LOCKDOWN
4. Empat

29. INT. RUMAH KONTRAKAN REFFRAIN - MALAM

 

ON SCREEN : Kutipan teks dari buku : REFFRAIN (V.O)

Mereka jalani hidup ini secara otomatis, tak menginsafi bahwa setiap hari membawa keindahannya sendiri, tak menyempatkan diri untuk merenungkan tentang mukjizat kehidupan, tak nyana bahwa bisa saja menit berikutnya bakal menjadi menit terakhir mereka di planet ini.

(Kutipan buku "Seperti Sungai yang Mengalir" karya Paulo Coelho)

 

Reffrain menutup buku di pangkuannya.

 

BCU : Buku berjudul " Seperti Sungai yang Mengalir" karya Paulo Coelho di tangan Reffrain.

 

REFFRAIN

Menit terakhir?

(terenyak memikirkannya)

 

SFX : Dering ponsel Reffrain.

 

BCU : Layar ponsel Reffrain : Panggilan telfon dari Paman Husni

 

Reffrain terdiam melihat ponselnya.

Panggilan telfon itu berhenti.

 

SFX : Denting ponsel Reffrain.

 

Reffrain melihat pesan masuk.

 

BCU : Layar ponsel Reffrain : Pesan dari PAMAN HUSNI (V.O) :

Ini aku. Paman Husni.

 

Reffrain memikirkannya, lalu mengetik balasan pesan.

 

REFFRAIN (V.O)

Apa paman masih ingat. Saat masih kecil dulu, aku benci dipanggil dengan nama apa?

 

BCU : Pesan baru dari Paman Husni (V.O) :

Reffy.

 

Reffrain membalas pesan :

 

REFFRAIN (V.O)

Sekarang paman boleh telfon.

 

SFX : Dering ponsel Reffrain.

 

Reffrain menjawab telfon.

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Bahkan menelfonmu butuh verifikasi.

 

REFFRAIN

(berbicara di telfon, hampir tertawa)

Harus.
Sekarang wajahku ada di mana-mana, Paman.
Mereka bisa nangkap aku kapan aja.

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Kamu nggak bersalah, buat apa sembunyi?
Kamu bahkan telfon polisi waktu itu.

 

REFFRAIN

Asal paman tahu, bukan cuma polisi yang ngejar aku.

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Kamu seharusnya mengungkap kebenarannya, Reffrain.

 

REFFRAIN

(menghela napas)

Aku ngirim pesan rahasia ke kepolisian.


PAMAN HUSNI (O.S)

Rahasia?

(jeda)

Rahasia di kamusmu bisa benar-benar berbeda.

 

REFFRAIN

Ya. Semacam itu.

(tampak tidak peduli)

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Dan berharap mereka mengerti?
Paman aja kadang nggak paham apa maksudmu.

 

REFFRAIN

(memikirkannya sebentar, lalu teringat sesuatu)

Kenapa Paman tiba-tiba telfon?

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Ada detektif yang datang ke rumah Paman.

 

REFFRAIN

(tersentak)

Detektif Arsa?

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Ya. Detektif ayahmu yang menyelidiki Archen. 
Dia minta kamu datang lihat bukti-bukti yang dia punya.

 

REFFRAIN

Ada bukti baru tentang kecurangan Archen?

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Ini bukan tentang Archen.
Tapi ayahmu.

 

Reffrain tersentak.

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Setelah kalian lost contact.
Dia pergi ke situs itu.
Dan sekarang dia tau siapa yang membunuh ayahmu.

 

REFFRAIN

Jadi ayah benar-benar meninggal karena dibunuh.

(terenyak sedih)

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Paman harap kamu mau bekerja sama.

 

REFFRAIN

Aku nggak mungkin pergi ke sana, Paman.

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Jadi sampai kapan kamu mau sembunyi?
Detektif itu bisa membantu membersihkan namamu.
Sebaiknya kamu bicarakan langsung.

 

REFFRAIN

Gimana kalau ketemu di tempat yang nggak jauh dari tempat tinggalku sekarang?

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Oke. Nanti Paman sampaikan—
Kenapa nggak kamu sendiri aja yang telfon?

 

REFFRAIN

Paman yakin itu detektif yang sama?

 

PAMAN HUSNI (O.S)

Mana mungkin Paman lupa.
Paman yang memberinya alamat rumahmu waktu itu.

 

REFFRAIN

Aku cuma khawatir, Paman.
Kalau gitu kasih aku nomor telfonnya.

 

CUT TO :

30. EXT. DEPAN KANTOR POLISI - MALAM

LS : Mobil Deva berhenti. Sasha baru saja keluar dari kantor polisi, lalu masuk ke mobil Deva. Tak lama kemudian, mobil itu melaju pergi.

 

CUT TO :

31. EXT. JALAN RAYA. MOBIL DEVA - MALAM

Deva menyetir mobil. Sasha (27 thn) duduk di kursi di sampingnya sambil memperhatikan jalanan di depan.

 

SASHA

Macet.
Ini pasti jamnya orang berangkat kerja.

 

Deva tersenyum mendengarnya. Mobilnya berhenti lagi, memberi jarak dengan mobil di depan.

 

DEVA

(melajukan mobilnya pelan)

Apa yang buat lo lembur hari ini?

 

SASHA

(menghela napas)

Ya. Itu yang mau gue omongin.
Kita udah nemuin Tomy.

 

DEVA

(melihat Sasha sebentar)

Di mana?

 

SASHA

Di bank.
Transaksi terakhirnya dari ATM.
Tiga minggu yang lalu.
Dia sama satu orang lagi namanya Billy.

 

DEVA

Siapa Billy?

 

POV DEVA : Jalanan di depan mulai lapang.

 

Deva menambah kecepatan mobilnya.

 

SASHA

Temennya.
Waktu itu Billy pakai jaket klub balapan liar.
Klub itu udah lama bubar.
Beberapa orang yang kena razia kita punya datanya.

 

DEVA

Jadi kita harus ngikutin Billy?

 

SASHA

Itu tugas tim gue. Gue cuma kasih lo Tomy.

(jeda)

Tiga orang yang ke Rusia,
Andra, Lyla dan Kafka belum jelas di mana.

 

DEVA

Andra itu Archen, kan?

 

SASHA

Ya. Itu nama aslinya.
Archen julukannya.

(ngeri memikirkannya)

Arsenik. Racun.

 

DEVA

Dia punya bisnis di Rusia?

 

SASHA

Belum tau.
Dia tipe pelaku insiden malam tahun baru.
Menyebar peluncur kembang api radioaktif di setiap sudut kota dan nggak satupun terdeteksi.

 

Lampu merah. Mobil berhenti.

 

Sasha melihat keramaian di teras sebuah cafe di pinggir jalan. 

 

POV SASHA : Sekelompok remaja sedang mengobrol seru di satu meja teras cafe itu.

 

SASHA

Apa sekolah sekarang libur?

 

Deva melihat apa yang dilihat Sasha, lalu lampu hijau yang menyala di depan.

 

LS : Mobil Deva melaju.

 

DEVA (O.S)

Lucky masuk seminggu tiga kali.
Semuanya jam tujuh malem.
Dan cuma tiga jam. Sisanya online.

 

CUT BACK TO :

 

DEVA

Di masa percobaan sekolah cuma ngerubah jam masuk.
Tapi Lucky bilang semuanya jadi nggak konsen.

 

Sasha lalu melihat Deva.

 

DEVA

Sekolah mana yang nggak horor jam dua belas malem?

 

Sasha tertawa, sementara Deva hanya tersenyum tidak habis pikir.

 

CUT TO :

32. EXT. DEPAN RUMAH KOS - MALAM

 

BCU : Pulsa listrik yang di-input Madam Marisa ke meteran listrik.

 

Madam Marisa berdiri di satu sudut, mengisi pulsa listrik.

Mobil Deva berhenti di jalan di depan rumah kos.

Madam Marisa menoleh melihat mobil itu.

 

POV MADAM MARISA : Deva turun, lalu menutup pintu mobil dari luar.

 

Madam Marisa tersentak, melihat Deva melalui gerbang, lalu masuk ke rumah kos tanpa menyadari keberadaannya. Dia kembali menengok mobil Deva penuh tanya.

 

CUT TO :

33. INT. RUMAH KOS. KAMAR ANDIEN - MALAM

Andien sedang makan.

 

SFX : Suara ketukan pintu.

 

Andien beranjak membuka pintu, lalu tersentak saat melihat Deva.

 

DEVA

Nanti bareng gue aja.
Gue sekalian ngambil barang.

 

ANDIEN

Oke.

(melihat Deva bergegas pergi ke lantai tiga)

 

CUT TO :

34. EXT/INT. KOMPLEK PERKANTORAN. KANTOR DEVA - PAGI BUTA

ESTABLISH : KOMPLEK PERKANTORAN—MOBIL DEVA BARU DATANG, LALU BERHENTI DI SATU SISI.


Andien dan Deva keluar dari mobil. Andien berjalan mengikuti Deva menuju kantornya.


POV ANDIEN : Seorang pekerja kantoran melintas sambil berbicara di telfon, sementara yang lain berjalan bersama rekan kerjanya dengan langkah terburu, masuk ke kantornya.


CUT TO :


DEVA

Nggak apa-apa kan sementara lo tinggal di sini?

(jeda)

Di sini aman kok.
Daripada kejauhan ke kos.

 

ANDIEN

Apa yang gue takutin tepatnya?
Banyak orang juga.

 

DEVA

Ya bisa aja kan lo nggak nyaman?

 

Andien membuka tirai jendela.

 

DEVA

(melihat jendela itu, lalu tersentak)

Yah. Gue lupa cover jendelanya.

 

Andien mengeluarkan beberapa barang dari tas ke meja.

 

DEVA

(lalu duduk)

Menurut lo kenapa Reffrain nggak langsung lapor ke polisi?

 

ANDIEN

Merasa bersalah mungkin..
Karna ledakan Elevenium. 

 

DEVA

Tapi bukannya dia ngirim tiket palsu ke kepolisian?
Buat apa dia ngasih petunjuk?

(heran)

 

ANDIEN

(memikirkannya, lalu duduk)

Berharap ada yang bantuin dia nemuin Archen?
Mungkin, dia sengaja cari orang yang bisa paham sama pemikirannya?

 

CUT TO :

35. EXT/INT. RUMAH SUSUN. KOMPARTEMEN BILLY - MALAM

 

POV SAID : Di jalanan di bawah, anak-anak sedang bermain dengan riang.

 

Said (33 thn) duduk di dekat jendela yang terbuka, mengalihkan pandangan dari anak-anak itu menuju Billy (33 thn) yang duduk sambil menulis nomor-nomor di sebuah kertas.

 

SAID

Kau ada uang, kah?
Boleh kupinjam dulu?

 

BILLY

(masih fokus pada kertas di mejanya)

Dompetku aja sekarat mau pinjami kau uang.

 

SAID

Aku cari kemana ya?
Mendesak ini.
Bentar lagi si Mini masuk SD.
Kau tau anak kecil harus sekolah.

 

BILLY

(belum juga melihat Said)

Emang udah nggak kerja lagi?

 

SAID

Udah mau sebulan.

(mengalihkan pandangan)

Kupikir kau ada uang.
Aku liat waktu kau keluar dari ATM.

 

Billy tersentak melihat Said.

 

SAID

(melihat Billy)

Kapan hari ...
Dekat pasar itu.

 

BILLY

(mengerutkan dahi, melihat Said)

Kenapa pula aku harus keluar dari ATM?
Kau kira aku uang seratus ribuan?

 

SAID

(heran, memikirkannya sebentar)

Bukan mesinnya ...
Biliknya!

 

BILLY

(kembali melihat kertas di mejanya)

Bilik-bilik ...
Kau kira Pemilu pakai bilik segala.

 

SAID

(tidak habis pikir melihat Billy)

Trus apa namanya?
Kamar ATM?

 

INTERCUT WITH :

36. EXT. JALANAN DI DEKAT RUMAH SUSUN. MOBIL RESERSE - MALAM

Sasha yang duduk sambil mendengarkan percakapan dari alat penyadap, memegangi keningnya sambil menggeleng, tidak habis pikir.

Ali (20 thn) hanya tersenyum kecil mendengarnya.

 

BILLY

Aku cuma anterin Tomy.
Masih ingat kau sama Tomy?

 

Said mencoba mengingat.

 

BILLY

Tetangga kita yang pindah ke luar pulau itu.

 

SAID

Oh ... ya ya!

(agak berlebihan)

Kenapa Tomy?

 

BILLY

Tomy yang ambil uang, bukan aku.
Dia mau kasih Lara kerjaan.

 

SAID

Lara adikmu itu?
Kerja apa?

 

Sasha serius mendengarkan.

 

BILLY

Di kafe katanya.
Sudah tiga minggu dia di luar kota.

 

SAID

Kafe apa, Bro?
Jangan sembarangan kau percayakan adikmu ke orang.

 

BILLY

(agak kesal)

Tomy bukan sembarang orang sekarang.
Datang pakai mobil.
Ceweknya cantik. Bule.
Kau dulu aja lihatnya waktu dia masuk penjara.
Sekarang udah enak hidupnya.

 

Sasha melihat berkas di meja, masih mendengarkan.

 

SAID

Memang kerja di mana dia sekarang?

 

BILLY

Apa namanya ... bahasa Inggris aku lupa.
Tomy kan pinter gambar.

(jeda)

Dulu juga dia nyuri gara-gara butuh duit buat biaya rumah sakit adiknya.
Udah masuk penjara, mati pula adiknya.

(mengingatnya)

 

SASHA

(berbicara di ear mic-nya)

Minta nomor Lara.

 

SAID

Gini aja. Aku minta nomornya Lara.
Siapa tau kafe-nya masih butuh karyawan.
Kan lumayan kalau aku bisa kerja di sana?

 

BILLY

(memberikan ponselnya pada Said)

Cari sendiri.

 

Said menerima ponsel dari Billy, lalu mencari nomor Lara.

 

Sasha bersandar di bangkunya, sementara Ali mengambil minum.

 

CUT TO :

37. INT. KANTOR POLISI. RUANG RESERSE - PAGI BUTA

 

ALI

(membaca berkas di tangannya)

Geng pencuri.

(melihat Sasha sebentar)

Salah satu dari mereka ternyata anak orang kaya yang kabur dari rumah.

 

SASHA

(memikirkannya)

Dan saudaranya yang bayar tebusannya.

 

ALI

Ketiganya bebas.
Apa mungkin ini ada hubungannya sama Archen?

(bertanya pada dirinya sendiri)

 

SASHA

Bisa juga.
Tapi itu sepuluh tahun yang lalu.

 

SFX : Suara notifikasi dari laptop yang ada di meja.

 

Laptop itu menampilkan file-file yang ada di ponsel Lara.

 

BCU : Layar laptop menampilkan daftar kontak milik Lara :

Ayah

Billy

Erna

Erna 2

Detektif

Jay

 

SASHA

(melihat nomor detektif, lalu riwayat panggilan di ponsel Lara)

Kenapa dia telfon detektif?
Tiga minggu yang lalu?

(melihat Ali sebentar)

 

Ali mengetikkan sesuatu di laptop.

 

CUT TO :

38. INT. APARTEMEN DEVA - PAGI

Lucky duduk di kursi putarnya, sibuk dengan laptop.


LUCKY 

Kak. Lihat.
Reffrain ikut komunitas fisika di sekolahnya.
Apa ini membantu? 


DEVA

(melihat layar laptop Lucky)

Lo bilang email-nya udah nggak aktif?


LUCKY

Ya, dia emang udah lama nggak pernah bales email masuknya. 

(melihat laptopnya lagi)

Jadi nggak bisa cari informasi lewat temen-temennya?


DEVA

Gue nggak yakin dia masih kontak sama temen sekolahnya. 


LUCKY

(agak kecewa)

Jadi sia-sia aja akses website-nya. 


DEVA

(lalu melihat Lucky)

Nggak ada yang sia-sia. 
Siapa tahu nanti ada yang berguna. 


SFX : Dering ponsel Deva.

 

Deva menjawab panggilan itu.

 

DEVA

(mendengarkan penelfon)

Sekarang?

 

CUT TO :

39. INT. APARTEMEN DEVA - PAGI

Andien duduk menunggu. Dia berpakaian khusus penderita XP-11, sambil menimang topinya.

 

ANDIEN

Sekarang kita mirip astronot yang mau ke Mars.

 

DEVA

(hampir tertawa)

Ya. Kecuali lo mau jadi daging asap di mobil siang hari.

 

Andien menghela napas, melihat Deva dan Lucky menyiapkan perlengkapan mereka. Lucky dengan tas hitamnya, Deva dengan pistol dari brankas.

 

POV ANDIEN : Deva menyimpan pistol itu di dalam jaket.

 

Andien terenyak melihatnya.

 

CUT TO :

40. EXT. JALAN RAYA. MOBIL DEVA - PAGI

Andien melihat tiga titik merah yang berdekatan pada peta virtual di mobil Deva.

 

ANDIEN

Jadi itu Anne sama Tomy?

 

DEVA

Ya.

(sambil menyetir mobil)

 

Lucky yang duduk di kursi belakang ikut mengamati titik itu.

 

DEVA

Mereka check-in di penginapan itu kemarin.

 

CUT TO :

41. INT. PENGINAPAN. KAMAR DETEKTIF ARSA - PAGI

Detektif Arsa meneliti berkas di tangannya.

 

SFX : Denting ponsel Detektif Arsa.

 

Detektif Arsa melihat pesan masuk di ponselnya.

 

BCU : Layar ponsel Detektif Arsa : Pesan dari nomor tak dikenal :

Apa benar ini nomor Detektif Arsa?

 

Detektif itu membalas pesan, lalu sibuk kembali dengan berkas di mejanya.

 

SFX : Denting ponsel Detektif Arsa.

 

BCU : Layar ponsel Detektif Arsa : Pesan dari nomor tak dikenal :

Maaf mengganggu pagi Anda.

Tiga minggu yang lalu adik saya, Lara, menghubungi nomor Anda.

Kalau boleh tau apa kepentingannya?

 

Detektif Arsa mengetik pesan balasan. 

 

BCU : Layar ponsel Detektif Arsa : Pesan balasan yang sedang diketik Detektif Arsa :

Lara memberikan kesaksiannya untuk kasus pembunuhan di situs dasat laut.

 

BCU : Layar ponsel Detektif Arsa : Pesan dari nomor tak dikenal :

Maaf. Siapa yang terbunuh?

 

SFX : Suara ketukan pintu.

 

Detektif Arsa beranjak dari duduknya, lalu membukakan pintu, melihat nampan berisi makanan yang dibawakan seorang petugas penginapan.

 

DETEKTIF ARSA

Makasih.

(mengambil alih nampan makanannya)

 

CUT BACK TO :

 

Deva masih menyetir di jalanan yang sepi.

 

Dari ear mic Andien dan Deva terdengar suara SASHA (O.S) :

Tomy mungkin membayar Lara untuk kesaksian palsu.
Detektif itu bilang korban yang terbunuh di situs dasar laut namanya Rocky.
 

Deva dan Andien terenyak memikirkannya.

 

ANDIEN

Apa dia peneliti?

(lalu melihat Deva)

 

Deva melihat Andien sebentar.

 

ANDIEN

Apa mungkin itu ayah Reffrain?

 

SASHA (O.S)

Sedang mencari.

 

ANDIEN

Kalau emang bener ...
Alasan Reffrain kabur dari bandara mungkin ada hubungannya sama kematian ayahnya.

 

DEVA

Mungkin.

 

POV DEVA : Jalanan di depan sepi total.

 

CUT TO :

 

SASHA (O.S)

Itu Ayah Reffrain.
Dia menikah sama orang Indonesia.
Dan istrinya meninggal tujuh tahun yang lalu.

 

DEVA

Jadi Reffrain mungkin terlibat, dan dia berubah pikiran?

(serius memikirkannya)

 

ANDIEN

Atau dia sama sekali nggak tau?

 

DEVA

Tomy minta Lara bersaksi.
Gue pikir dia dibayar banyak buat kerjaan itu.
Kalau nggak, kenapa waktunya bisa pas banget sama keberangkatannya ke luar kota?

 

ANDIEN

(mengerti sekarang)

Kesaksian palsu.

 

Di kursi belakang, Lucky terlihat ikut berpikir keras.

 

ANDIEN

Apa mungkin Tomy ngatur semuanya biar Reffrain percaya, kalau Archen nggak terlibat dalam pembunuhan itu?

 

Deva terenyak memikirkannya.

 

CUT BACK TO DETEKTIF ARSA :

 

Detektif Arsa membaca pesan dari SASHA (O.S) :

Apa Anda kenal Anne dan Tomy?

 

DETEKTIF ARSA

(menghela napas, lalu membuat pesan suara)

Saya nggak kenal.
Sebenarnya apa maksud Anda menanyakan itu?

(meletakkan ponsel, agak kesal)

 

SFX : Denting ponsel Detektif Arsa.

 

Detektif Arsa mengambil ponselnya, lalu tersentak saat melihat isi pesan.

 

BCU : Layar ponsel Detektif Arsa : Pesan dari SASHA (O.S) :

Sebenarnya saya reserse kepolisian.

Maaf karena saya berbohong tadi.

Anda menyelidiki kasus ayah Reffrain, kan?

Saya hampir bisa memastikan kesaksian yang diberikan Lara itu palsu.

Dan sekarang orang yang membayar dia untuk menyampaikan kebohongan itu sedang membuntuti Anda. Mereka satu penginapan dengan Anda.

Namanya Anne dan Tomy.

 

Detektif Arsa mengerutkan kening, memikirkannya. Dia menghela napas, lalu meminum tehnya.

Tiba-tiba saja dia pusing, meletakkan cangkir teh di meja, lalu jatuh tak sadarkan diri.

 

CUT TO DEVA :

 

SASHA (O.S)

Deva. Ikutin target baru kita.
Biar gue yang urus Anne dan Tomy.

 

Deva mengetikkan sesuatu di ponsel.

 

BCU : Peta virtual pada mobil Deva menunjukkan lokasi baru dengan satu titik berwarna merah. Deva memperjelas lokasinya.

 

SASHA (O.S)

Itu Reffrain.

 

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar