78. INT. PENGADILAN. RUANG SIDANG - SIANG
ON SCREEN : BEBERAPA BULAN KEMUDIAN ...
Archen sedang menjalani persidangan.
HAKIM
ARCHEN
HAKIM
ARCHEN
CUT TO :
79. INT. APARTEMEN DEVA - MALAM
BCU : Layar TV menayangkan siaran sidang Archen.
Lucky duduk menonton TV, tampak bosan.
LUCKY
(mengganti channel TV)
BCU : Layar TV menayangkan berita kematian penemu Elevenium :
PEMBAWA BERITA
SFX : Bunyi pintu apartemen yang dibuka.
Lucky melihat Deva, Andien dan Reffrain baru saja masuk ke ruangan.
LUCKY
Deva, Andien dan Reffrain tersentak mendengarnya.
Lucky lalu mengarahkan pandangan ke TV.
Reffrain ikut melihat berita kematiannya di TV, lalu Lucky.
REFFRAIN
(tidak habis pikir)
Deva tertawa saat akhirnya memahami maksud mereka berdua.
ANDIEN
(tersenyum saja melihatnya)
LUCKY
(melompat dari kursi)
Deva tersenyum, tidak habis pikir melihat Lucky.
CUT TO :
80. INT. RESTORAN - MALAM
Andien, Deva, Lucky dan Reffrain makan pizza bersama. Mereka mengobrol seru, sesekali tertawa.
CUT TO :
81. EXT. TAMAN - MALAM
ESTABLISH : SUASANA MALAM YANG RAMAI DENGAN PEJALAN KAKI, KELUARGA KECIL DENGAN ANAK-ANAK, SEKELOMPOK REMAJA JUGA BEBERAPA PASANGAN MUDA.
REFFRAIN
(menunjuk satu stan di pinggir jalan yang tampak meriah)
LUCKY
REFFRAIN
(agak memaksa, melihat Lucky)
Lucky akhirnya bangkit dari duduk, mengikuti Reffrain menuju stand itu.
LUCKY
REFFRAIN
LUCKY
REFFRAIN
Lucky tidak mengerti.
REFFRAIN
LUCKY
(tidak habis pikir)
(heran, sambil mengamati deretan stan di sampingnya)
REFFRAIN
(melihat Andien dan Deva yang ada jauh di belakangnya, lalu tersenyum saat mengembalikan pandangan ke depan)
CUT TO :
DEVA
Andien mengerti.
DEVA
ANDIEN
(hampir tertawa)
Deva tertawa, mengalihkan padangan, lalu tersentak.
POV DEVA : Seorang laki-laki berjaket cokelat di kejauhan baru saja membuang pandangan darinya.
Deva melihat sekeliling, lalu berbicara pada Andien tanpa melihatnya.
DEVA
Andien tersentak.
DEVA
Andien dengan santai melihat ke arah yang dimaksud Deva sebentar, lalu melihat yang lain-lain.
DEVA
Andien melihatnya.
POV ANDIEN : Pria dengan jaket abu-abu yang kini ada di depan papan pengumuman.
DEVA
(lalu tersentak saat teringat sesuatu)
(melihat Andien, lalu bergegas pergi ke arah Reffrain dan Lucky pergi)
Andien mengejar langkahnya.
Pria berjaket cokelat berjalan menghampiri Reffrain yang tidak menyadari keberadaannya. Reffrain berhenti untuk mengobrol dengan Lucky.
Pria itu mendekat sembari mengeluarkan pistol dari jaket, tapi dia lalu tertembak oleh Deva.
Suara tembakan membuat orang-orang di sekitar menjerit histeris, segera mengambil jarak dari pria yang kini jatuh dan terluka itu.
Reffrain dan Lucky terperangah melihatnya.
Deva mendekat sambil menodongkan pistol ke pria berjaket cokelat yang kini mengeluarkan pistol dari jaketnya. Pria itu mengangkat pistolnya, lalu menaruhnya di lantai batu. Deva mengambil pistol itu.
Jauh di belakang Deva, pria berjaket abu-abu mengarahkan pistolnya pada Deva. Andien berhasil menendang pistol itu dari tangannya.
BCU : Pistol itu terlempar, jatuh meluncur dan berputar di lantai batu.
Pria berjaket abu-abu menoleh pada Andien tepat saat Andien menendang wajahnya hingga dia jatuh terduduk. Pria itu hampir berdiri saat Andien melumpuhkannya lagi.
Deva menelfon seseorang sambil melihat ke arah Andien, lalu pria berjaket cokelat yang terluka di dekatnya.
SFX: Terdengar suara tembakan beberapa kali.
Andien dan Deva melihat ke asal suara.
POV ANDIEN : Seorang pria ODGJ berpakaian lusuh menembakkan pistol ke udara di atasnya.
Terdengar jeritan histeris dari orang sekitar.
Melihat Andien lengah, pria berjaket abu-abu menyerang menjatuhkan Andien, lalu bangkit, bermaksud menghajarnya saat di belakangnya Deva datang melumpuhkannya dengan pukulan di belakang kepala. Pria berjaket abu-abu itu jatuh pingsan.
Andien melihat Deva mengulurkan tangan padanya. Dia meraihnya, lalu bangkit. Keduanya kini melihat ODGJ yang ada di kejauhan.
Pria berjaket cokelat yang terluka diamankan oleh polisi, sementara polisi lainnya menghampiri ODGJ itu dengan hati-hati.
POLISI
Tapi ODGJ itu malah mengarahkan pistol pada dirinya sendiri.
Terdengar seruan tertahan di sekitar.
Para orang tua menjauhkan anaknya dari pemandangan itu.
SFX : Suara tembakan.
ODGJ itu tewas seketika.
Andien samar-samar mendengar jeritan di sekitarnya, wajahnya pucat pasi.
CUT TO :
82. INT. SAFE HOUSE - MALAM
ANDIEN
(memejamkan mata menyesalinya)
DEVA
Andien lalu melihat Deva, matanya berkaca-kaca.
Lucky terlihat masih shock, duduk di sofa, memperhatikan Andien dan Deva.
Andien mengalihkan pandangan, lalu menghela napas panjang, mengusir rasa bersalahnya. Dia lalu beranjak mengambil sebungkus cokelat dari tasnya.
REFFRAIN
(meneteskan air matanya)
DEVA
(lalu melihat Reffrain, agak emosi)
Andien menepuk pundak Deva, menenangkannya.
Reffrain terisak. Dia lalu melihat sebungkus cokelat yang diulurkan Andien padanya, masih belum menerima cokelat itu.
Reffrain menghapus air mata, lalu melihat Andien duduk di sampingnya, membuka bungkus cokelat.
ANDIEN
(memberikan cokelat pada Reffrain)
Reffrain memeluk Andien dan mulai terisak. Andien mencoba menenangkannya. Deva terduduk di dekatnya.
DEVA
REFFRAIN
(lalu melihat Deva)
Sasha baru datang. Andien, Deva, Reffrain dan Lucky melihatnya.
SASHA
(tampak lelah, duduk di sofa)
DEVA
SASHA
(melihat orang-orang di sekitarnya)
Reffrain tercekam lagi.
SASHA
Semuanya tampak mengerti.
CUT TO :
83. INT. RUTAN - MALAM
BCU : Layar TV menampilkan potongan foto dari internet.
PEMBAWA BERITA (O.S)
Seorang sipir sedang melihat TV, lalu orang yang lewat di depan ruangannya. Sipir itu lalu berdiri di ambang pintu.
POV SIPIR : Sipir lain membawa seorang pengunjung laki-laki masuk ke satu gedung.
PEMBAWA BERITA (O.S)
CUT TO :
84. INT. RUTAN. SEL ARCHEN - MALAM
SIPIR
Archen yang sedang duduk, menengadah melihat sipir yang kini membukakan selnya. Dia lalu bangkit mengikuti sipir itu.
CUT TO :
85. INT. RUANG TAHANAN - MALAM
Archen tersenyum kecil melihat siapa yang datang mengunjunginya.
Tampak dari belakang : Laki-laki yang mengunjungi Archen melihat Archen duduk di kursi yang menghadapnya.
CUT TO :
86. INT. SAFE HOUSE - MALAM
Reffrain sudah terlelap di kamarnya. Sementara Lucky dan Deva tidur di ruangan di sebelahnya.
LUCKY
(tiba-tiba duduk sambil menunjuk satu arah, matanya masih terpejam)
Deva tersentak bangun melihat Lucky.
DEVA
(menarik bahu Lucky)
LUCKY
(lalu jatuh tertidur lagi)
Deva lalu duduk, tidak habis pikir melihat Lucky. Dia lalu turun dari tempat tidur, menuju ruang tengah untuk memgambil minum.
POV DEVA : Andien duduk termenung di dekat jendela.
Deva terenyak melihatnya, lalu menghabiskan minumannya.
CUT TO :
Andien tersentak melihat Deva menghampiri, lalu duduk tak jauh darinya.
DEVA
ANDIEN
(mengalihkan pandangan)
Deva tersentak, lalu melihat kursi di dekat meja makan.
ANDIEN
Deva memastikan apa yang dilihat Andien.
ANDIEN
DEVA
(melihat tas itu)
ANDIEN
(menoleh melihat tas itu, lalu terenyak lagi)
Deva kembali melihat Andien.
ANDIEN
Deva terenyak, sedih.
Andien menghela napas, mencoba menenangkan perasaannya.
DEVA
Andien menggeleng.
DEVA
(agak kecewa melihatnya, lalu berpikir lagi)
Andien lalu melihat Deva.
DEVA
Andien memikirkannya.
CUT TO :
87. INT. KANTOR DEVA - MALAM
Andien sedang konsultasi dengan psikolog.
PSIKOLOG
ANDIEN
Psikolog mencatat observasinya.
CUT TO :
88. EXT. TEMPAT PARKIR. MOBIL DEVA – MALAM
Andien dan Deva baru saja masuk ke dalam mobil. Deva melajukan mobilnya pergi.
CUT TO :
89. EXT. JALAN RAYA – MALAM
Deva melajukan mobilnya di jalanan yang sepi.
DEVA
ANDIEN
(melihat Deva)
DEVA
(melihat Andien sebentar)
Andien mengerti.
CUT TO :
90. INT. SAFE HOUSE - MALAM
Lucky sedang melihat podcast di Channel YouTube, sementara Reffrain berjalan melewatinya sambil membawa buku.
REFFRAIN
(lalu duduk di sudut ruangan)
LUCKY
(heran melihat Reffrain)
REFFRAIN
(sambil melihat buku)
Lucky kembali melihat ponselnya.
BCU : Layar ponsel Lucky : Channel YouTube Podcast yang menampilkan dua laki-laki—yang satu berbadan kekar mengenakan kaos santai, sementara yang lain mengenakan kemeja rapi.
DIDI
DOKTER HARRIS
SFX : Dering ponsel Lucky.
BCU : Layar ponsel Lucky : Kak Deva calling.
Lucky menjawab panggilan itu.
LUCKY
(berbicara di telfon)
(lalu tersenyum)
(tersenyum)
INSERT : Reffrain yang sedang duduk sambil membaca buku melihat Lucky sebentar.
LUCKY
(lalu menutup telfon)
Lucky mempercepat pemutaran podcast YouTube.
POV LUCKY : Tayangan podcast YouTube di ponsel.
DIDI
(melihat kamera)
(mengalihkan pandangan pada lawan bicaranya)
Reffrain terenyak mendengarnya.
DOKTER HARRIS (O.S)
DIDI (O.S)
(jeda)
Reffrain kembali melihat buku di pangkuannya.
DIDI (O.S)
CUT BACK TO :
ANDIEN
DEVA
Andien mengerti.
DEVA
ANDIEN
(mengalihkan pandangan)
Deva terenyak memikirkannya, masih menyetir.
ANDIEN
DEVA
ANDIEN
DEVA
(melihat Andien sebentar)
ANDIEN
DEVA
(tersenyum)
Andien melihat Deva sebentar.
DEVA
(meraih tangan Andien, lalu menggenggamnya)
Andien terenyak, melihat Deva.
DEVA
Andien tersentak. Deva melepaskan tangannya, menggunakannya untuk menyetir.
DEVA
ANDIEN
(mengalihkan pandangan, tidak habis pikir)
DEVA
ANDIEN
DEVA
(lalu melihat Andien)
Andien tersentak melihat Deva.
DEVA
(melihat jalanan di depan, lalu Andien)
Andien terenyak melihat Deva tersenyum lalu kembali melihat jalanan di depan.
Deva menggenggam tangan Andien, Andien tersenyum sambil mengalihkan pandangan ke jalanan di luar.
POV ANDIEN : Deretan poster yang ditempelkan sembarangan di bangunan dan fasilitas umum di pinggir jalan.
BCU : Poster di pinggir jalan bertuliskan :
"USUT TUNTAS KEMATIAN REFFRAIN!!!"
"TOLAK TERAPI GEN"
"XP-11 PEMBOHONGAN TERBESAR NEGARA 2023"
LS : Mobil Deva melaju melewati jalanan yang sepi. Hanya ada satu dua kendaraan lain yang melintas di sekitarnya.
CUT TO :
91. EXT. JALANAN DEKAT PEMUKIMAN WARGA - SIANG
Suasana jalan masih sepi. Tapi di sudut lain, satuan polisi diterjunkan untuk menertibkan warga yang memaksa keluar rumah saat siang hari. Beberapa petugas memasang pagar pembatas.
BCU : Tulisan pada pagar pembatas : LOCKDOWN.
ZOOM OUT
THE END