17. Pulang (scene 75 - 79)

75. INT. KOST HALIMAH - TERAS DEPAN — NIGHT (ONE WEEK LATER)

Hala dan Hala Dewasa melihat foto-foto di HP Hala. Foto di beberapa tempat yang mereka datangi beberapa hari ini. Dari mall, restaurant, museum, bundaran HI, sampai akuarium. Juga banyak foto-foto mereka berdua.

HALA
Nanti semuanya gue upload ke Google Drive. Biar di sana lo bisa akses juga.
(beat)
Tapi lo beneran nggak bawa nomer togel buat gue?


HALA DEWASA
Eh, walaupun Deva brengsek, tapi dia main saham terus suka cerita ke gue.

Mendengar kalimat Hala Dewasa, Hala langsung menutup HP dan menyelipkan rambut ke belakang telinga. Supaya bisa mendengar lebih jelas.

HALA DEWASA
Lima tahun lagi ada perusahaan yang IPO dan lo harus beli banyak, tapi semampunya. Lo diemin tiga tahun, terus tarik bulan Oktober. Soalnya abis itu dia bakal turun banyak.
(beat)
Waktu itu Deva telat narik, jadi ruginya lumayan. Abis itu dia kesel, gue dipukul.


HALA
Apaan?


HALA DEWASA
Lengan gue.


HALA
Bukan dipukulnya, tapi perusahaannya apaan?

Hala Dewasa memukul lengan Hala sambil tertawa dan menyebutkan sebuah nama perusahaan yang saat ini belum terlalu terkenal.

Tidak lama, Ravi datang membawa sebungkus martabak tipis kering. Ravi menepuk rambut Hala, dan duduk di samping Hala Dewasa.

RAVI
Gue bakal kangen punya adek dua. Apalagi lo udah nolongin gue soal Gadis.


HALA
Eh, bulan lalu Gadis ke sini, Mas. Tapi diem aja di mobilnya. Aneh banget tuh cewek lo.

Hala Dewasa dan Ravi tertawa.

HALA DEWASA
Kerjain TA lo yang bener. Jangan takut minta bantuan sama anak-anak. Soalnya pas mulai desain sama gambar kerja bakal jauh lebih susah. Kan gue udah nggak bisa support lo lagi.

Hala mengangguk. Matanya mulai terasa panas.

HALA DEWASA
Jaga baik-baik koleksi NCT kita. Nanti banyak yang ilang, pas lo pindah kos. Nyesel banget gue.


HALA
Tapi kalo gue jadi kerja di Falcon, gue kan nggak perlu pindah kos. Masih deket.


HALA DEWASA
Bener juga. Ah ... kayaknya pas pulang, hidup gue berubah banyak nih.

Hala Dewasa mengambil satu potong martabak tipis kering.

HALA
Tapi kalo gue nggak kerja jadi arsitek, gimana caranya gue ketemu Cika?


HALA DEWASA
Mungkin Cika sama kaya Deva. Kalo emang lo berdua harus ketemu, gimana pun caranya pasti tetep akan ketemu. Jalannya aja yang beda. Bisa jadi lo kenalan pas konser. Soalnya dia juga suka NCT.


RAVI
Supermoon lo tuh.

Ravi menunjuk ke langit, bulan purnama terlihat sangat terang. Walaupun dengan mata biasa tidak terlihat terlalu besar, tapi di social media sudah banyak yang men-upload fenomena supermoon malam ini.

HALA DEWASA
Lo harus selalu ada buat kita ya, Mas. Soalnya sekarang gue udah nggak tau masa depan kita bakal kaya gimana.

Ravi memeluk Hala dewasa dengan sangat kencang.

RAVI
Sampai jumpa sepuluh tahun lagi, Haya.


HALA DEWASA
(tertawa)
Gue belom mau pergi, Mas. Supermoon kan masih lama, jadi berdoa buat pulangnya nanti aja. Gue masih mau ngobrol-ngobrol.
(beat)
Bentar, gue ambil minum dulu.

Hala Dewasa bangkit dari duduknya.

HALA
Jangan-jangan pas lo balik, lo udah punya anak dua. Ternyata gue nikah muda.


HALA DEWASA
Tapi gue udah seneng banget sama hidup lo sekarang, Hal. Makasih banyak, ya.

Hala Dewasa membuka pintu depan dan masuk ke dalam kost.

Setelah beberapa lama, Hala melihat jam di HP. Sudah dua puluh menit sejak Hala Dewasa mengambil minum, tapi belum juga kembali. Hala memutuskan untuk masuk ke dalam kost dan mencari Hala Dewasa.


76. INT. KOST HALIMAH - RUANG MAKAN — NIGHT

Hala mencari di dekat dispenser air, tapi Hala Dewasa tidak terlihat. Tidak ada jejak Hala Dewasa di sekitar ruangan itu. Hala bergegas naik ke kamar.


77. INT. KOST HALIMAH - LORONG LANTAI DUA — NIGHT

Hala membuka pintu kamar. Tidak ada siapa pun. Di kamar mandi luar juga tidak ada. Hala mulai panik, dan berlari turun sambil memanggil Hala Dewasa.


78. INT. KOST HALIMAH - RUANG MAKAN — NIGHT

Beberapa teman kost yang sedang membuat mie instan melihat ke arah Hala yang berlari turun dengan tergesa-gesa.

HALA
Lo liat sepupu gue?

Semua temannya menggeleng. Tidak ada yang melihat Hala Dewasa masuk ke dalam kost. Hala terdiam. Wajahnya menghangat. Sebutir air mata turun di pipinya.


79. INT. KOST HALIMAH - TERAS DEPAN — NIGHT

Hala berjalan ke teras dengan langkah gontai. Ravi yang melihat perubahan ekspresi Hala langsung khawatir.

RAVI
Lo kenapa? Hala mana?


HALA
Nggak ada di dalem. Kayaknya ... dia udah pergi.

Tangis Hala pecah. Ravi langsung memeluknya. Membiarkan Hala menangis di pelukannya sampai puas. Ini pertama kalinya Ravi melihat Hala menangis sekencang ini. Ravi mengelus pelan rambut Hala.

HALA
(terisak)
Kok dia jahat, Mas, nggak pamit dulu? Langsung pergi aja.


RAVI
Kita kan juga nggak tau, gimana caranya dia bisa balik. Mungkin di sana dia juga kaget.
(beat)
Udah ah, nangisnya. Kan masih ada gue. Gue janji selalu ada buat lo, Dek.

Setelah beberapa menit, Hala menghentikan tangisnya. Matanya sembap, poninya berantakan dan wajahnya memerah. Melihat perubahan wajah Hala, Ravi tertawa tapi langsung dibalas Hala dengan pukulan di lengannya.

RAVI
Sejak versi dewasa lo dateng, lo jadi kelihatan lebih happy.


HALA
Masa?

Hala mengusap sisa air matanya. Ravi tersenyum gemas dan mengusap rambut Hala.

RAVI
Padahal lo berdua sebenernya kan satu orang. Sama aja kaya lo ngomong ke cermin.
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar