Kisah Lara untuk Dara
7. ACT VII
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. KANTOR - RUANG KARYAWAN - AFTERNOON

              

Semua karyawan didalam ruangan satu persatu pergi meninggalkan ruangan karena jam sudah menunjukkan waktu istirahat.

 

Dara masih duduk dimejanya sibuk melihat laporan yang ada dikomputer.

 

Selang hampir satu jam seperti biasa, Andi diam-diam mendekati meja Dara.

 

ANDI

Pemilihan karyawan teladan kan masih lama, jadi kamu enggak usah repot-repot bekerja sampai lupa makan siang.

 

Dara menoleh dan tahu suara yang barusan didengarnya.

 

DARA

Saya bukan kerja untuk menjadi karyawan teladan pak, tetapi agar atasan tahu kalau kinerja saya patut diberi kenaikan gaji.

 

ANDI

Oh jadi balik lagi masalah itu, baiklah akan saya pertimbangkan kalau begitu, tetapi dengan satu syarat.

 

DARA

Bercanda bapak Andi.

 

ANDI

Tetapi saya serius, asal kamu mengiyakan ajakan makan sama saya.

 

DARA

Ini bukan sogokan atau paksaan kan?

 

ANDI

Bukan kedua-duanya, dan perlu dicatat ini bukan juga ajakan kencan.

 

Dara tertawa.

 

ANDI(CONT’)

Saya serius, saya ajak kamu cuma karena saya memang pengen ngobrol sama kamu, lagipula kali ini saya enggak akan membiarkan takdir yang mempertemukan kita, saya pengen kita ngobrol karena keinginan kita masing-masing.

 

DARA

Oke, saya mau tetapi dengan satu syarat juga, saya yang menentukan tempat makannya dimana.

 

ANDI

Enggak masalah selama bukan restoran bintang lima yang satu menu harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

 

Nita baru saja masuk kedalam ruangan tetapi Dara dan Andi tidak merasakan kehadirannya, Nita mendekat kearah meja Dara.

 

NITA

Ehemm, maaf pak sengaja.

 

Andi dan Dara menoleh kearah suara Nita berbarengan.

 

ANDI

Enggak sengaja juga enggak masalah, tapi masalahnya ini sudah jam satu lewat enam menit, jadi kamu harus pulang kantor minimal jam lima lewat tiga menit, jangan ontime.

 

NITA DAN DARA

Iya pak Manager.

 

Andi berbalik badan meninggalkan ruangan karyawan dengan menyembunyikan senyum penuh kemenangan.

 

EXT. WARUNG SEAFOOD PINGGIR JALAN - TEMPAT DUDUK - NIGHT        

Terlihat warung seafood pinggir jalan yang cukup ramai pengunjung, Dara dan Andi duduk disalah satu bangku makan, makanan serba seafood sudah tersaji dan mereka mulai makan satu persatu porsi yang ada didepan mereka.

 

ANDI

Kalau ketahuan memangnya kenapa, kalau takut ketahuan berarti kamu menganggap ini sebuah kencan.

 

DARA

Aku enggak bermaksud begitu, cuma jaga-jaga aja siapa tahu pemikiran orang memang lain, kamu tahu sendiri gosip beredar bisa beda dengan yang terjadi sebenarnya.

 

ANDI

Makanya itu disebut gosip bukan reality, jadi ini tempat makan favorit kamu?

 

DARA

Bisa iya, bisa enggak.

 

ANDI

Kok bisa begitu.

 

DARA

Karena ini kamu yang bayar berarti malam ini akan jadi tempat makanan favorit aku, kalau aku bayar sendiri, mungkin aku berubah pikiran.

 

Dara tertawa.

 

DARA (CONT’)

Bercanda, ini termasuk tempat seafood favorit aku sih, ada juga sih di Jalan Walang dekat rumah teman tapi jarang kesana karena jauh.

 

ANDI

Bisa gitu yah, jadi kamu suka makanan laut.

 

DARA

Iya terutama udang, apalagi bumbu saos padang.

 

ANDI

Kalau saat ini seseorang yang kamu suka siapa?

 

Dara hampir keselek mendengar pernyataan Andi, tetapi wajah Andi datar saja.

 

DARA

Sebentar, apa hubungannya udang sama seseorang,

 

ANDI

Enggak ada aku cuma tanya, kamu tinggal jawab.

 

DARA

Aku harus tahu dulu alasannya.

 

ANDI

Apakah setiap orang bertanya harus ada latar belakangnya, ini bukan kayak kamu buat skripsi kan, apa kamu bersikap seperti ini tiap kali ada teman yang nanya kayak gitu,

 

Andi mengubah tempat duduknya lebih dekat ke Dara dan menatapnya lekat.

 

ANDI(CONT’)

Oke aku revisi, kamu pernah ngomong kalau kamu masih single, bahkan belum pernah berpacaran sama sekali kecuali soal belum dipublish yang mana aku enggak yakin benar apa enggaknya, terus perempuan matang kayak kamu mungkin udah saatnya untuk memulai hubungan perkenalan dengan seseorang sebelum melangkah lebih ja-

 

DARA

(Menyela)

Maksudnya, kamu nembak aku? Sekarang ini?

 

Andi terlihat bingung.

 

ANDI

Justru sebaliknya aku ingin mengenalkan seseorang sama kamu kalau kamu tertarik, apa ada yang salah, sebelumnya aku kan bilang kita akan pergi sebagai teman-

 

DARA

(Menyela lagi)

Jadi, kamu... juga gosip yang dibilang sama Nita, Diah dan yang lainnya cuma gosip belaka?

 

Kini keduanya yang terlihat bingung.

 

DARA(CONT’)

Sebaiknya kita lanjut makan lagi, gimana?

 

Dara menaikkan kedua bahunya dan melanjutkan makannya sedang Andi hanya bisa mengangguk mengikuti permintaan Dara.

 

ANDI

Kalau kamu suka sekali makanan laut, aku tahu satu tempat makan seafood yang menurutku lebih enak dari disini,

 

Dara diam saja dan asyik dengan makanan dihadapannya.

 

ANDI(CONT’)

Kamu kayaknya benar-benar suka sama hidangan laut sampai-sampai enggak mau ngobrol lagi.

 

DARA

Tadi kamu ngomong apa?

 

Menatap kearah Andi dengan kulit udang masih tertinggal di mulut, Andi menunjuk mulut Dara dan Dara langsung paham dan segera melepas kulit udang tersebut.

 

ANDI

Lain kali aku ajak kamu makan ditempat seafood favorit aku.

 

DARA

Memangnya apa yang kurang dengan rasa makanan seafood disini, soalnya udah beberapa kali aku makan seafood ini adalah warung seafood pinggir jalan paling enak yang pernah aku rasain.

 

ANDI

Harganya terlalu mahal untuk rasa yang menurutku lumayan aja atau bahkan standar.

 

DARA

Jadi kamu tahu makanan seafood dengan harga murah dan enak.

 

ANDI

Yup, jadi gimana kalau selanjutnya kita makan disana.

 

DARA

Kenapa harus tunggu selanjutnya, habis ini pun aku mau langsung kesana.

 

ANDI

What? Kamu doyan makan juga ya ternyata, tapi sayangnya perut aku enggak kayak kamu, padahal dikantor aku lihat akhir-akhir ini kamu jarang makan siang.

 

DARA

Kamu enggak lagi mata-matai aku kan?

 

ANDI

Enggak, cuma kebetulan aja tahu.

 

DARA

Aku enggak percaya.

 

ANDI

Kamu enggak harus percaya juga.

 

Terdengar balasan suara tawa dari Dara dan Andi ikut tertawa juga malah suara tawanya makin meninggi.

 

ZOOM OUT

 

EXT. PINGGIR JALAN - ANGKRINGAN - NIGHT

 

Dara dan Andi duduk disalah satu bangku angkringan, Andi sibuk memilih sate yang akan dibakar, sedangkan dipiring Dara sudah menumpuk sate yang siap dibakar.

 

ANDI

Kamu sering makan angkringan disini.

 

DARA

Enggak sih kalau angkringan, soalnya enggak kenyang biar pesan banyak juga, apalagi nasi kucingnya udah makan 3 bungkus kayak makan cemilan doang.

 

ANDI

Dasar!

 

DARA

Cuma kadang Nita suka ajak aja kalau dia lagi males makan nasi, biasa diet katanya.

 

ANDI

Tapi dia memang lucu sih, kalau kasih laporan itu suka tiba-tiba muncul didepan ruangan tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu.

 

DARA

Sama kan kaya kamu.

 

Andi tersenyum, Dara memberikan sate ke penjual untuk dibakar dan Andi menyusul, tak lama minuman pesanan mereka tersedia dimeja.

 

Sambil menyeruput minuman wedang jahe susu hangat, Dara senyum-senyum sendiri.

 

ANDI

Kamu kenapa?

 

DARA

Enggak cuma lagi senang aja.

 

ANDI

Kalau boleh tahu senang kenapa.

 

DARA

Baru-baru ini aku habis ketemu teman sekolah waktu di SMA dulu.

 

ANDI

Iya kamu kan uda cerita waktu itu.

 

DARA

Iya, tapi beberapa hari yang lalu juga aku ketemuan sama temanku yang satunya lagi, jadi kita dulu satu geng lah.

 

ANDI

Terus?

 

Sate yang sudah dibakar telah siap dimeja, Andi dan Dara mulai memakannya satu persatu sambil lanjut perbincangannya.

 

DARA

Ya, jadi kangan masa sekolah aja, bener enggak sih, kamu pasti juga gitu.

 

ANDI

Kalau aku sih teman dekat waktu SMA cuma dikit, soalnya dulu sempat pindah jadi kalau cuma kenal satu tahun itu jadi enggak berasa kenang-kenangannya, tapi ena sih kayak yang kamu bilang punya teman dekat satu geng pasti semuanya deket dan enggak ada jaim-jaimnya.

 

DARA

Ada enaknya ada enggaknya sih, kayak biar satu circle tapi pasti ada salah satu yang kita enggak suka.

 

ANDI

Itu jelas pasti ada aja yang begitu, tapi seenggaknya kita udah saling kenal lama dan pertemannya bakal tahan lama, betul enggak sih.

 

Dara meletakkan sate yang baru saja diambilnya dan diam untuk berpikir sejenak.

 

DARA

Kamu pernah enggak punya teman dekat banget tapi tiba-tiba dia marah sama kita dan enggak mau ngomong lagi sama kita atau bahkan ngilang begitu aja.

 

ANDI

Kalau ngilang sih banyak, tapi kalau tiba-tiba marah tanpa sebab kayaknya enggak, tunggu kamu lagi enggak bahas soal pacaran kan?

 

DARA

Kenapa selalu kesana sih arahnya.

 

Dara terlihat kesal.

 

ANDI

Iya maksud aku yang biasa ngilang tiba-tiba, marah tanpa sebab kan salah satu penyebab putus dan terjadi sama orang yang lagi berpacaran.

 

DARA

Bukan, aku masih bahas masalah persahabatan.

 

ANDI

Kalau sama teman atau sahabat sih kemungkinannya enggak ya, biasanya kan kalau sama teman kita bisa lebih terbuka, enggak takut kalau misal ngelakuin kesalahan dan lebih bisa jadi diri sendiri, makanya aku suka temanan sama kamu.

 

Dara tiba-tiba terdiam lalu melanjutkan lagi mengambil minumannya dan menyeruput.

 

DARA

Tapi justru itu yang aku alami.

 

ANDI

Kamu punya teman terus tiba-tiba marah tanpa sebab dan enggak lama ngilang begitu saja.

 

DARA

Udahlah, orangnya juga udah enggak ada.

 

ANDI

Maksudnya?

 

Dara menampakkan wajah murung lalu menghela napas sesaat.

 

DARA

Dulu aku punya teman SMA, kita tuh udah deket banget, bahkan udah kayak saudara mungkin karena keluarganya berantakan, bapaknya sering mukulin ibunya dan dia enggak bisa ngelakuin apa2 jadi dia sering main kerumah bahkan sering nginep, tapi pas kuliah tiba-tiba aja dia marah dan enggak mau ngomong lagi sama aku, waktu itu memang ibunya meninggal dan kebetulan aku lagi di Jogja jadi baru bisa ngelayat seminggu kemudian, tapi pas aku kesana rumahnya kosong dan besok-besoknya dia enggak mau ngomong lagi sama aku.

 

ANDI

Udah gitu aja, habis itu kamu enggak berhubungan sama dia lagi.

 

DARA

Iya begitulah,

 

ANDI

Enggak mungkin kan cuma karena telat melayat dia jadi mutusin hubungan gitu aja.

 

DARA

Jadi cewek susah ya,

 

Dara berusaha tersenyum tapi tidak melanjutkan ceritanya lagi, Andi diam saja dan mengerti dengan situasi yang terjadi.

 

Mereka melanjutkan lagi mengambil sisa sate yang ada dan makan dalam diam.

 

CUT TO

 

INT DALAM MOBIL ANDI - MOMENT LATER        

 

Dara duduk disamping kuris supir, ia tampak kedinginan setelah semalaman diluar.

 

ANDI

Kalau kamu masih dingin, pakai aja jas kantor aku, soalnya aku enggak bawa jaket.

 

DARA

Enggak usah.

 

ANDI

Nah gitu dong senyumlagi tapi inget jangan senyum-seyum sendiri aja, nanti disangka orang gila.

 

DARA

Bukannya senyum itu ibadah.

 

ANDI

Tapi kalau keseringan bisa dianggap gila.

 

DARA

Enggak apa-apa dianggap gila daripada halu.

 

ANDI

Bukannya sama aja.

 

DARA

Kalau gila biasanya ia enggak sadar kalau dirinya gila tetapi kalau halu dia tahu itu cuma khayalan tetapi tetap dipikirin, bukannya itu sama aja seperti omong kosong jadinya kayak membohongi diri sendiri gak sih.

 

ANDI

Kamu ternyata enggak cuma cantik tapi lucu juga, emang sesenang itu ya bisa ketemu teman lama.

 

DARA

Memangnya kamu sama teman lama yang waktu itu kamu antar ke stasiun gimana, udah berapa tahun enggak ketemu.

 

ANDI

Oh, maksudnya Sarah.

 

DARA

Iya yang kemaren itu.

 

ANDI

Mungkin sekitar sepuluh tahun lah, terakhir ketemu waktu ia datang ke acara wisudaku, dan teman-teman aku ngira kalau ia pacar aku, tetapi nyatanya hubungan kita tuh sebenarnya lebih dari seorang pacar.

 

DARA

Tunangan gitu,

 

ANDI

Kenapa kamu selalu salah mengartikan sesuatu, bukankah sahabat adalah jawaban yang lebih tepat atau sodara kayak kamu sama teman SMA kamu. Punya sahabat itu sangat menyenangkan, pacar bisa datang dan pergi tetapi sahabat akan bertahan untuk selamanya apapun yang terjadi, ya kecuali masalah yang kamu ceritakan tadi, apa masih ada yang pengen kamu sampaikan lagi, soal tadi atau soal lain mungkin.

 

DARA

Enggak bukan hal yang penting, udahlah.

 

ANDI

Kalau bukan hal penting kenapa susah buat diceritain,

 

DARA

Seperti yang sering kamu bilang tiap orang punya masalah jadi enggak perlu terlalu dipikirkan.

 

ANDI

Kalau cuma dipikirkan enggak selesai-selesai, intinya adalah itu.

 

Mobil Andi berhenti karena sudah sampai dirumah Dara.

 

DARA

Makasih sekali lagi untuk traktirannya dan tumpangannya.

 

ANDI

Aku yang terima kasih.

 

DARA

Untuk apa?

 

ANDI

Untuk malam yang indah hari ini.

 

DARA

Kalau aku untuk hidangan seafood yang enak tadi.

 

ANDI

Untuk angkringan yang lumayan enak dan murah.

 

DARA

Udah ah, nanti sampai pagi kita begini terus.

 

ANDI

Aku bakal ladeni kok.

 

Dara turun dari mobil dan menutup pintu mobil, tak lama mobil Andi meluncur begitu saja, Dara jalan menuju kedalam rumah dengan perasaan bahagia.

 

CUT TO

 

INT. RUMAH DARA - RUANG MAKAN - MOMENT LATER

         

Dara menutup pintu ruang tamu dan bersandar dibelakang pintu sejenak sambil tersipu malu lalu seketika berubag setelah melihat ibunya keluar dari kamarnya.

 

IBU DARA

Siapa tadi itu Dara.

 

Menyembunyikan senyumnya barusan.

 

DARA

Teman bu, teman kantor.

 

IBU DARA

Kenapa enggak diajak masuk dulu.

 

DARA

Ibu mau ngapain emang, begadang nonton bola sama dia malam-malam gini disuruh mampir.

 

IBU DARA

Habis muka kamu kelihatan sumringah jadi ibu pensaran, memangnya tadi pergi sama Nita dan Diah?

 

DARA

Begitulah, udah ah aku mau ke kamar dulu ya, selamat tidur.

 

Dara berjalan kearah kamarnya lalu tak lupa mencium pipi ibunya dulu lalu menghilang dengan perasaan gembira, sementara ibu Dara hanya bisa mengernyitkan mata dan mengangkat bahu tanda tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan anaknya.

 

FLASHBACK


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar