7. TAK ADA YANG SEMPURNA
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

84. INT. MINIMARKET - AFTERNOON

Gaspar sedang mengambil beberapa minuman dan kopi. Kemudian, dia membawanya ke kasir. Di sampingnya, berdiri seorang pria tampan, 40-an, yang sedang membayar beberapa snack dan minuman.

Gaspar akhirnya bayar belanjaannya. Setelah selesai bayar, Gaspar keluar dari minimarket.

Gaspar masuk ke mobilnya.

85. INT. MOBIL GASPAR - AFTERNOON

Gaspar minum kopi kaleng yang sudah dia beli.

Dari dalam mobil Gaspar, kita melihat pria itu keluar dari minimarket sambil membawa barang belanjaannya, berjalan menuju ke mobilnya yang kebetulan diparkir di samping mobil Gaspar. Saat hendak masuk ke mobilnya, pria itu mendapatkan telepon.

Gaspar sendiri tidak peduli. Setelah menghabiskan kopinya, dia menyalakan mesin mobilnya.

Di saat yang sama, pria itu mengangkat teleponnya.

PRIA ASING

Ifa, kamu udah di rumah?

IFA (O.S.)

Iya. Kamu di mana sih? Aku habis ini harus pulang.

Gaspar mendengar pria itu mengucapkan kata "Ifa". Namun, dia mencoba mengabaikan.

Dia tidak menatap pria itu dari mobilnya, Gaspar hanya fokus ke depan sambil memikirkan sesuatu.

PRIA ASING

Iya. Kenapa buru-buru banget?

(Cekikikan)

Kamu kangen sama Adam? Bentar- bentar. Ini lagi mau pulang.

Mendengar kata "Adam", Gaspar menatap pria itu dengan curiga.

Dari POV Gaspar -- pria itu masuk ke mobilnya, menyalakan mesin, kemudian pergi dengan mobilnya.

Setelah pria itu pergi, Gaspar mengikuti pria itu dengan mobilnya.

86. EXT. JALAN RAYA - AFTERNOON

Mobil Gaspar mengikuti mobil pria asing itu.

87. INT. MOBIL GASPAR - AFTERNOON

Gaspar dengan serius mengikuti mobil itu memasuki kompleks.

Mobil pria itu akhirnya berhenti di depan perumahan berwarna ungu. Gaspar langsung berhenti dengan jarak tidak terlalu dekat dengan pria itu.

POV Gaspar -- Gaspar masih bisa melihat bagian depan rumah itu.

Pria itu turun dari mobilnya, lalu memencet bel. Tidak lama Ifa datang membuka pagar. Mereka lalu berpelukan.

Gaspar sedikit terkejut melihat itu. Gaspar makin serius memperhatikan mereka.

Ifa masuk ke rumah terlebih dahulu.

Pria itu masuk ke mobilnya. Kemudian, memasukkan mobilnya ke area depan rumah. Setelah itu, dia menutup pagar.

Setelah melihat semua itu, Gaspar menyalakan mesin mobilnya, kemudian pergi dari tempat itu.

88. INT. RUMAH ADAM - KAMAR IBU ADAM - NIGHT

Adam sedang menyuapi ibunya bubur sampai habis. Setelah itu, Puspa minum air mineral.

Adam menaruh mangkuk bubur di meja.

PUSPA

Kamu tadi dari mana?

ADAM

Kampus, sama Gaspar. Ibu sendiri udah enakan?

Puspa tidak merespons.

ADAM (CONT'D)

Ibu gak perlu cemas ya. Ada aku di sini. Aku gak bakal tanya apa-apa soal itu. Yang penting ibu sekarang harus sembuh dulu ya. Soalnya beberapa hari lagi kan ibu harus ke dokter.

PUSPA

Ibu ga mau ke dokter.

ADAM

Ya udah. Ibu minum dulu obatnya, ya! Aku mau nyuci piring dulu.

Adam keluar kamar Puspa.

89. INT. RUMAH - RUANG KERJA - NIGHT

Adam membuka kardus. Kardus itu berisi buku foto. Banyak sekali foto yang sudah rusak.

Dalam buku foto itu terdapat foto PUSPA MUDA (32), foto LAILA MUDA (30), ada juga foto suami istri; SINTA (30) dan HARIANTO (32) (ayah Adam).

Adam akhirnya melihat foto ibunya/Puspa muda dan seorang pembantu/Laila muda.

Ironinya, Puspa juga berpakaian sama seperti pembantu. Adam sedikit bingung dengan foto ibunya yang berpenampilan seperti pembantu.

ADAM

Ibu.

Adam kemudian melihat foto Sinta dan Harianto yang terlihat seperti majikan, dengan pakaian yang berkelas dan elegan.

Adam memandang foto Harianto muda (ayah Adam) dengan serius.

ADAM (CONT'D)

Ayah.

Adam mengambil 2 foto; foto Puspa muda bersama pembantu/Laila muda, dan foto majikannya; Sinta dan Harianto . Adam memandang foto-foto itu dengan bingung.

Adam mengambil HP-nya, menelpon Bu Marni lalu keluar dari ruang kerja.

Adam menelpon sambil berjalan ke kamarnya.

ADAM (CONT'D)

Bu Marni, apa bener ibu ke rumah lamanya?

BU MARNI (O.S.)

Lho, bukannya kamu tadi ke sana, ya?

ADAM

Iya, tapi ibu gak pernah ke sana.

BU MARNI (O.S.)

Kamu gak salah rumah, kan?

ADAM

Nggak.

BU MARNI (O.S.)

Bentar aku tanya cucuku dulu.

(Beat)

Udah bener kok. Ada di riwayat aplikasinya kata cucuku.

ADAM

Brarti...ibu mungkin ganti alamatnya pas di mobil. Dia minta sopir buat nganterin ke tempat lain di luar aplikasi.

BU MARNI (O.S.)

Wah, bisa gitu ya?

ADAM

Ya udah, Bu. Kalau gitu, makasih.

BU MARNI (O.S.)

Iya...iya.

90. EXT. SEKOLAH - DAY

Mobil Ifa telah sampai di depan sekolah.

Seperti biasa, Farel sedang menunggu Agnes di depan gerbang sekolah. Namun, kali ini dia bersama ibunya, Lia.

Ifa dan Agnes menemui Farel dan ibunya.

LIA

Agnes sama mamanya ya?

Ifa hanya tersenyum ramah.

AGNES

Iya tante.

(To Farel)

Farel kamu udah ngerjain PR matematika belum?

FAREL

Udah. Kamu belum ngerjain?

AGNES

Udah, tapi aku takut salah.

Ifa dan Lia tertawa melihat tingkah anaknya. Tidak lama Lia melihat seorang ibu guru dari kejauhan menunjukkan gerakan tangannya agar Agnes dan Farel segera masuk kelas.

LIA

Tuh Agnes, Farel, udah dipanggil Bu Guru.

Agnes dan Farel masuk ke sekolah. Hanya Ifa dan Lia yang masih di gerbang.

LIA

Ifa, ngopi yuk?

IFA

Boleh.

LIA

Yuk!

Mereka berdua menuju ke mobilnya masing-masing.

91. INT. KAFE - DAY

Ifa dan Lia minum kopinya masing-masing.

IFA

Gue udah gak betah di rumah. Gue pingin semuanya cepet selesai. Terus gue pergi dari rumah itu.

LIA

Memangnya Adam seburuk itu ya?

ADAM

Dari awal aku nikah sama dia. Dia tuh...agak aneh.

LIA

(Tersenyum)

Aneh gimana?

ADAM

Dia lebih suka wanita yang lebih tua kaya gue.

LIA

Itu gak aneh kali.

IFA

Ya, tapi lo tau gak kenapa? Karena dia pengen aku bisa kayak nyokap dia. Tapi masalahnya gue ga bisa kaya gitu. Gue butuh pasangan yang lebih dewasa. Dan Adam gak bisa kaya gitu.

LIA

Kalau gitu ngapain lo nerima Adam?

IFA

Dia kaya. Bapaknya punya warisan banyak. Ya meskipun gue ga terlalu bahagia.

LIA

(Tersenyum sarkas)

Ya, lo sama aja kaya Adam. Cocok sih kalau menurutku.

IFA

(Tertawa kecil)

Nggak ah. Gue masih mending, masih normal. Gak kayak Adam. Lo tau nggak, bahkan sampai sekarang Adam tuh kadang suka nemenin tidur ibunya.

LIA

Gak usah aneh-aneh.

IFA

Ih bener.

LIA

(Tertawa)

Masa sih. Kok gitu?

IFA

Iya makanya. Kalau menurutku sikap kaya gitu berlebihan ga sih? Hampir ga normal sih.

Lia meminum kopinya, kemudian tertawa kecil bersama Ifa.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar