Live Again
9. 9. Bagian 9

63 EXT. JALAN RAYA - DINI HARI

Kita melihat, Renata tertidur sembari berpeluk di belakang Memey yang sedang mengendarai motor.

CUT TO:

64 EXT. HALAMAN RUMAH RENATA - DINI HARI

Motor berhenti. Kita melihat, Renata masih tertidur di belakang Memey.

MEMEY

(berusaha membangunkan)

Ren! Ren! Dah nyampe. Bangun.

Memey menggerakkan kepalanya ke samping; tampak Renata masih tertidur.

MEMEY (CONT'D)

(menepuk beberapa kali paha Renata)

Bangun! Bangun! Dah nyampe, Ren.

Renata terbangun.

RENATA

(masih khayal)

Dah nyampe, Mey?

MEMEY

Tuh, rumah lo.

RENATA

Sorry, Mey, gue ketiduran.

MEMEY

Udah, masuk. Istirahat. Gue mau pulang.

RENATA

Nginap di rumah gue aja, Mey, ini dah larut. Pulang pagi aja.

MEMEY

Boleh, Ren. Jalanan gue liat masih ada kendaraan yang lewat. Kontrakan gue kan nggak jauh dari sini?

RENATA

Oke, Mey. Lo hati-hati di jalan.

MEMEY

Gue pulang dulu ya, sist.

RENATA

Ya. Jangan lupa bentar masuk kuliah.

MEMEY

Iya, iya. Dah, sist.

RENATA

Dah.

Memey pun pergi meninggalkan rumah Renata. Renata langsung melangkah masuk ke dalam rumah.

65 INT. RUMAH RENATA - DINI HARI

Dari depan, Renata berjalan menuju ke kamar Wati dan membuka pintunya. Renata melihat, Wati sedang tertidur. Renata menutup kembali pintu kamarnya.

CUT TO:

KAMAR WATI --

Kita melihat, Wati membuka matanya, dia belum tidur. Wati hanya menutup mata ketika mendengar Renata membuka pintu kamarnya. Wati menoleh ke arah pintu menampakkan wajahnya yang cemas.

CUT TO:

KAMAR RENATA --

Renata berbaring di tempat tidurnya dan langsung tertidur pulas.

CUT TO:

66 INT. KAMPUS - KELAS MANAJEMEN - SIANG

Kita melihat, Renata tertunduk-tunduk di kursinya, tampak mengantuk berat. Memey yang berada di tempat duduknya memandang iba pada Renata.

CUT TO:

67 EXT. HALAMAN KAMPUS - TEMPAT SANTAI DI BAWAH POHON - SIANG

Kita melihat, Renata dan Memey sedang duduk berdua.

MEMEY

Gue liat lo ngantuk berat tadi di kelas, Ren.

RENATA

Iya, Mey. Gue ngga cukup tidur, tambah kepala gue pusing banget pas gue bangun. Pagi-pagi sudah ngurusin Ibu dan masak. Gue lelah Mey. Butuh istirahat.

MEMEY

Ren, itu karena lo baru ngerasain gimana rasanya mabuk tadi malam. Semua orang juga kalo mabuk kepalanya pasti pusing saat bangun tidur. Lo masih mampu kerja kan?

RENATA

Gue masih mampu, Mey.

MEMEY

Kita ke apotek beli vitamin. Lo harus kondisi, Ren. Gue juga pertama kali kerja, rasanya semua tulang gue mau lepas. Lalu gue beli vitamin buat jaga kondisi gue, Ren.

RENATA

Iya, Mey. Gue juga sekalian mau beli obat Ibu. Di rumah, udah mau habis.

MEMEY

Kita ke apotek, Ren.

RENATA

Di apotek langganan gue, Mey.

MEMEY

Ayuk.

Renata dan Memey segera menuju ke apotek.

68 EXT. DEPAN APOTEK BERSEHATI - SIANG

Kita melihat, Renata yang masih memakai helm, baru saja keluar dari apotek membeli obat Ibunya dan vitamin untuknya. Renata berbonceng di belakang Memey dan Memey menjalankan motornya.

CUT TO:

69 EXT. HALAMAN RUMAH RENATA - SIANG

Renata turun dari motor sembari melepas helm.

RENATA

Makasih, Mey udah nganterin.

MEMEY

Iya. Sana masuk, dan istirahat. Jangan lupa diminum vitaminnya.

Renata mengangguk.

MEMEY

Bentar malem gue jemput.

RENATA

Oke, sist.

MEMEY

Gue balik dulu.

RENATA

Iya.

Memey mengendarai motornya dan pulang. Renata beranjak masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu.

70 INT. RUMAH RENATA - KAMAR WATI - MALAM

Renata tampak sudah bersiap-siap untuk berangkat ke tempat kerja.

RENATA

Aku pergi kerja dulu ya, Bu?

WATI

Iya. Hati-hati ya, Nak?

RENATA

Iya, Bu.

Renata seperti biasa mencium kening Wati sebelum keluar rumah.

RENATA (CONT'D)

Aku pergi.

Wati menyungging senyuman yang seakan terlihat dipaksakan. Renata menarik pintu; Wati memiringkan badannya. Wati terlihat khawatir.

FX: mesin motor yang berjalan menjauh.

Wati terbatuk kemudian menutup matanya.

71 INT. PUB - MALAM

Kita melihat, Renata mengambil minuman dari meja bartender dan membawanya ke meja pesanan para tamu. Di situ ada empat orang laki-laki yang sedang menunggu minuman. Renata meletakkan minuman itu di atas meja dan membukanya. Renata kemudian menuangkannya ke dalam gelas dan memberikannya kepada seorang dari mereka. Renata menemani minum keempat laki-laki itu bersama dengan seorang teman Waitress nya.

JUMP CUT TO:

Renata sudah dalam keadaan teler. Dia tertidur di kursi sofa seorang diri dengan menggenggam sejumlah uang.

CUT TO:

KAMAR MANDI BEBERAPA SAAT KEMUDIAN --

Renata muntah-muntah di kamar mandi ditemani Memey, yang seperti biasa, lagi mengusap-usap belakangnya. Tapi kali ini, Renata terlihat muntah-muntah lebih parah dari sebelumnya.

CUT TO:

72 EXT. JALAN RAYA - DINI HARI

Renata tertidur sembari memeluk Memey di atas motor.

CUT TO:

73 INT. RUMAH RENATA - RUANG TENGAH - DINI HARI

Renata membuka pintu depan dan langsung berbaring di kursi panjang.

CUT TO:

KAMAR WATI --

Wati yang belum tertidur, memandang ke pintu, tapi pintunya tak dibuka. Wati menutup matanya kembali.

CUT TO:

74 INT. PUB - MALAM BERIKUTNYA

Kita melihat, Renata mulai terbiasa dengan pekerjaannya. Dia terlihat makin santai dalam melayani tamu dan sudah mulai berbaur dengan teman Waitress lainnya.

JUMP CUT TO:

Renata tertidur di atas meja dalam keadaan mabuk, dengan botol-botol minuman yang berserakan.

CUT TO:

KAMAR MANDI BEBERAPA SAAT KEMUDIAN --

Renata mencuci muka tanpa ditemani oleh Memey. Dan kali ini, dia tidak terlihat muntah, hanya kepalanya saja yang dirasanya sempoyongan.

CUT TO:

75 EXT. HALAMAN PARKIRAN PUB - DINI HARI

Kita melihat, Memey sementara menyalakan mesin motornya.

MEMEY

Gue liat, lo udah mulai terbiasa dengan para tamu dan mulai jago minum.

RENATA

Asal lo...barusan gue tepar di meja dan lo nggak ngebangunin gue.

MEMEY

Tenang sist, gue selalu mantau lo.

Renata tampak cemberut, matanya berat dan wajahnya memerah.

MEMEY (CONT'D)

Apa lo muntah di kamar mandi?

RENATA

Nggak, Mey.

MEMEY

Baguslah. Gue jadi nggak sibuk lagi ngurusin lo di kamar mandi.

RENATA

Motor lo kenapa nggak nyala-nyala sih?

MEMEY

Gue juga nggak tahu, Ren. Belum lama gue servis ke bengkel, ini udah jadi ulang. (tampak jemu)

RENATA

Rusak, Mey?

MEMEY

(mengedikkan bahu lalu membuang napas)

Mudah-mudahan cuman mesinnya yang dingin.

RENATA

Lo cobain terus, Mey, siapa tahu nyala.

MEMEY

Kalo nggak nyala, kita jalan kaki pulang.

RENATA

Lo gila, Mey. Rumah kita jauh. Gue khawatir Ibu sendirian di rumah.

MEMEY

Sapa juga yang mau jalan kaki, Ren. Gue becanda. Kalo ni motor nggak nyala kita pulang pesen angkot online aja.

RENATA

Motor lo?

MEMEY

Gue taruh di dalam aja. Cuman orang bego yang mau nyuri ni motor tua.

RENATA

Kan duit, Mey.

MEMEY

Percuma duit, Ren, kalo ni motor nggak bisa nyala.

RENATA

Oh.

Memey terus berusaha menyalakan motornya.

RENATA (CONT'D)

Mey?

MEMEY

Apa?

RENATA

Sunyi.

MEMEY

Emang udah sunyi kali, Ren. Tinggal kita berdua, ama bos dan tu perempuan di dalem.

RENATA

Pak Burhan belum pulang?

MEMEY

(mengangguk)

Hm. Lagi maen di dalem. Lo liat aja.

RENATA

Sinting lo. Dia nggak punya istri?

MEMEY

Yang gue tahu dia udah punya istri. Tapi namanya bos di tempat ginian...ya lo udah tahulah, nggak ada orang baik.

Renata menyingkapi.

RENATA

Mey, lama amat sih?

MEMEY

Sabar, sist. Ini gue lagi usaha.

Kita melihat, Burhan keluar dari dalam bersama dua orang teman kerja Waitress Renata dan Memey. Mereka berdua mencoba seakan tak melihat. Renata dan Memey cuek. Dua perempuan itu langsung masuk ke dalam mobil Burhan. Sedangkan Burhan, datang mendekat pada Renata dan Memey.

BURHAN

Kenapa, Mey? Motornya rusak?

MEMEY

Ini pak, lagi nyoba nyalain.

BURHAN

(senyum)

Ren, saya ingin bicara dengan kamu sebentar. Boleh?

Renata memandang Memey. Memey juga tak bisa berkata apa-apa. Memey hanya menutup mata dan mengangguk. Burhan mengajak Renata bicara di dekat mobilnya. Memey yang merasa khawatir pada Renata, terus berusaha menyalakan motornya.

MEMEY

(gumam)

Sialan ni motor! Kenapa gak mau nyala sih? Nyala dong, ayo nyala, nyala.

Memey melihat, Renata tampaknya mulai digoda oleh Burhan. Membuat Memey lebih khawatir.

MEMEY

please, nyala dong! Nyala!

Memey terus berupaya menyalakan motornya. Tiba-tiba motor Memey hidup.

MEMEY

(tampak senang)

Nyala?!

Memey memainkan gas di motornya. Mesin motornya sudah terdengar normal.

MEMEY (CONT'D)

Udah nyala!

Memey terus memainkan motornya mencoba memanaskan mesinnya. Renata lalu memandang pada Memey. Memey mengangguk senang. Dan sementara Memey memanaskan motornya, Renata terlihat menyudahi pembicaraannya dengan Burhan. Renata datang merapat pada Memey.

RENATA

Udah jadi, Mey?

MEMEY

Udah, Ren.

RENATA

Kita pulang, Mey. Gue khawatir Ibu sendirian di rumah.

MEMEY

Iya, Ren. Ayo. Helm lo.

Renata memakai helmnya. Renata lantas berpamitan pada Burhan.

RENATA

Kami duluan ya, pak?

Burhan hanya melambaikan tangan. Memey pun langsung memacu motornya, mengantar Renata pulang.

76 EXT. HALAMAN RUMAH RENATA - DINI HARI

Seperti biasa, kita melihat, Renata turun dari motor Memey sambil melepas helm.

MEMEY

Ren, apa yang si tua bangka itu bicarain sama lo?

RENATA

Dia mau ngajak gue jalan, Mey.

MEMEY

Emang si tua Bangka itu...gue juga pernah diajak jalan sama dia.

RENATA

Dia mau ngajak kita ke mana, Mey, subuh kek gini?

MEMEY

(mengedikkan bahu)

Mana gue tahu, Ren. Pokoknya lo jangan terlalu deket sama, bos. Bahaya.

RENATA

Oke.

MEMEY

Gue pulang, Ren.

RENATA

Hati-hati, Mey.

MEMEY

(memakai helm)

Sampai ketemu bentar.

RENATA

Ya.

Memey mengendarai motor dan pulang. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar