkan berada disisinya. Jika orang bilang bahwa jatuh cinta adalah sesuatu yang indah dan membahagiakan, apakah yang aku rasakan saat ini adalah sebuah kata yang bernama cinta ? Mungkinkah aku telah jatuh cinta kepadanya ?


FADE OUT


8. EXT.HALAMAN SEKOLAH — SIANG


RENA, DEWA, GURU PEMBINA, MURID


Rena berlari menuju halaman sekolah mengenakan seragam atasan dan bawahan senada warna putih. Rena juga megenakan pita warna merah putih didada sebelah kanannya.

Rena berlari dengan terburu-buru karena dia sudah terlambat untuk mengikuti gladi bersih sebelum tampil pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sebelum sampai pada barisan tim paduan suara Rena bertemu dengan Dewa yang juga sedang berlari karena terlambat datang ke sekolah. Mereka berdua bersamaan masuk kedalam barisan dengan nafas terengah-engah karena lelah. Rena masuk kedalam barisan lebih depan dan jaraknya tidak jauh dari Dewa yang berada dibaris belakang namun berada disamping kirinya.

Acara gladi bersih belum dimulai karena ketika Rena dan Dewa datang guru Pembina baru saja datang.

RENA

(berbicara lirih)

Untung enggak telat. Kalau telat pasti dimarahi bu Sifa.

Rena menoleh kebelakang untuk melihat Dewa yang saat itu sedang berbincang dengan teman disampingnya dengan nada sengat pelan. Dewa kembali menatap bu Sifa yang sedang menjelaskan sesuatu sebagai bekal sebelum tampil dan Rena kembali menatap kedepan dengan gugup.

RENA

(berbicara dalam hati)

Kenapa sekarang kalau aku lihat kakak itu jadi aneh ya ?

(berpikir)

Kenapa kok jadi deg-degan ya ?

Rena menggelengkan kepala untuk menormalkan pikirannya dan fokus melihat bu Sifa yang sedang berbicara didepan. Rena kembali fokus untuk mendengarkan penjelasan guru Pembina agar tidak salah saat tampil pada upacara 17 Agustus nanti.

GURU PEMBINA

Mengerti ?

MURID

(kompak menjawab)

Mengerti bu


CUT TO


9. EXT. KORIDOR SEKOLAH — SIANG


RENA, SELLA, DEWA, IKAL


Setelah upacara kemerdekaan seperti biasanya proses belajar mengajar disekolah Rena belum aktif. Banyak siswa mengendong tas dan berjalan-jalan menyusuri koridor dengan saling berbincang. Sebagaian siswa ada juga yang duduk didalam kelas dan diluar kelas untuk mengobrol dan bercanda selayaknya remaja. Suara tawa dan juga suasana ramai menghiasi sekolah menengah pertama yang menyandang gelar sebagai sekolah favorit itu.

Rena dan Sella berjalan menggendong tasnya dan sesekali tertawa. Dari kejauhan terlihat Dewa dan tiga temannya sedang tertawa dan berjalan mendekat kearah Rena dan Sella.

Konsentrasi Rena sedang kacau karena fokus pada Dewa dan tidak mendengarkan apa yang dikatakan Sella. Rena menunduk dan sesekali melirik Dewa yang saat ini sedang berpapasan dengannya. Meski Dewa tidak melihat namun Rena tetap saja gugup.

Setelah Dewa berlalu dari hadapannya, Rena mulai melepasakan ketegangannya dengan membuang nafas lega.

SELLA

Kamu kenapa ?

(melihat Rena heran)

Rena menoleh Sella dan diam sesaat karena terkejut. Dia menjawab dengan gugup dan menggoyang-goyangkan tangan kananya.

RENA

Oh… enggak papa kok.

(meringis)

SELLA

(menoleh kekanan dan kekiri)

RENA

(menggeret Sella)

Ayo kita pergi dari sini !

Rombongan Dewa dan Rena berjalan berlawanan arah.

VO RENA

Awalnya aku juga tidak tahu bagaimana aku mulai menyukainya. Aku hanya tahu jika suka pada seseorang adalah hal yang wajar diusia remaja. Namun aku tidak pernah menyangka jika perasaan ini akan bertahan begitu lama.


DISSOLVE


10. EXT. SEKOLAH — PAGI


RENA, SELLA


Bunyi bel sekolah dan gerbang dibuka. Semua siswa berseragam putih abu-abu memasuki halaman sekolah dan saling bercanda tawa.

VO RENA

Halo putih abu-abu.

Rena berjalan diantara murid lain dengan mengenakan seragam putih abu-abu lengkap dengan jilbab putih dan tas gendong bewarna hitam.

VO RENA

Seragamku sudah berganti namun hatiku masih belum berpaling. Masih jalan ditempat dan belum berniat untuk pergi.

SELLA

Hai…

(memegang pundak Rena dari belakang dengan senyum ceria)

VO RENA

(menoleh kekanan)

Dia… juga salah satu hal yang tidak pernah berubah. Dia akan tetap menjadi orang penting dalam hatiku

(tersenyum melihat Sella penuh ceria)

Mereka berjalan memasuki halaman sekolah dengan canda tawa bersama dengan murid lain. Masuk kedalam gedung sekolah bersama-sama menampilkan suasana hari pertaman masuk sekolah yang begitu ceria dan penuh kebahagiaan.


DISSOLVE


11. EXT.HALAMAN SEKOLAH — PAGI


RENA, SELLA, DEWA, DAVID, PARA SISWA


Seluruh siswa baru berada di halaman sekolah untuk mengikuti acara masa orientasi siswa. Mereka semua mengenakan topi dari bahan plastik yang memiliki lubang kecil-kecil dan diikat dengan tali rapiah sebagai pengait pada dagu. Bagi murid yang tidak berhijab, mereka mengikat rambut dengan tali rapiah warna-warni sedangkan yang berhijab rapiah diikatkan pada jilbabnya. Mereka juga mengenakan tas dari plastik berwarna merah yang diikat dengan tali rapiah dengan warna senada.

Semua murid berbaris dan memperhatikan senior menjelaskan sesuatu didepan. Rena dan Sella juga tampak serius memperhatikan kakak-kakak dari anggota OSIS menjelaskan sesuatu didepan. Rena dan Sella berada pada baris terpisah.

DAVID (KETUA OSIS)

Baik semua akan dibagi menjadi kelompok dan satu kelompok anggotanya sepuluh. Sekarang ayo bergerak !

(menepuk tangan)

(semua murid segera mencari kelompok dan akhirnya Rena berpisah dengan Sella)

DAVID (KETUA OSIS)

Semua sudah mendapat kelompok ?

SEMUA SISWA BARU

Siap sudah.

Semua anggota OSIS mencari kelompok masing-masing untuk menjadi pendamping. Dewa yang merupakan anggota OSIS memilih untuk mendampingi kelompok Rena dan berdiri tepat disebelah Rena.

RENA

Hai kak.

(Rena tersenyum pada Dewa yang dibalas senyum pula)

KETUA OSIS

Bagi para pendamping silahkan menemani anggotanya untuk berkeliling dan memperkenalkan sekolah kita. Setiap kelompok berjalan ditempat yang berbeda agar tidak menimpulkan keramaian. Jika sudah siap silahkan mulai berjalan.

(semua murid baru memasuki sekolah untuk berkeliling)


FADE OUT


12. EXT. HALAMAN SEKOLAH — SIANG


RENA, DEWA, SISWA


Semua murid baru didampingi kakak pendamping dari anggota OSIS berkeliling melihat untuk dan mengenal lingkungan sekolah mereka. Para pendamping menunjukkan ruangan dan fasilitas sekolah sembari menjelaskan dengan menggerak-gerakkan tangan mereka. Suasana sekolah begitu ramai namun tetap tertib dan tidak terjadi kerumunan. Rena memperhatikan setiap ruangan dan fasilitas sekolah yang akan dia tinggali tiga tahun kedepan. Rena mengukir seulas senyum dibibirnya saat melihat Dewa menjelaskan didepan adik-adik kelasnya yang merupakan anggotanya pada Masa Orientasi Siswa kali ini.

CUT TO

13. EXT. HALAMAN SEKOLAH — SIANG


RENA, DEWA


Setelah berkeliling Rena merasa lelah dan duduk dibawah pohon rindang yang masih ada didalam lingkungan sekolah. Rena menoleh kekanan dan kekiri untuk mencari keberadaan Sella namun tidak menemukannya. Saat itu suasana sekolah sangat ramai karena jam istirahat sudah tiba.

Rena duduk dan mengibaskan tangan kanannya untuk mendapatkan udara karena cuaca sangat panas dan aksesoris dari panitia membuat badannya begitu gerah. Rena melepas topi dan tas plastik yang dia kenakan karena cuaca sangat panas. Dia meletakkan atribut MOS itu disampingnya.

Tiba-tiba ada tangan yang memberinya air mineral dalam botol. Rena kaget dan mengangkat wajahnya untuk melihat sosok dibalik botol minuman itu.

DEWA

Minum dulu dek .

Rena hanya melongo dan melihat botol minuman itu. Karena melihat Rena ragu akhirnya Dewa menyodorkan botol berisi minuman itu lebih dekat pada Rena.

DEWA

Ambil saja.

(tersenyum)

Rena perlahan mengambil botol minuman itu. Meski hatinya sangat tidak karuan antara senang dan grogi, tapi Rena berusana untuk tidak menunjukkannya pada Dewa.

RENA

Terimakasih kak.

(Rena tersenyum kepada Dewa)

DEWA

Iya sama-sama.

(Dewa duduk disamping Rena)

Wajah Rena tampak tegang dan malu. Namun dia berusaha tenang dengan meminum air dari Dewa. Rena membuka tutup botol air mineral dan minum beberapa teguk, kemudian menutupnya kembali.

DEWA

Kamu Rena kan ? adik kelas yang suka jatuhin buku waktu SMP.

(Rena tersedak)

DEWA

(menoleh pada Rena)

Kamu gak papa ?

RENA

(Rena menggoyang-goyangkan tangannya)

Gak papa kok kak.

DEWA

Hati-hati kalau minum.

RENA

Iya kak.

(minum lagi)

DEWA

Kamu anggotaku kan ?

RENA

Iya kak.

DEWA

Besok akan ada pemilihan ekskul. Karena ekskul wajib di sekolah kita, jadi setiap siswa harus ikut walaupun cuma satu. Kamu tertarik ikut ekskul apa ?

(menoleh ke Rena)

Rena memperhatikan Dewa lalu membuang padangannya kearah lain.

RENA

Belum tahu kak.

(minum lagi)

DEWA

Suara kamu kan bagus, kenapa gak ikut ekskul musik saja ?

(Rena terkejut dan menatap Dewa)

RENA

(tertawa memaksa)

Ah… ha… ha… hah…

DEWA

Sekolah kita setiap tahun ngadain fistival band tiap kelas diakhir tahun ajaran. Selain band, ada juga vokal grup atau solo. Nanti akan ada penampilan dari band sekolah yang dibentuk Pembina ekskul.

RENA

(menjawab ragu)

Lalu… ?

DEWA

Gak ada salahnya mencoba. Kakak tahu suara kamu bagus. Kitakan satu ekskul paduan suara di SMP. 

(tersenyum)

Rena terlena sesaat ketika melihat senyum Dewa sampai akhirnya bel sekolah berbunyi menandakan jam pulang sekolah sudah tiba.

DEWA

Sudah jam pulang dek.

Dewa berdiri dan membersihkan celananya yang kotor karena duduk dirumput. Saat Dewa akan melangkah pergi Rena memanggil.

RENA

Kak Dewa.

(Dewa berhenti dan berbalik badan menghadap Rena)

RENA

Terima kasih untuk minumnya.

(mengangkat botol minuman)

DEWA

Iya sama-sama. Hati-hati pulangnya

(tersenyum dan berbalik kemudian pergi)

Rena memandang botol minuman dengan senyum dan memadang punggung Dewa yang perlahan hilang dari pendangannya.

Rena tersenyum bahagia karena kini jaraknya dengan Dewa seakan terpangkas. Hari ini merupakan awal kedekatannya dengan meski hanya bertegur sapa. Meski begitu Rena sudah sangat bahagia dan tidak pernah lupa hari dimana dirinya pertama kali berbicara dengan Dewa.



FADE OUT


14. INT. RUMAH RENA — SIANG


RENA


RENA

Assalamualikum.

(masuk kedalam rumah dan langsung menuju kamar)

IBU

(suara ibu berteriak dari belakang)

Waalaikumsalam.

Rena masuk kedalam kamar.


CUT TO


15. INT. KAMAR RENA — SIANG


RENA



Rena meletakkan tas diatas meja belajar dan berjalan menuju jendela. Rena membuka jendela kamarnya dan berjalan menuju ranjangnya. Dia duduk diatas ranjangnya dan tersenyum-senyum mengingat obrolannya dengan Dewa disekolah tadi. Rena tersenyum dan membaringkan tubuhnya diatas ranjang.


FADE OUT



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar