Kisah Lara untuk Dara
9. ACT IX
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. STASIUN - PINTU KELUAR PENUMPANG - AFTERNOON

 

Dara dan Ayu bertemu didepan pintu keluar stasiun, mereka saling melambaikan tangan.

 

DARA

Hai!

 

Mereka berpelukan, lalu Dara bersalaman dengan suami Ayu dan salam tos-tosan dengan Kiranti.

 

AYU

Kangen banget sama kamu,

 

DARA

Perasaan baru sepuluh hari yang lalu kita ketemu tapi udah kangen lagi aja.

 

AYU

Biarin memangnya enggak boleh, aku aja mas Rizal pergi dinas lebih dari dua hari kangen berat tahu.


Mata Ayu melirik kearah Rizal namun Rizal sebaliknya malah terlihat tersipu malu. 


DARA

Cie,,, kayak masih pengantin baru aja?


AYU

Makanya segera nikah biar ngerasain.


Wajah Dara terlihat ketus.


DARA

Gimana perjalananya mas Rizal, aman kan?

 

RIZAL

Aman dan lancar.

 

DARA

Kiranti,,,

 

KIRANTI

Salam Tante,

 

DARA

Jadi mau langsung ke penginapan.

 

AYU

Iya taruh barang aja, habis itu kita kan langsung jalan, aduh udah lama enggak jalan-jalan di Jakarta.

 

RIZAL

Kayak enggak ada hari lain aja.

 

AYU

Biarin, enggak usah dengerin Dara, biasa dia kalau habis perjalanan mesti tidur dulu seharian pas sampai.

 

Mereka berempat berjalan menuju parkiran tempat car online yang sudah dipesan oleh Dara, tetapi tiba-tiba Kiranti menyalakan handphonenya dan langsung live di TikTok.

 

KIRANTI

Hi guys! Sekarang aku udah sampai di Jakarta nih.

 

AYU

Lihat tuh kelakuan anakku.

 

Menunjuk Kiranti dengan muka sedikit kesal.

 

DARA

Kita dulu juga kalau medsos udah ada paling enggak beda jauh.

 

AYU

Bener sih, apalagi Zaki yang sok gaul itu, Oh ya katanya kalian jadi ketemu kan, gimana cerita dong.

 

DARA

Nanti aja pas kita berdua jalan-jalan.

 

AYU

Oke,

 

INT. CAFE - KURSI TENGAH – NIGHT

 

Dara dan Ayu duduk disebuah café ditengah kota Jakarta, mereka berusaha mengenang masa-masa dahulu. Didepannya sudah tersaji minuman serta cemilan.

 

AYU

Jadi kamu ketemu sama Zaki. Gimana kabarnya dia sekarang?

 

DARA

Dia baik, makin rame tapi gayanya sekarang benar-benar kayak bukan Zaki yang kita kenal.

 

AYU

Benar kan dia udah berubah, soalnya dia sendiri yang cerita langsung sama aku selepas ketemu sama kamu. Dia juga bilang kamu tambah cantik, tapi sayang belum punya pasangan.

 

DARA

Kenapa cuma hal itu aja yang paling dia ingat, tapi ya begitulah Zaki walaupun menurutku sifatnya sebenarnya enggak berubah, dia cuma terbawa suasana dilingkungan yang baru, tapi dalam hatinya dia masih Zaki yang dulu, Zaki yang kita kenal.

 

AYU

Benar sih sebenarnya dia enggak berubah sama sekali, kecuali dia sekarang lebih sukses dari yang kita duga, kalau ingat dia dulu waktu sekolah, dia itu kayak enggak niat sekolah tapi lihat sekarang siapa yang paling berhasil, ya biarpun sukses itu kan maknanya luas tapi tetep aja kamu enggak nyangka kan.

 

DARA

Iya bener, tapi kalau dulu dia enggak begitu sifatnya, kita dulu sekolah pasti kurang seru kalau enggak ada dia.

 

AYU

Jadi enggak sabar lusa ketemu sama dia.

 

DARA

Kalau soal Lara, jadi benar besok kamu mau ngelayat kesana?

 

AYU

Iya lah, kalau enggak buat apa aku sudah jauh-jauh datang ke Jakarta dan minta ditemenin mas Rizal, maka dari itu waktu di telepon aku tanya bisa enggak kamu ikut dan sebaiknya mungkin kamu harus ikut, jadi kamu enggak perlu canggung ketemu sama Satya soalnya ada aku.

 

DARA

Bukan itu alasan utamaku belum sempat kesana, waktu itu kan aku pernah cerita.

 

AYU

Tapi aku ngelihatnya memang begitu, kalau cuma karena masalah Lara, seharusnya kamu enggak perlu menghindar karena yang akan kamu hadapi hanya kuburannya, walaupun tentunya sama Satya berbeda lagi situasinya, karena sekarang dia adalah suami dari Lara, jadi pasti ada hubungannya sama kamu.

 

DARA

Apa yang kamu bilang enggak salah tapi enggak sepenuhnya benar, cuma kadang apa yang terpikirkan belum tentu bisa aku ngomongin langsung, aku takut salah ngomong nanti malah jadinya menyakitkan perasaan dia sebagai suami Lara, maksud aku ada hal-hal yang memang lebih baik dilupakan begitu aja.

 

AYU

Semua kejadian ini memang kadang enggak mudah dilupain tapi selama kita enggak bisa mengikhlaskan tetap saja dimasa depan kita akan selalu dibayang-bayangi oleh masa lalu yang pahit itu.

 

Dara terdiam mencerna semua omongan Ayu.

 

AYU(CONT’)

Kamu sendiri udah lupain perasaan kamu sama Satya kan?

 

Dara kaget bahwa Ayu tahu sesuatu.

 

DARA

Perasaan apa?

 

AYU

Aku tahu kok kalau dulu kalian saling menyukai dan sempat berpacaran, yang aku khawatirkan adalah yang menghambat kamu ketemu sama Satya adalah perasaan kamu yang belum hilang, apalagi aku dengar kalau sampai sekarang kamu belum pernah lagi menjalin hubungan dengan siapa pun.

 

DARA

Jadi,,, kamu tahu hubungan aku sama Satya dulu?

 

AYU

Dara, Dara, aku kan sahabat kamu, aku lihat keseharian kalian, cara kalian ngomong cara kalian pandang-pandangan, interaksi, aku paham kok, lagian sebenarnya dulu aku juga suka sama Satya.

 

Kali ini terlihat wajah Dara sangat kaget sekali.

 

DARA

Apa? Tunggu,,, Yang benar? Aku enggak pernah tahu, kenapa kamu enggak cerita?

 

AYU

Kamu sendiri enggak pernah cerita kalau backstreet sama Satya

 

DARA

(Serba salah)

Iya sih, tapi kalau aku tahu kamu suka sama Satya aku kan bi-

 

AYU

Merelakan dia sama aku gitu, kayak kamu ngerelain hubungan kamu dengan Satya karena ternyata Lara juga suka sama dia.

 

DARA

Aku tahu aku salah, malah kalau mau lebih sederhana andai aja dulu aku cerita ke kamu mungkin aku enggak perlu merasa bersalah sama Lara dan juga Satya.

 

AYU

Terus masalah Lara yang enggak mau ngomong sama kamu lagi, kamu udah tahu kenapa?

 

DARA

Kalau itu aku masih enggak tahu sama sekali, cerita Zaki enggak membantu, biar pun dia dekat juga sama Satya waktu kuliah, kayaknya memang aku harus ngomong langsung sama Satya, apalagi dia suami Lara, pastinya Lara cerita semua hal tentang kehidupannya.

 

AYU

Tapi aku masih bingung aja sih, dulu aku ngelihat Satya cuma suka sama kamu enggak perempuan lain tapi ternyata Lara yang menikah sama dia.

 

DARA

Kalau dari dulu aku tahu Lara berjodoh dengan Satya, aku pasti akan mundur sebelumnya.

 

AYU

Hei, dulu kita masih remaja istilahnya masih hijau dalam urusan begituan, mana kepikiran masalah jodoh, kuliah jurusan apa aja kita masih bingung kan, kayak aku dulu ambil jurusan HI tapi ternyata jadi wiraswasta, kamu yang ambil sastra dan suka baca novel dan filsafat malah sibuk sama laporan keuangan dan penjualan.

 

DARA

Iya ya, terus Zaki yang sekolah cuma main-main dan ngerjain kamu tapi bisa kerja di Kementerian.

 

AYU

See baru sadarkan kamu sekarang. By the way kalau Satya sekarang kerja dimana ya?

 

DARA

Enggak tahu kemaren Zaki juga enggak sempat cerita.

 

AYU

Apa masih sering tampil sama band nya.

 

Dara menggelengkan kepala lalu teringat sesuatu dimasa lampau.

 

DARA

Aku seneng deh ketemu kamu lagi, kamu itu kayak seorang motivator, selalu jadi tempat curhat yang baik dan selalu kata-kata bijak yang keluar dari mulut kamu.

 

AYU

Bisa aja kamu.

 

DARA

Tapi kalau soal Zaki yang suka sama Lara kamu tahu?

 

AYU

Kalau itu Zaki memang pernah cerita, malah aku yang suruh dia nyatain langsung sama dia, soalnya biar dia ngomongnya serampangan tetapi kalau soal cinta paling bikin malu-maluin, kayak anak kecil.

 

Dara tertawa.

 

DARA

Oh, ya. Tapi memang aneh sih, kita semua sahabatan tapi enggak benar-benar terbuka satu sama lain, kayak setiap dari kita enggak semua orang boleh tahu.

 

AYU

Wajar lah kalau manusia punya rahasia, yang penting kan kalau teman lagi susah dan minta tolong kita mesti bantu, contohnya aku sama mas Rizal memang kamu pikir aku enggak punya rahasia sama mas Rizal.

 

Ayu senyum-senyum sendiri tetapi Dara terlihat terkejut.

 

DARA

Oh seperti itu, makanya kamu enggak suka kalau ngobrol sama teman kamu terus suami kamu ikut juga.

 

AYU

Itu kamu tahu, hahah,,,

 

Mereka berdua melanjutkan bertukar cerita sambal tertawa.

 

ZOOM OUT

 


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar