Live Again
6. Bagian 6

CUT TO:

33 EXT. GERBANG MASUK PABRIK ROTI - SIANG

Kita melihat, Renata turun dari motor Memey sambil melepas helm.

RENATA

Makasih, Mey.

Memey mengklakson dan pergi. Renata segera berjalan menuju ke dalam gedung pabrik roti.

CUT TO:

34 EXT. JALAN UMUM - MALAM

Renata terlihat berjalan pulang ke rumahnya dengan menampakkan wajah yang murung.

CUT TO:

35 INT. RUMAH RENATA - TERAS - MALAM

Renata melepaskan tasnya terus bersandar di kursi panjang. Renata tampak lemas.

FX: Rintik hujan diikuti gemuruh guntur.

Renata beranjak dari kursi panjang dan memandang ke langit, sembari menempelkan telapak tangannya di tiang. Kita melihat, bulan ditutupi awan hitam dan bintang, tak ada yang bercahaya. Hanya tampak cahaya petir saja yang memancar. Renata segera berbalik dan masuk ke dalam sambil mengunci pintu.

FX: Hujan mulai deras disertai gemuruh guntur.

FADE IN:

36 INT. RUMAH RENATA - KAMAR WATI - PAGI

Renata mencium kening Wati.

RENATA

Bu, aku berangkat kuliah.

WATI

Hati-hati di jalan, Nak.

RENATA

(mengangguk)

Aku pergi dulu, Bu. Jangan lupa, buburnya dimakan.

WATI

(tersenyum)

Iya, Nak.

Renata meninggalkan kamar Wati. Tak lama, Wati menahan batuknya dalam mulut dengan tangan. Tangannya terciprat darah dari mulut. Wati mengambil kain yang penuh bercak darah yang dia sembunyikan di bawah bantalnya dan mengelapnya. Napas Wati tersengal-sengal kemudian menjadi normal kembali. Wati menutup mata.

37 INT. KAMPUS - KELAS MANAJEMEN - PAGI

Kita melihat, Renata sedang duduk, memperhatikan dosen yang sementara menerangkan di depan. Renata sekilas memandangi tempat duduk Memey yang kosong.

38 EXT. HALAMAN KAMPUS - TEMPAT SANTAI DI BAWAH POHON - SIANG

Kita melihat, Renata sedang duduk dan sementara mengetik di Hp-nya.

CHAT WHATSAPP:

_ _ _

Renata mengetik...

Renata: Mey, kenapa lo nggak masuk kuliah?

Memey sedang mengetik...

Memey: Sorry, Ren, gue lagi nggak enak badan. Gue masuk angin.

Renata mengetik...

Renata: Lo pasti begadang?

Memey sedang mengetik...

Memey: Iya, Ren. Kemarin banyak pelanggan, jadi gue harus begadang sampe subuh.

Renata mengetik...

Renata: Oke, Mey. Lo banyak istirahat. Semoga cepat sembuh.

Memey sedang mengetik...

Memey: Thankyou, sist. Lo masih di kampus?

Renata mengetik...

Renata: Iya, Mey. Baru selesai. Baru mau berangkat ke tempat kerja.

Memey sedang mengetik...

Memey: Oke sist. Semangat.

Renata mengetik...

Renata: Pasti sist. Dah.

Memey sedang mengetik...

Memey: Dah.

_ _ _

CHAT WHATSAPP BERAKHIR

Renata beranjak pergi dari situ.

CUT TO:

39 EXT. DEPAN GERBANG MASUK PABRIK ROTI - SIANG

Kita melihat, Renata baru turun dari mobil angkot. Renata memandangi langit, langit terlihat mendung. Renata lanjut berjalan masuk menuju ke dalam gedung pabrik roti.

40 EXT. HALAMAN GEDUNG PABRIK ROTI - SIANG

Kita melihat, keadaan lagi ricuh. Para pekerja kebanyakan terlihat bersedih dan tidak tenang. Renata kemudian menghampiri seorang teman kerjanya.

RENATA

(bingung)

Bu, kenapa, ya? Orang-orang pada ricuh.

PEKERJA PEREMPUAN #1

Kamu baru datang, neng?

RENATA

Iya, Bu.

PEKERJA PEREMPUAN #1

Kita baru saja kena PHK!

RENATA

(terkejut sembari membelalak)

Apa? PHK?

PEKERJA PEREMPUAN #1

Iya, neng. Kita semua di PHK.

RENATA

(panik dan masih tak percaya)

Nggak mungkin gue kena PHK.

Renata terlihat belingsatan lalu melangkah menuju ke dalam gedung pabrik roti.

41 INT. PABRIK ROTI - RUANGAN MANAGER - SIANG

Kita melihat, Renata sedang berbincang dengan sang Manager.

RENATA

Pak, apa kita para pegawai di PHK?

MANAGER

Iya, mba, tapi cuman sebagian. Klo nama mba tidak dipanggil, berarti mba diberhentikan.

RENATA

Nama saya nggak dipanggil, pak.

MANAGER

Itu berarti mba terkena PHK. Tapi mba jangan khawatir gaji mba yang seminggu tetap kami bayar.

RENATA

Pak, apa boleh saya melamar kembali?

MANAGER

Maaf, mba, untuk saat ini tidak bisa. Sebab pabrik kita sekarang mengalami krisis keuangan. Jadi kami selaku pengelola, memberlakukan pengurangan tenaga kerja kepada sebagian karyawan dan pimpinan tertentu. Itu sudah peraturan.

RENATA

Pak, saya mohon, jangan PHK saya, pak. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, pak.

MANAGER

Maaf, mba. Itu sudah peraturan. Kami tidak bisa berbuat apa-apa.

RENATA

Pak, ibu saya lagi sakit, dan saya butuh uang buat pengobatan. Saya juga sementara kuliah, pak. Tolong pak, jangan PHK saya.

MANAGER

Mba ini berarti pekerja paruh waktu? Apa mba tahu, mereka yang kerja penuh waktu saja terkena PHK, apalagi mba yang kerja paruh waktu. Kalo memang nama mba dipanggil silakan melanjutkan pekerjaannya. Tapi kalo tidak...maaf mba saya tidak bisa membantu.

RENATA

(memaksa)

Pak saya mohon.

MANAGER

Maaf mba, kami akan menghubungi mba kembali, jika masalah ini sudah terselesaikan. (mempersilakan dengan tangannya ke pintu) Silakan ke ruang administrasi.

RENATA

(menundukkan kepala dan menampakkan wajah murung)

Permisi.

Renata bangkit dari tempat duduk dan langsung keluar. Renata lalu menuju ke ruangan administrasi. Di situ ada seorang pegawai perempuan yang bertugas membayar gaji.

PEGAWAI ADMINISTRASI

Nama?

RENATA

Renata Kusuma.

PEGAWAI ADMINISTRASI

(menyerahkan uang dalam amplop)

Ini, mba.

RENATA

(mengambil amplop itu)

Makasih.

Renata kemudian berjalan keluar dari gedung pabrik roti.

42 EXT. HALAMAN GEDUNG PABRIK ROTI - SIANG

Kita melihat, Renata berjalan menuju ke tempat pemberhentian kendaraan, melewati para karyawan yang terkena PHK. Renata menelepon Memey.

43 INT. KONTRAKAN MEMEY - KAMAR MEMEY - SIANG

MEMEY

Halo, Ren?

INTERCUT WITH:

44 EXT. HALAMAN GEDUNG PABRIK ROTI - SIANG

Renata menyadarkan Hp-nya ke telinga.

43 TALKING HEAD RENATA

RENATA

(merengek)

Mey, gue di PHK!

44 INT. KONTRAKAN MEMEY - KAMAR MEMEY - SIANG

Memey terkejut mendengar berita itu.

MEMEY

Apa Ren? Lo di PHK?!

45 EXT. HALAMAN GEDUNG PABRIK ROTI - SIANG

Renata menutup telponnya.

CUT TO:

46 INT. KONTRAKAN MEMEY - KAMAR MEMEY - SIANG

Memey terlihat khawatir.

MEMEY

Ren?! Ren?! Kok ditutup, sih? (cemas)

CUT BACK TO:

47 EXT. HALAMAN GEDUNG PABRIK ROTI - SIANG

Renata segera berjalan keluar, ke pemberhentian kendaraan.

CUT TO:

48 EXT/INT. MOBIL ANGKOT - SIANG

Kita melihat, Renata duduk di ujung sembari termenung dengan wajahnya yang murung, menahan pilu.

CUT TO:

49 INT. KONTRAKAN MEMEY - TERAS - SIANG

Kita melihat, Renata berdiri di depan pintu masuk sambil menangis. Memey kemudian muncul di muka pintu; Renata langsung memeluk Memey dengan erat dan meluapkan air matanya. Memey mendekap Renata—mengusap belakangnya. Mereka berdua duduk di kursi panjang di sebelah pintu masuk.

MEMEY

Ren, lo beneran di PHK?

Renata terlihat masih meluapkan air matanya. Renata mengangguk.

MEMEY (CONT'D)

(rasa iba)

Lo harus kuat ya, Ren?

Renata terus meluapkan air matanya.

RENATA

(merengek)

Mey, gue nggak tahu harus bilang apa sama Ibu.

MEMEY

Ren, lo coba bicara pelan-pelan sama Ibu lo. Pasti Ibu lo bisa memakluminya.

RENATA

Gue takut, Mey. Ibu gue lagi sakit. Gue takut dia kenapa-napa bila tahu gue di-PHK.

MEMEY

Ren...lo nggak bisa nyembunyiin itu dari Ibu lo. Mending lo bilang, daripada jadi beban ke diri lo.

RENATA

Gue tahu Mey. Tapi Ibu gue sangat berharap sekali sama pekerjaan, Mey.

MEMEY

Dan lo juga sadar, Ren...gaji lo itu, nggak mungkin cukup bisa ngumpulin uang itu dalam satu bulan.

Renata terdiam sambil melupakan air matanya.

RENATA

Jadi gue harus gimana, Mey?

MEMEY

Lo tenangin diri lo dulu. Urusan kerja, gue bantu. Gue ambil tisu dulu.

Memey masuk ke dalam dan kembali membawa tisu.

MEMEY (CONT'D)

(ngasih)

Tisu.

Renata mengambil tisu itu. Dia mengelap air matanya dan membuang isngusnya.

RENATA

Mey...gue emang berniat nyari kerjaan tambahan di malam hari, sebelum gue di PHK. Gue sadar, gajiku di pabrik roti, nggak akan cukup buat nyelamatin rumah gue.

MEMEY

Ren, lo kerja bareng gue di PUB. Kebetulan Manager gue lagi nyari tambahan waitress.

RENATA

Tapi Mey...

MEMEY

Nggak ada tapi-tapi, Ren. Lo butuh duit kan? Ingat, lo baru saja kehilangan pekejaan.

RENATA

Gue butuh waktu, Mey.

MEMEY

Jangan lama-lama, Ren. Lo di situasi yang sulit. Pikirkan baik-baik. Lo juga kerja di sana bukan jual diri.

Renata terlihat memikir-mikirkannya. Memey lalu memeluk Renata.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar