Kisah Lara untuk Dara
2. ACT II

INT. SEKOLAH MENENGAH NEGERI JAKARTA - RUANG KELAS - MORNING             

Memasuki ajaran baru tahun kedua, para siswa saling berkenalan satu sama lain. Dara dan Lara duduk sebangku, mereka sudah lama kenal, sedangkan Ayu duduk dibelakang mereka sendirian karena jumlah siswa kelas itu ganjil, mereka saling berkenalan, Lara begitu ceria, sedangkan Dara sebagai murid yang paling pintar berusaha menjaga image, namun Ayu begitu pendiam dan lebih sering berkutat dengan bukunya. 

CUT TO

 

INT. SEKOLAH MENENGAH NEGERI JAKARTA - RUANG KELAS - AFTERNOON

 

Bel istirahat berbunyi kencang, guru membereskan buku dan bersiap keluar kelas, murid-murid mulai berisik sambil keluar kelas dengan wajah gembira, Lara berdiri dan bersiap keluar kelas menuju kantin.

 

Dilihatnya Dara masih ditempat duduknya, wajah Lara sedikit kesal.

         

LARA

Ayo Dara nanti kantin keburu penuh kita enggak kebagian tempat duduk yang PW.(posisi wuenak)

 

DARA

Iya sebentar, ini aku lupa uang jajan taruh dimana ya.

 

Dara mencari-cari sesuatu disetiap kantong yang ada ditasnya, lalu terlihat senang ketika menemukan uang yang terselip diantara buku pelajaran, lalu menoleh keseliling ruangan yang sudah kosong dan hanya melihat Ayu sendirian.

 

DARA (CONT’)

Mau makan bareng enggak di kantin?

 

AYU

Enggak aku bawa bekal kok.

(Tersenyum)

 

DARA

Oke gue ke kantin dulu ya.

 

Dara Berdiri dan menyusul Lara dengan berlari kecil.

 

DARA (CONT’)

Lara tungguin dong.

 

Ayu tersenyum melihat kelakuan Dara. 

CUT TO

 

EXT. SEKOLAHAN - PINGGIR BALKON - DAY

 

Lara dan Dara berdiri dibalkon, mereka berpegangan pada pinggir pembatas balkon, mereka sedang menyaksikan anak-anak bermain basket dilapangan bawah, setiap ada siswa yang memasukkan bola ke ranjang, anak-anak lain yang menonton dipinggir lapangan berteriak kegirangan.

 

Mata Lara tertuju pada salah seorang cowok pemain basket yang cukup tinggi, sesekali wajah cowok itu melihat kearah Dara, Lara menyenggol tangan Dara.

 

LARA

Perhatiin tuh si Bisma daritadi matanya ngelirik lu melulu.

 

DARA

Terus gue mesti ngapain?

 

LARA

Lirik balik dong.

 

DARA

(Gaya cuek)

Nanti mainnya enggak fokus lagi.

 

LARA

(Terkejut)

Wah, jadi kapan nih jadian.

 

DARA

Apa sih, bercanda deh.

 

Dara langsung masuk kedalam kelas dengan raut wajah bete, sedangkan Lara menyusul dibelakang menampakkan wajah yang riang. 

CUT TO

 

INT. RUMAH DARA - DALAM KAMAR DARA - NIGHT  

    

Dara sedang menyiapkan keberangkatannya ke Surabaya untuk bertemu dengan Ayu, ia memilah milih baju dan peralatan yang mesti dibawa lalu memasukkannya kedalam koper. Selang kemudian ibunya datang dan berdiri didepan pintu kamar Dara yang terbuka sedari tadi.

 

Pelan-pelan Ibu Dara masuk dan berjalan perlahan lalu duduk dipinggir tempat tidur Dara.

 

IBU DARA

Sudah selesai packing buat ke Surabaya?

 

DARA

Dikit lagi bu, kenapa memangnya.

 

Dara berbicara sambil masih membereskan kopernya.

 

IBU DARA

Jakarta ke Surabaya kan lumayan jauh, dari ujung pulau Jawa ke ujung pulau Jawa, ibu cuma mengingatkan aja, jangan sampai ada yang terlupa.

 

DARA

Memangnya dari Ujung Kulon ke Banyuwangi, Jakarta ke Surabaya itu cuma 12 jam naik kereta, sekali merem besoknya udah sampai.

 

IBU DARA

Kalau dibilangin orang tua.

 

DARA

(Tersenyum)

Iya mudah-mudahan enggak ada yang ketinggalan.

 

IBU DARA

Jangan lupa salam sama Ayu.

 

DARA

Iya bu, tapi tetap oleh-oleh jangan lupa, itu kan maksudnya kedatangan ibu kesini.

 

IBU DARA

Betul sekali anak cantik, tujuan utamanya memang itu tetapi yang lebih utama adalah oleh-oleh berita baik dari orang kita temui, begitu juga kalau kamu bisa selamat sampai tujuan dan kembali lagi kesini.

 

DARA

Aamiin,,,

 

IBU DARA

Ibu jadi kangen waktu zaman sekolah kamu dulu, kamu habis pulang sekolah sering ajak teman-teman kamu kesini.

(Teringat sesuatu)

Oh ya, Ayu katanya udah punya anak juga kan.

 

DARA

Aku tahu omongan ini menjurusnya kemana.

 

IBU DARA

Kamu nuduh ibu, ya udah ibu tinggal dulu pokoknya habis berberes jangan lupa kamu istirahat supaya besok pagi enggak ketinggalan kereta, biar ibu aja yang tunggu bapak pulang, sebentar lagi mungkin.

 

Ibu Dara berdiri dan melihat keluar jendela, langit malam hari terlihat begitu pekat.

 

DARA

Siap.


Dara bersikap seolah-olah prajurit yang hormat kepada atasannya, sedangkan ibunya hanya menggeleng-gelengkan kepala. 


EXT. STASIUN - PINTU KELUAR STASIUN - DAY   

    

Dara memanggil taksi dan salah satu taksi menghampiri Dara, supir taksi keluar dan membuka bagasi dan kemudian Dara memasukkan koper ke bagasi lalu masuk kedalam dan duduk dibelakang pengemudi.

 

CUT TO

INT. DALAM TAKSI - MOMENT LATER   

 

Dara duduk dengan tenang didalam taksi, supir taksi fokus pada arah depan, tak lama memulai pembicaraan.

 

SUPIR TAKSI

Mba dari Jakarta ya?

 

DARA

Iya pak, memang kelihatan yah.

 

SUPIR TAKSI

Nebak aja sih mba, sedang ada urusan apa disini kalau boleh tahu, kemungkinan bisnis kelihatannya.

 

DARA

Betul sekali pak, alias bisnis pribadi.

 

SUPIR TAKSI

Oh gitu,

 

DARA

Saya cuma mau ketemu kawan lama, tapi memang dia seorang pembisnis, padahal awalnya cuma dari produksi rumahan loh.

 

SUPIR TAKSI

Jangan salah mba, zaman sekarang bisnis bisa dimulai darimana aja, bahkan yang saya heran orang yang diam dirumah aja tiap hari duitnya kok bisa banyak, awalnya saya pikir mereka melihara tuyul, hehehe,,,

 

DARA

(Tertawa)

Tuyul sekarang keren mas, ngerti teknologi ngerti tren, alias sekarang kalau kita melek teknologi dan pinar cari peluang uang bisa datang darimana aja.

 

SUPIR TAKSI

Betul mba, tren itu berubah cepat banget, kayak sekarang semenjak banyak aplikasi online jadi banyak saingan, enggak kayak dulu kayaknya cari rezeki enggak diburu-buru saingan.

 

DARA

Sama pak, kerja kantoran juga gitu, saingannya dari segala usia dan jurusan tapi mungkin enaknya sekarang banyak alternatif kerjaan seperti yang tadi disebut, dari rumah aja udah bisa hasilin duit apalagi sekarang main game aja bisa punya duit banyak.

 

SUPIR TAKSI

Betul itu, malah anak saya sekarang kalau ditanya cita-cita pengennya jadi youtuber atau tiktokers gitu lah mba, padahal 10 tahun lalu aja enggak kepikiran orang-orang kecil bisa terkenal, eh sekarang videonya viral sedikit bisa kayak artis terkenal.

 

Dara tersenyum mendengar ocehan supir taksi, apalagi persis pada kalimat “10 tahun lalu” wajah Dara berbinar mengingat kejadian lampau.

 

Dara melihat kearah luar jendela, terasa asing karena baru pertama kali kekota ini, ia baru saja melewati monumen Sura dan Baya (Lambang kota Surabaya), jalan beberapa kilometer kemudian ia melihat segerombolan anak sekolah menengah atas sedang berjalan sambil bercanda dengan teman sebayanya, mereka pulang sekolah dengan gembira, pikiran Dara menerawang ke masa sekolah dulu.

 

FLASHBACK


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar