MENGAPA DIBEDAKAN??
5. MASA SMA YANG HILANG
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT.MASA SMA — YANG HILANG

Tak jauh beda dari masa SMP, pembulllyan, perundungan sering kali Rara terima. Untuk kelas 1 SMA masih aman tidak terjadi hal buruk, tapi bagaimana di kelas 2 dan 3?.

Apakah masih aman juga atau tidak?.

Tidak jawabannya tidak!!!!.

Justru Rara di kucilkan dia duduk sendiri setelah teman sebangkunya yang bernama Yuni hamil duluan. Dan tak pernah masuk lagi sampai naik ke kelas 3.

Hanya 3 bulan saja Yuni menjadi murid kelas 2 di SMA ini.

Kelas XI IPA 4 adalah kelas Rara kala itu ( tahun 2013 ).

Wali kelasnya begitu tua kalau nggak salah namanya Bapak Yudi.

Bukan orang Madura melainkan dari Surabaya ngajar menjadi guru di Madura. Banyak sih guru SMA Rara yang dari luar Madura ( yang dari Surabaya ).

Pak Chus, Pak Yudi, Pak Heri, dan Bu Eny itu yang Rara ketahui dan yang pernah mengajar di kelasnya. Entah ada berapa lagi guru yang berasal dari Surabaya.

Sejak kelas 1 Rara memang menginginkan masuk ke kelas IPA di kelas 11 nanti. Entah SMA itu cita - cita yang Rara inginkan sedari SD menjadi guru, malah menginginkan ke profesi lainnya seperti mau jadi Analis lah, Farmasi lah, pokoknya wes berubah - ubah dan nggak tahu mau jadi apa sampai bingung sendiri. Saking banyaknya profesi yang di tawarkan kala itu. Terutama waktu kelas 3 SMA banyak dari pihak kampus yang datang memberikan brosur atau wawasan tentang beberapa jurusan yang ada.

Rara tertarik sama LP3I yang sebelum kuliah saja sudah bisa kerja dan di tampung langsung oleh beberapa perusahaan. Menjadi sekretaris, karyawan perkantoran. Hanya 3 tahun lagi kuliahnya.

Saat Rara melihat ke brosur, ia langsung menghayal jika dirinya menjadi sekretaris apakah ia mampu ya dengan tugas dan tanggung jawab sebagai sekretaris dari perusahaan. Bukan hanya itu berpenampilan menarik, cantik, putih, sexi. Rara hanya tertegun melihat foto cewek yang menjadi sekretaris di brosur tersebut. Kalau dilihat dari segi fisik kayaknya Rara nggak akan di lirik ataupun diterima oleh perusahaan itu. Ia pun pesimis dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke kampus tersebut. Lagipula untuk biaya masuknya saja 10 juta lebih. Ia melihat dari segi ekonomi keluarganya juga. Ia tak ingin memberatkan beban kedua orangtuanya. Apalagi adek Rara yang cita - citanya sebagai pelaut butuh biaya yang sangat besar. Jadi Rara ngalah saja biar adeknya aja yang kuliah mahal. Rara sebagai kakak mengalah lagipula ia cewek mau kemana juga. Kala adiknya kan cowok tanggung jawab sebagai lelaki untuk keluarganya kelak begitu besar.

Ada lagi sekolah Pramugari diberikan brosurnya.

Kalau pramugari langsung bahas ke fisik persyaratannya untuk masuk sekolah ke pramugari.

Tinggi, putih, cantik, tanpa ada bekas knalpot di betisnya.

Untuk tinggi dan tanpa ada bekas luka knalpot Rara masuk kriteria, namun untuk cantik, putih dan badan ideal, Rara mundur ia benar- benar tak pede.

Dari kampus UNIBRAW ( Malang).

Tertarik sih tapi jauh mana mungkin di bolehin. Palingan nanti ya di Surabaya kuliahnya Rara kalau nggak mau kuliah di UTM. Bosen juga kan dari SD - SMA di Kamal mulu. Butuh suasana baru, temen baru dan lingkungan baru.

Lanjut cerita di kelas 2 SMA, Rara sekelas sama orang - orang yang nggak kompak, buat geng - geng gitu. Terus karakter dari teman cowoknya Rara di kelas itu juga kalau yang cantik di temenin, di godain, kalau ngomong gitu lembut banget, di perlakukan baik lah intinya. Coba kalau Rara yang ada malah sebaliknya dibuat kaget kalau manggil Rara dengan suara nyaring, terus kalau minjem barang Rara padahal itu buku panduan sholat ( pas praktek ) ehh di balikinnya gimana?.

Dengan cara sopan seperti ini Ra makasih ya sambil menyodorkan ke tangan Rara sambil memberikan senyuman. Mimpi lu!!!.

Yang ada bukunya Rara di balikin dengan cara kasar tak sopan di lemparkan begitu saja ke arah Rara sampai kertas bukunya itu sobek. Hikssss sedih banget inget hal itu. Belum lagi pernah kejadian pas ujian Nasional si Basi pinjem pensil ke Rara. Kebetulan Rara punya pensil 2 buat cadangan kalau yang di pake patah. Rara ngasihnya baik - baik ke si Basi.

Ehhh....si Basi ngembalikin pensilnya Rara di lemparkan ke meja pensilnya jatuh dan putus dan si Basi ketawa kegirangan melihat ekspresi Rara yang kesal karena pensilnya patah.

Ya begitulah gambarannya perlakuan mereka ke Rara hanya 1 lelaki yang baik sama Rara kala itu ya Fiqar namanya. Malah Rara sering pinjem hpnya buat main permainan basket dulu kan ada tuh game permainan basket masukkan ke ring. Kebetulan Rara suka dengan permainan basket makanya setiap istirahat kalau si Fiqar nggak pakai hp nya, Rara pinjam dan main game itu. Si Fiqar juga nggak pernah jahat ke Rara justru sebaliknya ia baik. Udah ganteng, baik pula ini nih baru lelaki yang nggak kasar ke cewek, yang nggak menghina cewek, memperlakukan cewek dengan baik lah. Bukan seperti yang lainnya menghina, memaki, membully, berucap kasar dan semacamnya.

Kasihan nasib orang jelek, miskin pula di perlakukan dengan tidak manusiawi.

Ya intinya di Sma ini Rara mendapatkan hal buruk bahkan begitu buruk kondisinya.

Bukan hanya itu di masa SMA masa lagi kasmaran ( tentang cinta ya ). Teman - teman Rara di apelin tiap malming, bahkan jika punya pacar yang satu sekolah jam istirahat di samperin ke kelas fiber coklat, boneka atau di ajak makan. Hati Rara begitu terenyuh melihat hal uwu di hadapannya. Pasalnya Rara nggak pernah sama sekali ngerasain di cintai, di sayangi, di beri barang oleh laki - laki seperti teman - temannya itu. Kalau mau beli barang ya Rara beli sendiri, coklat ya beli sendiri. Nggak ada yang spesial di dalam hidup Rara semuanya begitu kejam, begitu selalu mengecewakan hati Rara. Sweet seventeen nggak berlaku untuk kehidupan Rara. Masa putih abu - abu yang hilang dan tak pernah Rara rasakan seperti apa rasanya di cintai, di sayang oleh orang kita cintai. Maksudnya nggak bertepuk sebelah tangan gitu. Terbalaskan perasaan yang ada.




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar