It's Not Easy to be A Single Dad
2. The Day I Lost You

11. INT. RUMAH FANDY - KAMAR NAYLA. NIGHT

Kamar Nayla penuh dihiasi gambar-gambar karakter Toy Story, terutama Jessie. Seperti sprei kasurnya, lemari baju dan meja belajar.

Di atas kasur, Caca dan Nayla sama-sama menonton Toy Story 3 dari ponsel Nayla. Di samping Nayla, terdapat boneka Jessie yang juga ikut menonton. Sesekali Caca menguap dan tertidur.

NAYLA

"Mama, lihat ada Jessie!"

CACA

(terbangun)

"Iya sayang."

Caca melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia kemudian mengecek percakapan whatsapp dirinya dengan Fandy.

Fandy: Otw pulang. (pukul 21:00)

Caca: Oke pa.. hati-hati di jalan. (21:05)

Tidak ada balasan, Caca kembali menonton Toy Story.

Tak lama, Fandy membuka pintu kamar Nayla memastikan Caca dan Nayla di dalamnya.

FANDY

"Belum pada tidur?"

CACA

"Masih nemenin Nayla."

(beat)

"baru dateng?"

FANDY

"Iya. Nonton apa?"

CACA

"Biasa, Toy Story."

(beat)

"Nayla, mama bantuin papa dulu ya? Nayla tidur. Jangan tidur kemaleman."

"Sebelum pergi, Caca mengecup kepala Nayla."

NAYLA

"Goodnight, mama."

CUT TO:

12 A. INT. RUMAH FANDY - RUANG TENGAH. NIGHT

INSERT foto pernikahan Caca dan Fandy, foto Caca menggunakan dress putih dilamar oleh Fandy, foto masa kecil Nayla, foto Caca semasa remaja, Foto wisuda Fandy, Foto, Fandy dan Nayla berlibur di Dufan.

CUT TO:

12 B. INT. RUMAH FANDY - RUANG MAKAN. NIGHT

Fandy makan sup dan Caca menemani di sampingnya dengan wajah berusaha tetap segar.

FANDY

"Mau denger kabar baik nggak, Ma?"

CACA

"Apa itu?"

FANDY

"Ya tadi pagi itu, soal Pak Iman dipindahkan ke kantor Menteng."

CACA

"Iya, terus?"

FANDY

"Aku dipromosikan buat gantiin beliau di tim C."

CACA

"Serius..??"

FANDY

"Makanya tadi anak-anak ngajak kumpul di gardenliq buat rayain itu. Padahal aku udah nolak-nolak sih awalnya. Maaf ya jadi pulang kemaleman."

CACA

"Iya.. nggakpapa kok, Pa. Jangan lupa kasih tau bapak sama ibu juga ya? Mereka pasti ikut seneng."

FANDY

"Iya nanti aku telpon mereka."

(beat)

"Ohya, jadi buat gantiin Pak Iman aku ada trial selama 3 bulan. Buat rayain itu, yuk weekend besok jalan-jalan ke Bogor sama Nayla. Sebelum makin sibuk."

(tertawa kecil)

CACA

"Boleh. Besok coba obrolin sama Nayla ya."

(beat)

"Terus Pa, yang tadi udah kamu sampein ke Deva?"

FANDY

"Yang mana Ma?"

CACA

"Ih.. Papa kok lupa. Itu lho.. soal promosiin ke Shela. Aku pingin aja gitu walaupun di rumah tapi hobi berkebunku bisa menghasilkan uang. Ya.. walaupun nggak banyak tapi kan bisa dipakai buat jajan Nayla."

FANDY

"Oh iya.. Aduh, maaf Ma lupa. Aku chat Deva sekarang aja ya?"

CACA

"Nggak usah Pa, besok-besok aja kalau Shela beli lagi. Toh dia kan udah sering beli di kita."

FANDY

"Yakin nih?"

CACA

"Iya.. paling kalau jam segini pasti seladanya udah ga seseger tadi pagi".

FANDY

"Atau kalau nggak, besok Mama fotoin aja seladanya. Nanti aku sampein ke Deva."

CACA

"Gitu juga boleh, Pa."

CUT TO:

13. INT. RUMAH FANDY - KAMAR. NIGHT

Fandy sedang asik menonton video touring bersepeda di youtube sambil berbaring dan Caca sedang memakai skin care.

CACA

"Pa, di kantor ada gosip apa lagi nih?"

FANDY

"Gosip.. gosip.. Aku di kantor tuh kerja, Ma. Bukan ngegosip."

CACA

"Ya tapi pasti ada kan? Apa lagi gengmu itu, mulutnya pada lamis."

(tertawa kecil)

"Aku bosen aja kalo denger gosip ibu-ibu sini.. pasti ngomongin tetangga. Kalo denger gosip dari kantormu, aku berasa balik kerja di kantor lagi."

Caca berbaring di sebelah Fandy.

FANDY

"Ya gitu gitu aja sih, si Yogi masih suka gonta-ganti cewek, si Andra masih sibuk sama gamenya, si Deva.."

CACA

(memotong)

"Ih bukan yang itu Pa. Kalo itu mah aku juga udah hafal. Yang lain, kayak misal kerjaan kamu gimana, klien kamu gimana, atau apa gitu.."

FANDY

"Hm.. ada klien baru sih ma, dari Bank Union. Ya mereka ga minta yang mecem-macem sih waktu aku baca materinya."

CACA

"Terus.. terus?"

FANDY

"Ohya, dan kocaknya si Andra tuh deketin Gita. "

CACA

"Masa??"

Caca tertawa.

FANDY

"Kamu tau sendiri kan Andra dan Gita orangnya gimana? Jadi tadi anak-anak pada bercandain si Andra. Lagian Andra cuma jago nge-game kok deketin macan kayak Gita."

Fandy dan Caca terus berbincang hingga mereka berdua tidur.

CUT TO:

14. INT. KANTOR - KANTOR UTAMA. DAY

Di meja kerjanya Fandy terlihat stress mengerjakan proposal. Ia mengetik di laptopnya sambil sesekali melihat kertas-kertas di sampingnya.

GITA

"Nggak istirahat dulu?"

FANDY

"Oh iya, bentar lagi. Lu duluan aja."

Gita pergi meninggalkan Fandy yang masih sibuk di depan laptopnya.

15. INT. KANTOR - KANTOR UTAMA. NIGHT

Suasana kantor mulai sepi dan beberapa pegawai sudah bersiap pulang. Sedangkan Fandy masih sibuk di depan laptopnya. Ia kemudian mengecek jam di laptopnya dan sudah menunjukan pukul 7. Secepatnya ia mengirim file proposal di grup Whatsapp Tim C. Setelah itu ia mengirim pesan kepada Caca:

Fandy: OTW ma.

Kemudian Fandy mengambil kaos spandex dan celana pendeknya untuk bersiap pulang.

CUT TO:

16 A. EXT. DEPAN GEDUNG KANTOR. NIGHT

Fandy menyiapkan sepedanya untuk pulang. Setelah siap, ia mengecek ponselnya tetapi tidak ada balasan dari Caca. Ia kemudian memutar lagu Cerita Cinta oleh Kahitna dan mulai mengayuh sepeda.

CUT TO:

16 B. EXT. JALAN RAYA. NIGHT

Jam pulang kerja membuat motor, mobil, angkutan umum dan busway mulai memenuhi jalan utama di Jakarta. Kebisingan klakson juga semakin memperkeruh suasana kemacetan. 

CUT TO:

16 C. EXT. JALAN PERUMAHAN. NIGHT

Fandy mengayuh sepedanya ke jalan yang semakin mengecil, yaitu jalan perumahannya. Sebelum Fandy tiba di rumahnya, ia melewati dan menyapa Ibu-ibu tetangganya yang sedang menemani anak-anak mereka bermain di area perumahan. 

CUT TO:

17. EXT. RUMAH FANDY - DEPAN RUMAH. NIGHT

Setelah sampai di depan rumahnya, Fandy melepas earphonenya dan memasukannya ke dalam kantong celana. Ia segera melipat sepedanya dan membawanya masuk ke dalam rumah.

CUT TO:

18. INT. RUMAH FANDY - RUANG TAMU. NIGHT

Fandy meletakan sepedanya di dekat sofa dan menaruh helm sepeda diatasnya. Ia menaruh tas ransel di atas sofa dan mendengar suara Nayla sedang bermain dengan boneka Jessie di kamarnya dengan pintu setengah terbuka.

NAYLA (V.O.)

"... kucingnya kecil ada satu, dua, tiga.. kalau minta papa mama, bakal dikasih ga ya?"

CUT TO:

19. INT. RUMAH FANDY - KAMAR NAYLA. NIGHT

Sound: Suara video anak kucing.

Fandy membuka pintu kamar Nayla dan mendapati anaknya berbaring diatas kasur dengan boneka Jessie disebelahnya sambil menonton video dari ponsel milik Nayla.

FANDY

"Mama dimana?"

NAYLA

"Tidur di kamar, Pa."

Fandy mengerutkan dahi, merasa ada yang tidak biasa.

FANDY

"Tumben. Dari tadi?"

NAYLA

"Iya."

FANDY

"Udah makan?"

Nayla menggelengkan kepalanya.

Fandy melihat jam di kamar Nayla sudah menunjukan pukul 9 malam.

FANDY (CONT'D)

"Papa bangunin Mama bentar ya."

Nayla tidak menjawab. Fandy meninggalkan kamar Nayla dengan pintu setengah terbuka. Kemudian Nayla melanjutkan menonton video anak kucing dari ponselnya.

FANDY (V.O.) (CONT'D)

"Ca??"

(beat)

"Caca?!"

(beat)

"Bangun Ca..!"

Suara Fandy begitu keras hingga terdengar sampai kamar Nayla.

Nayla berusaha tidak menghiraukan suara Fandy yang terdengar panik. Tapi ketika ia melihat Fandy melintas di depan kamarnya dengan membawa Caca, Nayla menurunkan ponselnya dan menjadi sedikit penasaran.

Dengan terburu-buru Fandy memasuki kamar dan mengambil jaket milik Nayla.

FANDY (CONT'D)

"Nayla, ayo cepat ikut papa."

NAYLA

"Tapi Nayla belom siap-siap, Pa."

Fandy menggendong Nayla keluar dari kamar.

CUT TO:

20. EXT. RUMAH FANDY - HALAMAN RUMAH. NIGHT

Dengan panik Fandy meletakkan Nayla di kursi depan mobil.

NAYLA

"Pa..! Jessie ketinggalan!"

Tanpa menghiraukan Nayla, Fandy langsung menutup pintu dan menuju ke kursi pengemudi.

CUT TO:

21 A. I/E. MOBIL. NIGHT

Nayla mulai menangis ketika Fandy mengendarai mobilnya pergi meninggalkan rumah.

CUT TO:

21 B. EXT. JALAN RAYA. NIGHT

Jalanan masih macet dan membuat mobil Fandy terjebak. Ia berusaha mencari celah diantara mobil-mobil yang bergerak lambat. Suara klakson dan suara kendaraan memperburuk situasi.

CUT TO:

21 C. I/E. MOBIL. NIGHT

Fandy menginjak pedal gas dan menginjak pedal rem mobilnya berkali-kali secara mendadak sehingga membuat Nayla hampir terpental ke depan.

NAYLA

(Teriak)

"AAA..!!"

FANDY

"Pakai sabuk pengaman!"

Nayla tertatih memakai sabuk pengaman.

Fandy membuka jendela dan berbicara dengan pengemudi lainnya.

FANDY (CONT'D)

"Pak, permisi sebentar saya buru-buru harus ke rumah sakit."

Dengan air mata yang masih belum kering, Nayla mengamati Fandy yang panik. Ketika Nayla berusaha memasang sabuk pengaman pada pengaitnya, ia menatap ibunya terbaring di kursi belakang dengan mata setengah terbuka. Tanpa berkata apa-apa Nayla kembali melihat kedepan.

CUT TO:

22. INT. RUMAH SAKIT - RUANG TUNGGU IGD. NIGHT

Beberapa orang duduk-duduk di kursi ruang tunggu, ada yang panik sambil berdoa dan ada yang tidur. Di ruangan itu juga perawat dan dokter saling lalu lalang.

Fandy duduk dengan tatapan kosong menunggu kabar dari dokter. Nayla duduk di sebelahnya menonton video tutorial make up barbie pada platform youtube.

Sound: Suara video tutorial make up barbie

NAYLA

"Pa, Mama mana?"

Fandy tidak menjawab.

NAYLA (CONT'D)

"Pa...????"

FANDY

"Ya?"

Fandy seperti hilang kesadaran.

NAYLA

"Mama mana, pa? Ayo pulang. Nayla ngantuk"

FANDY

"Sabar ya.. mama lagi diperiksa dokter."

NAYLA

"Mama kenapa pa?"

Fandy terdiam memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjawab Nayla.

DOKTER

"Pak Fandy Pamungkas?"

Seorang dokter keluar dari ruang IGD mengejutkan Fandy. Dengan sigap Fandy berdiri menghampiri dokter yang memanggil namanya.

FANDY

"Ya, pak?"

DOKTER

"Kami sudah berusaha memberikan pertolongan kepada saudari Monica, tapi setelah kami periksa.. beliau sepertinya sudah meninggal sekitar satu atau dua jam yang lalu."

Mendengar perkataan dokter tersebut, Fandy kecewa dan menundukkan kepalanya.

FANDY

"Dok, apa yang terjadi sama istri saya? Dia sakit?"

DOKTER

"Iya. Saudari Monica meninggal karena serangan jantung mendadak. Walaupun tidak ada riwayat penyakit, serangan jantung bisa saja terjadi karena beraktivitas terlalu berat dan kelelahan."

Mendengar pernyataan dokter, Fandy membisu.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar