Live Again
4. Bagian 4

21 EXT. HALAMAN RUMAH RENATA - SORE MENJELANG MALAM

Renata terlihat lemas memasuki teras depan rumahnya.

22 INT. RUMAH RENATA - RUANG TENGAH - SORE MENJELANG MALAM

Renata langsung duduk bersandar di kursi, melepas lelah. Wajahnya masih masam dan terlihat banyak pikiran. Renata teringat-ingat apa yang dia dengar dari teman kerjanya tentang “PHK”.

FX: Wati terbatuk-batuk.

RENATA

Ibu?!

Mendengar Wati terbatuk-batuk, Renata segera beranjak dari kursi, melihat kondisi Wati di dalam kamarnya.

RENATA (CONT'D

(menghampiri Wati)

Ibu! Ibu kenapa?

Wajah Renata tampak begitu panik.

WATI

(menggeleng, menutup mata menahan sesak di dada)

Dada Ibu tiba-tiba sesak.

RENATA

Bu, kita ke rumah sakit sekarang. Aku takut penyakit Ibu makin parah.

WATI

(mengelak)

Nggak usah, Nak. Ibu nggak apa-apa. Dada ibu hanya sesak.

RENATA

(memaksa)

Bu, aku takut, Bu.

Wati berpura-pura seakan dia terlihat baik-baik saja.

WATI

Sudah nggak apa-apa, ini sudah agak mendingan.

RENATA

Bohong?

Wati menggeleng sembari menutup mata.

RENATA

Ibu jangan bohong, lagi.

Wati mengangguk berusaha meyakinkan Renata.

RENATA (CONT'D

Baiklah, Bu. Tapi, kalo Ibu udah nggak tahan, ngomong sama aku ya, Bu?

Wati mengangguk kembali.

WATI

Kamu sudah lama pulang?

RENATA

Belum lama, Bu. Aku siapin bubur dulu. Atau Ibu mau makan nasi?

WATI

Bubur aja, Nak. Ibu belum kuat buat ngunyah nasi.

RENATA

Aku ke dapur, Bu, ngambil piring.

Renata keluar dari kamar Wati.

CUT TO:

DAPUR --

Renata mengambil piring serta leper,setelah itu membawanya ke rungan tengah. Renata menuangkan bubur ayam yang dia beli ke dalam piring. Renata mengambil bubur itu dan berjalan ke kamar Wati.

CUT TO:

KAMAR WATI --

Renata mendorong dengan siku—menutup pintu kamar dan kembali duduk di kursi dekat tempat tidur Wati.

RENATA

Bu, aku suapin.

Renata mengambil sesendok bubur dan menyuapi Wati.

RENATA

Habis makan, aku mau pergi beli obat ya, Bu? Tadi, aku lupa singgah obat Ibu di apotek depan karena cepet-cepet, takutnya Ibu sudah lapar.

Renata menuangkan segelas air putih dari ceret di atas lemari kecil.

RENATA (CONT'D

(meminumkan)

Minum dulu, Bu.

WATI

Bagaimana pekerjaanmu di pabrik roti?

Tak mau membuat Wati cemas, Renata terpaksa menyembunyikan kabar buruk yang sempat dia dengar.

RENATA

Yah, seperti biasa, Bu, baik-baik saja.

Renata menyungging senyum paksa.

RENATA (CONT'D)

(menyuapi)

Habisin, Bu, supaya sehat.

23 INT. APOTEK BERSEHATI - MALAM

Kita melihat, Renata sedang membayar obat yang dia beli pada kasir di apotek di pinggir jalan raya. Di apotek itu terdapat dua orang perempuan yang bekerja di situ.

KASIR APOTEK

(menyerahkan kembalian)

Ini kembaliannya.

RENATA

(mengambil kembalian)

Makasih, kak.

Renata berjalan meninggalkan apotek itu.

24 EXT. JALAN UMUM - MALAM

Kita melihat, Renata sedang berjalan menuju ke rumahnya. Dari belakang Renata, datanglah Mus dengan mengendarai sepeda motornya.

25.

MUS

(mengklakson)

Pulang, Ren?

RENATA

Iya, bang.

MUS

Abang gonceng sampai depan rumah?

RENATA

Makasih bang. Nggak usah, udah dekat kok.

MUS

Oh...duluan ya, Ren?

RENATA

Ya, bang.

Mus mengklakson kembali dan segera meninggalkan Renata. Renata menggeleng sembari meneruskan perjalanannya sampai ke rumah.

25 INT. RUMAH RENATA - KAMAR WATI - MALAM

Kita melihat, Renata membuka pintu kamar Wati dan masuk ke dalam. Wati tampak sudah terlelap di tempat tidurnya.

RENATA

(menggoyangkan tangan Wati)

Bu...bangun, Bu...minum obat dulu.

Wati seketika terjaga.

RENATA (CONT'D)

Bu, minum obat dulu, baru tidur. Ini, aku udah beli dari apotek.

Renata membantu menegakkan badan wati, kemudian meminumkan obat itu. Napas Wati mulai terlihat agak mengap-mengap setelah meminum obat tersebut. Dan tak lama, napas Wati kembali normal. Renata kembali membaringkan badan Wati di atas kasur.

WATI

Kamu sudah makan, Nak?

RENATA

(mengangguk)

Udah, Bu.

WATI

Kamu nggak keluar, Nak?

RENATA

Nggak, Bu.

WATI

Ini kan akhir pekan, kamu sesekali butuh hiburan.

RENATA

Nggak perlu, Bu. Aku capek.

WATI

Kalo capek, kamu istirahat.

RENATA

Belum ngantuk, Bu.

WATI

Ya, sudah, mending kamu cari angin di teras, Ibu mau Istirahat.

Renata mengangguk.

RENATA

Aku keluar dulu, Bu. Ibu istirahat.

Renata menarik ke atas selimut Wati dan beranjak keluar dari kamar.

CUT TO:

TERAS --

MONTAGE DIMULAI:

1 Renata duduk di sebuah kursi panjang, memandangi jalan. Dia masih kelihatan memikirkan tentang PHK yang dibicarakan beberapa teman kerjanya di pabrik roti tadi siang.

2 Mata Renata mulai menutup karena terbawa heningnya suasana.

FX: anjing menggonggong.

Mata Renata kembali terbuka. Dia melihat, suasana jalan tampak sunyi.

FX: musik radio dengan irama jadul disertai mesin kendaraan bermotor yang berdesing dari jauh.

3 Renata seketika menggigil, dia membuka layar Hp-nya, kita melihat, jam menunjukkan pukul 21:18, Renata mematikan layar Hp-nya dan segera beranjak masuk ke dalam.

4 Renata membuka pintu kamar Wati, bermaksud mengecek keadaannya dan menutup pintunya kembali.

5 Renata masuk ke kamarnya, mematikan lampu, terus berbaring di tempat tidurnya sembari menarik selimut.

MONTAGE BERAKHIR

FADE IN:

26 INT. RUMAH RENATA - KAMAR WATI - PAGI

Kita melihat, Renata sementara menyuapi Wati.

FX: ketukan pintu.

MEMEY (O.S.)

Ren! Ren!

WATI

Nak, sepertinya ada yang manggil kamu di luar.

MEMEY

Ren! Renata!

RENATA

Memey?

Renata melepas piring yang dia pegang.

RENATA (CONT'D)

Bu, aku buka pintu, dulu.

WATI

(mengangguk)

Iya.

Renata melangkah keluar dari kamar Wati.

CUT TO:

TERAS DEPAN --

Kita melihat, Memey berdiri sembari mengetuk pintu depan rumah Renata.

MEMEY

Renata! Re...

Renata membuka pintu.

RENATA

Mey, Mey...gua kirain, siapa?

Memey menyegir.

RENATA (CONT'D)

Duduk.

Renata dan Memey duduk bersama di tempat duduk di teras.

RENATA

Ada apa, Mey? Pagi-pagi gini udah bikin ribut di rumah gue?

MEMEY

Lo ngapain?

RENATA

Lagi nyuapin Ibu di dalem.

MEMEY

Ibu lo udah baikkan?

RENATA

(murung)

Masih belum, Mey.

MEMEY

(prihatin)

Ren, moga Ibu lo lekas sembuh, ya?

RENATA

(senyum)

Thanks, Mey.

MEMEY

Ren, gue datang kemari mau bilang sesuatu sama lo.

RENATA

Apa, Mey?

MEMEY

Gue dapet pekerjaan baru.

RENATA

(mengernyitkan kening)

Pekerjaan baru?

Memey mengangguk.

RENATA (CONT'D)

Yang di kafe?

MEMEY

Gue berenti. Udah Gajinya murah dan gue harus kerja lembur lagi sampe tengah malam. Gue capek, Ren. Gue nggak sanggup.

RENATA

Terus lo dapat kerjaan apa?


Memey memajukan badannya.

MEMEY

Waitress di PUB, Ren.

Wajah Renata tampak jadi lain.

RENATA

PUB?!

FX: klakson motor.

Kita melihat dari teras rumah Renata, si Mus lewat dengan mengendarai sepeda motornya.

MUS

(menyahut dengan senyum menggoda dari jalan)

Pagi, Ren!

Mus seketika berlalu dari pandangan Renata dan Memey.

MEMEY

(mengernyitkan dahi)

Siape tuh?

RENATA

Tetangga sebelah yang sering menggoda diriku.

MEMEY

Om-om?

RENATA

Yoi.

MEMEY

(ledek bercanda)

Lo demen om-om, ya?

RENATA

(agak kesal)

Apaan si lo?

MEMEY

Itu.

RENATA

Asal lo ngomong!

Memey tertawa kecil.

RENATA (CONT'D)

Jadi lo mau kerja di situ?

MEMEY

(mengangguk)

Iya, Ren. Lo tahu kan, pengeluaran gue itu banyak. Buat bayar kontrakan, bayar uang kuliah, belum kebutuhan gue sehari-hari. Kalo gue nggak ada penghasilan, gue nggak tahu hidupku bakalan gimana, Ren. Gue milih kerja kayak gitu, daripada gue...

Memey sesaat tidak melanjutkan.

RENATA

(penasaran)

Gue apa Mey?

MEMEY

(celetuk)

Jual diri, Ren.

RENATA

Sinting lo, Mey! Kalo sampai gue tahu lo kerja jual diri, gue nggak mau lagi temenan sama lo, Mey. Sumpah, nggak akan.

MEMEY

Lo pikir gue serius, Mey? Nggak lah, gue bercanda.

Wajah Renata terlihat kesal.

RENATA

Lo banyak-banyak berdoa, biar otak lo jadi lurus.

MEMEY

(menanggapi)

Iya.

RENATA

Mey, lo bisa tinggal di sini kalo lo mau...di sini cuman aku sama Ibu.

MEMEY

Makasih, Ren. Tapi gue nggak mau nyusain lo sama Ibu lo. Buat gue, yang penting gue masih bisa kerja dan bisa ngelanjutin hidup gue.

RENATA

Oke.

MEMEY

Ren, sebenarnya gue pengen ngajak lo kerja bareng gue. Lo suka? Gajinya gede.

RENATA

Mey, pekerjaan gue itu, gajinya emang nggak seberapa, tapi, gue masih nyaman kerja di situ. Gue belum kepikiran buat nyari kerjaan lain.

MEMEY

Ya sudah kalo lo ngga mau.

RENATA

Lo dapat kerjaan itu dari siapa sih?

MEMEY

Teman sekontrakan gue, Ren. Dia mau balik ke kampung, jadi gue yang gantiin dia.

RENATA

Kapan lo kerja?

MEMEY

Katanya, dia mau nganter gue ketemu managernya bentar malem. Mungkin gue bisa langsung kerja, Ren.

RENATA

Baguslah.

Renata memandang motor yang Memey bawa.

RENATA

Motor baru?

MEMEY

(memandang motornya)

Bukan, Mey. Punya temen.

RENATA

Oh.

FX: pesan masuk di Hp-nya Memey.

Memey menyalakan layar Hp-nya. Sebuah pesan masuk mengapung di layar Hp-nya dari kurir pengantar barang pesanan.

_ _ _

CHAT WHATSAPP:

Kurir: Pagi, mbak...antar pesanan.

_ _ _

MEMEY

Ren, gue balik dulu.

Memey beranjak dari tempat duduk.

Memey (CONT'D)

Ada yang harus gue ambil.

Memey melangkah ke luar dan naik ke motornya. Renata mengikuti.

HALAMAN RUMAH --

RENATA

Mey, lo bisa sms gue, ngapain juga lo datang ke mari?

Memey memakai helm sambil menyalakan motor.

MEMEY

Sekalian gue ngejenguk lo.

Memey menyalakan motor.

MEMEY

Salam buat Ibu lo.

RENATA

Iya.

MEMEY

(melambaikan tangan)

Dah.

RENATA

(memeluk dada sambil membalas melambaikan tangan)

Dah.

Memey pergi meninggalkan rumah Renata. Renata langsung beranjak masuk, menutup pintu dan kembali ke kamar Wati.

CUT TO:

KAMAR WATI --

WATI

Siapa, Nak?

RENATA

Memey, Bu. Dia baru dapat pekerjaan baru.

WATI

Nak, kenapa kamu nggak coba tanya padanya, siapa tahu aja, kamu bisa dapat pekerjaan yang lebih menguntungkan.

RENATA

(pura-pura)

Nggak usah, Bu. Kerjaannya itu cuman butuh satu orang.

WATI

Oh, Ibu kira, butuh lebih.

Renata tersenyum.

RENATA

Aku suapin lagi ya, Bu?

Renata melanjutkan menyuapi Wati.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar