4. Empat : Siapa Yang Kamu Cari?

 

Darian

Memang. Dan motifku adalah membuatmu melupakan sejenak masalah entah apa, yang sedang kamu hadapi. Aku yakin, menikmati makanan lezat di tempat yang nyaman, sambil mengobrol santai dengan sahabatmu yang tampan dan menyenangkan ini, akan membuatmu merasa lebih baik.

 

Marsden

(Menggeleng)

Itu, bukan satu-satunya motifmu, Ian.

 

Darian

Mars, aku hanya melakukan sesuatu untuk memperbaiki suasana hatimu. Tapi kamu malah menuduh aku mempunyai motif tersembunyi.

(Menghela satu napas panjang, menempelkan telapak tangan kanan di dada. Memasang ekspresi sedih)

Kamu, melukai hatiku, Mars.

 

Marsden

(Mendengus lirih)

Aku sangat mengenalmu, Ian. Karena itu aku tahu kalau kamu sedang berakting.

 

Darian terkekeh.

Marsden menggelengkan kepala sambil menghela napas panjang.

 

Darian

Kamu sangat mengenalku, Mars.

 

Marsden

Tentu saja. Belasan tahun berteman dan bersahabat denganmu, membuatku bisa mengetahui isi pikiranmu.

 

Darian

(Menyengir lebar)

 

Oke. Oke. Aku akui, aku memang punya satu motif lain.

 

Marsden

(Menyilangkan kedua lengan di dada. Menatap Darian sambil tersenyum masam)

Apa, motif itu?

 

Darian

(Menyengir lebar)

Rencananya, aku akan melimpahimu dengan berbagai makanan enak. Melakukan percakapan ringan, lucu, menyenangkan, seperti yang biasa kita lakukan. Kamu akan merasa nyaman, santai, rileks, dan menanggalkan semua sikap hati-hati dan waspadamu. Baru, setelah itu, aku akan mengorek, secara halus tentu saja, masalah pelik apa yang tengah hadapi. Masalah yang kamu sembunyikan dari aku.

 

Marsden

(Marsden menggelengkan kepala. Mendengus lirih)

Persis seperti yang aku duga.

 

Darian

(Terkekeh)

Matikan laptopmu. Kita berangkat sebentar lagi.

 

Marsden

(Menggeleng)

Aku akan makan malam di rumah, bersama Marshall.

 

Darian

A, a.

(Menggeleng-gelengkan kepala)

Kamu akan makan malam denganku, Mars. Aku tidak akan membiarkanmu melarikan diri.

 

Marsden

Aku tidak melarikan diri, Ian. Aku menyelamatkan diri dari jebakanmu.

 

Darian

(Terkekeh)

Mars, setelah kamu tahu seluruh rencanaku, tidak mungkin aku melakukan rencana yang sudah aku bocorkan. Iya kan? Karena rencana itu tidak mungkin berhasil dijalankan.

 

Marsden

Tidak demikian jika kamu yang melakukan.

 

Darian

(Terkekeh)

Aku anggap itu pujian. Terima kasih.

 

Marsden menggelengkan kepala.

Darian memasukkan laptop yang sudah dia matikan beberapa menit lalu, ke dalam tas, lalu berjalan ke arah pintu.

 

Darian

Aku tunggu di depan ya.

 

Marsden menghembuskan napas panjang.

 

Darian

(Berdiri di ambang pintu. Menatap Marsden)

Jangan terlalu lama, Mars. Lima menit.

(Memberikan senyum singkat pada Marsden)

Lebih dari itu, aku akan kembali dan menyeretmu keluar dari tempat ini.

 

Marsden

(Menghela napas pendek, berat)

Iya, iya, aku akan menemuimu di depan dalam lima menit.

 

Darian kembali memberikan satu senyum singkat, lalu melangkah pergi.

CUT

 

11.     Kantor – Halaman – Tempat Parkir - Malam

 

Darian dan Marsden berdiri di samping mobil mereka.

 

Marsden

Ian, dimana kamu akan mentraktirku?

 

Darian

Tasty en Cozy

 

Marsden mematung. Tangannya tidak jadi menarik pegangan pintu mobil.

 

Marsden

(Benaknya berkata)

Gawat. Bagaimana kalau Kila ada disana dan Darian melihatnya?

 

Tanpa sadar, Marsden menggelengkan kepala.

Darian melihatnya.

 

Darian

(Menatap Marsden yang menatap pegangan pintu mobil)

Mars. Ada apa?

 

Marsden

(Mengarahkan pandangan ke Darian. Kembali menggeleng)

Tidak ada apa-apa.

 

Darian

(Menatap Marsden dengan sorot menyelidik)

Sungguh?

 

Marsden

Ya. Sungguh. Tidak ada apa-apa.

(Menganggukkan kepala)

 

Darian

Kalau kamu tidak ingin ke Tasty en Cozy, kita bisa pergi ke tempat lain. Tidak masalah bagiku.

 

Marsden

(Benaknya berkata)

Sial! Ian menebak dengan tepat.

 

Segera, Marsden menyungginkan senyum di bibir, dan menggelengkan kepala.

 

Marsden

Aku sama sekali tidak keberatan kita makan di Tasty en Cozy. Kamu tahu kan, Ian, kalau aku sangat suka masakan mereka, juga suasana disana. Tadi, aku hanya berpikir tentang Marshall. Kasihan padanya. Beberapa hari ini dia makan malam sendiri karena aku sering lembur.

 

Darian

Kamu telepon saja Marshal. Bilang untuk pergi ke Tasty en Cozy untuk makan dengan kita.

 

Marsden

(Menggeleng)

Marshall akan menolak. Berulang kali aku mengajaknya keluar, dan selalu saja dia tolak. Marshall bilang dia ingin fokus belajar, demi mendapatkan beasiswa di universitas yang dia incar sejak dulu.

 

Darian

Kalau begitu, nanti kita pesankan makanan untuknya.

 

Marsden

(Mengangguk)

Itu juga rencanaku.

(Mengulaskan senyuman)

Marshal tergila-gila dengan Salmon Alfredo dan Mozarella Beef Roll Tasty en Cozy.

 

Darian

Dan dia akan mendapatkan keduanya.

(Menganggukkan kepala)

Ayo, kita pergi sekarang, Mars.

 

Marsden membalas anggukan Darian. Lalu, membuka pintu mobilnya, dan masuk ke dalam.

Demikian juga Darian.

Sekian menit kemudian, kedua mobil itu meninggalkan halaman parkir.

CUT

  

12.     Tasty en Cozy – Meja Di Dekat Kolam Ikan - Malam

 

Untuk kesekian kalinya Marsden mengamati sekitarnya.

Seperti sebelum-sebelumnya, kali ini pun Marsden merasa lega, sekaligus kecewa, karena tidak melihat Kila di antara pelayan yang melayani para pengunjung Tasty en Cozy.

Marsden tidak mempermasalahkan rasa lega yang dia rasakan. Justru rasa kecewa yang dia rasakan yang menimbulkan kerutan di antara kedua alisnya.

 

Darian

Belum juga berhasil menemukannya, Mars?

 

Pertanyaan Darian membuat Marsden memalingkan wajah, menatap Darian yang tengah menyesap Vanilla Latte. Darian terlihat santai, nyaman. Tapi sorot matanya memberitahu Marsden, kalau Darian mengamatinya dengan jeli.

 

Marsden

Maaf, Ian, apa yang kamu tanyakan tadi?

 

Darian

(Meletakkan Vanilla Latte-nya. Menatap Marsden dengan senyum di bibir)

Tadi, aku bertanya, apa kamu belum juga berhasil menemukannya?

 

Marsden

Menemukan siapa?

 

Darian

(Mengedikkan bahu)

Aku sendiri juga ingin tahu, siapa orang yang kamu cari begitu kita memasuki Tasty en Cozy.

 

Marsden

(Mengatakan pada benaknya)

Sial. Aku tidak sadar Darian mengawasi aku. Marsden, seharusnya kamu lebih berhati-hati. Kalau Darian sampai tahu kamu mencari Kila, apalagi tahu Kila bekerja disini, bisa runyam dan panjang ceritanya.

 

Darian

Helloooo. Mars?

 

Marsden

(Menatap Darian)

Aku tidak mencari siapa pun, Ian. Aku hanya sedang mengamati interior saja.

 

Darian

Yeah. Mengamati interior Tasty en Cozy. Yeah

(Memutar bola mata)

Mars, aku bukan bocah laki-laki berusia empat tahun.

 

Marsden

Sudah pasti.

 

Darian

Jadi, katakan sebenarnya, siapa yang kamu cari?

 

Marsden

Tidak ada. Aku tidak mencari siapapun.

 

Alis kanan Darian mencuat tinggi. Suatu tanda yang menyatakan kalau Darian tidak mempercayai kata-kata Marsden.

 

Marsden

Aku tidak mencari seseorang. Aku hanya menyibukkan diri mengamati tempat ini, karena kamu sibuk membantu Thalita dan Seruni memilih makanan.

 

Darian

(Menghela napas panjang. Lalu mengangkat kedua tangan)

Baiklah. Aku menyerah. Kalau kamu tidak mau memberitahu aku, tidak mengapa. Aku tidak akan memaksamu. Walau ketidakpercayaanmu ini, menyakiti hatiku.

 

Marsden

Ian.

 

Darian

Aku akan menunggu, hingga kamu memberitahu aku. Untung saja aku orang yang sabar, pengertian dan setia kawan.

 

Marsden

(Menggelengkan kepala. Ada senyum tipis di bibirnya)

Terus saja sanjung dirimu, Ian.

 

Darian

Aku hanya mengatakan kenyataan, kawan. Kebenaran yang sudah diketahui khalayak umum.

 

Marsden

(Menundukkan kepala. Meletakkan telapak tangan kanan di dahi)

Ya Tuhan.

 

Darian

Butuh obat sakit kepala?

 

Marsden

(Melirik Darian)

Aku rasa begitu. Mendengarkan Thalita dan Seruni membicarakan AHA, BHA, PHA, dan entah apalagi, membuat kepalaku berdenyut.

 

Darian terkekeh.

 

Marsden

Seharusnya kamu memberitahu aku kalau Thalita dan Seruni akan makan malam dengan kita.

 

Darian

(Menyengir)

Maaf. Aku memang sengaja tidak memberitahu. Karena aku tahu, kamu akan bersikeras makan malam bersama Marshall.

 

Marsden

Sudah pasti.

 

Darian

(Menghela napas pendek)

Sebenarnya, Mars, malam ini, aku menjanjikan makan malam untuk Thalita dan Seruni. Ungkapan terima kasihku atas bantuan mereka tempo hari. Lalu, aku melihatmu melamun, terlihat begitu sedih dan murung….

 

Marsden

(Menatap sebal pada Darian)

Aku tidak terlihat seperti itu.

 

Darian mengabaikan protes Marsden, dan meneruskan kata-katanya.

 

Darian

Aku tidak tega melihat sahabatku terpuruk.

 

Marsden

Ian

 

Darian

Apalagi kamu tidak membiarkan aku membantumu, memutuskan untuk menyelesaikan sendiri masalah yang kamu hadapi.

 

Marsden

Aku sudah memberitahumu alasannya.

 

Darian

Tetap saja aku tidak bisa diam begitu saja melihat kesedihanmu. Aku ingin melakukan sesuatu untukmu.

 

Marsden

Mentraktirku makan malam.

 

Darian

(Mengangguk)

Di restoran favoritmu. Ditemani aku, sahabat tampanmu.

 

Marsden

Ya Tuhan.

(Menggelengkan kepala. Namun bibirnya menyunggingkan senyum tipis)

Ian, aku selalu menikmati waktuku bersamamu. Tapi, aku tidak begitu nyaman dengan Thalita dan Seruni.

 

Darian

Eh, apa salahnya menghabiskan beberapa jam bersama perempuan cantik seperti mereka?

 

Marsden

Tidak ada. Hanya saja….

 

Darian

Thalita dan Seruni itu rekan kerjamu, Mars.

 

Marsden

Aku tahu. Tapi, aku tidak seperti dirimu , Ian. Aku tidak pandai berbasa-basi. Tidak suka. Tidak ingin. Aku lebih suka menghadapi tumpukan berkas daripada mendengarkan omongan Thalita dan Seruni yang tidak ada habisnya.

 

Darian

(Menyengir)

Yeah, aku bisa memahami. Aku sendiri, seringkali lelah mendengar cerita mereka dan mencari cara untuk melarikan diri dari mereka.

 

Marsden

(Menatap Darian dengan mata sedikit menyipit)

Itu salah satu alasanmu mengajakku makan malam ini. Benar kan?

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar