LOCKDOWN
7. Tujuh

73. EXT. KOMPLEK PERKANTORAN. KANTOR DEVA - MALAM

Deva dan Andien ada di depan kantor, sementara Reffrain di dalam ruangan, sibuk dengan ponselnya.

Deva menunjuk satu arah, mengajak Andien pergi ke sana.

Andien melihat Reffrain sebentar, lalu mengikuti Deva.

 

DEVA

(berbicara pelan)

Lo yakin biarin dia tinggal di sini juga?
Kita bahkan belum tau apa dia ada gangguan mental tertentu.
Seenggaknya setelah ayahnya meninggal.

 

ANDIEN

Lo sendiri tau mental gue juga terganggu.

 

DEVA

Lo beda Andien.
Semua itu cuma ada di pikiran lo.
Nggak berdampak apapun buat orang lain.

 

ANDIEN

Tapi gue juga punya peluang, kan?
Biarin dia di sini dulu.

 

DEVA

(menghela napas memikirkannya)

Oke.
Kalo ada-apa telfon gue.

 

Andien mengangguk.

 

DEVA

Gue balik dulu.

 

ANDIEN

Lo bilang mau cerita?

 

Deva mencoba mengingat.

 

ANDIEN

Soal BIN.

 

DEVA

Oh. Besok aja.

 

ANDIEN

(mengerti)

Hati-hati.

 

DEVA

(mengangguk)

Lo juga.

(lalu pergi)

 

CUT TO :

74. INT. KANTOR DEVA - MALAM

Reffrain melihat Andien menutup pintu dari dalam lalu mengambil sebotol air mineral.

 

ANDIEN

Kamu nggak ngantuk?

(melihat Reffrain, lalu minum)

 

REFFRAIN

(mengangkat bahu sebentar, lalu duduk di sofa)

Andai bisa ngantuk di saat seperti ini.
Pasti tenang.

(lalu teringat sesuatu)

Anak itu tadi malah minum kopi.

(hampir tertawa)

 

ANDIEN

Lucky?

(menaruh botol minuman di meja)

 

REFFRAIN

Namanya Lucky?
Aku lupa.

(menghela napas)

Beneran lelah hari ini.
Tapi aku seneng semuanya udah berakhir.
Mungkin terlalu seneng jadi nggak bisa tidur.

 

Andien mengerti.

 

REFFRAIN

Apa kakak udah punya pacar?

 

ANDIEN

(tersentak melihat Reffrain)

Belum.
Nggak mau mikirin itu sekarang.
Kenapa?

 

REFFRAIN

Kalau Kak Deva?

 

ANDIEN

(mengalihkan pandangan)

Mana gue tahu, dia nyembunyiin banyak hal dari gue.

 

REFFRAIN

(memikirkannya)

Tapi orang yang jatuh cinta kelihatan dari tatapan matanya.

 

ANDIEN

(kembali melihat Reffrain)

Maksudnya?

 

REFFRAIN

Menurutku dia suka sama kakak.

 

ANDIEN

(terenyak, lalu kembali melihat Reffrain)

Mungkin kamu salah lihat.

(beranjak dari duduk)

Ayo tidur.

(lalu masuk ke kamar)

 

REFFRAIN

Aku masih mau ngerjain sesuatu.

(lalu mengeluarkan laptopnya di meja)

 

CUT TO :

 

Reffrain tampak serius mengetik di laptopnya.

 

CUT TO :

75. INT. RUANGAN DOKTER HARRIS - SIANG

Dokter Harris duduk sambil membaca berkas di tangannya, meletakkannya di meja, lalu mengalihkan pandangan pada Reffrain yang sedang memperhatikan deretan buku di rak.

 

DOKTER HARRIS

Lihat kalau kamu nggak dengarkan kata-kataku.

 

Reffrain lalu melihat Dokter Harris.

 

DOKTER HARRIS

Sekarang bukan cuma Archen yang tertangkap, tapi kamu juga.
Kontrak yang kamu tanda-tangani itu ...
Aku tau nggak semua orang bisa mendapatkannya.
Ya. Kecuali memang itu yang kamu inginkan.
Mengerjakan misi-misi berbahaya.

 

REFFRAIN

Aku tau ini terlambat, Paman.
Tapi aku benar-benar menyesal sekarang.

(menghela napas, memikirkannya)

Karena kesepakatan yang kita buat tentang penelitian yang Paman lakukan ...

 

DOKTER HARRIS

Kamu terpaksa membatalkannya dan lebih mementingkan tugas-tugas yang mereka berikan?

 

Tidak ada jawaban dari Reffrain.

 

DOKTER HARRIS

Kamu nggak mau pun mereka yang akan memaksaku—atau, lebih cocok dibilang mengancam.
Membongkar semua kejahatan yang kulakukan, memenjarakanku.
Banyak yang bisa mereka lakukan buat lepasin kamu dari kesepakatan kita.

 

REFFRAIN

(kembali melihat Dokter Harris)

Aku minta maaf, Dokter.

(jeda)

Tapi aku masih punya banyak waktu.
Selagi kita beresin semua kekacauan ini, artinya kita bekerja sama.

 

DOKTER HARRIS

Ya. Tapi aku nggak yakin kamu bisa fokus dengan penelitianku.
Tapi udahlah.
Keputusanku membantu bukan jadi tanggung jawabmu.
Ayahmu yang minta aku mengawasimu.

 

Reffrain kembali melihat Dokter Harris.

 

DOKTER HARRIS

Di pertemuan terakhir itu ...
Dia mau aku mengawasimu. 
Dia bilang kamu punya banyak rencana yang sulit dimengerti.
Tapi rencana itu bekerja di kepalamu.
Sekalipun orang lain nggak bisa lihat prosesnya.
Dia mau aku percaya.
Kalau suatu saat kamu bisa membuktikan semuanya baik-baik aja.
Yang dia butuh selama ini cuma waktu.
Menunggu cerita tentang keberhasilan eksperimen-eksperimenmu.
Atau bahkan kalau itu gagal.
Dia selalu percaya kamu bisa mengatasinya.

 

Reffrain terenyak mendengarnya, matanya berkaca-kaca.

 

DOKTER HARRIS

Mungkin yang paman butuhkan sekarang juga waktu.
Lupakan kesepakatannya.
Tapi bantu paman sesekali kalau kamu ada waktu.
Perhatikan saja kesempatan yang ada di depanmu saat ini.
Mungkin kamu memang lebih cocok jadi agent BIN daripada terkurung di lab. dengan penelitian terbaru.

 

Reffrain meneteskan air mata, lalu segera mengusapnya. Tapi dia masih belum bisa berhenti menangis.

 

CUT TO :

76. INT. APARTEMEN DEVA - SORE

 

BCU : Sebungkus kuaci biji bunga matahari yang baru saja diambil oleh Andien.

 

Andien duduk, melihat dua bungkus biji bunga matahari di dekat vitamin C. Dia mengambil vitamin C, lalu terenyak melihatnya.

 

DISSOLVE TO FLASHBACK Scene 8

 

DEVA

(hampir tertawa)

Gue beli sushi ...
Tau gitu, gue beli vitamin C.
Sama biji bunga ... bunga apa tadi yang lo tulis?

 

FADE OUT & FADE IN :

 

ANDIEN

Lo bahkan inget itu biji bunga matahari.

 

Deva menoleh melihat Andien, lalu tersenyum kembali memasak.

 

ANDIEN

Ini buat gue, kan?

 

DEVA

Buat siapa lagi?

 

ANDIEN

(tersenyum)

Makasih.

(membuka bungkus makanan ringan itu, lalu mulai makan)

Kadang gue sendiri lupa.
Sampai suara-suara itu buat segalanya berantakan lagi,
Gue baru inget hal-hal sekecil ini yang penting buat gue.

 

DEVA

Tapi sekarang lo baik-baik aja, kan?

(sambil memindahkan makanan ke piring)

 

ANDIEN

Hmm.

(sambil makan)

 

CUT TO :

 

Deva sudah bergabung dengan Andien di meja makan.

 

DEVA

(menghabiskan makanannya, lalu menjauhkan piring, melihat Andien)

Kalau lo masuk STIN, lo bakal masuk kasta perwira.
Tapi ada lagi yang namanya Bintara dan Tamtama.
Orang-orang yang punya pengaruh dan jaringan informasi tertentu.
Pemimpin geng misalnya.
Juga orang binaan perwira.
Dan gue, mutusin ngerekrut lewat jalur detektif swasta.

 

ANDIEN

(meletakkan sendoknya di piringnya yang sudah kosong)

Maksud lo gue ...

 

DEVA

Ya. Gue ngerekrut lo buat BIN.
Agency itu tempat seleksinya.

 

Andien terenyak memikirkannya

 

DEVA

Sekarang.
Apa gue boleh tau alasan kenapa lo pengen jadi detektif?

 

ANDIEN

Bukannya udah gue jawab waktu interview?

 

DEVA

Maksud lo jawaban yang sama kayak pelamar lain?

 

Andien mengambil piring mereka, lalu membawanya untuk dicuci.

 

DEVA

Gue pengen tau motivasi lo yang sebenernya.

(lalu minum)

 

ANDIEN

(mencuci piring bekas makanan, lalu mencoba mengingatnya)

Patah hati.

 

Deva tersentak melihat Andien.

 

ANDIEN

Gue pernah diselingkuhin sampai rasanya ...
Hidup gue hampir berhenti.

 

Andien meletakkan peralatan makan di rak.

 

ANDIEN

(mengelap tangan menggunakan serbet)

Gue udah putusin dia.
Tapi belum bisa move on.

 

Deva terenyak memikirkannya, lalu melihat Andien duduk di kursi putar di dekat meja komputer Lucky.

 

ANDIEN

Gue sempet menjauh dari segala hal yang berhubungan sama cinta.
Laki-laki.
Tapi ... gue punya temen satu kamar di kos.
Satu kerjaan juga.
Dia punya pacar.
Satu-satunya laki-laki yang nggak mungkin gue jauhin.
Dan gue malah suka.

 

DEVA

Temen lo tau?

 

ANDIEN

(melihat Deva sebentar)

Pacarnya tau.
Dia bahkan nyuruh Sherly pindah kos.
Karena takut Sherly cemburu.
Padahal gue nggak pernah bilang apa-apa.
Dan nggak ada niatan ngerusak hubungan mereka.

 

Deva memikirkannya.

 

ANDIEN

Gue resign dari kerja karena segalanya berubah.
Gue jadi nggak nyaman kerja sama Sherly.
Dan gue lihat info perekrutan dari website lo.
Ada satu kasus yang menarik buat gue.

 

DEVA

Perselingkuhan?

 

ANDIEN

(hampir tertawa)

Ya.
Gue pengen bantuin mereka yang punya masalah yang sama.
Karena gue tau rasanya ada di posisi mereka.

 

DEVA

(mengerti, lalu teringat sesuatu)

Apa ini ada hubungannya sama suara-suara misterius yang lo denger?

(lalu melihat Andien)

Kapan suara-suara itu mulai muncul?

 

ANDIEN

(terenyak mengingatnya)

Sejak semuanya berantakan.

(jeda)

Mungkin ... waktu itu gue depresi.

 

DEVA

(terenyak memikirkannya)

Dan kalau suatu saat lo kehilangan pekerjaan sebagai detektif—
Maksud gue, lo nggak bisa selalu ngandalin kasus buat hilangin sakit hati lo.

 

ANDIEN

Gue ngerti.

(mengalihkan pandangan)

 

DEVA

(teringat sesuatu)

Gue tau.

 

Andien kembali melihat Deva.

 

CUT TO :

77. INT. GEDUNG APARTEMEN. TAMAN - SORE

 

DEVA

Sebenernya ini latihan gue waktu masih di akademi.
Tapi mungkin aja berguna.
Coba lo perhatiin keadaan di taman ini.

 

Andien memperhatikan keadaan di taman itu.

 

Tak lama kemudian ...

 

DEVA

Sekarang tutup mata lo.

 

ANDIEN

Apa?

(kembali melihat Deva)

 

DEVA

Tutup mata lo.

 

Andien mengalihkan pandangan, lalu menutup matanya.

 

DEVA

(lalu melihat ke satu sudut di taman)

Berapa kursi yang ada di taman?

 

ANDIEN

(hampir tertawa)

Kursi?

 

DEVA

Ya. Coba inget lagi.

 

ANDIEN

Emm ...

(mencoba mengingat)

Tiga?
Bukan—
Empat?

 

Deva melihat kursinya.

 

DEVA

Ada berapa macam bunga di taman?

 

ANDIEN

(tertawa sebentar)

Mana gue tau.

 

DEVA

(tersenyum)

Sebutin aja yang lo inget.
Warnanya ...

 

ANDIEN

(menghela napas, memikirkannya)

Kuning.
Putih.
Nggak ada lagi—
Ungu?!

 

DEVA

Sekarang buka mata lo.

 

Andien membuka mata, mengedarkan pandangan mencari kursi taman.

 

ANDIEN

(tersenyum melihat kursinya)

Cuma ada dua kursi.

 

DEVA

(melihat bunga di taman)

Cuma ada kuning sama ungu.

 

ANDIEN

(melihat apa yang dilihat Deva)

Yang putih temboknya.

 

DEVA

(tertawa)

Masuk akal.

 

ANDIEN

Jadi begini latihan di BIN?

(tersentak, melihat sekeliling sebentar memastikan keamanan situasi)

Sorry ...

(saat kembali melihat Deva)

 

DEVA

Sebenernya lebih ke, lo disuruh masuk ke satu ruangan.
Diberi watu dua atau tiga menit buat perhatiin barang-barang.
Dan setelah keluar, lo bakal ditanya barang apa aja yang ada di dalam ruangan.
Jumlahnya ... Letaknya ...

 

Andien mengerti sekarang.

 

DEVA

Kalo lo ngerasa keganggu sama suara-suara itu.
Lo bisa coba inget benda-benda apa yang barusan lo lihat.
Lo cek lagi bener nggak nya.

(jeda)

Biar otak lo punya kerjaan selain dengerin suara-suara itu.

 

ANDIEN

(tersenyum melihat Deva)

Jadi dia nggak perlu ngerjain gue lagi.

 

DEVA

Ya.

 

Lalu mereka bersamaan mengalihkan pandangan ke taman.

 

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar