KOMPLEKSITAS
16. Dhoni dan Ending

-SAAT INI-

Dhoni berlari sekuat tenaga. Ia masih memakai seragam rapi lengkap dengan jas. Ia berlari di trotoar pejalan kaki dan menerobos banyak orang.

[DHONI] Siapakah yang aku sayang? Siapakah yang aku cintai?

Terik matahari tak menghalanginya untuk tetap berlari sekuat tenaga, menuju bandara.

[DHONI] Apakah Tiara? Yang selalu bersamaku dari aku kecil? Yang ternyata selama ini mencintaiku? 

[DHONI] Dian? Yang perlahan mengajariku emosi? Yang mengajarkanku arti cinta?

Dhoni terpeleset dan jatuh. Namun, dia tetap bangkit karena ada sesuatu yang harus dia lakukan sebelum terlambat.

[DHONI] Sekarang aku tahu. Inilah cinta. 

[DHONI] Sangat membahagiakan, tapi juga sangat menyakitkan. 

[DHONI] Namun, aku tak menyesal merasakan emosi yang disebut cinta ini.

Langkah kaki Dhoni semakin kencang dibarengi dengan tatapan serius.

[DHONI] Sekarang aku tahu. Jauh di lubuk hatiku. Aku mencintai Tiara.

Namun jarak ke bandara sangat jauh. Mustahil tepat waktu jika hanya berlari. Kemudian, ada mobil yang mendekat ke arah Dhoni dan memanggilnya.

[PAMAN] (Menurunkan jendela) Butuh bantuan? 

[DHONI] Paman! Kebetulan! (Segera naik ke mobil) 

[PAMAN] Kamu buru-buru? Kita mau ke mana? 

[DHONI] Ke bandara, Paman. Terminal internasional. Pesawat Tiara bentar lagi take-off. 

[PAMAN] Oke. Paman ga tahu kenapa dan ada apa. Tapi, kalo kamu buru-buru kek gitu kita bakal ngebut. 

[DHONI] Oke, Paman. Ngomong-ngomong, kok bisa di sini? 

[PAMAN] Paman lagi syuting daerah sini. Ini sebenarnya disuruh balik ke kantor. Tapi, itu urusan belakangan. Kamu duluan yang Paman utamakan.

Dengan bantuan Paman, Dhoni berhasil sampai di bandara tepat waktu. Dhoni pun segera masuk ke dalam dan mencari pintu check-in pesawat yang dinaiki Tiara.

Hari itu memang keberuntungan Dhoni. Tak butuh waktu lama, Dhoni segera menemukan Tiara. Tepat saat Tiara akan masuk ke ruang tunggu.

[DHONI] (Berteriak) Tiara! 

[TIARA] (Kaget) Dhoni!? 

[DHONI] (Berjalan mendekat) Aku belum terlambat ternyata.

[TIARA] (Keluar dari antrian) Dari mana kamu tahu? Kontesmu gimana? Sama siap--- (Tak sempat menyelesaikan) 

[DHONI] (Memotong omongan Tiara) Ada sesuatu yang harus aku bilang padamu.

Tiara yang masih kaget dengan kedatangan Dhoni pun terdiam.

[DHONI] Aku... Mencintaimu Tiara.

Tiara semakin kaget. Dia tak menyangka Dhoni menyatakan perasaannya.

[DHONI] Aku sudah sadar jauh di lubuk hatiku. Aku sudah mencintaimu dari dulu.

[DHONI] Berkat kamu aku bisa mendapat teman. Berkat kamu aku jadi bisa menunjukkan bakatku ke orang-orang.

[DHONI] Berkat kamu pula aku bisa menyempurnakan laguku. 

[DHONI] Aku menyesal tidak menyadari perasaan ini dari dulu. Aku menyesal tidak mengetahui perasaan ini lebih awal

[DHONI] Dan, aku akan lebih menyesal jika aku tidak menyatakan perasaaan ini padamu.

Dhoni pun melihat ke arah Tiara. Tatapan serius yang mencapai hati Tiara.

[TIARA] (Tertawa sedih) Ah. Sial. Bahkan untuk yang ini pun aku terlambat.

Dhoni hanya bingung.

[TIARA] Pertama, aku minta maaf karena tidak memberitahumu tentang rencanaku ke luar negeri.

[TIARA] Jujur. Aku tak tahu harus bagaimana menghadapimu nanti.

[TIARA] Aku tak mau mengganggu konsentrasimu untuk lomba. 

[TIARA] Karena dari dulu kamu itu orangnya anti-sosial, ga pekaan, dan hanya jenius yang suka main piano. 

[TIARA] Tapi, itulah yang kusuka darimu. Aku suka sosokmu yang bermain piano, aku suka sosokmu yang serius saat membuat lagu.

[TIARA] Bahkan hingga sekarang aku masih suka melihat sosokmu yang seperti itu. 

[TIARA] Kedua, aku juga mencintaimu. Semenjak kecil hingga sekarang, aku mencintaimu.

Perasaan bahagia tak karuan menyelimuti mereka berdua. Dhoni tak menyangka akan mendengar hal itu dari Tiara, begitu juga sebaliknya.

[DHONI] Kalo gitu, kamu tetap tinggal di Indonesia kan? 

[TIARA] (Langsung berubah ekspresi) Ga bisa, Dhoni bego. 

[DHONI] (Kaget) Eh!? Loh!? Eh!? Kenapa? Kan kita udah saling menyatakan perasaan masing-masing. 

[TIARA] Bukan itu masalahnya. Barang-barangku udah masuk bagasi semua. Ga bisa diambil lagi. Dasar bego.

Dhoni pun hanya tertawa. Mereka berdua tertawa.

[DHONI] (Tersenyum lembut) Ah. Lagian aku juga ga bisa menghentikanmu. Kamu mengejar impianmu bukan?

[DHONI] Aku takkan menghalangi orang yang kucintai untuk menggapai mimpinya.

Tiara pun tampak tersipu dengan perkataan Dhoni.

[DHONI] Tapi, kita ga bakal bisa ketemu lagi dong. 

[TIARA] (Tertawa lagi) Ya ampun, Dhon. Kita masih bisa komunikasi kan.

[TIARA] Lagian setelah tahu ada orang yang menanti kepulanganku, aku jadi punya motivasi buat kembali. 

[DHONI] (Menatap lembut Tiara) Ya. Kamu benar. Seperti kamu yang selalu mendukungku. Aku akan selalu mendukungmu. 

[TIARA] (Menatap lembut juga Dhoni) Terima kasih. Terima kasih banyak. Mungkin tiap liburan semester nanti aku pulang ke Indonesia. 

[DHONI] (Bernafas lega) Kalo gitu syukurlah. Begitu lebih baik.

Mereka berdua tertawa lagi. Kemudian terdengar panggilan untuk pesawat Tiara.

[DHONI] Berjuanglah Tiara. Kamu pasti bisa. Aku percaya. 

[TIARA] Kamu juga. Kunantikan lagu-lagumu.

Sudah saatnya mereka berpisah. Mereka bergenggaman tangan kemudian berpelukan. Dhoni pun mengantarkan kepergian Tiara. Kini, mereka berdua sudah resmi menjadi kekasih.

Dhoni pun berbalik, berjalan pulang. Ternyata, Paman dari tadi memperhatikan mereka. Dhoni tak kuasa menahan malunya di depan Paman.

[DHONI] (Menahan malu) Pa-Paman belum balik!? Kirain langsung balik ke lokasi syuting. 

[PAMAN] (Tersenyum puas) Paman takkan melewatkan momen seperti ini. Bisa aja jadi inspirasi baru buat tulisan Paman nanti. 

[PAMAN] (Mengelus kepala Dhoni) Paman senang. Sungguh Paman senang.

Dhoni pun tertawa. Paman juga ikut tertawa bersama Dhoni. Paman sangat bahagia akhirnya Dhoni menemukan cintanya. Dhoni pun diantar kembali ke tempat kontes oleh Paman. 

Sesampainya di sana, ternyata bertepatan dengan pengumuman juara. Dian yang menunggu di luar pun langsung menarik Dhoni masuk.

[DIAN] Aku tak tahu ini hari keberuntunganmu atau tidak, sepertinya semua urusanmu sangat dilancarkan hari ini. 

[DHONI] Emang kenapa? 

[DIAN] Kamu juara satu, Dhoni. Para juri dan penonton lagi nungguin kamu ke atas panggung.

Dhoni dan Dian naik ke atas panggung. Dian mendapat juara dua, sedang Dhoni mendapat juara satu.

Lagu dangdut instrumental piano yang dibawakan oleh Dhoni sangat sempurna. Baik dalam kombinasi nada dan penyajian musik.

Lagu Dhoni begitu menggugah perasaaan juri dan kontestan yang lain. 

Setelah kontes berakhir, Dhoni menemui Dian untuk memberikan jawabannya.

[DIAN] Bagaimana tadi? Kamu sudah berhasil ketemu Tiara. 

[DHONI] Ya. Berkat kamu juga. Kalo kamu ga nampar aku tadi mungkin aku ga bakal bisa ketemu Tiara dan menyesal seumur hidup. Terima kasih banyak. 

[DIAN] Ah. Engga. Engga. Itu emang hal wajar yang harus dilakuin. 

[DHONI] Dan, juga. Aku tahu momennya kurang tepat. Tapi, aku harus memberitahumu jawabanku atas perasaanmu.

Dian pun bersiap dengan segala hatinya menerima jawaban Dhoni.

[DHONI] Maafkan aku. Aku mencintai Tiara. Aku tidak bisa membalas perasaanmu. Maafkan aku. 

[DIAN] (Berusaha tegar) Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Tidak usah minta maaf. Lagian aku seneng kamu bisa jawab perasaanku dengan tegas. 

[DHONI] Dian. Walaupun begitu, bisakah kita tetap berteman seperti dulu? 

[DIAN] Tentu saja. Kamu dan Tiara adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki.

Dian dan Dhoni pun bersalaman. Mereka tetap berteman. Namun, setelah mereka berpisah di gedung perlombaan. Dian menangis.

.

.

.

.

.

.

-4 TAHUN KEMUDIAN-

Dhoni sukses sebagai seorang musisi piano dan dangdut. Inovasinya bermain piano dengan genre dangdut sangat diminati banyak orang. Dian pun sebagai musisi. Walau berbeda genre dengan Dhoni. 

Tiara juga sukses sebagai seorang perancang fashion di Perancis. Dan, hari ini adalah hari pernikahan Dhoni dan Tiara. 

Dhoni tampak kesulitan memakai dasi. Paman pun datang menghampiri ke ruang pengantin.

[PAMAN] (Tertawa) Dari dulu, dari waktu kamu masih kecil. Kamu emang ga bakat pake dasi. (Memakaikan dasi pada Dhoni)

Dhoni pun hanya menatap Paman dengan ekspresi yang bittersweet. Mereka berdua berpelukan. Paman sangat bahagia kini Dhoni sudah bisa menemukan jalan hidupnya. 

Resepsi penikahan Dhoni dan Tiara berlangsung meriah. Dan, yang memainkan piano di resepsi mereka adalah Dian. Dian memainkan lagu dangdut ciptaan Dhoni yang dimainkan saat kontes dulu. Dhoni menemukan cintanya. Dhoni mengerti arti cinta. Dhoni mendapatkan kebahagiaannya

-[KOMPLEKSITAS – TAMAT]-

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar