Live Again
10. Bagian 10

77 INT. RUMAH RENATA – DINI HARI

Renata masuk dan berjalan menuju kamar Wati.

CUT TO:

KAMAR WATI --

FX: Pintu dibuka.

Wati membuka mata. Wati melihat pintu kamarnya dibuka. Wati sekilas melihat bayangan wajah Renata mengendap di pintu. Wati menutup mata. Wati membuka matanya kembali. Wati melihat, pintunya ditutup. Wati membuang napas dan menutup matanya kembali.

CUT TO:

78 INT. PUB – MALAM BERIKUTNYA

Kita melihat, Renata sementara melayani beberapa tamu. Mendadak teman Waitress Renata mendekat pada Renata dan berisik padanya.

WAITRESS #1

Bos manggil lo di ruangannya.

Renata mengangguk dan temannya itu beranjak ke meja yang lain.

RENATA

(bicara pada tamu)

Maaf ya, pak...aku ke belakang dulu nggak lama.

Para tamu mengiyakan. Renata segera berdiri dan berjalan pergi.

INSERT: Memey yang sibuk melayani tamunya, memandang curiga saat Renata beranjak pergi dari kursinya.

CUT TO:

RUANGAN BURHAN - -

Kita melihat, Burhan sedang duduk santai sembari merokok di kursinya.

FX: Ketukan pintu.

BURHAN

Siapa?

RENATA (O. S)

Renata, pak.

Burhan beranjak dari kursinya dan duduk di atas meja.

BURHAN

Masuk, Ren.

Renata membuka pintu dan masuk.

RENATA

Pak Burhan manggil saya?

BURHAN

(mengangguk)

Duduk sini. (menepuk meja)

Renata terlihat ragu.

BURHAN (CONT’D)

(senyum)

Nggak usah takut, saya nggak makan orang. (menepuk meja lagi) Sini.

Renata perlahan merapat dan duduk di samping Burhan.

BURHAN

Kamu cantik. Sudah punya pacar?

Renata terlihat jadi bingung.

RENATA

(menggeleng dengan wajah aneh)

Pacar? Saya nggak punya pacar, pak.

Wajah Burhan seketika terlihat merona senang.

BURHAN

Berarti kamu masih single.

Renata terlihat mulai curiga.

RENATA

Pak, maaf...sebenarnya anda memanggil saya ke sini untuk apa?

BURHAN

(senyum ada maksudnya)

Kita santai-santai saja di sini.

RENATA

Maaf, pak, tapi saya masih ada tamu yang harus saya layani.

BURHAN

Kamu tenang saja. Sudah diganti sama yang lain. Kamu di sini saja, temenin saya.

Renata terlihat mulai cemas.

BURHAN

Lebih baik kamu ambilkan dulu minuman di depan, biar lebih santai.

Renata kemudian beranjak dari meja. Tiba-tiba Burhan memegang tangan Renata.

BURHAN (CONT'D)

Jangan lama-lama. Saya paling tidak suka menunggu. (melebarkan senyum)

Burhan segera melepaskan tangan Renata dan Renata berjalan menuju ke pintu.

CUT TO:

LUAR RUANGAN BURHAN - -

Renata berjalan menuju ruang utama dengan menampakkan wajahnya yang semakin cemas. Tiba-tiba Memey menarik Renata ke sudut ruangan.

RENATA

Lo ngagetin gue aja, Mey! Kalo gue jantungan gimana?

MEMEY

Gue nyariin lo, Ren. Gue kira lo udah pulang.

RENATA

Nggak lah. Mana mungkin gue ninggalin pekerjaan gue.

MEMEY

Lo ngapain keluar dari ruangan bos?

RENATA

Tadi bos manggil gue.

MEMEY

(mengernyitkan kening)

Buat apa?

RENATA

Buat nyantai.

MEMEY

Nyantai?

RENATA

Iya. Ini gue disuruh buat ngambil minuman.

Memey terlihat memikirkan sesuatu.

MEMEY

(mengingatkan)

Ren, lo jangan sampe dimabokin ama si bos ya?

Renata mengangguk.

MEMEY (CONT'D)

Gue takut lo diapa-apain sama dia.

RENATA

Iya, Mey. Gua nggak akan mabok.

MEMEY

Oke. Lo cepet, dia nggak suka nunggu.

RENATA

Gue tahu.

Renata dan Memey segera melangkah ke ruangan utama.

CUT TO :

RUANGAN UTAMA - -

Renata merapat ke meja bartender.

RENATA (CONT’D)

Bos yang nyuruh.

Si bartender mengambil beberapa minuman, membukanya dan menaruhnya di atas meja. Renata mengambil minuman itu. Setelah berbalik, Renata melihat, meja yang ditinggalkannya sudah ada Waitress lain yang mengganti. Renata berpaling dan berjalan pergi.

CUT TO :

RUANGAN BURHAN - -

Renata membuka pintu sembari membawa beberapa minuman dan menaruh minuman itu di meja Burhan. Burhan mengambil dua gelas dan menaruhnya di meja. Renata menuangkan minuman ke dalam gelas dan mereka minum bersama. Tapi Renata minum berhati-hatti dengan sedikit-sedikit.

CUT TO:

KAMAR MANDI - -

Kita melihat, Renata sedang mencuci muka dan Memey bersandar di dinding.

MEMEY

Ren, lo nggak ngapa-ngapain kan ama si bos?

RENATA

Ya nggak, Mey. Gue cuman nemenin dia sampe teler.

MEMEY

Lo hati-hati aja, Ren, kalo nemenin bos. Kita itu masih baru, belum tahu betul sifat bos yang asli.

RENATA

Hm. (mengangguk) Kita pulang, Mey. Gue capek.

MEMEY

Yuk.

Renata dan Memey langsung keluar dari kamar mandi.

CUT TO:

79 EXT. HALAMAN PARKIR PUB – DINI HARI

Renata dan Memey berjalan dari dalam menuju ke motor Memey yang diparkir. Memey kemudian menyalakan motor. Renata naik, dan Memey menjalankan motor.

INSERT: Burhan membuka kaca mobil setelah Memey menjalankan motornya. Burhan terlihat tersenyum miring.

CUT TO:

80 EXT. JALAN DEPAN RUMAH RENATA – DINI HARI

Memey menghentikan motornya. Renata turun dari motor. Memey segera berputar, mengklakson dan langsung pergi. Renata melepas helmnya dan berjalan menenteng helm ke dalam rumah.

81 INT. RUMAH RENATA – KAMAR WATI – PAGI

Kita melihat, Renata sementara menyuapi Wati dengan bubur.

WATI

Nak, kamu kerjanya apa? Pulang-pulang hampir subuh?

Renata tampak terkejut dan terhenti sejenak menyuapi Wati.

Beat.

RENATA

Ibu belum tidur?

Wati hanya tersenyum.

WATI

Ibu nggak marah kamu kerja sampai larut malam. Tapi kamu harus jaga kondisi kamu, Nak. Ibu takut, kamu malah sakit.

RENATA

Ibu nggak usah cemas, aku baik kok, Bu.

WATI

Ibu boleh tahu, kamu kerjanya apa?

Renata terpaksa berbohong.

RENATA

Aku dan Memey kerja jadi pelayan di kafe, Bu. Karena kafenya ramai, kami berdua sering pulang kemalaman, Bu.

WATI

Oh. Kamu yang kuat kerjanya ya, Nak. Jaga kesehatanmu.

RENATA

(mengangguk dan meneruskan menyuapi Wati)

Iya, Bu. Habisin buburnya. Besok aku mandiin Ibu supaya sehat.

Wati mengangguk sembari menyungging senyum tipis.

CUT TO:

82 EXT. HALAMAN KAMPUS – TEMPAT SANTAI DI BAWAH POHON – SIANG

Kita melihat, Renata dan Memey sedang duduk bersantai. Tapi wajah Renata terlihat lemas.

RENATA

Mey, Ibu sempat nanya kerjaan gue tadi pagi.

MEMEY

Jadi lo bilang?

RENATA

Mana mungkin gue bilang, Mey...terpaksa gue bohong.

MEMEY

Gue kira lo jujur ke Ibu lo.

RENATA

Lo mau Ibu gue kancing!

MEMEY

Nggak lah.

RENATA

Gue Sedih, Mey. Baru kali ini gue bohongin Ibu.

MEMEY

Nggak perlu sedih, Ren. Lo juga nggak bener-bener bohong. Itu juga demi kepentingan lo ama Ibu lo.

RENATA

Iya sih, Mey. Tapi namanya bohong, itu nggak ada yang bener. Tetap salah.

MEMEY

Iya, gue tahu. Sudah, gue anter lo pulang sekarang. Gue mau cepat tidur. Badan gue kerasa pegal. (menggerakkan badannya)

Memey kemudian berdiri.

MEMEY (CONT’D)

Ayuk.

Renata dengan lemasnya terus berdiri dari situ. Mereka berdua berjalan pergi.

83 INT. RUMAH RENATA – KAMAR WATI – SIANG

Kita melihat, Wati terbatuk-batuk berat dan menahannya dengan tangan. Batuknya itu semakin parah dan semakin banyak darah yang keluar. Wati mengambil kain di bawah bantalnya dan mengelap mulut dan tangannya. Wati bersusah payah menegakkan badan, mengambil segelas air putih di atas lemari kecil. Wati meminum air putih itu dan kembali berbaring. Wati sesekali terbatuk-batuk.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar