Keluarga Tanpa Ibu (Script)
7. 7

78. INT. KONTRAKAN - MEJA MAKAN - PAGI

Dans dan Nigel duduk berhadapan di meja makan. Keduanya saling membuang muka. Datang Edgar membawa makanan dari dapur. Nigel membatin melihat menu yang sama seperti kemarin.

NIGEL (V.O.)

Lagi?

Edgar tersenyum dan mengisi piring kosong Dans dan Nigel. Setelah itu dia bergabung duduk.

EDGAR

Untuk beberapa hari ke depan Ayah cuma bisa masakin ini (tersenyum malu). Tolong dimaklumin.

Dans dan Nigel tidak menjawab. Keduanya mulai memakan sayur sop buatan Edgar. Kini gantian Dans yang terkejut akan rasa masakan Edgar.

DANS

Enggak ada rasa. (tetap lanjut makan)

Edgar tersenyum melihat kedua putranya memakan masakannya dengan lahap.

EDGAR

Ayah enggak tahu apa yang selama ini kalian lakuin sampai pulang malam. Tapi Ayah yakin apapun yang kalian lakuin adalah hal baik.

Dans dan Nigel menghentikan kegiatan makan. Mata mereka sedikit melirik ke Edgar. Namun kembali menunduk saat mata mereka bertemu dengan mata Edgar.

EDGAR (CONT'D)

Sekarang Ayah baru sadar (beat) kalau kita enggak bisa terus-terusan bersedih akan kepergian Ibu. Ayah mau kita ada untuk satu sama lain. Ayah ada untuk Dans dan Nigel. Dans ada untuk Nigel dan Ayah. Nigel ada untuk Ayah dan Dans. Mungkin terdengar susah untuk kita yang terbiasa punya dunia sendiri. Tapi Ayah yakin kita bisa. Karena pada dasarnya keluarga tak pernah bisa sendiri.

Suasana menjadi hening. Dans dan Nigel masih berusaha menghabiskan makanannya. Sementara Edgar masih setia menatap Dans dan Nigel.

NIGEL

Nigel masuk kamar dulu (sambil bangkit dari kursi).

Edgar tersenyum dan mengangguk. Lalu Edgar berdiri dan berjalan mengambil jaket yang tergantung di dinding sambil berkata...

EDGAR

Dans. (beat) Hari ini kamu jangan pergi kemana-mana, ya. (beat) Ayah ada kerjaan. Nanti waktu makan siang Ayah pulang.

DANS

Ayah enggak sarapan?

Edgar menggeleng dan mendekat pada Dans. Lalu Edgar mengusap pundak Dans.

EDGAR

Habisin makanannya. Jagain adik kamu, ya.

Edgar berjalan keluar rumah. Dans menatap pintu kamar yang terbuka memperlihatkan kaki Nigel.

79. INT. KONTRAKAN - SIANG

Nigel berjalan keluar. Dia menengok ke kanan dan kiri. Tidak ada tanda-tanda penjual bakso lewat. Dia pun kembali masuk.

80. INT. KONTRAKAN - SIANG

Nigel masuk ke rumah dan mendapati Dans yang sedang menonton bola lewat ponsel. Dia melirik sebentar dan berdecih. Lalu berjalan pergi seraya berkata...

NIGEL

Hidup lo isinya emang cuma bola.

Pintu kamar tertutup. Dans mengangkat kepalanya. Matanya menatap tajam pintu kamar.

DANS

Kalau lo gak tahu apa-apa. Tutup mulut lo!!

CUT TO:

81. INT. KONTRAKAN - KAMAR DANS DAN NIGEL - SIANG

Nigel akan berbaring. Namun diurungkan karena suara Dans. Dengan wajah yang memerah, dia membuka pintu kamar cukup keras.

CUT BACK TO:

82. INT. KONTRAKAN - SIANG

Dans berdiri dan menatap tajam Nigel yang keluar dari kamar. Wajah keduanya terlihat menegang.

NIGEL

Dimana dan apa yang lo lakuin waktu Ibu pergi untuk selamanya?

Bibir Dans bergetar.

NIGEL (CONT'D)

Lo gak bisa jawab, kan? (beat) Hari itu gue pulang dan ingin pastiin Ibu baik-baik aja. Tapi yang gue dapat malah raga ibu tanpa sukma. Dan lo (beat) lo malah enak ngerayain kemenangan lo tanpa tahu kalau Ibu udah pergi buat selamanya. Itu yang buat gue benci sama lo (penuh penekanan).

Dans mengusap wajahnya lalu menghempaskan tangannya. Dia berjalan mendekat pada Nigel. Wajah keduanya terlihat memerah.

DANS

Gue juga benci sama diri gue sendiri (sambil menunjuk dirinya). Gue benci karena gak bisa antar Ibu ke tempat terakhirnya. Gue benci sama diri gue sendiri karena gue gak bisa peluk Ibu untuk terakhir kalinya (beat) cium pipi Ibu untuk terakhir kalinya (menarik dan menghempuskan napas dengan keras) atau bahkan sekedar lihat wajah Ibu untuk terakhir kalinya.

Nigel mendorong bahu Dans.

NIGEL

Terus kenapa lo masih suka bola? (dengan nada keras)

Mata Nigel berkaca-kaca. Dia mengambil napas sebelum kembali mengeluarkan emosinya.

NIGEL (CONT'D)

Gue benci dengerin pertandingan bola setiap malam. Gue benci liat kaos futsal lo digantung di lemari. Gue benci sepatu futsal lo sebelahan sama sepatu gue. Gue benci itu semua (nada makin keras).

Dans mencoba menahan emosinya dengan membuang muka.

83. INT. TERAS KONTRAKAN - SIANG

Edgar membuka pagar. Dia berjalan masuk dan menutup pagar.

DANS (V.O.)

Apa bedanya sama lo yang suka ngebut-ngebutan di jalan?

Mendengar nada bicara Dans yang tidak santai membuat Edgar buru-buru masuk.

84. INT. KONTRAKAN - SIANG

Edgar masuk dan mendapati Dans dan Nigel berhadapan dengan wajah yang merah. Dia mencoba menghentikan pertengkaran yang sepertinya akan dimulai dengan menunjukkan makanan yang ia beli.

EDGAR

Dans, Nigel. (beat) Ayah bawa bakso buat makan siang kalian.

Edgar mendekat dan memegang lengan Nigel.

EDGAR (CONT'D)

Ayo makan bareng-bareng.

Nigel menghempaskan tangan Edgar hingga Edgar mundur beberapa langkah. Kini Nigel mendekat kepada Dans.

NIGEL

(menyeringai) Lo ngalihin topik?

Dans menyamakan tubuhnya dengan Nigel dan mendekatkan wajahnya.

DANS

(menyeringai) Lo nyolong motor orang?

Wajah Nigel mengerut. Dia mendorong tubuh Dans dengan keras hingga terjatuh di sofa. Edgar menaruh kantong kresek di meja dan segera berdiri lalu menahan tubuh Nigel dengan memeluknya.

EDGAR

Jangan Nigel. (menatap Dans yang terlentang di sofa) Dans berhenti!

Dans dengan seringainya memegang bahunya sambil berkata...

DANS

Awww (lalu menatap Nigel dengan seringainya).

Nigel memberontak agar dilepaskan.

NIGEL

Ayah! Lepasin Nigel, Yah.

Dans menaruh kedua tangannya dibelakang kepala, sambil menatap Nigel dengan seringainya. Wajah Nigel makin mengerut hingga urat-urat dikeningnya terlihat.

DANS

Bisa-bisanya lo nyuri motor orang cuma buat menekuni hobi lo. Agak nekat, sih (sambil memutar bola mata).

Dengan keras Nigel memberontak. Edgar kewalahan dan berakhir melepas pelukannya. Nigel menarik baju Dans hingga membuat Dans berdiri. Dans menatap tajam Nigel yang tingginya sejajar dengan telinganya.

NIGEL

Jangan mentang-mentang lo abang (beat) lo bisa seenaknya ngasih statement tanpa lo tahu alasannya.

DANS

Terus lo? Ngasih statement hidup gue cuma tentang bola hanya karena gue anak futsal. Cuma itu alasan lo?

Nigel bergeming. Cengkeramannya mulai lemah. Dans pun menyingkirkan tangan Nigel dari tubuhnya.

EDGAR

Kalian kenapa bertengkar? Udah berhenti.

Edgar menyentuh lengan Dans dan Nigel. Lalu menggiring mereka ke meja makan.

EDGAR

Makan dulu biar emosinya hilang. Ayah enggak suka lihat pertengkaran.

Nigel menepis tangan Edgar. Lalu dia berteriak begitu keras sambil mengacak-ngacak rambutnya.

NIGEL

Kalian berdua sama aja. Sama-sama sibuk akan dunia kalian. Seolah kepergian Ibu cuma angin lewat.

DANS

YAAA!! Maksud lo apa ngomong gitu?

Dans berusaha mendekat ke Nigel. Namun Edgar menghalangi Dans dengan merentangkan kedua tangannya.

NIGEL

Gue gak salah. Semenjak kepergian Ibu, gue gak punya keluarga. (beat) Kita udah kayak orang asing yang enggak sengaja tinggal se-homestay. Kalian semua enggak pernah ada buat gue. Itu yang gue benci.

DANS

(menyeringai) Emang lo pernah ada buat kita? (beat) Lo sendiri juga sibuk sama dunia motor lo. Dunia yang bahkan dilarang sama Ibu.

Nigel mendekat. Edgar was-was dan terus-terusan memohon agar keduanya berhenti.

NIGEL

Terus (beat) lo merasa bangga karena sibuk sama dunia yang Ibu dukung?

Edgar mendorong pelan tubuh Nigel agar menjauh dari Dans.

EDGAR

Nigel sudah. Nanti kamu tambah sakit.

DANS

Iya. Gue bangga. Sampai kapan pun enggak akan gue berhenti main bola.

Nigel berusaha kembali mendekat kepada Dans. Tapi segera Edgar dorong menjauh.

EDGAR

Sudah Nigel. Jangan terus terpancing. Enggak akan selesai. (menengok Dans) Dans juga. Berhenti. Ayah enggak mau kalian bertengkar kayak gini. Kita bisa bicarain baik-baik. Enggak perlu pake emosi. (kembali menatap Nigel)

NIGEL

Bicarain baik-baik? Emang saat kita pindah ke sini, Ayah bicara ke Nigel atau Dans? Enggak. Dari dulu Ayah enggak pernah ajak kita bicara. Dari dulu sampai Ibu pergi, Ayah masih sama. Sibuk sama bisnis Ayah.

Edgar bergeming menatap Nigel. Dans terdiam lalu membelakangi Nigel dan Edgar.

NIGEL

Bahkan (beat) dibanding kebencian Nigel ke Dans, masih besar kebencian Nigel ke Ayah. Semenjak Ayah buka bisnis itu (beat) keluarga kita berubah. Ayah enggak pernah ada lagi buat dengerin cerita Nigel. Karena Ayah juga, Dans yang selalu genggam tangan Nigel lepasin tangannya gitu aja. Semenjak itu Nigel cuma punya Ibu. Tapi sekarang Nigel enggak punya siapa-siapa. (mata berkaca-kaca)

EDGAR

Nigel, Ayah bisa...

NIGEL

Ayah bisa apa? Ayah enggak pernah bisa apa-apa tanpa Ibu. Lihat sekarang. Bisnis yang Ayah bangun hancur saat Ibu pergi untuk selamanya. Yang paling buat Nigel benci. Kenapa kita harus tinggalin rumah itu? Nigel mau balik ke sana lagi. Rumah Nigel disana. Bukan disini.

Nigel masuk ke kamar dan tak lama keluar lagi sambil membawa jaket. Dia menoleh pada Dans yang membelakanginya. Lalu dia berhenti didepan Edgar yang masih bergeming.

NIGEL

Buktiin ke Nigel kalau kita masih keluarga.

Nigel berjalan keluar. Terdengar suara pagar yang dibanting cukup keras.

85. INT. KONTRAKAN - SIANG

Edgar berjalan mendekat pada Dans yang masih membelakanginya. Dipegang tangan Dans sambil digoyang-goyangkan.

EDGAR

Dans. Kamu kejar Nigel. Minta maaf. Ajak dia pulang. (wajahnya terlihat cemas)

Dans menghempaskan tangan Edgar. Dia mengambil ponsel yang tergeletak di meja lalu berjalan keluar sambil berkata...

DANS

Dia bukan anak kecil lagi.

Edgar hanya bisa diam menatap kepergian Dans.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar