LOCKDOWN
8. Delapan

78. INT. PENGADILAN. RUANG SIDANG - SIANG

ON SCREEN : BEBERAPA BULAN KEMUDIAN ...

 

Archen sedang menjalani persidangan.

 

HAKIM

Saudara Andra, Anda mengatakan memiliki ide untuk memalsukan surat izin usaha pertambangan setelah membaca artikel yang diunggah oleh saudari Reffrain di blog pribadinya.
Jadi sebelumnya Anda tidak memiliki orang yang bekerja di lab.?

 

ARCHEN

Tidak.
Segalanya saya siapkan sesudah itu.
Sebelumnya saya mencari informasi tentang Reffrain.
Dia cukup aktif di komunitas fisika di kalangan pelajar.
Beberapa karyanya dipakai untuk kepentingan sekolahnya.
Saya pikir, saya bisa bantu dia mewujudkan eksperimennya yang lain.
Di satu sisi, saya juga bisa dapat keuntungan kalau produknya terjual.

 

HAKIM

Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan selain memalsukan suratnya, bukan?

 

ARCHEN

Ya. Saya mengaku bersalah, telah menggunakan cara yang tidak semestinya.

 

CUT TO :

79. INT. APARTEMEN DEVA - MALAM

 

BCU : Layar TV menayangkan siaran sidang Archen.

 

Lucky duduk menonton TV, tampak bosan.

 

LUCKY

Semua TV sama aja beritanya.

(mengganti channel TV)

 

BCU : Layar TV menayangkan berita kematian penemu Elevenium :

 

PEMBAWA BERITA

Polisi yang mendapat laporan dari pihak hotel, segera menuju ke lokasi dan menemukan Reffrain tenggelam di bathub dengan pengaruh obat bius. Sampai saat ini polisi masih memeriksa TKP dan belum bisa menyimpulkan apakah Reffrain tewas karena dibunuh atau melakukan bunuh diri.
 

SFX : Bunyi pintu apartemen yang dibuka.

 

Lucky melihat Deva, Andien dan Reffrain baru saja masuk ke ruangan.

 

LUCKY

Aku baru aja ngelihat hantu.

 

Deva, Andien dan Reffrain tersentak mendengarnya.

Lucky lalu mengarahkan pandangan ke TV.

Reffrain ikut melihat berita kematiannya di TV, lalu Lucky.

 

REFFRAIN

(tidak habis pikir)

Ya. Malam ini hantunya spesial datang mengunjungimu.

 

Deva tertawa saat akhirnya memahami maksud mereka berdua.

 

ANDIEN

(tersenyum saja melihatnya)

Jadi keluar, kan?

 

LUCKY

Jadii!

(melompat dari kursi)

Aku mau pizza!

 

Deva tersenyum, tidak habis pikir melihat Lucky.

 

CUT TO :

80. INT. RESTORAN - MALAM

Andien, Deva, Lucky dan Reffrain makan pizza bersama. Mereka mengobrol seru, sesekali tertawa.

 

CUT TO :

81. EXT. TAMAN - MALAM

ESTABLISH : SUASANA MALAM YANG RAMAI DENGAN PEJALAN KAKI, KELUARGA KECIL DENGAN ANAK-ANAK, SEKELOMPOK REMAJA JUGA BEBERAPA PASANGAN MUDA.

 

REFFRAIN

Lucky. Ayo antar aku ke sana!

(menunjuk satu stan di pinggir jalan yang tampak meriah)

 

LUCKY

Nggak bisa duduk aja apa?

 

REFFRAIN

Ayo!

(agak memaksa, melihat Lucky)

 

Lucky akhirnya bangkit dari duduk, mengikuti Reffrain menuju stand itu.

 

LUCKY

Siapa nama barumu? Aku lupa.

 

REFFRAIN

Chia.

 

LUCKY

Kenapa harus Chia?

 

REFFRAIN

Sebenernya, aku terinspirasi dari biji bunga matahari yang sering dimakan Kak Andien.

 

Lucky tidak mengerti.

 

REFFRAIN

Aku jadi inget Chia Seed.

 

LUCKY

(tidak habis pikir)

Sebenernya kamu mau pergi ke mana?

(heran, sambil mengamati deretan stan di sampingnya)

 

REFFRAIN

Ke mana aja.

(melihat Andien dan Deva yang ada jauh di belakangnya, lalu tersenyum saat mengembalikan pandangan ke depan)

 

CUT TO :

 

DEVA

Sasha harusnya jadi temen seangkatan gue di STIN kalau dia lolos tesnya.

 

Andien mengerti.

 

DEVA

Baru ketemu lagi waktu dia udah di reskrim.
Dunia itu sempit buat orang-orang dengan bidang yang sama.
Mau pergi ke mana nanti juga ketemu lagi.

 

ANDIEN

(hampir tertawa)

Lo udah kayak peramal.

 

Deva tertawa, mengalihkan padangan, lalu tersentak.

 

POV DEVA : Seorang laki-laki berjaket cokelat di kejauhan baru saja membuang pandangan darinya.

 

Deva melihat sekeliling, lalu berbicara pada Andien tanpa melihatnya.

 

DEVA

Ada yang ngikutin kita.

 

Andien tersentak.

 

DEVA

Arah jam 4. Jaket cokelat.

 

Andien dengan santai melihat ke arah yang dimaksud Deva sebentar, lalu melihat yang lain-lain.

 

DEVA

Jam 7, depan papan pengumuman.

 

Andien melihatnya.

 

POV ANDIEN : Pria dengan jaket abu-abu yang kini ada di depan papan pengumuman.

 

DEVA

(lalu tersentak saat teringat sesuatu)

Reffrain!

(melihat Andien, lalu bergegas pergi ke arah Reffrain dan Lucky pergi)

 

Andien mengejar langkahnya.

Pria berjaket cokelat berjalan menghampiri Reffrain yang tidak menyadari keberadaannya. Reffrain berhenti untuk mengobrol dengan Lucky.

Pria itu mendekat sembari mengeluarkan pistol dari jaket, tapi dia lalu tertembak oleh Deva.

Suara tembakan membuat orang-orang di sekitar menjerit histeris, segera mengambil jarak dari pria yang kini jatuh dan terluka itu.

Reffrain dan Lucky terperangah melihatnya.

Deva mendekat sambil menodongkan pistol ke pria berjaket cokelat yang kini mengeluarkan pistol dari jaketnya. Pria itu mengangkat pistolnya, lalu menaruhnya di lantai batu. Deva mengambil pistol itu.

Jauh di belakang Deva, pria berjaket abu-abu mengarahkan pistolnya pada Deva. Andien berhasil menendang pistol itu dari tangannya.

 

BCU : Pistol itu terlempar, jatuh meluncur dan berputar di lantai batu.

 

Pria berjaket abu-abu menoleh pada Andien tepat saat Andien menendang wajahnya hingga dia jatuh terduduk. Pria itu hampir berdiri saat Andien melumpuhkannya lagi.

Deva menelfon seseorang sambil melihat ke arah Andien, lalu pria berjaket cokelat yang terluka di dekatnya.

 

SFX: Terdengar suara tembakan beberapa kali.

 

Andien dan Deva melihat ke asal suara.

 

POV ANDIEN : Seorang pria ODGJ berpakaian lusuh menembakkan pistol ke udara di atasnya.

 

Terdengar jeritan histeris dari orang sekitar.

 

Melihat Andien lengah, pria berjaket abu-abu menyerang menjatuhkan Andien, lalu bangkit, bermaksud menghajarnya saat di belakangnya Deva datang melumpuhkannya dengan pukulan di belakang kepala. Pria berjaket abu-abu itu jatuh pingsan.

Andien melihat Deva mengulurkan tangan padanya. Dia meraihnya, lalu bangkit. Keduanya kini melihat ODGJ yang ada di kejauhan.

Pria berjaket cokelat yang terluka diamankan oleh polisi, sementara polisi lainnya menghampiri ODGJ itu dengan hati-hati.

 

POLISI

Letakkan senjatanya!

 

Tapi ODGJ itu malah mengarahkan pistol pada dirinya sendiri.

Terdengar seruan tertahan di sekitar.

Para orang tua menjauhkan anaknya dari pemandangan itu.

 

SFX : Suara tembakan.

 

ODGJ itu tewas seketika.

Andien samar-samar mendengar jeritan di sekitarnya, wajahnya pucat pasi.

 

CUT TO :

82. INT. SAFE HOUSE - MALAM

 

ANDIEN

Andai gue nggak jatuhin pistolnya. 

(memejamkan mata menyesalinya)

 

DEVA

Gue yang bakal ketembak, ya kan?

 

Andien lalu melihat Deva, matanya berkaca-kaca.

Lucky terlihat masih shock, duduk di sofa, memperhatikan Andien dan Deva.

Andien mengalihkan pandangan, lalu menghela napas panjang, mengusir rasa bersalahnya. Dia lalu beranjak mengambil sebungkus cokelat dari tasnya.

 

REFFRAIN

Harusnya biarin aja dia bunuh aku.

(meneteskan air matanya)

 

DEVA

(lalu melihat Reffrain, agak emosi)

Kamu bilang mau tanggung jawab.
Kamu harus tanggung jawab.
Mati bukan pilihan.

 

Andien menepuk pundak Deva, menenangkannya.

Reffrain terisak. Dia lalu melihat sebungkus cokelat yang diulurkan Andien padanya, masih belum menerima cokelat itu.

Reffrain menghapus air mata, lalu melihat Andien duduk di sampingnya, membuka bungkus cokelat. 

 

ANDIEN

(memberikan cokelat pada Reffrain)

Cokelat bagus buat memperbaiki suasana hati.

 

Reffrain memeluk Andien dan mulai terisak. Andien mencoba menenangkannya. Deva terduduk di dekatnya.

DEVA

Gue cuma mau bilang lo nggak boleh nyerah gitu aja.

 

REFFRAIN

(lalu melihat Deva)

Maaf.
Makasih udah nyelametin aku.

 

Sasha baru datang. Andien, Deva, Reffrain dan Lucky melihatnya.


SASHA

Dia bener-bener nggak mau bicara sebelum ketemu pengacaranya.

(tampak lelah, duduk di sofa)


DEVA

Dia pembunuh bayaran yang udah lama jadi target BIN.

 

SASHA

Yang itu belum bisa diinterogasi, maksud gue Oki, yang pakai jaket abu-abu.

(melihat orang-orang di sekitarnya)

Tapi siapapun orang di balik mereka, yang jelas penyamaran Reffrain udah kebongkar.

 

Reffrain tercekam lagi.

 

SASHA

Kalian harus lebih berhati-hati.

 

Semuanya tampak mengerti.

 

CUT TO :

83. INT. RUTAN - MALAM

BCU : Layar TV menampilkan potongan foto dari internet.

 

PEMBAWA BERITA (O.S)

Setelah sempat mereda beberapa waktu. Teori konspirasi kembali meramaikan jagad maya. Kehadiran sosok yang mirip Reffrain dalam foto yang diunggah netizen menimbulkan tanda tanya besar.

 

Seorang sipir sedang melihat TV, lalu orang yang lewat di depan ruangannya. Sipir itu lalu berdiri di ambang pintu.

 

POV SIPIR : Sipir lain membawa seorang pengunjung laki-laki masuk ke satu gedung.

 

PEMBAWA BERITA (O.S)

Apakah Reffrain benar-benar meninggal atau hanya memalsukan kematiannya untuk menghindari hukuman?

 

CUT TO :

84. INT. RUTAN. SEL ARCHEN - MALAM

 

SIPIR

Ada yang mau bertemu denganmu.

 

Archen yang sedang duduk, menengadah melihat sipir yang kini membukakan selnya. Dia lalu bangkit mengikuti sipir itu.

 

CUT TO :

85. INT. RUANG TAHANAN - MALAM

Archen tersenyum kecil melihat siapa yang datang mengunjunginya.

Tampak dari belakang : Laki-laki yang mengunjungi Archen melihat Archen duduk di kursi yang menghadapnya.

 

CUT TO :


86. INT. SAFE HOUSE - MALAM

Reffrain sudah terlelap di kamarnya. Sementara Lucky dan Deva tidur di ruangan di sebelahnya.

 

LUCKY

Di sana!

(tiba-tiba duduk sambil menunjuk satu arah, matanya masih terpejam)


Deva tersentak bangun melihat Lucky.

 

DEVA

Hey!

(menarik bahu Lucky)

 

LUCKY

Kejar ke sana!

(lalu jatuh tertidur lagi)

 

Deva lalu duduk, tidak habis pikir melihat Lucky. Dia lalu turun dari tempat tidur, menuju ruang tengah untuk memgambil minum.

 

POV DEVA : Andien duduk termenung di dekat jendela.

 

Deva terenyak melihatnya, lalu menghabiskan minumannya.

 

CUT TO :

 

Andien tersentak melihat Deva menghampiri, lalu duduk tak jauh darinya.

 

DEVA

Mikirin apa?

 

ANDIEN

(mengalihkan pandangan)

Lima kursi di ruang makan.
Warnanya hitam.

 

Deva tersentak, lalu melihat kursi di dekat meja makan.

 

ANDIEN

Ada lemari tiga pintu dari kayu.
Hitam juga.
Karpet warna merah.

 

Deva memastikan apa yang dilihat Andien.

 

ANDIEN

Ada tas biru di dekat lemari.

 

DEVA

(melihat tas itu)

Tasnya ada di sofa.

 

ANDIEN

(menoleh melihat tas itu, lalu terenyak lagi)

Jauh dari lemari.

 

Deva kembali melihat Andien.


ANDIEN

Gue benci suara-suara itu.

 

Deva terenyak, sedih.

Andien menghela napas, mencoba menenangkan perasaannya.

 

DEVA

Gimana kalo ke dokter?

 

Andien menggeleng.

 

DEVA

(agak kecewa melihatnya, lalu berpikir lagi)

Psikolog?

 

Andien lalu melihat Deva.

 

DEVA

Bisa aja lo nggak butuh obat.
Mungkin cuma terapi?

 

Andien memikirkannya.

 

CUT TO :


87. INT. KANTOR DEVA - MALAM

Andien sedang konsultasi dengan psikolog.


PSIKOLOG

Jadi, kapan tepatnya suara-suara itu muncul?


ANDIEN

Kapanpun ada kesempatan.
Apalagi waktu saya ngelakuin kesalahan.
Mereka seperti mengawasi.
Mengomentari kesalahan saya.


Psikolog mencatat observasinya.


CUT TO :


88. EXT. TEMPAT PARKIR. MOBIL DEVA – MALAM

Andien dan Deva baru saja masuk ke dalam mobil. Deva melajukan mobilnya pergi.


CUT TO :


89. EXT. JALAN RAYA – MALAM

Deva melajukan mobilnya di jalanan yang sepi.


DEVA

Udah ngerasa baikan?


ANDIEN

Ya.

(melihat Deva)

Makasih udah saranin gue ke sana.


DEVA

(melihat Andien sebentar)

Karna lo emang seharusnya ke sana.
Gue nggak tau mau kasih saran apa lagi karna gue bukan ahlinya.


Andien mengerti.


CUT TO :

90. INT. SAFE HOUSE - MALAM

Lucky sedang melihat podcast di Channel YouTube, sementara Reffrain berjalan melewatinya sambil membawa buku.


REFFRAIN

Aku udah baca yang ini.

 (lalu duduk di sudut ruangan)


LUCKY

(heran melihat Reffrain)

Trus kenapa kamu baca lagi?


REFFRAIN

Nggak ada lagi yang bisa dibaca.

(sambil melihat buku)


Lucky kembali melihat ponselnya.


BCU : Layar ponsel Lucky : Channel YouTube Podcast yang menampilkan dua laki-laki—yang satu berbadan kekar mengenakan kaos santai, sementara yang lain mengenakan kemeja rapi.

 

DIDI

Sekarang kembali ke teori konspirasinya, Dokter.
Beberapa yang saya dengar tentang para konspirator ini,
Salah satu yang menarik perhatian saya adalah kenyataan bahwa Reffrain masih hidup, hanya saja dilindungi pemerintah.
Apa artinya negara melindungi seorang penjahat?
Dan dari banyaknya berita yang beredar di publik tidakkah seharusnya pihak berwajib memberikan pernyataan kalau memang tidak pernah terlibat dengan Reffrain?
Bagaimana Anda menanggapi hal ini, Dokter Harris?

 

DOKTER HARRIS

Ya, saya rasa memang harus ada penjelasan tentang ini.
Bagaimanapun, pemerintah sudah seharusnya bisa dipercaya.

 

SFX : Dering ponsel Lucky.

 

BCU : Layar ponsel Lucky : Kak Deva calling.

 

Lucky menjawab panggilan itu.


LUCKY

(berbicara di telfon)

Aku?
Kopi.

(lalu tersenyum)

Ya ya. Apa aja yang enak.

(tersenyum)

Dia lagi baca buku.


INSERT : Reffrain yang sedang duduk sambil membaca buku melihat Lucky sebentar.


LUCKY

Oke.

(lalu menutup telfon)


Lucky mempercepat pemutaran podcast YouTube.


POV LUCKY : Tayangan podcast YouTube di ponsel.


DIDI

(melihat kamera)

Jadi kalau ada yang takut mati karena di-terapi gen, 
Buktinya saya masih ada di sini.

(mengalihkan pandangan pada lawan bicaranya)

Tapi ada juga yang bilang nggak ada efeknya, Dok. 
Kalau menurut saya, bukannya sama seperti waktu kita minum obat flu misalnya. 
Emang sekali minum bisa langsung sembuh?
Enggak lah. 


Reffrain terenyak mendengarnya.


DOKTER HARRIS (O.S)

Ya. Benar. 
Butuh waktu. 


DIDI (O.S)

Nah itu dia, kan. 

(jeda)

Apalagi kalau obatnya resep dokter. 
Harus teratur minumnya, dihabisin dulu, baru ada hasilnya. 
Gitu. 


Reffrain kembali melihat buku di pangkuannya.


DIDI (O.S) 

Jadi jangan takut untuk terapi gen di fasilitas kesehatan terdekat.


CUT BACK TO :


ANDIEN

Apa Sasha di safe house?


DEVA

Nggak. Kan ada Ali?


Andien mengerti.


DEVA

Kenapa?


ANDIEN

(mengalihkan pandangan)

Apa lo percaya kebetulan?


Deva terenyak memikirkannya, masih menyetir.


ANDIEN

Lo sama Sasha ketemu waktu seleksi STIN,
Dan setelah sekian lama, sekarang kalian ketemu lagi waktu sama-sama udah kerja.


DEVA

Kalau bukan kebetulan apa namanya?


ANDIEN

Takdir.


DEVA

(melihat Andien sebentar)

Maksud lo, gue sama Sasha jodoh?


ANDIEN

Siapa tau iya.


DEVA

(tersenyum)

Mungkin takdirnya emang ketemu.
Tapi hidup jauh lebih ajaib dari itu, kan?


Andien melihat Deva sebentar.


DEVA

Kadang kita yang harus nemuin takdir itu sendiri.

(meraih tangan Andien, lalu menggenggamnya)


Andien terenyak, melihat Deva.


DEVA

Lo cemburu, kan?


Andien tersentak. Deva melepaskan tangannya, menggunakannya untuk menyetir.


DEVA

Artinya lo cinta sama gue.


ANDIEN

Dasar.

(mengalihkan pandangan, tidak habis pikir)


DEVA

Gimana kalo gue juga cinta sama lo?


ANDIEN

Gimana?
Artinya belum pasti.


DEVA

(lalu melihat Andien)

Jadi lo butuh kepastian?


Andien tersentak melihat Deva.


DEVA

(melihat jalanan di depan, lalu Andien)

Gue cinta sama lo.


Andien terenyak melihat Deva tersenyum lalu kembali melihat jalanan di depan.

Deva menggenggam tangan Andien, Andien tersenyum sambil mengalihkan pandangan ke jalanan di luar.


POV ANDIEN : Deretan poster yang ditempelkan sembarangan di bangunan dan fasilitas umum di pinggir jalan.


BCU : Poster di pinggir jalan bertuliskan :

"USUT TUNTAS KEMATIAN REFFRAIN!!!"

"TOLAK TERAPI GEN"

"XP-11 PEMBOHONGAN TERBESAR NEGARA 2023"


LS : Mobil Deva melaju melewati jalanan yang sepi. Hanya ada satu dua kendaraan lain yang melintas di sekitarnya.

 

CUT TO :

91. EXT. JALANAN DEKAT PEMUKIMAN WARGA - SIANG

Suasana jalan masih sepi. Tapi di sudut lain, satuan polisi diterjunkan untuk menertibkan warga yang memaksa keluar rumah saat siang hari. Beberapa petugas memasang pagar pembatas.

 

BCU : Tulisan pada pagar pembatas : LOCKDOWN.

 

ZOOM OUT

 

 

THE END

 


 

 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar