10. Sepuluh : Bisa Aku Bicara Denganmu?

 

Marsden

Hai. Aku punya roti tawar, kornet, keju, dan beberapa makanan lain. Kalian mau?

(Mengulurkan kantong makanan )

 

Zein dan Pram yang terkejut, bingung dengan tawaran Marsden. Mereka bertukar pandang, melemparkan pertanyaan lewat mata.

 

Pram

Bener nih, Om?

 

Marsden

(Mengangguk)

Iya

 

Pram

Gratis?

 

Zein

(Menepuk pundak Pram)

Pram

 

Pram

Aku hanya memastikan, Zein. Kalau beneran gratis, alhamdulillah. Besok pagi kita bisa sarapan roti dengan kornet dan keju. Seperti orang kaya di film dan sinetron.

 

Zein

Ya Allah. Pram.

 

Marsden

Semua ini gratis. Kalian mau?

 

Pram

(Mengangguk dengan antusias)

Tentu saja mau, Om. Tapi....

 

Marsden

Apa?

 

Pram

Ini bukan prank kan, Om? Saya sudah terlalu bahagia, ternyata cuma prank.

(Menghela napas pendek)

Kan saya jadi kecewa, sedih.

 

Senyum lebar terbentuk di bibir Marsden.

 

Marsden

Gratis dan bukan prank. Ini, rejeki dari Tuhan untuk kalian berdua.

(Mendekatkan kantong makanan)

Ayo, ambil.

 

Pram

Zein, lekas ambil. Sebentar lagi lampu hijau menyala.

 

Dengan malu-malu, Zein mengambil kantong makanan dari tangan Marsden, melatakkan kantong itu di antara dia dan Pram.

 

Zein

Terima kasih banyak ya, Om. Semoga Allah membalas kebaikan om dengan senantiasa menjaga dan melindungi om dalam setiap langkah, dalam setiap helaan napas. Serta menjaga om selalu berada di jalan yang diridhoi-Nya. Aamiin.

 

Pram

Kalau om belum menikah, semoga segera ketemu jodoh dan menikah. Aamiin.

 

Zein

(Menepuk bahu Pram)

Aamiin.

(Menatap Marsden)

Maaf ya, Om.

 

Marsden

(Tersenyum)

Tidak apa-apa.

 

Pram

Om, lampu hijaunya sudah menyala. Kami duluan ya, Om.

 

Zein

Terima kasih ya, Om.

(Tersenyum sambil menganggukkan kepala)

 

Sepanjang perjalanan menuju rumah, senyum terus membayang di bibir Marsden.

Dan suasana hati Marsden yang suram beberapa hari terakhir ini, membaik.

CUT

 

25.   Bengkel Motor Limar – Siang

 

Limar sedang memperbaiki motor seorang pelanggan ketika sepasang sepatu yang dipoles sempurna, tertangkap oleh matanya.

Limar mengangkat kepala, menengadah, untuk melihat pemilik sepatu yang jelas mahal.

Alis Limar bertaut melihat siapa yang berdiri satu kaki darinya.

Limar mengembalikan pandanganya pada motor yang dia perbaiki dan mengabaikan Marsden.

 

Marsden

Limar. Hai.

 

Limar tidak berusaha menyembunyikan rasa tidak sukanya pada Marsden.

 

Limar

Apa yang kamu lakukan disini? Ini bengkel motor. Bukan bengkel mobil.

 

Marsden

Aku kesini bukan untuk memperbaiki mobil. Aku datang untuk membicarakan sesuatu, yang penting denganmu.

 

Limar

Aku sibuk. Tidak punya waktu untukmu.

 

Marsden

Sebentar saja. Hanya beberapa menit.

 

Limar

Kamu lihat laki-laki itu?

(Mengial ke laki-laki muda yang duduk di depan bengkel, sibuk dengan ponsel)

Dia menunggu aku memperbaiki motornya.

 

Marsden

Limar….

 

Limar

Masih ada dua motor lagi yang harus aku perbaiki sebelum aku berangkat kerja. Jadi, aku tidak punya….

 

Marsden

Ini tentang Kila.

 

Limar langsung berdiri.

Kedua matanya menatap Marsden dengan sorot mengancam.

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar