It's Not Easy to be A Single Dad
6. I'm A Man

60. INT. KIDDYHUIS DAY CARE - FRONT OFFICE. NIGHT

Fandy masuk ke dalam Day Care yang sudah sepi. Tetapi kali ini masih ada beberapa anak. Ia menjumpai Nayla sudah duduk di kursi ruang tunggu front office.

FANDY

"Kakak yang biasa jaga Nayla dimana?"

NAYLA

"Kak Vina?"

FANDY

"Iya."

Nayla melihat sekitar. Ia kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan. Tak lama ia menggandeng tangan Vina keluar dari ruangan itu.

VINA

"Kenapa Nayla?"

Vina melihat Fandy dan menjadi bingung. Situasi itu membuat Fandy canggung.

FANDY

"Maaf, mbak.. besok mbak ada acara?"

Vina semakin bingung. Tapi ia menggelengkan kepalanya.

FANDY

"Besok saya ada acara liburan sama temen sekantor saya. Kalo mbak nggak ada acara dan nggak keberatan.. mau nggak jaga Nayla di rumah saya?"

Situasi menjadi semakin canggung. Vina bingung harus menjawab apa.

FANDY (CONT'D)

(ke arah Nayla)

"Nayla mau kan kalo besok di rumah sama kak Vina?"

NAYLA

"Boleh. "

(ke arah Vina)

"Kak ayo besok kita nonton Toy Story, terus kita buat kue. Ya??"

Nayla memohon-mohon. Vina masih ragu.

FANDY

"Tenang, saya bakal kasih extra fee."

VINA

"Hmm.. bukan masalah itu sih Pak."

NAYLA

"Ayo kak.. please..."

Vina masih ragu.

VINA

"E.. baiklah Pak. Jam berapa ya?"

FANDY

"Jam 6 gimana? Nanti lokasinya saya kirim WA aja ya?"

VINA

"Baik pak."

CUT TO:

61. INT. RUMAH FANDY - KAMAR. NIGHT

Fandy berbaring di atas kasur dengan rambut yang masih basah. Ia menyimpan nomor Vina dan mengirim lokasi rumah. Kemudian Fandy melihat foto profil Vina, yaitu selfie Vina dengan ayahnya yang sudah tua. Terlihat dari selfie tersebut Vina mengambil foto bersama ayahnya yang sedang diopname.

Fandy kemudian melihat foto profil dirinya, foto keluarga yang lengkap bersama Caca dan Nayla ketika mereka berlibur. Fandy menatap foto itu beberapa saat.

CUT TO:

62. INT. RUMAH FANDY - KAMAR. DAY

Fandy membawa tumpukan baju yang baru dilaundry dan meletakannya di atas kasur. Kasur masih berantakan, tidak Fandy rapikan usai bangun tidur.

Ia sudah memakai kaos spandek dan celana pendek untuk bersepeda. Ia membuka plastik laundry dan memisahkan bajunya dengan baju Nayla. Tiba-tiba ia menemukan selimut bunga-bunga merah jambu yang di cari Nayla beberapa hari lalu.

Setelah selesai memisahkan, Fandy membuka lemarinya. Terlihat lemarinya berantakan, baju-baju asal dimasukkan tidak terlipat rapi. Tanpa memperdulikan kerapian, Fandy memasukkan bajunya satu persatu. Ada yang terlipat, ada juga yang ia gantungkan dengan hanger.

Tiba-tiba mata Fandy mengarah pada tumpukan baju Caca. Ia mengambil semuanya dan meletakkan di atas kasur. Fandy kemudian juga mengambil baju Caca yang digantung di dalam lemari. Satu per satu Fandy keluarkan. Matanya terhenti melihat dress putih milik Caca yang pernah dipakai ketika ia melamar Caca.

Ponsel Fandy berdering dan membuat Fandy terkejut. Panggilan masuk dari Vina. Fandy meletakan dress putih itu di atas kasur, beserta baju caca yang lain. Ia mengangkat telpon dari Vina.

FANDY

"Iya, Halo?"

CUT TO:

63. EXT. JALAN PERUMAHAN. DAY

Terlihat Vina sedang menelpon Fandy duduk di belakang supir ojek motor yang berhenti di ujung jalan buntu. Jalan itu merupakan perumahan rumah Fandy.

VINA

"Maaf pak, ini saya sudah di jalan buntu. Rumah Pak Fandy yang mana ya?"

(beat)

"Nomer berapa pak?"

Terlihat sekitar 40 meter di belakang Vina, Fandy keluar rumahnya dan melihat Vina dari belakang.

Vina melihat sekitar, tapi belum menyadari Fandy yang sudah berada di depan rumahnya.

VINA (CONT'D)

"Di belakang?"

Vina melihat ke belakang dan menemukan Fandy. Fandy melambaikan tangannya.

VINA (CONT'D)

"Oh, iya pak. Saya kesana."

Vina mengakhiri panggilan dan menepuk pundak supir ojek.

VINA (CONT'D)

"Ke sana itu pak."

Vina menunjuk rumah Fandy, supir ojek hanya mengangguk dan bergegas menuju rumah Fandy.

CUT TO:

64 A. INT. RUMAH FANDY - RUANG TAMU. DAY

Fandy berjalan memasuki rumah, disusul oleh Vina di belakangnya.

FANDY

"Maaf ya mbak, rumahnya berantakan."

Vina melihat-lihat sekitar dengan sedikit canggung.

64 B. INT. RUMAH FANDY - RUANG TENGAH - CONTINUOUS

Vina terus mengikuti Fandy berjalan ke dalam rumah. Ia melihat ada foto-foto yang tergantung di dinding.

64 C. INT. RUMAH FANDY - DAPUR & RUANG MAKAN - CONTINUOUS

Fandy menghentikan langkahnya di ruang makan, begitu juga Vina. Terlihat beberapa piring dan gelas belum dicuci di tempat pencuci piring.

FANDY (CONT'D)

"Santai aja di rumah ya mbak. Semenjak istri saya meninggal, rumah jadi agak nggak keurus dan berantakan."

(beat)

"Ohya, di kulkas nggak ada apa-apa, tapi mbak kalo mau belanja gapapa, saya tinggalin cash di rumah."

Nayla berjalan dari kamarnya mendekat ke arah Vina.

NAYLA

"Halo kaK."

Vina tersenyum hangat.

VINA

"Halo Nayla. Baru bangun? Tidur nyenyak semalem?"

Nayla tersenyum dan mengangguk.

Fandy mengeluarkan uang 500ribu dan meletakkannya di atas meja makan.

FANDY

"Ini uangnya saya taruh di sini ya."

Vina mengangguk.

NAYLA

"Kita jadi bikin kue kan?"

VINA

"Kue atau cookies?"

NAYLA

"Cookies kan udah pernah kak Vina buatin. Jadi sekarang kue aja ya?"

FANDY

"Yaudah, kalian terserah mau ngapain. Saya siap-siap dulu ya, keburu telat."

Vina mengangguk ke arah Fandy, sedangkan Nayla tidak menggubris Fandy sama sekali.

NAYLA

"Ayo kak Vina ikut. Nayla mau kenalin sama semua boneka Nayla."

Nayla menarik Vina ke kamarnya, Vina tersenyum ramah ke arah Fandy.

CUT TO:

65. I/E. RUMAH FANDY - DEPAN RUMAH - DAY

Fandy mengeluarkan sepeda gunung dari dalam rumah. Terlihat sepedanya berdebu. Ia segera meraih kemoceng yang tergantung di dekat carport. Fandy segera membersihkan sepedanya. Setelah bersih, ia kembali menggantungkan kemoceng pada tempatnya. Sebelum pergi, Fandy mengecek ponselnya. Yogi dan Deva sudah mengirim pesan "OTW" beberapa menit yang lalu pada grup, sisa Andra.

Fandy mengirimkan pesan "OTW" pada grup. Ia memakai earphone dan mengayuh sepedanya meninggalkan rumah.

CUT TO:

66 A. I/E. SUPERMARKET - DAY

MONTAGE

- Insert keramaian supermarket.

- Nayla dan Vina mendorong trolley.

- Nayla dan Vina berjalan melewati lorong dan mengambil susu putih kotak 1 Liter, mereka membandingkan 2 brand.

- Mereka melewati lorong lain dan menganbil telor.

- Nayla berlari mengambil tepung dan baking powder.

- Vina mendorong trolley yang penuh dengan barang, termasuk snack Nayla.

- Mereka membayar di kasir. Vina mengeluarkan uang 300ribu.

- Mereka menunggu taxi online di lobby supermarket. Ketika taxi datang, mereka masuk dan pergi meninggalkan supermarket.

CUT TO:

67. INT. RUMAH FANDY - DAPUR & RUANG MAKAN - CONTINUOUS

MONTAGE

- Vina mengeluarkan semua bahan di atas meja makan. Nayla melihat dengan antusias.

- Vina memegang tangan Nayla yang menggengam pegangan mixer. Terdapat bubuk-bubuk tepung di wajah mereka.

- Vina menuangkan adonan ke dalam tatakan.

- Vina menghangatkan microwave dan memasukan adonan ke dalamnya.

- Vina dan Nayla membereskan dapur dan ruang makan.

CUT TO:

68. INT. RUMAH FANDY - RUANG TENGAH. DAY

Nayla dan Vina duduk bersebelahan di sofa. Vina membukakan aplikasi keyboard di ponselnya. Ia menekan tuts piano digital dan memainkan chord musik When She Loved Me oleh Sarah McLachlan.

VINA

(bernyanyi)

When somebody loved me

Everything was beautiful

Nayla seketika bersemangat.

VINA (CONT'D)

Every hour spent together

Lives within my heart

VINA & NAYLA

And when she was sad

I was there to dry her tears

And when was happy so was I

When she loved me

VINA

"Wah, Nayla ternyata punya bakat menyanyi ya?"

Nayla menatap Vina malu-malu.

Suara timer microwave terdengar, memecahkan fokus Vina dan Nayla. Mereka pun berjalan menuju microwave.

CUT TO:

69. INT. RUMAH FANDY - DAPUR & RUANG MAKAN. DAY

Vina mengeluarkan kue dari dalam microwave. Nayla melihat dengan antusias.

VINA

"Awas panas.."

Vina meletakkan kue di atas meja makan.

VINA (CONT'D)

"Tunggu 5 menit ya?"

Vina mencari pisau dan piring di dapur. Nayla duduk di atas kursi makan.

VINA (CONT'D)

"Nayla kenapa suka nonton Toy Story?"

NAYLA

"Karena ada Jessie."

VINA

"Emang kenapa sama Jessie? Sampe banyak banget barang Nayla yang gambar Jessie."

NAYLA

"Karena Jessie periang dan pemberani. Beda sama Nayla."

Vina berjalan ke meja makan, meletakkan pisau, garpu dan piring di atas meja. Vina mendekatkan wajahnya ke Nayla dan mereka saling menatap.

VINA

"Mungkin dengan berbeda itulah yang membuat Nayla jadi spesial."

Mereka tersenyum. Vina perlahan membalikkan tatakan kue di atas piring yang besar. Sekarang terlihat kue coklat matang sudah berada di atas piring.

NAYLA

"Nayla mau coba satu."

VINA

Bentar-bentar, Nayla mau coba potong sendiri?

Nayla mengangguk antusias. Vina memegang tangan Nayla yang menggenggam pisau. Mereka memotong 2 slice dan meletakan di atas 2 piring yang berbeda.

Vina memberikan 1 piring kue kepada Nayla. Nayla memakannya menggunakan garpu.

NAYLA

"Enaaakk!"

Vina juga ikut makan.

NAYLA (CONT'D)

"Nayla kangen deh masak sama Mama."

Vina membelai rambut Nayla.

VINA

"Kita sering-sering masak bareng ya nanti? Kakak akan berusaha untuk terus nemenin Nayla."

CUT TO:

70. EXT. RUMAH FANDY - DEPAN RUMAH. NIGHT

Anak-anak usia 6-8 tahunan bermain di area perumahan. Dari kejauhan terlihat Fandy mengayuh sepedanya dan berhenti di depan rumahnya. Fandy tidak langsung memasukkan sepedanya, ia menyandarkannya di tembok belakang mobilnya. Ia melepas helm dan sepatu kemudian masuk ke dalam rumah.

CUT TO:

71. INT. RUMAH FANDY - RUANG TAMU & RUANG TENGAH. NIGHT

Fandy masuk ke dalam rumah dan mendengarkan samar-samar suara Vina bersenandung lagu When She Loved Me oleh Sarah McLachlan. Ia meletakan helm di atas sepeda lipat dan berjalan menuju ruang tengah.

Fandy melihat jam di dinding baru menunjukkan pukul 7 malam. Ia berjalan dan mengintip kamar Nayla dari sela pintu yang terbuka setengah.

CUT TO:

INSERT Dari sela pintu, Fandy melihat Nayla tertidur dengan memeluk boneka Jessie. Di samping kasur, Vina duduk di lantai sambil mengelus kepala Nayla yang tertidur pulas.

Melihat itu Fandy pergi untuk beres-beres.

CUT TO:

72. INT. RUMAH FANDY - KAMAR NAYLA. NIGHT

Vina masih bersenandung sambil mengelus kepala Nayla, memastikan ia terus tertidur pulas. Ia melihat jam sudah pukul 7, Tetapi masih belum ada kabar dari Fandy. Vina mengecek ponselnya beberapa kali. Tiba-tiba dari luar terdengar suara benturan kursi. Vina terkejut dan refkleks mengecek keluar kamar.

CUT TO:

73. INT. RUMAH FANDY - RUANG MAKAN. NIGHT

Vina mendapati Fandy sedang makan kue sambil memegang kelingking kaki kirinya yang sakit karena menendang kursi meja makan. Situasi menjadi canggung. Vina menahan tawa tapi juga lega. Fandy tersenyum canggung.

FANDY

"Maaf, jadi ganggu. Nayla kebangun?"

VINA

"Nggak kok. Nayla masih tidur."

Fandy tersenyum malu.

FANDY

"Ini kue beli dimana kok enak?"

VINA

"Oh itu tadi saya buat sama Nayla."

FANDY

"Ini tinggal segini saya habisin gapapa ya?"

VINA

"Iya. Itu memang kita sisihkan buat bapak."

(beat)

"Ohya.. tadi saya bingung makan malem buat Nayla apa, saya cek di rumah cuma ada beras. Jadi saya buatkan nasi goreng. Itu di wajan masih ada sisa. Kalo mau saya hangatkan gapapa."

FANDY

"Gausah gapapa nanti saya hangatkan sendiri aja."

Fandy mengecek nasi goreng di wajan.

FANDY (CONT'D)

"Ini sudah jam segini, kamu nggak kemaleman buat pulang? Saya pesankan taxi online ya."

VINA

"Yaudah, saya siap-siap dulu ya."

Vina bergegas ke dalam kamar Nayla untuk membereskan barang-barangnya.

CUT TO:

74. INT. RUMAH FANDY - DEPAN RUMAH. NIGHT

Fandy berdiri di depan rumahnya, sibuk membalas pesan supir taxi dan juga membalas pesan di grup WA. Vina keluar dari dalam rumah dan berdiri di samping Fandy.

FANDY

"Nanti fee saya transfer gapapa? Saya ga bawa banyak cash."

VINA

"Oh iya, nggakpapa pak. Nanti saya kirim nomer rekening saya ya pak."

Suasana kembali hening.

VINA (CONT'D)

"Tadi sepedaan kemana pak?"

FANDY

"Ke Bogor tadi. Gunung Peyek, Gunung Munara.. sama apa ya satunya saya sampe lupa."

Fandy tertawa garing.

VINA

"Wah pasti seru ya pak?"

(beat)

"Ohya, ternyata Nayla pinter nyayi lho, pak. Nggak berniat untuk diikutkan kursus nyanyi?"

FANDY

"Masa? Saya nggak pernah denger dia nyanyi tuh. Soalnya sekeluarga kan nggak ada bakat nyanyi."

VINA

"Nyanyi bisa dilatih kok pak. Kan sayang kalo Nayla ada kemauan tapi nggak kesampaian."

FANDY

"Ya gampang, bisa liat nanti. Saya masih belum ada waktu buat antar Nayla ke tempat kursus."

(beat)

"Ohya, kesibukan kamu apa selain di Day Care?"

VINA

"Cuma di Day Care aja kok pak. Kalau di rumah, saya biasanya bantu ibu jaga bapak."

FANDY

"Bapak kenapa memangnya?"

VINA

"Bapak kena PTSD semenjak adik meninggal. Jadi bapak agak susah beraktifitas."

FANDY

"Aduh.. maaf, saya nggak maksud ungkit masalah itu."

VINA

"Nggakpapa. Adik udah meninggal 10 tahun yang lalu. Mungkin itu yang ngebuat saya jadi deket sama Nayla."

(beat)

"Mereka.. sama sama suka film kartun. Dan setiap ngebahas itu selalu aja bersemangat."

FANDY

"Oh gitu ya? Baguslah kalau bisa deket sama Nayla. Semenjak saya tau Nayla mendorong temen sekelasnya di hari perkenalan, saya takut dia nggak bisa terbuka dengan orang baru."

(beat)

"Dari lahir, Nayla selalu deket sama Mamanya. Sekarang, setelah Mamanya meninggal, saya tetep nggak tau gimana caranya deket sama Nayla. "

Vina menatap Fandy.

FANDY (CONT'D)

"Saya baru menyadari, kalau saya sendiri tidak benar-benar memahami anak saya sendiri."

VINA

"Menjadi orang tua itu memang berat. Apalagi ketika harus menjalaninya sendiri. Bapak yang kuat ya? Suatu hari nanti, Nayla pasti akan bangga punya Papa seperti bapak."

Fandy menunduk dan menghembuskan nafas panjang. Ia seperti ingin menangis tetapi ia tahan sekuat tenaga.

FANDY

"Saya nggak yakin. Bahkan sampai sekarang saja, saya nggak punya nyali untuk kasih tau Nayla kalau Mamanya sudah meninggal."

Kata-kata Fandy membuat suasana menjadi hening. Vina hanya melihat Fandy yang tertekan. Tiba-tiba notifikasi ponsel Fandy terdengar beberapa kali. Fandy langsung mengambil ponselnya.

FANDY

"Itu taxinya mungkin."

Fandy mengamati layar ponsel dan plat nomor mobil yang mendekat ke rumahnya.

FANDY (CONT'D)

"Oh iya bener."

Fandy dan Vina melambaikan tangan ke mobil yang terus mendekat. Setibanya di depan rumah Fandy, mobil tersebut berhenti.

"SUPIR TAXI"

Atas nama bapak Fandy?

FANDY

"Iya benar."

Fandy membuka pintu depan untuk Vina. Vina masuk ke dalam mobil.

VINA

"Makasih ya, pak."

FANDY

"Harusnya saya yang makasih ke kamu. Hati-hati di jalan ya."

Fandy menutup pintu. Ia menunggu di depan rumah hingga mobil pergi meninggalkan rumah Fandy.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar