Keluarga Tanpa Ibu (Script)
12. 12

140. INT. SEKOLAH NIGEL - KELAS - PAGI

Kelas yang awalnya ramai menjadi hening saat pintu terbuka dan muncul Nigel. Semua mata mengikuti gerak Nigel yang berjalan ke mejanya. Lalu masuklah wali kelas Nigel sambil berkata,

WALI KELAS NIGEL

Selamat Pagi anak-anak.

Seluruh murid pun segera mengalihkan pandangan mereka ke wali kelas. Begitu juga dengan Nigel.

SEMUA MURID DI KELAS NIGEL

Pagi, Bu.

Wali kelas tersenyum. Saat melihati satu persatu muridnya, wali kelas terkejut melihat Nigel yang duduk tegap menghadapnya dengan seragam yang rapi.

WALI KELAS NIGEL

Oh,,,Nigel sudah masuk.

NIGEL

Iya, Bu.

WALI KELAS NIGEL

Bagus (sambil memberikan jempol). Nanti istirahat ke meja Ibu, yah.

Nigel mengangguk. Wali kelas pun mulai mengajar. Terlihat Nigel yang fokus mendengarkan.

141. INT. RUANG GURU - PAGI

Nigel mengekori Wali kelasnya yang masuk ke ruang guru. Guru-guru disana melihati Nigel dan salah satu guru bertanya pada wali kelas Nigel.

GURU

Oh ini muridmu yang bolos 1 minggu?

Wali kelas Nigel tersenyum dan menjawab,

WALI KELAS NIGEL

Sakit, Bu. Bukan bolos.

Guru yang bertanya memberi wajah tak suka lalu memalingkan wajah. Wali kelas Nigel duduk di mejanya dan mempersilahkan Nigel duduk dihadapannya.

WALI KELAS NIGEL

Mana surat izin kamu.

Nigel memberikan surat izin yang ditulis oleh Edgar. Wali kelas mengambil dan membukanya sambil bertanya,

WALI KELAS NIGEL

Sakit apa kamu sampai enggak masuk 1 minggu?

NIGEL

Demam, Bu.

WALI KELAS NIGEL

Katanya kamu takut pergi ke dokter. Emang kenapa takut?

Wali kelas membaca surat izin yang diberikan Nigel.

NIGEL

Dari kecil saya takut ketemu dokter.

Wali kelas Nigel masih membaca surat izin sambil mengangguk-ngangguk. Setelah selesai membaca, surat izin itu ia lipat. Lalu ia menatap Nigel.

WALI KELAS NIGEL

Kamu udah baikan sama Ayah kamu, kan?

Nigel menggumam bingung. Lalu kepalanya refleks mengangguk.

WALI KELAS NIGEL

Bagus. Jangan diulangi lagi.

NIGEL

Iya, Bu (ekpresi bingung).

WALI KELAS NIGEL

Ya sudah, kamu boleh istirahat sekarang.

NIGEL

Bentar, Bu. Saya mau tanya.

WALI KELAS NIGEL

Soal?

NIGEL

Lomba, Bu. Ada lomba matematika lagi, gak, Bu? Saya mau ikut.

WALI KELAS NIGEL

Wah. (Ekpresi kagum)

Wali kelas Nigel berdiri dan terlihat mencari seseorang. Lalu saat menemukan orang yang dicari dia pun memanggil,

WALI KELAS NIGEL

Bu Tri!!

Bu Tri mendongakkan kepalanya dengan wajah datar.

WALI KELAS NIGEL

Nigel, murid saya. Mau ikut lomba matematika.

Bu Tri terlihat senang dan langsung berjalan menghampiri Nigel. Dia terlihat gembira sambil memperlihatkan brosur lomba pada Nigel.

BU TRI

Kebetulan banget. Dari kemarin Ibu nyariin kamu tapi katanya kamu lagi sakit. (menunjuk-nunjuk brosur) Lihat! Ada lomba cerdas cermat. Nanti ditayangin di tv. Hadiahnya besar banget. Ibu yakin kamu bisa menangin ini.

Nigel menangguk-ngangguk sambil tersenyum.

142. INT. KONTER - SIANG

Edgar mengeluarkan ponselnya. Penjaga konter mengambil dan melihat-lihat ponsel Edgar.

EDGAR

Berapa aja saya terima, Mas.

Penjaga konter mengangguk-ngangguk. Lalu diberikannya beberapa uang ke Edgar. Edgar memasukkan uang ke saku jaketnya dan berjalan pergi. Namun dia kembali lagi saat sekilas melihat ponsel-ponsel murah dietalase.

EDGAR

Bang saya mau beli hp yang 300 ribu ini. (sambil menunjuk ke etalase).

Penjaga konter mengambilkan ponsel. Edgar mengeluarkan uang dan menukar dengan ponsel. Lalu Edgar berjalan pergi.

143. INT. KONTRAKAN - MEJA MAKAN - PAGI

Terlihat Edgar, Dans, dan Nigel yang sedang sarapan dengan menu baru. Dans dan Nigel selesai makan lalu berdiri untuk menggendong tasnya.

DANS

Berangkat sekolah dulu, yah.

Dans menjulurkan tangan diikuti Nigel. Edgar yang baru saja selesai makan berdiri lalu menggandeng tangan Dans dan Nigel. Dia mengajak kedua putranya keluar rumah.

EDGAR

Ayah punya kejutan buat kalian berdua.

Dans dan Nigel saling menatap.

144. EXT. DEPAN KONTRAKAN - PAGI

Setelah sampai di depan kontrakan, terlihat ada sebuah kain yang menutupi barang. Dans dan Nigel terkejut sampai Nigel menutup mulutnya.

EDGAR

TARA!!!

Edgar membuka kain dan memperlihatkan 2 buah sepeda. Nigel terlihat kecewa. Dans tersenyum kecil.

EDGAR

Ayah beliin kalian sepeda biar enggak telat sekolah.

Dans mengecek sepeda barunya. Nigel memegang kening dengan wajah cemberut. Edgar melihat Nigel dan merangkulnya.

EDGAR

Kenapa? Nigel enggak suka warnanya? Modelnya? Masih bisa dituker kok.

Nigel menggeleng.

NIGEL

Kirain motor custom Nigel yang dateng.

Dans menoleh. Edgar tertawa lalu mengusap rambut Nigel.

EDGAR

Ini sepedanya mau dicustom juga?

Nigel menggeleng. Dans sudah naik diatas sepedanya.

DANS

Ayo berangkat. Keburu telat.

Nigel salim dengan Edgar. Lalu dia naik ke sepedanya. Edgar mendekat saat Dans menjulurkan tangannya.

DANS

Berangkat dulu, yah.

Edgar menepuk-nepuk punggung Dans.

EDGAR

Hmmm... Hati-hati.

Dans dan Nigel berangkat sekolah. Edgar kembali masuk ke dalam kontrakan.

145. EXT. JALANAN - PAGI

Dans dan Nigel yang sedang mengayuh sepeda. Terlihat mereka asyik mengobrol. Sampai di persimpangan jalan mereka berpisah.

NIGEL

Jangan lupa nanti traktir bakso. (sedikit berteriak)

DANS

Jangan lupa juga, jam setengah 5 udah dimulai. (sedikit teriak)

Dans dan Nigel yang sudah berpisah jalan. Mereka mengayuh sepeda dengan wajah ceria menuju sekolah.

146. INT. LAPANGAN FUTSAL - SORE

Terdengar sorak meriah dari 2 kubu suporter. Para anggota futsal sedang pemanasan di pinggir lapangan. Tetapi Dans malah diam menatap pintu masuk penonton. Cici yang berada di tribun paling bawah meneriaki Dans.

CICI

DANS!! PEMANASAN!!

Dans menoleh pada Cici dan mengangguk. Lalu dia bergabung bersama rekan timnya untuk pemanasan. Tetapi sesekali Dans melirik tribun. Wasit membunyikan peluit. Semua pemain masuk ke dalam lapangan. Tapi Dans masih diam menatap pintu masuk penonton.

CICI

DANS!! Kenapa jadi patung?

Dans menggelengkan kepala dan menyusul rekan timnya.

CUT TO:

147. EXT. JALANAN - SORE

Nigel mengayuh sepeda dengan cepat. Wajahnya terlihat kelelahan. Sesekali dia melihat jam tangannya.

CUT BACK TO:

148. INT. LAPANGAN FUTSAL - SORE

Setelah menyanyikan lagu indonesia raya. Para anggota futsal bersalaman dengan wasit dan lawan main. Anggota dari tim lawan terlihat terkejut saat mereka bersalaman dengan Dans. Sementara Dans sibuk melirik pintu masuk penonton.

BAIM

(wajah terkejut) DANS??

Dans menoleh. Dia terkejut melihat Baim. Lalu dia tersenyum dan terus berjalan menyalamai pemain yang lain. Setelah itu semua berjalan ke posisi masing-masing. Wasit membunyikan peluit dan pertandingan dimulai.

CUT TO:

149. EXT. PARKIRAN - SORE

Sesampainya di parkiran, Nigel langsung menjatuhkan sepedanya. Lalu dia berlari cepat menuju lapangan futsal.

150. INT. LAPANGAN FUTSAL - SORE

Nigel masuk dan melihat pertandingan yang sudah mulai. Dia berjalan melewati para suporter sambil menutupi telinganya. Setelah mendapat tribun yang kosong, Nigel melepas tasnya dan duduk disana. Dia terlihat celingak-celinguk mencari keberadaan Dans. Lalu saat melihat nomor punggung 4 yang gagal memasukkan bola, Nigel sontak berdiri.

NIGEL

BANG DANSSS!!!

Dans menoleh. Dia celingak-celinguk mencari keberadaan Nigel. Sementara Nigel tertawa sambil mengayun-ayunkan kedua tangannya ke atas. Wajah datar Dans langsung berubah saat menemukan Nigel berdiri di tribun.

NIGEL

SEMANGAT BANGGG!!

Dans mengangguk dan kembali masuk dalam pertandingan. Terlihat Dans yang semangat dan semakin gesit menggiring bola. Hingga akhirnya Dans berhasil mencetak gol. Dans berlari ke pinggir lapangan dan melakukan selebrasi. Sorak suporter dari sekolah Dans terdengar keras. Nigel juga bersorak senang dan berteriak paling heboh.

NIGEL

WOAHHH!! (beat) BANG DANS KERENNN!! (beat) ITU ABANG GUE!!! (beat) ABANG NIGEL YANG PALING KEREN!!

CUT TO:

151. INT. LAPANGAN FUTSAL -SORE

Dans sedang bersiap melakukan tendangan pinalti. Semua yang di stadion terlihat tegang. Dans menghembuskan napas. Dia berlari dan menendang bola dengan kencang. Kiper lawan terkecoh dan bola pun masuk ke gawang. Dans dan tim futsalnya berlari ke pinggir lapangan melakukan selebrasi. Suporter dari sekolah Dans bersorak keras menyanyikan yel-yel. Nigel berdiri dengan semangat dan berkata,

NIGEL

Yess!! TRAKTIRAN!!

Sementara Cici tersenyum senang dan meneriaki Dans,

CICI

Dans!! Kerennn...

Dans terlihat senang. Dia berpelukan dengan timnya dan pelatih.

152. INT. LAPANGAN FUTSAL - SORE

Terlihat tribun yang sudah kosong. Para pemain futsal sedang berfoto dan berbincang-bincang di tengah lapangan. Baim dengan wajah ceria mendekati Dans dan merangkulnya.

BAIM

Heii, Bro. Lo makin jago aja.

Dans yang sedang minum tersedak. Baim dan Dans tertawa. Lalu mereka berpelukan.

BAIM (CONT'D)

Selamat, Dans. Hari ini lo keren banget.

Dans tersenyum dan terlihat malu-malu.

DANS

Gue kaget anjir lihat lo jadi lawan gue dibabak ini.

BAIM

Gue yang kaget anjir. Lo enggak bilang masuk sekolah mana. (beat) Tapi gue bener-bener seneng lihat lo hari ini. Kapan lagi gue bisa jadi lawan lo?

Dans dan Baim tertawa. Nigel turun dari tribun dan mendekati Dans.

NIGEL

Bang!

Dans menoleh dan mengisyaratkan agar Nigel menunggu sebentar.

DANS

Gue duluan, yah, Im. Makasih buat nasehat lo yang nyuruh gue buat enggak berhenti.

BAIM

Semangat buat finalnya. Nanti gue usahain buat datang.

Dans mengangguk. Baim menepuk pundak Dans.

BAIM

Makin akur, yah, sama adik lo.

Dans tersenyum lalu berjalan mendekati Nigel. Lalu keduanya berjalan ke pinggir lapangan mendekati Cici yang sedari tadi membawa tas Dans. Cici melempar tas dan berhasil ditangkap Dans. Cici mengulurkan tangan dan berkata,

CICI

Selamat Dans. Hari ini lo keren.

Dans menjabat tangan Cici. Lalu Dans, Nigel, dan Cici berjalan bersama keluar dari lapangan futsal.

153. EXT. PARKIRAN - SORE

Cici menjalankan motornya mendekati Dans dan Nigel yang sedang membenarkan rantai sepeda Nigel.

CICI

Kenapa?

DANS

Rantainya lepas.

CICI

Mau gue bantu?

DANS

Gak usah. Lo pulang aja. Udah mau malam.

CICI

Yaudah kalau gitu. Gue duluan, yah.

Dans mengangguk. Nigel mendongak dan bertatapan dengan Cici.

CICI

Duluan, yah, Nigel.

Nigel tersenyun dan mengangguk. Cici menjalankan motornya. Dans dan Nigel kembali membenarkan rantai sepeda.

DANS

Lo banting sekencang apa kok bisa sampai gini?

Nigel mengangkat kedua pundaknya. Lalu Nigel membiarkan Dans sendiri yang membenarkan rantai sepeda.

NIGEL

Itu pacar abang, yah?

Dans menggeleng. Dia terlihat serius. Nigel mengangguk dengan wajah mengejeknya.

DANS

Selesai.

Nigel berdiri dengan semangat.

NIGEL

Kuy, abang bakso udah nunggu.

Dans berdiri dan menoyor kepala Nigel.

DANS

Apaan yang diinget itu doang.

Nigel tidak merespon. Dia naik ke sepedanya dan pergi duluan. Lalu disusul oleh Dans dibelakang.

154. EXT. WARUNG BAKSO - MALAM

Dans dan Nigel menunggu pesanan datang. Dans mengaduk es jeruk sambil melihat hasil foto tadi diponselnya. Nigel merogoh tasnya dan mengeluarkan ponselnya. Dia menunjukkan ponselnya ke Dans.

NIGEL

Lihat! Ponsel Nigel balik.

Dans mendongak dan mematikan ponselnya.

DANS

Kok bisa?

NIGEL

Negosiasi.

DANS

Jangan taruhan lagi.

Nigel mengisyaratkan oke dengan jarinya. Penjual bakso datang menaruh 2 mangkok diatas meja.

DANS dan NIGEL

Makasih, Pak.

Dans langsung memakan bakso original. Sementara Nigel menambahkan beberapa sendok sambal. Lalu keduanya sibuk makan dan tidak bersuara.

155. EXT. WARUNG BAKSO - MALAM

Dans sudah menghabiskan makanannya. Dia berdiri dan berkata,

DANS

Mau bungkusin Ayah. Lo mau bungkus juga, nggak?

Nigel menggeleng sambil meminum es jeruk. Dans berjalan mendekati penjual bakso. Sementara Nigel terus memperhatikan Dans hingga kembali duduk didepannya.

NIGEL

Abang masih berharap Ayah datang ke pertandingan?

Dans mendongak dengan wajah bingung. Kemudian dia menggeleng sambil memasukkan dompet ke dalam tasnya sambil berkata,

DANS

Buat apa?

Nigel mengangguk-ngangguk sambil terus menyeruput es jeruknya hingga habis.

DANS

Nanti lo yang kasih baksonya ke Ayah dan bilang kalau itu dari lo.

Nigel mengerutkan kening menatap Dans.

NIGEL

Buat apa?

DANS

Permulaan baikan?

PENJUAL BAKSO

Mas, ini pesanannya sudah selesai.

Nigel menggendong tasnya lalu berjalan keluar. Kemudian disusul Dans yang menghampiri penjual bakso.

156. EXT. JALANAN - DEPAN WARUNG BAKSO - MALAM

Nigel sudah siap diatas sepeda. Lalu Dans menghampiri Nigel.

NIGEL

Yang sampai terakhir harus kasih baksonya ke Ayah. 1, 2, 3.

Nigel langsung mengayuh sepedanya. Dans masih bingung. Saat sudah paham, Dans tertawa kecil dan langsung mengayuh sepedanya.

157. EXT. JALANAN - MALAM

Nigel mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga. Dia menoleh kebelakang dan melihat Dans yang tertinggal jauh. Nigel tertawa bahagia dan terus sedikit mengurangi kecepatan. Sementara Dans tertawa licik. Dia berbelok melewati gang tikus.

158. EXT. GANG KONTRAKAN - MALAM

Nigel kembali menengok ke belakang dan tak terlihat keberadaan Dans. Nigel tertawa senang dan mengayuh sepedanya dengan pelan.

159. EXT. DEPAN KONTRAKAN - MALAM

Dans sampai duluan dengan arah yang berlawanan. Dia menunggu Nigel di depan kontrakan dengan senyum puas. Lalu terlihat sepeda Nigel berjalan pelan. Nigel terkejut dan menghentikan sepeda di depan Dans. Terlihat wajah Nigel yang kebingungan.

NIGEL

Banggg... Kok bisa sampai duluan?

Dans tertawa dan turun dari sepeda. Dia memberikan kantong plasti ke Nigel sambil berkata,

DANS

Yang sampai terakhir harus kasih baksonya ke Ayah. Nih.

Nigel dengan wajah bingungnya mengambil kantong plastik itu. Dans membuka pagar dan masuk memarkirkan sepeda. Lalu disusul Nigel. Di depan pintu Nigel mengembalikan kantong plastik ke Dans.

NIGEL

Enggak. Enggak. Abang yang beli, berarti Abang yang kasih.

Dans kembali memberikan kantong plastik ke Nigel.

DANS

Curang namanya. Lo sendiri tadi yang ngide taruhan.

Terjadi oper kantong plastik cukup lama.

INSERT: Edgar mengintip dari jendela.

NIGEL

Gunting batu kertas.

Nigel mengeluarkan gunting dan Dans mengeluarkan batu. Dans bahagia dan memberikan kantong plastik ke Nigel. Dia mendorong Nigel agar jalan duluan.

DANS

Kalau takdir bilang kalah, yah, kalah.

Nigel memutar bola matanya dengan bibirnya yang maju. Dia pun membuka pintu.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar