Kisah Lara untuk Dara
1. ACT I

PROLOG

EXT. SEKOLAH MENENGAH NEGERI JAKARTA - HALAMAN SEKOLAH - PAGI     

 

Lima sahabat berjalan bersama sambil bergandengan tangan - kamera disorot slow motion masing-masing wajah mereka (Dara, Lara, Ayu, Zaki, dan Satya), kemudian mereka saling tertawa dan bercanda, tak lama mereka melepaskan genggaman lalu Ayu dan Zaki saling berkejaran, disusul oleh Lara dibelakangnya. Dara dan Satya yang masih berjalan paling belakang saling bertatapan dalam penuh arti. 

(SLOW MOTION)

 

INT. KANTOR - RUANG KERJA KARYAWAN - SORE   

         

Dara masih fokus bekerja didepan komputer, diatas mejanya masih menumpuk berkas laporan yang perlu dikerjakan, terlihat jam sudah menunjukkan pukul lima sore dan tak lama kemudian beberapa teman sekantor Dara mulai beranjak dari kursi untuk bersiap pulang.

 

TEMAN KANTOR DARA

Duluan ya Dar.

(Dara mengangguk dan tersenyum)

 

TEMAN KANTOR DARA

Kamu masih lama dikantor, mau pulang jam berapa?

 

DARA

(Mengangkat bahu)

 

TEMAN KANTOR DARA

Masih lama rekap datanya, memang kamu mau lembur malam ini.

 

DARA

(Terlihat lelah)

Duluan aja.

 

Ruangan sudah mulai sepi tetapi Dara masih berkutat dengan dokumen dimeja serta data-data exel dikomputernya.

 

ANDI

(Tiba-tiba berjalan kearah Dara)

Kamu masih banyak kerjaan?

 

Andi mengetuk ujung meja Dara beberapa kali namun Dara tetap diam tak merespon.

 

Awalnya Dara tidak tahu kalau Andi, managernya, berjalan diam kearah mejanya, namun setelah mendengar ketukan yang kesekian kalinya ia baru sadar bahwa Andi sudah berada tak jauh dari kursinya.

 

DARA

EH, maaf Ndi, aku enggak denger, tadi kamu bilang apa?

 

ANDI

Serius banget, memangnya kamu masih banyak kerjaan?

 

DARA

Enggak juga, kamu sendiri udah mau pulang?

 

ANDI

Iya, mau bareng, rumah kita kan searah.

 

DARA

Enggak usah.

 

ANDI

Kenapa?

 

DARA

(Sedikit terbata-bata)

Aku,,, ada janji sama teman disekitar sini, jadi kayaknya sebentar lagi baru mau keluar kantor.

 

ANDI

Oke, kalau begitu aku duluan.

 

Dara tersenyum tulus kearah Andi dan Andi membalasnya dengan ceria.

 

Diam-diam Nita mendekat kearah Dara dari belakang kursi Dara dengan sedikit membungkuk sambil tertawa jahil.

 

 

NITA

Aduh, pakai malu-malu segala, kenapa enggak bareng aja sih tadi.

 

DARA

Lu sendiri kenapa belum pulang, masih aja nguping segala, pulang sana!

(Cemberut)

 

NITA

Iya deh kalau udah diusir mau gimana lagi.

 

Nita menghitung sesuatu (satu, dua tiga, empat,,,) ditangannya sambil berwajah serius.

 

NITA

Ini kayaknya udah lebih dari tiga kali lu tolak ajakan pak Manager, kalau gue jadi elu, sebelum hitungan ketiga pasti udah gue iyain.

 

DARA

Kalau gue jadi elu dalam hitungan ketiga gue pasti langsung pulang karena kalau enggak,,,

 

Dara menghentikan kalimatnya dan berubah dengan mode wajah seram, Nita menyadari sesuatu dan langsung melesat mengambil tas dan segera keluar dari runagn itu terburu-buru.

 

Dara tersenyum kecil melihat tingkah Nita. Tak lama setelah ruangan sepi raut wajah Dara berubah muram dan sedih. Ia mengambil handphone dan menatapnya diam begitu lama, tepatnya menatap salah satu pesan dari Ayu, sahabat lamanya.

 

PESAN PADA LAYAR HANDPHONE

Innalillahi wa innailaihi raji’un, Lara meninggal dirumahnya hari ini, kamu ada rencana mau datang ke acara pemakamannya besok? Kabari secepatnya ya,,,

 

Mata Dara berkaca-kaca ada sesuatu kesedihan yang ditahan dan airmata tidak bisa keluar sama sekali - close up pada wajah Dara.

 

ZOOM OUT

 

EXT. DEPAN KANTOR - DEKAT JALANAN - NIGHT   

              

Dara menatap dalam-dalam langit malam diluar yang begitu terang akibat bulan malam ini bersinar terang serta lampu-lampu yang menghiasi kota, ia melirik jam tangannya dan memikirkan sesuatu lalu tak lama mulai berjalan pelan kearah jalanan untuk pulang kerumah.

(CLOSE UP)

 

EXT. GEDUNG KANTOR - PARKIRAN MOBIL - DAY

 

Dara berdiri dipinggiran pembatas gedung dekat parkiran mobil sedang merokok sambil menatap keluar, wajahnya terlihat serius memikirkan sesuatu. Tak lama Andi tiba diparkiran sambil membawa tas kantor dan tanpa sengaja melihat Dara.

 

ANDI

Bukannya ini belum jam pulang kantor?

 

Dara menoleh kearah suara Andi namun tidak kaget atas kehadirannya.

 

DARA

Masa? Kamu sendiri kenapa jam segini udah diparkiran sambil bawa tas segala lagi.

 

ANDI

(Tersenyum)

Skak mat deh, aku tahu kamu suka datang kesini disela-sela jam kerja, kenapa suntuk sama kerjaan?

 

DARA

Kayaknya aku bakal dikasih peringatan atau mungkin langsung SP tiga.

 

ANDI

(Tertawa kecil)

Memang aku tipe atasan kayak gitu apa, yang penting pekerjaan kamu beres, enggak masalah kamu berada dimana pada jam berapa, tapi kalau boleh tahu kenapa mesti tempat ini, bukannya lebih enak di pantri atau lobi dengan ruangan berudara dingin, tempat ini kan cukup panas, apa karena sepi?

 

DARA

Enggak begitu panas sih dan cukup berangin, tetapi alasan terakhir memang betul karena disini sepi terutama jam segini.

 

ANDI

Untungnya cuma aku yang lihat, gimana kalau pak Hendar.

 

DARA

Enggak mungkin lah, mana mau dia parkir ditempat yang jauh dari lift, kamu sendiri udah mau pulang atau ada meeting sama vendor ditempat lain.

 

ANDI

Enggak, aku ada urusan lain.

 

DARA

Enak ya jadi manager bisa pulang kapan aja.

 

ANDI

Kalau kamu mau gantiin silahkan, asal siap aja ditelepon malam-malam sama bos besar suruh meeting tiba-tiba by zoom

(Dara tersenyum)

Kamu lagi ada masalah?

 

DARA

Siapa sih orang didunia yang enggak punya masalah.

 

ANDI

Justru itu karena tiap orang punya masalah, makanya jangan terlalu dipikirkan, apalagi sampai ganggu kerjaan, yang paling penting kita punya seseorang untuk diajak berbagi.

 

DARA

(Hormat)

Siap bapak Andi!

 

ANDI

Aku duluan ya.

 

Dara mengangguk dan tersenyum, lalu Andi berjalan menuju mobilnya, namun baru beberapa langkah pergi meninggalkan Dara kemudian Andi menoleh kembali kearah Dara

 

ANDI (CONT’)

Kalau kamu punya masalah dan perlu teman bicara, aku siap kok jadi teman berbagi.

 

DARA

Oke, termasuk masalah kenaikan gaji kan.

 

ANDI

(Tertawa)

Itu mah urusan bos, lagian mana mau perusahaan naikin gaji karyawan yang suka keluyuran pada jam kantor.

 

Dara dan Andi tertawa bersamaan kemudian Andi langsung pergi dari tempat itu dan Dara hanya bisa menatap kepergian Andi dari belakang. Pandangannya menatap punggung Andi namun pikirannya melayang ketempat lain

 

FLASHBACK

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar