MORE THAN LOVE
7. Bagian 7

45. IN. RUANGAN UKM — SIANG


RENA, AYU, BIMA, SISKA, RICO


Rena dan beberapa teman mahasiswa lain sedang mengadakan rapat kegiatan UKM mereka. Bima sebagai ketua sedang menjelaskan beberapa ponit yang perlu dijelaskan. Rena, siska dan ayu duduk bersebelahan dan mencatat setiap detail yang Bima tulis dipapan tulis.

Rena masih fokus pada penjelasan Bima tiba-tiba suara Ayu membuayarkan konsentrasinya.

AYU

(Berbisik)

Rena.

(Rena menoleh kekanan tempat suara berasal)

RENA

Ada apa ?

AYU

Bima itu suka banget lo sama kamu. Apa kamu gak ngerasa ?

(Rena diam dan menatap Bima yang terus berbicara)

Bima pernah bilang sama aku soal hal ini. Tapi dia takut buat ngomong karena kamu begitu menjaga jarak sama dia. Jadi dia milih diam dari pada hubungan pertemanan dengan kamu jadi jauh.

(Rena diam dan terus mencatat)

Apa kamu sudah punya pacar Ren ? atau kamu lagi nunggu seseorang ?

(Rena menoleh kearah Ayu dan menjatuhkan kotak pensil yang menciptakan bunyi nyaring)

RENA

(diam menatap semua orang yang sedang menatapnya)

Sorry.

(meringis dan mengambil kotak pensil yang jatuh)

Silahkan dilanjutkan.

(Bima menggeleng melihat Rena dan melanjutkan rapat)

AYU

Percaya deh sama aku. Bima itu anak baik Ren. Dia rajin, pintar dan juga sayang banget sama keluarganya. Aku temanan sama Bima udah lama banget. Jadi aku tahu dia seperti apa. Saranku, coba deh kamu beri kesempatan untuk Bima bisa dekat dengan kamu. Aku yakin kamu gak akan nyesal ikutin saran aku.

(Rena menoleh kearah Ayu yang tersenyum kemudian memandang Bima didepan yang masih terus berbicara)

VO RENA

Bukan kesempatan yang menjadi masalah sebenanya. Tapi mencoba membuka hati adalah sesuatu yang sulit untuk dijalani saat ini. Aku juga tidak mengerti kenapa sosok kak Dewa sangat mempengaruhi hidupku sampai seperti ini. Penilaianku terhadapmu memang tidak salah Bim, tapi aku minta maaf karena aku belum bisa menciptakan kesempatan yang dimaksud Ayu untuk kamu.

(memejamkan mata)


CUT TO


46. IN. KAMAR SELLA — MALAM


SELLA


SELLA

Coba deh kamu pikirkan baik-baik kata teman kamu Ren.

(memekan cemilan dari toples)


CUT TO


47. IN. KAMAR RENA — MALAM


RENA


RENA

Gimana ya caranya biar kak Dewa hilang dari ingatanku ? capek tahu Sel selalu seperti ini. Kayaknya hidupku berhenti di dia aja. Dia itu selalu jadi bayang-bayang aku buat melangkah.

(tangan kanan mencoret-coret buku tangan kiri memegang ponsel)


48. IN. KAMAR SELLA — MALAM


SELLA


SELLA

Kamu dengarkan aku Ren. Kak Dewa itu hanya masa lalu. Toh sekarang kamu juga gak pernah komunikasi lagikan sama dia. Kamu juga gak tahu apakah dia masih sama mbak Ajeng atau bahkan sudah menikah.

(meletakkan cemilan diatas meja dan berjalan menuju ranjang)

Ren… lupain. Jangan larut dalam masa lalu karena kamu berhak bahagia. Sholat dan minta sama Allah. Serahkan semuanya sama Allah dan kamu harus benar-benar ikhlas.

(duduk diatas ranjang)


CUT TO


49. IN. KAMAR RENA — MALAM


RENA


RENA

Tapi dia adalah satu-satunya alasan kenapa aku semangat buat nulis Sel. Bahkah aku punya cita-cita buat menulis kisah ini dalam sebuah novel.


CUT TO


50. IN. KAMAR SELLA — MALAM


SELLA


SELLA

Aduh Renaaa… hidupmu itu selalu penuh drama skenariomu sendiri. Coblah kamu buka mata kamu. Ok kalau kamu memang pengen jadi penulis. Tapi kamu berjuang sendiri dan gak ada sangkut pautnya sama kak Dewa.


CUT TO


51. IN. KAMAR RENA — MALAM


RENA


RENA

Terus apa yang harus aku lakukan ?


CUT TO


52. IN. KAMAR SELLA — MALAM


SELLA


SELLA

Lupaain.


CUT TO


53. IN. KAMAR RENA — MALAM


RENA


Rena diam mendengar ucapan Sella yang begitu tegas.


FADE OUT


54. EXT. GAZEBO KAMPUS — PAGI


RENA, BIMA, AYU


Bima sedang duduk pada sebuah gazebo dengan membawa buku yang lumayan tebal. Bima melihat Rena datang dari kejauhan dan melambaikan tangan. Rena yang melihat kode dari Bima langsung datang menghampiri Bima.

RENA

Ada apa Bim ?

(Rena duduk)

BIMA

(memberikan buka pada Rena)

Ini adalah rangkuman mata kuliah kemarin dan sudah aku garis beberapa poin penting yang dijelaskan dosen. Karena kamu kemarin gak masuk, jadi mungkin catatan ini bisa membantu untuk UAS minggu depan.

(Rena mengambil buka ditangan Bima dan membuka setiap lembarnya)

Rena

Makasih banget ya Bim.

(memandang Bima)

Ini sangat membantu. Kamu memang teman yang paling baik.

(Rena tersenyum)

BIMA

Kalau boleh tahu kamu sakit apa kemarin ?

RENA

Karena terlalu capek event kemarin tyfes aku kayak mau kambuh gitu. Jadi aku putusin buat istirahat total dan gak kuliah dulu.

BIMA

Tapi sekarang udah gak papa ? apa mau aku antar kedokter ?

RENA

(tersenyum dan memasukkan buku kedalam tas)

Engak usah Bim. Habis minum obat dan istirahat alhamdulilah udah enakan kok.

BIMA

Syukurlah.

VO RENA

Bima pria yang begitu baik, dia menunjukkan kekhawatirannya dengan sikap sopan layaknya seoarang teman. Siapapun wanita itu pasti akan sangat beruntung jika bersama Bima. Namun sayangnya wanita beruntung itu bukan aku.

Ayu

Lagi ngobrolin apa sih ?

(Bima dan Rena menoleh kearah Ayu)

BIMA

Gak ada sih.

RENA

Bima ngasih beberapa catatan penting buat UAS minggu depan.

Ayu

Ooo… aku kira ada obrolan apa. Tapi kalian lapar gak ? udah pada sarapan belum ?

RENA

Aku belum sih. Kalau kamu Bim ?

BIMA

Aku juga belum.

Ayu

(melihat jam dipergelangan tangan)

Masih setengah jam lagi kuliah dimulai. Ke kantin dulu sempat kali ya.

BIMA

Ayo buru nanti masuk.

(Bima berjalan menuju kantin membawa tas ransel ditangan kanannya)

RENA

Ayo !

(Ayu dan Rena berjalan mengikuti Bima dari belakang)


CUT TO


55. IN. KORIDOR KAMPUS — SIANG


RENA, AYU, BIMA, LARAS


Rena berjalan bersama Ayu sembari berbincang santai. Rena dan Ayu dari kejauhan melihat Bima berjalan bersama sosok wanita cantik dengan wajah penuh bahagia.

AYU

Itu Laras adik tingkat kita. Kata Bima mereka udah jadian minggu lalu.

(Rena diam dan menatap Ayu dengan senyum)

RENA

Ayo buru nanti telat bimbingan.

(Rena berjalan mendahuluni Ayu dan terenyum)

VO RENA

Bukan kecewa yang saat ini aku rasakan. Aku hanya bahagia jika Bima bisa bersama wanita yang bisa menghargai perasaannya. Tapi aku yakin jika Allah memiliki jalan sendiri untukku meski dihadapkan pada sebuah rasa yang tak dapat digambarkan. Aku yakin Allah memiliki maksud atas rasa yang dititipkan kepadaku.


DISSOLVE


Tiga Tahun Kemudian

56. EXT. TERMINAL BUS — SIANG


RENA


Rena turun dari sebuah bus membawa satu koper ditangan kanannya. Rena memandang sekeliling dengan senyum.

VO RENA

Halo kota kelahiran. Hari ini aku kembali setelah empat tahun pergi. Pergi mencari ilmu, pergi mencari ketenangan dan pergi dari kisah masa lalu yang sampai sekarang masih belum usai.

(Berjalan pelan menggeret koper dan tersenyum)

Kisah ini layaknya drama bersambung yang memiliki banyak episode. Kini benang merah kembali mempersatukan kisah lama dalam cerita baru.

(Suasana terminal yang rami dan tertib)

Aku berharap kisah baru ini akan menjadi happy ending sesuai apa yang selalu aku harapkan jika menonton drama Korea. Tapi entahlah aku juga tidak bisa memastikan. Semoga kali ini Allah menuntunku pada sebuah kenyataan manis atau pahit. Aku juga tidak ingin terlalu lama diambang ketidak pastian.


DISSOLVE


57. IN. RUANG KERJA — SIANG


RENA, SELLA, BEBERAPA KARYAWAN


Rena mengenakan pakaian kemeja cream dan jilbab abu-abu sedang duduk didepan komputer. Matanya fokus memandang monitor dan tangannya sibuk menekan deretan huruf pada kayboard.

Suasana ruang kerja begitu sibuk. Beberapa orang berpakian kemeja rapi dan menggunakan id card berjalan memegang beberapa kertas. Sebagian lagi duduk menghadap komputer dan fokus pada monitor.

Rena terus mengetik sampai suara seorang wanita memanggilnya.

SELLA

Rena.

(Rena mengalihkan perhatian dari layar komputer dan menghadap sumber suara)

SELLA

Ayo !

(Sella menunjuk jam ditangannya)

Rena kembali mengalihkan pandangan pada layar komputer kemudian mematikan komputernya. Rena memberaskan beberapa kertas yang ada dimeja kerjanya dan menyusun rapi diatas tumpukan buku. Rena lalu mengambil tas kecil bewarna hitam kemudian berdiri dan berjalan menghampiri Sella.


CUT TO


58. IN. RESTORAN — SIANG


RENA, SELLA


Rena dan Sella sedang menikmati nasi bakar yang sudah mereka pesan. Selain nasi bakar dimeja juga ada dua botol air mineral dan jus melon milik Sella. Mereka terus menyantap hidangan makan siang mereka tanpa suara.

Setelah selesai mereka menyingkirkan piring dan minum air mineral didalam botol.

SELLA

Alhamdulilah.

(Meletakkan botol yang airnya tinggal setengah)

RENA

Kamu pesan jus juga emang masih muat itu perut ?

(meletakkan botol air mineral)

SELLA

Masih dong.

(mengambil jus dan meminumnya)

RENA

Katanya mau diet tapi gak bisa banget kurangi porsi makan.

SELLA

Kayanya aku gak jadi diet deh Ren. Niat dietku selalu gagal. Sepertinya tadir tidak mengizinkan aku untuk kurus.

(Rena tertawa)

SELLA

Oh iya. ngomong-ngomong gimana kerja disini ?

RENA

Alhamdulilah aku betah sih Sel. Orangnya baik semua dan banyak bantu kalau aku gak paham sama kerjaanya.

SELLA

Alhamdulilah kalau kamu betah. Aku takut kamu gak betah tapi gak berani ngomong.

(Rena tertawa)

RENA

Ya enggaklah. Justru aku mau berterima kasih sama kamu. Karena kamu udah mau rekomen aku keatasan kamu.

SELLA

Aku tahu banget bagaimana kualitas kamu Ren, jadi aku gak ragu rekomen kamu waktu atasanku butuh karyawan baru. Terbuktikan kalau pilihan aku buat rekomen kamu gak salah. Lagipula kamu masuk perusahaan ini juga ikut tes dan seleksi. Jadi semua itu murni hasil kerja keras kamu. Dan kamu tahu ?

(mendekatkan wajah pada Rena)

Aku seneng banget kita bisa kerja bareng. Udah lama banget kita gak kumpul dari sejak kamu pergi kuliah keluar kota kita Cuma komunikasi lewat telepon. Kangen tahu Ren.

RENA

Aku juga kangen sama kamu Sel. Kangen cerita-cerita sama kamu. Kangen nangis karena kak Dewa sama kamu. Aku juga seneng kita bisa kerja bareng.

SELLA

(membenarkan posisi duduknya)

Ngomong-ngomong tentang kek Dewa, kamu masih komunikasi enggak sama dia ?

RENA

Sudah dua tahun terakhir ini sih aku lost contact sama dia. memang kenapa ?

SELLA

Ya enggak papa sih tanya aja. Tapi setahu aku dia masih disini kok.

(Rena tersenyum lega)

SELLA

Kenapa senyum ?

RENA

Seneng aja dengar kak Dewa masih disini.

SELLA

Aku penasaran deh. Kenapa sih kamu takut banget kak Dewa pergi ? tapi kamu gak takut kalau kak Dewa pacaran atau bahkan nikah sama orang lain ?

(Rena diam sejenak)

RENA

Gak tahu sih Sel. Rasanya kalau lihat kak Dewa itu tenang, seneng, ya walapun dia punya pacar atau bahkan sudah nikah aku gak papa yang penting aku masih bisa lihat dia.

SELLA

Terus kamu gak sedih gitu kalau dia nikah sama orang lain ? dan buat apa cuma lihat doang ?

RENA

Enggak Sel. Waktu kak Dewa pacaran sama mbak Ajeng aja aku gak papa. Yang penting aku bisa lihat dia aja sudah cukup.

SELLA

Apasih yang buat kamu sebegitu ikhlasnya suka sama kak Dewa ? bahkah kalau menurut aku kak Dewa itu biasa aja lo Ren.

(Rena berpikir sejenak kemudian menarik nafas)

RENA

Aku gak tahu sih Sel. Tapi kayaknya Allah dan semsta tidak mengizinkan aku untuk lepas dari perasaan ini. Bahkan aku selau berdoa untuk bisa lupa sama kak Dewa. Tapi seakan semesta justru mengingatkanku sama dia.

(Sella bersandar dipunggung kursi)

SELLA

Entahlah aku juga gak ngerti apa yang kamu rasakan Ren. Semua itu terasa sulit aku pahami. Mungkin orang yang mengalami hal sama saja yang dapat mengerti. Tapi aku berharap cintamu itu berkahir seperti citamu yang selalu kamu ceritakan padaku.

(Rena tersenyum)

RENA

Aamiin… makasih ya Sel selalu mendengarkan aku. Walau pembahasannya itu dan itu lagi. Semoga kamu gak bosan ya selalu membahas hal yang sama.

(Mereka berdua saling tersenyum)


FADE OUT



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar