It's Not Easy to be A Single Dad
9. Yes, It Is My Fault

104. INT. RUMAH FANDY - RUANG MAKAN. NIGHT

Di atas meja makan, telah tersedia kue tart dengan lilin angka 5. Nayla sudah memakai dress pesta, sedangkan Vina hanya menggunakan pakaian kasual usai berkerja. Mereka duduk bersebelahan terlihat lelah menunggu.

NAYLA

"Papa lama banget! Yang ultah Nayla kok papa yang ditunggu."

VINA

"Papa kan udah di jalan dari tadi. Sabar ya?? Paling 5 menit lagi sampe."

Vina mengecek pesan yang ia kirim ke Fandy belum ada balasan. Wajahnya ikut panik tetapi ia berusaha tenang di depan Nayla.

NAYLA

"Papa selalu gini! Kerja kerja kerja terus!"

(beat)

"Udahlah kak, ayo kita potong kue berdua ya? Papa makan sisa aja."

Dari ruang tengah terlihat Fandy berjalan menuju ruang makan membawa boneka Lotso.

FANDY

(bernyanyi)

"HAPPY BIRTHDAY TO YOU, HAPPY BIRTHDAY TO YOU, HAPPY BIRTHDAY NAYLA, HAPPY BIRTHDAY TO YOU"

Fandy mengejutkan Nayla dan Vina.

NAYLA

"Papa lamaaa!"

FANDY

"Nih, kado buat Nayla. Papa beliin dari luar negeri makanya terlambat."

Fandy bercanda.

NAYLA

"Boneka Lotso??? Kan lotso jahat!!"

FANDY

"Halah, kan yang penting karakter film Toy Story. Buat lengkapin koleksi kamu. Lagian coba peluk, ada wangi strawberrynya."

Muka Nayla merengut.

FANDY (CONT'D)

"Yaudah sekarang waktunya tiup lilin ya? Tunggu saya videoin."

VINA

"Saya aja yang videoin pak."

Nayla menarik lengan Vina yang beranjak pergi.

NAYLA

"Kak Vina sini aja."

Vina dan Fandy saling menatap. Tatapan Fandy seperti meminta Vina untuk menatap mengikuti permintaan Nayla.

FANDY

"Bentar, 1.. 2.. 3.."

Fandy merekam menggunakan ponselnya.

VINA & FANDY

(bernyanyi)

"TIUP LILINNYA, TIUP LILINNYA, TIUP LILINNYA SEKARANG JUGA, SEKARANG JUGA, SEKARANG JUGA."

Nayla meniup lilin.

VINA

"Sekarang Nayla berdoa ya, make a wish."

Nayla menggenggam kedua tangannya dan berdoa.

NAYLA

"Semoga mama cepat pulang dan Nayla bisa jalan jalan sama mama lagi."

Sambil merekam, Fandy tersenyum dan matanya berkaca-kaca. Fandy mengakhiri rekaman itu. Dia mengusap air matanya dan membantu Vina dan Nayla memotong kue.

CUT TO:

105. I/E. RUMAH FANDY - DEPAN RUMAH. NIGHT

Di depan rumah, ada 2 ibu-ibu yang sedang bergosip dan menjaga anaknya bermain.

Fandy mendekat dengan membawa 2 bingkisan.

FANDY

"Bu, maaf ganggu. Hari ini Nayla ulang tahun. Ini ada kue tart buat anak-anak di rumah."

BU SRI

"Oalah mas, kok repot-repot to?? Makasih lho mas."

BU YANTI

"Ulang tahun yang keberapa mas? Semenjak Caca nggak ada, Nayla makin jarang main keluar."

Ibu-ibu itu menerima bingkisan dari Fandy. Tiba-tiba dari belakang Jaka langsung menyambar bingkisan dari tangan Bu Sri.

BU SRI

"Ya Allah, pelan-pelan to le!!"

FANDY

"Iya bu. Nayla saya titipin ke penitipan anak jadinya jarang keluar."

BU YANTI

"Oh gitu mas. Mas kalo repot atau gimana, minta tolong ibu-ibu sini juga nggakpapa."

BU SRI

"Iya mas, pasti susah to ngurus anak sambil kerja?"

FANDY

"Makasih bu, tapi nggakpapa kok bu. Nayla seneng aja di penitipan anak. Ohya, saya balik rumah dulu ya bu. Mari bu."

BU SRI

"yuk, mari-mari.."

CUT TO:

106. INT. RUMAH FANDY - RUANG TAMU. NIGHT

Fandy masuk ke dalam rumah dan duduk di sebelah Vina.

FANDY

"Udah pesen?

VINA

"Udah kok, ini lagi perjalanan kesini."

FANDY

"Makasih ya, udah bantu ramaikan ulang tahun Nayla."

VINA

"Nggakpapa kok pak. Saya juga udah anggep Nayla seperti adik saya sendiri."

(beat)

"Ohya Pak, ada yang perlu saya bicarakan."

Fandy melihat Vina.

VINA (CONT'D)

"Pak, mau sampai kapan sembunyiin dari Nayla kalau Mamanya sudah meninggal?"

Fandy terdiam sesaat.

FANDY

"Tolong, jangan ikut campur urusan itu."

VINA

"Pak, saya hampir setiap hari nemenin Nayla. Dan dia selalu berharap Mamanya kembali. Bapak tau gimana perasaan Nayla kalau selama ini harapannya kosong?"

Fandy kembali terdiam.

VINA (CONT'D)

"Maaf kalau saya lancang. Tapi Nayla perlu kejelasan. Yang perlu melanjutkan hidup nggak cuman bapak, Nayla juga."

FANDY

"Apa menurutmu saya sudah bisa melanjutkan hidup?"

VINA

"Maksud bapak?"

FANDY

"Sampai saat ini, saya masih kehilangan arah. Saya nggak tau apa yang saya inginkan. Karena itu, kalau saya kasih tau Nayla, saya nggak sanggup melihatnya sedih."

(beat)

"Tapi saya rasa, kata-kata kamu ada betulnya juga. Mungkin secepatnya saya akan kasih tau Nayla. Maaf, kalau saya terlihat nggak becus jadi seorang ayah."

Vina mengusap lengan Fandy dan mereka saling menatap.

VINA

"Nggak ada kata terlambat untuk memperbaiki hubungan bapak dengan Nayla. Saya yakin Nayla pasti akan nerima bapak kembali."

Suasana hening. Fandy menggenggam tangan Vina yang mengusap lengannya.

CUT TO:

107. INT. RUMAH FANDY - HALAMAN RUMAH. NIGHT

Vina dan Fandy keluar rumah menuju mobil avanza yang berhenti di depan rumah Fandy. Vina masuk ke dalam mobil dan mereka saling tersenyum. Ketika mobil avanza pergi meninggalkan rumah Fandy, terlihat ibu-ibu masih rumpi tidak jauh dari rumah Fandy. Sebelum masuk ke dalam rumah, Fandy menyapa ibu-ibu itu.

CUT TO:

108. INT. KANTOR - KANTOR UTAMA. DAY

Di sebuah meja persegi empat, Fandy duduk bersama Wisnu. Fandy memegang setumpuk kertas yang diberikan oleh Wisnu.

FANDY

"Client udah deal kan?"

WISNU

"Udah bang."

FANDY

"Requirementnya ini aja? Kok nggak spesifik? Client udah double check?"

WISNU

"Kemarin mereka cuma jelasin desain web seperti apa yang mereka mau."

FANDY

"Ya harus double check dong. Masa mereka nggak lihat dulu tapi langsung kita dikerjain. Kalo mereka nggak setuju gimana? Mau tanggung jawab kamu ke tim desain?"

Fandy membuka halaman terakhir dan mengecek secara keseluruhan.

FANDY (CONT'D)

"Ini desainnya?"

WISNU

"Iya bang."

FANDY

"Kapan kita bisa ketemu client?"

WISNU

"Hari ini bisa sih pak, tapi mereka mintanya di kantor mereka."

Fandy melihat jam tangannya.

FANDY

"Kantornya Wesia di Jakbar kan?"

WISNU

"Iya bang."

FANDY

"Yaudah, kamu coba tanya mereka bisa jam berapa. Kabari saya secepatnya ya. Saya mau ke tim desain sama developer dulu."

CUT TO:

109. INT. KANTOR - KANTOR TIM DESAIN. NIGHT

Fandy melihat tim desain sedang bekerja. Tiba-tiba ponselnya bergetar. Sebuah pesan WA dari Vina.

VINA: Hari ini lembur lagi?

Fandy berpikir sesaat sebelum membalas.

FANDY: Sepertinya begitu. Saya kabari nanti ya.

VINA: Kalau nanti lembur, Nayla saya bawa ke rumah saya nggakpapa?

Fandy kembali berpikir.

FANDY: baik.

Fandy berjalan ke salah satu tim desain.

FANDY

"Coba saya lihat progress desain webnya."

desainer web langsung menunjukkan kepada Fandy.

FANDY (CONT'D)

"Masih kurang masuk sih, tapi gapapa, besok saya pantau lagi."

Wisnu berjalan mendekati Fandy.

WISNU

"Bang, jam 4 ke kantor Wesia bisa?"

FANDY

"Boleh. Nanti ajak Gita juga ya. Saya tunggu di lobby jam setengah 4."

CUT TO:

110. INT. KIDDY HUIS DAY CARE - RUANG ANGGREK. DAY

Di dalam kelas terdapat 14 anak termasuk Nayla. Mereka duduk di meja melingkar sesuai bentuk meja. Sedangkan Vina dan 2 pengasuh lainnya menemani anak-anak menggambar.

Nayla menggambar dirinya berada di tengah Caca dan Vina.

PENGASUH 1

"Wah, kelincinya siapa ini?"

ANAK 1

"Kelinciku. Lagi hamil. Nanti kalo lahir anaknya banyak. Kelinciku jadi banyak!"

PENGASUH 2

"Itu siapa aja?"

ANAK 2

"Papa, mama, aku, sama adekku."

PENGASUH 2

"Lagi kemah ya? Dimana?"

ANAK 2

"Nggak. Ini rumah. Tapi aku gabisa gambar rumah."

Anak itu tertawa dengan giginya yang ompong.

VINA

"Nayla, kenapa Papa kamu rambutnya panjang?"

NAYLA

"Papa? Ini Mama, Nayla, terus kak Vina."

Vina menghela nafas. Merasa bersalah tetapi juga senang.

Salah satu pengasuh masuk ke dalam ruangan.

PENGASUH 3

"Anak-anak sekarang waktunya snack ya. Terus yang sudah dijemput boleh pulang duluan."

Ibu kantin masuk ke dalam ruangan dan membawa sekotak plastik berisi jajanan basah. Anak-anak berlarian menyerbu snacks, sedangkan Nayla masih menggambar.

VINA

"Nayla nggak ambil snacks?"

NAYLA

"Nanti aja. Nayla kan pulang masih lama."

VINA

"Hari ini Nayla ikut ke rumah kak Vina dulu ya? Nanti papa jemput kesana."

Nayla mengangguk.

VINA (CONT'D)

"Yuk ambil snacks dulu. Sebelum jam 7 kita pulang."

Nayla berdiri dan berjalan untuk mengambil snacks.

CUT TO:

111. EXT. DEPAN RUMAH VINA. NIGHT

Vina dan Nayla keluar dari mobil taxi online.

VINA

"Makasih pak."

Vina menutup pintu mobil dan mereka jalan masuk ke dalam rumah Vina.

CUT TO:

112. INT. RUMAH VINA - RUANG TAMU. NIGHT

Rumah Vina sangat sederhana. Ruang tamu, ruang tengah dan ruang makan terbagi tanpa sekat. Vina dan Nayla masuk ke dalam rumah. WIWIN (50) dari dapur berjalan menyambut Vina dan Nayla.

WIWIN

"Udah pulang Vin?"

Wiwin melihat ada Nayla.

WIWIN (CONT'D)

"Eh ini Nayla ya?"

(ke Vina)

"Kok nggak bilang kalo ada Nayla, tau gitu ibu cepet selesain masaknya biar kamu bisa nemenin Nayla."

Nayla meraih tangan kanan Wiwin untuk salim.

WIWIN (CONT'D)

"Aduh.. udah cantik, pinter lagi."

VINA

"Nggakpapa kok, Bu. Nanti aku bantu masak."

(Ke arah Nayla)

"Nayla di kamar dulu ya? Nanti Kak Vina temenin kalo udah selesai masak"

NAYLA

"Kak Vina lama?"

VINA

"Nggak kok bentar aja."

WIWIN

"Eh, tapi Nayla makan dulu ya? Ada kok saya sisihkan buat makan sekeluarga."

Nayla mengangguk.

CUT TO:

113. INT. RUMAH VINA - RUANG MAKAN. NIGHT

Nayla makan nasi kuning dengan ayam goreng di meja makan. Di sampingnya terdapat tumpukan kardus makanan dan potongan kertas berisi 2 foto bayi bernama TANIA ARABELLA FIRDAUS dan TALIA AZKADINA FIRDAUS berserta do'a-do'a menyambut kelahiran bayi dengan bahasa arab. Ia sesekali melirik YONO (55) duduk di sofa melihat TV dengan tatapan kosong.

VINA (V.O.)

"Bu Lusi lahiran anak ke tiga ya?"

WIWIN (V.O.)

"Iya. Udah gitu kembar lagi. Nggak kebayang Ibu gimana itu capeknya."

VINA (V.O.)

"Yang rawat masih Ibunya Bu Lusi?"

WIWIN (V.O.)

"Iya. Kadang kalo kumpul sama Ibu-ibu, Bu Wati ngeluh capek ngurus 2 cucu, belum lagi ini ketambahan 2 baru lahir."

VINA (V.O.)

"Tapi sayang juga sih kalo sampe Bu Lusi resign. Kan dia udah kuat jabatan di kantornya."

WIWIN (V.O.)

"Ibu-ibu sini udah pada nyaranin sih buat resign, tapi Bu Watinya yang nggakmau. Ya kita sebagai tetangga kan nggak bisa ikut campur ya? Jadinya ya.. cuma bisa bantu-bantu kalo Bu Wati perlu."

Selesai menghabiskan makanannya, Nayla berjalan ke dekat dapur sambil membawa piring.

NAYLA

"Kak Vina.. udah abis makannya."

Vina mendekati Nayla.

VINA

"Oh iyaa.. Nayla ke kamar Kak Vina dulu ya. Disitu kamarnya. Nanti kak Vina nyusul, bentar lagi selesai."

Vina menunjuk kamarnya. Nayla mengangguk dan menuju kamar Vina.

VINA (V.O.)

"Terus ini dianter jam berapa besok?"

WIWIN (V.O.)

"Pagi aja, sebelum kamu berangkat."

CUT TO:

114. INT. RUMAH VINA - KAMAR VINA. NIGHT

Nayla masuk ke dalam kamar Vina yang berukuran sedang. Di kamar Vina terdapat ukulele dan gitar akustik.

Di dinding tergantung foto Vina ketika wisuda bersama keluarganya, ada juga foto Vina dengan sekelompok perempuan ketika kuliah, ada foto Vina dengan keluarga besar, ada foto Vina ketika masih kecil dan ada foto Vina dengan mendiang adiknya, yang sekilas berwajah mirip Nayla.

Usai melihat-lihat foto, Nayla melihat meja rias Vina. Ia mengamati alat rias dan skin care Vina. Nayla kemudian mengambil parfum Vina dan mencium baunya. Setelah itu ia menyemprotkan parfum itu kepada boneka Jessie yang ada di tasnya. Setelah meletakkan parfum kembali ke tempatnya, Nayla mencium boneka Jessie. Ia tersenyum.

Nayla naik ke kasur dan berbaring.

CUT TO:

115. INT. RUMAH VINA - RUANG TAMU. NIGHT

Suara ketukan pintu terdengar beberapa kali. Wiwin dengan sedikit terburu-buru berjalan untuk membukakan pintu.

WIWIN

"Tunggu bentar..!"

Wiwin membuka pintu dan ia melihat Fandy.

WIWIN (CONT'D)

"Maaf, mau cari siapa pak?"

Fandy tersenyum ramah.

FANDY

"Saya Fandy, mau jemput Nayla."

WIWIN

"Oalah..! Ya Ampun.. Vina kok nggak ngomong kalo udah mau jemput. Saya masih berantakan habis masak buat lahiran tetangga.".

Vina kemudian jalan mendekat.

VINA

"Aduh, maaf pak. Saya tadi di dapur sama sekali nggak pegang HP."

FANDY

"Iya nggakpapa kok."

VINA

"Saya panggilkan Nayla bentar ya."

Vina pergi menuju kamarnya.

WIWIN

"Duduk dulu Fandy. Capek banget pasti ya? Saya buatkan teh hangat ya?"

FANDY

"Aduh, nggak usah repot-repot bu."

INSERT Vina mengintip Nayla tertidur pulas.

VINA

"Pak, Nayla tidur di kamar saya."

CUT TO:

116. EXT. DEPAN RUMAH VINA. NIGHT

Fandy menggendong Nayla yang tertidur pulas menuju mobilnya. Ia meletakkan Nayla di kursi belakang.

FANDY

"Maaf ya saya jadi repotin kamu, padahal kamu harusya bantu Ibu kamu."

VINA

"Nggakpapa kok. Sudahlah jangan banyak minta maaf, selama saya bisa bantu, saya akan bantu."

Fandy tersenyum.

FANDY

"Lain kali kalau saya bisa pulang cepet, kamu mau ikut nggak makan malam bertiga sama Nayla?"

Vina terpaku.

FANDY (CONT'D)

"Tapi kalau kamu nggak mau, saya nggak maksa kok."

VINA

(gugup)

"Bukan gitu. Saya usahakan ya?"

FANDY

"Iya."

(beat)

"Yaudah, saya pulang dulu ya? Udah malem juga. Besok kamu pasti harus bangun pagi."

Vina mengangguk. Fandy tersenyum dan duduk di kursi pengemudi.

VINA

"Hati-hati ya"

Mobil Fandy perlahan meninggalkan rumah Vina. Tetapi Vina masih di depan rumahnya melihat mobil Fandy yang semakin menjauh.

CUT TO:

117. INT. RUMAH VINA - RUANG TAMU. NIGHT

Ketika Vina masuk ke dalam rumah, ia dikejutkan oleh Wiwin yang mengintip di balik jendela.

VINA

(terkejut)

"Ya ampun Ibu.. kenapa masih disitu??"

WIWIN

"Fandy ternyata ganteng juga ya?"

VINA

"Ya terus..? apa hubungannya sama aku."

WIWIN

"Kamu yakin kalian nggak ada hubungan apa apa? Atau jangan-jangan Fandy naksir kamu, tapi kamu nggak sadar? Iya?"

VINA

"Ibu... kita itu nggak ada hubungan apa apa. Aku cuma kerja nemenin Nayla karena Fandy sering lembur. Udah. Nggak lebih kok."

WIWIN

"Jangan-jangan dia sengaja lembur biar bisa ketemu kamu habis kerja? Terus kenapa harus kamu yang jagain Nayla dari pada pengasuh yang lain?"

VINA

"Bu.. kan aku udah sering bilang, dari semua pengasuh Nayla itu paling deket sama aku. Ibu jangan berpikir yang nggak-nggak ya? Lagian aneh juga kan deket sama orang tua anak di Day Care."

CUT TO:

118. I/E. DALAM MOBIL. NIGHT

Fandy menyetir mobilnya dan mulai memasuki area perumahannya.

Terlihat Nayla masih tertidur pulas di kursi belakang.

Ketika mobil Fandy mendekati rumahnya, Fandy melihat ada mobil avanza plat AB, mobil orang tua Caca. Setelah cukup dekat, Fandy memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dengan membuka jendela kursi belakang. Ia kemudian keluar mobil.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar