Keluarga Tanpa Ibu (Script)
8. 8

86. EXT. PEMAKAMAN - SIANG

Tangan Nigel mengelus batu nisan bertulis Rani Mareta. Dia tersenyum namun matanya mengeluarkan air mata.

NIGEL

Assalamualaikum, Bu. (beat) Lego waktu itu belum bisa Nigel selesaikan. Ayah sama Abang sibuk terus.

Nigel duduk disamping makam Rani. Dia menidurkan kepalanya dimakam Rani sambil menatap batu nisan. Nigel kembali tersenyum.

NIGEL

Hari ini Nigel kelepasan. (beat) Nigel udah enggak kuat, Bu. Semakin hari Nigel semakin ngerasa sendiri di dunia yang ramai ini. Andai kata Nigel diberi 2 pilihan. Hidup dengan banyak orang di dunia atau hidup berdua bersama ibu di dunia, (beat) Nigel akan pilih yang kedua. Karena yang Nigel butuhkan hanya Ibu.

Nigel tersenyum membuat air matanya jatuh.

NIGEL

Sekarang Nigel harus terbiasa (beat) membiarkan air mata Nigel mengering dengan sendirinya, Bu.

Nigel memejamkan matanya dan satu tangannya memeluk makam Rani.

87. EXT./INT. ANGKOT - SORE

Nigel menatap ponselnya yang berdering. Terlihat tulisan Ayah dilayar. Penumpang terlihat terganggu akan suara ponsel Nigel.

PENUMPANG

Mas. Ponselnya dimatikan saja kalau enggak mau diangkat.

Nigel membungkukkan kepala sambil mengucap maaf dengan suara pelan. Nigel mematikan ponselnya. Lalu dia bersandar dipojokan angkot.

88. EXT. DEPAN RUMAH MAHDI - SORE

Mahdi memberikan pesanan ke pembeli. Lalu dia melihat Nigel berjalan lesuh menghampirinya.

MAHDI

Katanya lo sakit?

Nigel dengan lesuh duduk di kursi. Mahdi menyentuh kening Nigel.

MAHDI (CONT'D)

Badan lo masih panas.

Nigel mencekal tangan Mahdi yang menjauh dari keningnya. Lalu dia mengangkat wajahnya menatap Mahdi.

NIGEL

Hari ini (beat) gue boleh istirahat di rumah lo enggak?

Mahdi mengangguk.

MAHDI

Langsung masuk aja ke kamar gue. Tidur sana. Kalau laper cari makan di dapur, yah.

Nigel mengangguk dan berjalan lesuh masuk ke rumah Mahdi. Mawar yang berjalan keluar, menatap bingung melihat keadaan Nigel. Dia pun bertanya kepada Mahdi.

MAWAR

Nigel kenapa, Bang?

MAHDI

Sakit dia. Oh ya, Abang minta tolong anterin makan ke Nigel. Wajahnya keliatan pucet banget.

Mawar mengangguk. Dia memberikan sterofoam ke Mahdi, lalu berjalan masuk ke rumah.

89. INT. RUMAH MAHDI - KAMAR MAHDI - SORE

Mawar mengetuk pintu kamar. Setelah diizinkan dia pun masuk. Kemudian menyodorkan piring ke Nigel dan menaruh segelas air di meja dekat kasur.

NIGEL

Makasih, maaf ngerepotin (sambil mengambil piring).

Mawar menyentuh kening Nigel dan dengan cepat menarik tangannya kembali.

MAWAR

Badan kamu panas banget.

NIGEL

Gue gapapa, kok (sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulut dengan pelan).

Mawar mengambil kembali piring yang dibawa Nigel dan duduk disebelah Nigel. Dia dengan sabar menyuapi Nigel.

MAWAR

(wajahnya menunduk dan sibuk memotong lauk) Udah tahu sakit ngapain keluar rumah? Untung kamu enggak pingsan di jalan. Cukup aku aja yang kamu susahin.

Nigel tersenyum tapi segera membuka mulut saat Mawar mengangkat wajah. Setelah makanan habis, Mawar keluar membawa piring. Lalu tak lama kembali membawa baskom.

MAWAR

Tidur!

Mawar mencelupkan handuk dan memerasnya sambil berkata...

MAWAR

Airnya udah aku doain biar kamu cepet sembuh.

Nigel tersenyum tapi segera ia memasang wajah datar saat Mawar mengangkat kepala. Mawar menaruh handuk di kening Nigel dan menaruh sebaskom air di lantai.

MAWAR (CONT'D)

Kalau aku sampai ketularan panas, kamu yang harus ngerawat aku.

Dengan langkah keras Mawar keluar kamar dan menutup pintu. Nigel tersenyum dan berkata pelan...

NIGEL

Dengan senang hati.

90. INT. KONTRAKAN - MALAM

Edgar berdiri saat pintu kontrakan dibuka. Muncul Dans dengan wajah datar menatap Edgar. Edgar berjalan mengintip dari pintu. Tapi tak ada Nigel yang biasanya selalu pulang bersama Dans.

EDGAR

(mengekori Dans ke kamar mandi) Dans, cari adik kamu. Ini udah malam tapi dia belum pulang-pulang. Ayah enggak bisa hubungia dia karena ponselnya mati. (terlihat wajahnya khawatir)

Dans menghiraukan Edgar dan masuk ke dalam kamar mandi. Edgar tidak tenang. Dia mengetuk pintu kamar mandi berkali-kali.

EDGAR (CONT'D)

Adik kamu lagi sakit. Dia juga belum makan dari siang. Ayah takut dia pingsan di jalan.

Dans membuka pintu kamar mandi.

DANS

Dia bakal baik-baik aja, Yah. Nanti kalau waktunya pulang juga bakal pulang sendiri.

Dans berjalan melewati Edgar dan masuk ke kamar. Edgar berjalan ke teras rumah dan duduk disana menunggu Nigel pulang.

91. EXT. KONTRAKAN - TERAS RUMAH - MALAM

Edgar menyandarkan tubuhnya ke dinding. Matanya tertutup sejak tadi. Sesekali tangannya menggaruk-garuk lengannya yang gatal.

YANTO

Pak!! Pak!! (sambil mengetukkan tongkat ke pagar)

Edgar terbangun dari tidurnya dan buru-buru mendekati pagar. Yanto terkejut saat kedua pipinya disentuh Edgar.

EDGAR

Nigel? Akhirnya kamu pulang, nak.

Yanto mengedipkan mata beberapa kali.

EDGAR (CONT'D)

Tapi muka kamu kok keriput? (sambil meraba wajah Yanto)

BAPAK-BAPAK

Pak, sadar, Pak. Saya bukan anak Bapak.

Edgar membelalakkan matanya dan terkejut jika orang didepannya bukanlah Nigel.

EDGAR

Bapak siapa?

BAPAK-BAPAK

Saya Yanto, warga sini.

EDGAR

Terus Bapak lagi ngapain di sini?

YANTO

Saya lagi ngeronda terus lihat Bapak tidur di teras.

Edgar melepaskan tangannya dari wajah Yanto.

EDGAR

Maaf. Saya kira anak saya. (membuang muka karena malu)

YANTO

Bapaknya ngapain tidur di luar? Dikunci istri karena pulang malam, Pak?

Edgar membungkuk.

EDGAR

Sekali lagi maaf, Pak. Selamat bekerja.

Yanto hanya manggut-manggut dan berjalan pergi untuk kembali menjalankan tugasnya mengitari kampung. Sementara Edgar kembali duduk menyandar di tembok dan menyilangkan kedua tangannya. Tak lama matanya tertutup.

92. INT. KONTRAKAN - SORE

Edgar menempelkan ponsel ditelinganya. Saat panggilan terhubung dia segera membuka mulutnya.

EDGAR

Halo?

INTERCUT WITH TEMAN NIGEL #1

TEMAN NIGEL #1

Dengan siapa ini?

EDGAR

Saya Edgar, Ayahnya Nigel.

TEMAN NIGEL #1

Oh, iya Om. Ada apa?

EDGAR

Apa sekarang Nigel lagi sama kamu?

TEMAN NIGEL #1

Enggak Om. Saya tutup, Sore.

Panggilan diakhiri. Edgar kembali menelpon teman Nigel yang lain.

TEMAN NIGEL #2

Saya sama Nigel udah enggak temenan lagi, Om.

Panggilan diakhiri. Edgar kembali menelpon teman Nigel yang lain. Wajah Edgar terlihat begitu khawatir.

EDGAR

Halo? Saya...

INTERCUT WITH TEMAN NIGEL #3

TEMAN NIGEL #3

Saya enggak tahu dan enggak mau tahu keberadaan Nigel.

Panggilan diakhiri. Edgar menghela napas kecewa. Sudah tidak ada lagi nomor telepon teman Nigel yang bisa dia hubungi. Dans keluar dari kamar berjalan melewati Edgar.

EDGAR

Turunin ego kamu dong. Adik kamu udah 2 hari enggak pulang ke rumah. Kamu sebagai abang harusnya ngalah.

DANS

Dans sibuk. Nigel bukan anak kecil lagi. (sambil mengenakan sepatu)

Lalu terdengar suara pagar yang dibuka dan ditutup kembali. Edgar tidak tenang. Dia mondar-mandir di depan tv. Hingga dia terpikirkan sesuatu. Dia pun masuk ke kamar Dans dan Nigel.

93. EXT. GANG RUMAH MAHDI - SORE

Dans berjalan sambil melihati nomor-nomor rumah yang ia lewati. Tangannya memegang ponsel yang terdapat foto alamat rumah Mahdi yang ia dapat dari buku kenangan SMP milik Nigel.

CUT TO:

94. INT. KONTRAKAN - KAMAR DANS DAN NIGEL - SORE (FLASHBACK)

Dans mendengar Ayahnya yang sibuk menelpon teman sekolah Nigel. Dans bangkit dari tidur dan mencari sebuah buku di meja belajar Nigel.

DANS

(terlihat wajahnya senang dan lega) Dapet juga.

Dans membuka lembar demi lembar buku kenangan SMP milik Nigel. Lalu memfoto bagian biodata Mahdi.

CUT BACK TO:

95. EXT. DEPAN RUMAH MAHDI - SORE

Dans mendekati Mahdi yang sedang menyiapkan gerai. Mahdi terkejut melihat kedatangan Dans.

MAHDI

Bang Dans?

Dans tersenyum.

DANS

Adik gue nginep disini, yah?

Mahdi mengajak Dans untuk duduk di kursi.

MAHDI

Mahdi bukannya sok tahu urusan antara Bang Dans sama Nigel. Tapi dilihat dari keadaan Nigel sekarang (beat) dia butuh waktu buat nyaman dengan hal yang jauh dari masalah rumah.

DANS

Tapi, Nigel bakal ngerepotin lo sama keluarga lo.

MAHDI

(tersenyum) Enggak sama sekali, Bang. Ini juga bukan pertama kalinya.

DANS

Titip adik gue, yah. Kalau emang udah ngerepotin, lo usir aja.

Mahdi tersenyum dan mengangguk. Dans mengulurkan selembar uang 100 ribu ke Mahdi.

DANS (CONT'D)

Tolong masukin ke jaket Nigel diem-diem. Jangan sampai dia tahu kalau ini dari gue.

Mahdi menerima uang itu dan menyimpan di saku apronnya.

MAHDI

Iya, Bang. Jangan khawatir. Nigel bakal baik-baik aja di sini.

DANS

Sekarang anaknya lagi dimana?

MAHDI

Aku suruh keluar buat beli sterofoam.

Dans membuka mulutnya.

DANS

Jangan bilang motor sport warna hijau itu punya lo?

MAHDI

Iya, itu punyaku Bang.

Dans membuka mulutnya lalu tak lama melipatnya. Wajahnya terlihat merasa bersalah.

DANS

Jangan sering izinin Nigel bawa motor lo. Gue takut jiwa pembalap dia balik lagi.

Mahdi mengangguk. Dans pulang.

96. INT. RUMAH MAHDI - KAMAR MAHDI - SORE

Nigel mengambil jaket dibelakang pintu. Dia meraba jaketnya. Lalu berjalan keluar membawa jaket itu.

97. EXT. DEPAN RUMAH MAHDI - MALAM

Nigel berjalan mendekati Mahdi dan Mawar sambil mengenakan jaket. Mahdi menoleh pada Nigel dan bertanya...

MAHDI

Ketemu?

Nigel merogoh saku jaket dan mengeluarkan kunci motor.

NIGEL

Nih (sambil menunjukkan kunci motor kepada Mahdi).

Mawar melihat selembar uang 100 ribu jatuh dari saku Nigel saat cowok itu mengambil kunci.

MAWAR

Uang kamu jatuh, tuh.

Nigel melihat ke bawah. Lalu melihat Mawar.

NIGEL

Gue enggak punya uang.

MAWAR

Tapi aku lihat sendiri uang itu jatuh dari saku kamu.

NIGEL

Tapi...

MAHDI

Mungkin lo lupa pernah nyimpen uang di jaket lo.

Nigel mengambil uang itu dengan ragu. Lalu ia masukkan ke saku sambil berkata...

NIGEL

Yaudah gue simpen. Lumayan buat beli ketoprak.

MAWAR

Beli ketoprak enggak bagi-bagi (memalingkan wajah dari Nigel).

Nigel tersenyum. Dia mengambil pesanan yang sudah siap diantar. Mahdi memegang tangan Nigel.

MAHDI

Gue aja yang nganter. Lo jaga gerai.

Nigel menggeleng lalu menoleh pada Mawar.

NIGEL

Cabe 5?

Mawar menatap Nigel kecewa.

MAWAR

Cabe setengah Nigel (nada sedikit manja).

Nigel terkekeh lalu pergi naik motor sport Mahdi.

98. EXT. PARKIRAN WARUNG MILENIAL - MALAM

Cici berdiri di depan warung. Dia tersenyum malu melihati voucher yang ia pegang. Lalu dia menoleh ke dalam warung. Saat melihat Dans akan keluar, dengan cepat dia menatap jalanan. Dans berjalan keluar dan berhenti di samping Cici.

DANS

Enggak pulang?

Cici melirik Dans. Dia mengulurkan voucher. Dans mengambilnya.

DANS

Buat gue?

Cici tidak menjawab. Dia menggeser-geserkan sepatu ditanah dengan kepala yang menunduk.

DANS

(mengulurkan kembali voucher) Udah enggak berlaku ini.

Cici menoleh, wajahnya terkejut. Dia mengambil voucher dan melihat tanggal yang tertera. Cici malu. Dia memasukkan voucher ke dalam saku dan berjalan cepat menuju motornya.

CICI

Bodoh. Bisa-bisanya gue enggak ngecek dulu (sambil memukul-mukul kening).

Cici akan mengeluarkan motor, tapi motornya terasa berat.

DANS

Makan ketoprak, yuk.

Cici menoleh dan terkejut akan Dans yang duduk dibelakangnya.

CICI

Turun!

Dans turun. Cici juga turun dan menyuruh Dans yang memboncengnya. Mereka pergi.

99. EXT. PINGGIR JALAN - MALAM

Nigel tidak bisa menyebrang karena jalanan yang ramai. Lalu sebuah mobil berhenti mempersilahkan Nigel menyebrang. Namun saat pandangan Nigel lurus ke depan, dia melihat Dans sedang makan ketoprak bersama Cici. Pengendara mobil menekan klakson berkali-kali. Nigel sadar dan membungkukkan tubuh lalu berjalan ke minimarket mengambil motornya.

100. INT. KONTRAKAN - PAGI

TITLE: Hari ke-5 Nigel kabur dari rumah

Edgar menaruh buku kenangan disebelah piring Dans. Tangannya membuka satu per satu halaman sambil bertanya...

EDGAR

Dans. Kamu ingat sahabat SMP Nigel yang dulu sering main ke rumah? (menoleh pada Dans)

Dans mengangkat wajahnya. Dia memasukkan sesuap nasi ke mulutnya. Menggeleng dan kembali menunduk.

EDGAR (CONT'D)

Masa kamu lupa, sih? Coba lihat foto ini satu-satu. Siapa tahu ingat.

DANS

(sambil tetap makan) Emang kalau Dans ingat, Ayah mau ngapain?

EDGAR

Pergi ke rumahnya. Siapa tahu Nigel disana. Dulu, kan, mereka deket udah kayak lem.

DANS

Jangan lakuin hal yang buang-buang waktu. Nanti anaknya juga balik sendiri.

Edgar memukul bahu Dans. Dans tersedak. Dia segera meminum air.

EDGAR

Udah 5 hari Nigel kabur dari rumah. Mana mungkin Ayah cuma bisa diem. 2 hari Ayah telpon semua nomer yang ditulis disini (menunjuk buku kenangan). Udah berkali-kali Ayah bolak-balik ke konter buat isi pulsa dan Ayah kesel sama diri Ayah sendiri karena cuma bisa ngelakuin ini.

Dans diam sambil sesekali melirik Edgar. Wajah Edgar terlihat pucat. Edgar menoleh pada Dans.

EDGAR

Ayah harus lapor polisi ini.

Dans bangkit. Dia menggendong tas yang dia taruh di kursi sebelah.

DANS

Enggak perlu. Biar Dans yang cari.

Edgar tersenyum. Digenggam tangan Dans dengan menampakkan wajah memelas.

EDGAR

Bawa adik kamu pulang. Ayah enggak mau kehilangan lagi.

Dans mengangguk. Dia pergi berangkat sekolah.

101. EXT. SEKOLAH DANS - LAPANGAN - SORE

Anggota futsal duduk mendengarkan pelatih.

PELATIH BARU

Pertandingan kurang beberapa hari lagi. Dilihat dari latihan kalian yang tiap hari ada kemajuan, Abang jadi yakin kalian bisa pergi sampai ke babak final.

Anggota futsal heboh.

TONI

Dipastikan Bang. Apalagi kita punya Dans (merangkul Dans dari samping).

Dans menggerakkan lengannya agar Toni melepas pelukannya.

PELATIH BARU

Dans. Lihat, temen-temen naruh kepercayaan besar di kamu. Jadi Abang berharap kamu enggak ngecewain mereka.

DANS

Saya akan berusaha melakukan yang terbaik semampu saya.

Mereka menyatukan tangan ditengah lalu melemparnya ke udara sambil mengucapkan kata-kata penyemengat. Satu persatu anggota futsal pulang. Dans berjalan mengekori Pelatih.

DANS

Bang!

Pelatih menoleh.

PELATIH BARU

Eh, Dans. Ada apa?

DANS

Ini (mengulurkan amplop coklat). Maaf baru bisa kasih sekarang.

Pelatih mengambil amplop. Lalu menepuk pundak Dans pelan.

PELATIH BARU

Semangat. Abang yakin kamu bisa.

Dans tersenyum lalu pergi pulang.

102. INT. WARUNG MILENIAL - SORE

Dans menelpon Mahdi.

DANS

Halo?

INTERCUT WITH MAHDI

MAHDI

Ada apa Bang?

DANS

Gue mau minta lo buat bicara pelan-pelan sama Nigel. Bujuk dia buat pulang.

MAHDI

Iya, Bang. Nanti biar Mahdi bicara pelan-pelan.

DANS

Lo enggak ngizinin dia naik motor, kan?

MAHDI

Enggak, Bang. Sekarang tugas dia jaga gerai.

DANS

Bagus, deh. Jangan lupa bujuk Nigel buat pulang, yah.

MAHDI

Iya, Bang.

Panggilan tertutup. Dans berdiri dan memasukkan ponsel ke saku apron saat ada pembeli datang. Dia mendekat dan bertanya ke pembeli.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar