GRADUASHITTT
10. PART #10

73. INT. RUANG TAMU - RUMAH AUREL - DAY

Kita melihat rumah dalam keadaan kosong. Lalu terlihat pintu yang dibuka dari luar. Kita melihat ibu yang berpakaian serba hitam, berjalan perlahan masuk dengan wajah sembab. Dibelakangnya terlihat Aurel yang juga berpakaian serba hitam. Wajah Aurel terlihat lelah berjalan sambil memegangi lengan ibu. Aurel mendudukan ibu di sofa, lalu ikut duduk di sebelahnya.

Mereka tergeming. Tatapan ibu nampak kosong. Aurel menghela napas panjang lalu menundukkan kepala, terlihat mengantuk.

IBU

Nak! (Beat) Akhir-akhir ini kamu sudah jarang cerita sama ibu lagi.

Aurel mendongak, menatap Ibu dengan intens.

AUREL

Ibu mau dengar cerita apa dari Aurel?

IBU

Apa saja. Cerita tentang kuliahmu juga boleh.

Aurel terdiam. Dia menghindari tatapan mata ibu, lalu berpura-pura menguap.

AUREL

Aurel ngantuk, Bu. Besok saja ya ceritanya.

Ibu mengamati gerak-gerik Aurel.

IBU

Kamu masih ingat pesan ibu bukan?

Aurel berdiri dari sofa. Dia kembali berpura-pura menguap sambil mengucek matanya. Dia hanya mengangguk sekilas, lalu berjalan menuju kamarnya.

CUT TO:

74. INT. DEPAN RUANG ADMINISTRASI KAMPUS — DAY

Kita melihat Ferdi berdiri di depan loket bagian administrasi. Aurel berjalan menuju loket bagian administrasi, lalu berdiri mengantri di belakang Ferdi

Staff Adminstrasi memberikan selembar kertas formulir ke Ferdi.

STAFF ADMINISTRASI

Formulirnya ini diisi dulu ya

FERDI

Iya.

Ferdi bergeser ke samping, Aurel melangkah maju ke depan.

AUREL

Permisi, saya mau tanya. (beat) Kalo misalkan cuti kuliah. Mahasiswanya nanti bakal di bebaskan atau ada keringanan bayar uang semesteran gak ya?

STAFF ADMINISTRASI

Bebas biaya sih tidak, tapi kalau mbaknya mau minta keringanan nanti bisa dibantu ajukan ke atas. Tapi kita gak bisa janjiin apa-apa ya. Karena keputusan terkait perhitungan besarnya biaya uang kuliah tiap mahasiswa bukan pihak administrasi yang menentukan.

AUREL

Oh begitu ya.

Aurel mendesah kecewa. Ferdi selesai menulis di kertas. Dia menoleh sambil memberikan kembali kertas itu ke staff administrasi.

FERDI

Aurel?

Aurel dan Ferdi sama-sama terkejut.

AUREL

Ferdi? Lah, kok bisa ketemu disini?

Ferdi tersenyum mengejek melihat Aurel kebingungan.

FERDI

Kenapa? Kaget ya lihat gue ada di kampus?

AUREL

Kuliah disini juga?

Ferdi mengangguk antusias. Dia terlihat senang bertemu dengan Aurel.

AUREL (CONT'D)

Angkatan?

FERDI

Dua ribu tujuh belas.

AUREL

Beda setahun tapi kenapa gak pernah lihat lo ngampus ya.

FERDI

Dari awal masuk gua ambil kuliah malam, makanya kita gak pernah ketemu.

CUT TO:

75. INT. KAMAR TIDUR - RUMAH AUREL - DAY

Ibu berdiri, membongkar-bongkar isi dalam lemari. Dia membuka sebuah kotak perkakakas. Didalamnya berisi perhiasan (gelang, kalung dan cincin emas) dari sebuah kotak perkakakas. Wajahnya terlihat ragu untuk beberapa saat saat mengenggam perhiasan itu.

IBU (V.O.)

Di jual sayang, tapi.. (Beat) Jual ajalah.

Ibu mengangguk pelan, mengeluarkan perhiasan itu dan memasukkannya ke dalam tas jinjing. Kita melihat sebuah map berisi lembaran kertas tergeletak di sebelah tas jinjing itu. Ibu mengambil tas jinjing dan map itu sambil berjalan keluar kamar.

CUT TO:

76. INT. DEPAN RUANG ADMINISTRASI KAMPUS - CONTINUOUS

Aurel dan Ferdi duduk bersebelahan di sebuah kursi panjang.

AUREL

Jadi lo dari pabrik langsung kemari nih? Izin pulang cepat?

FERDI

Iya, tapi nanti balik lagi. Izinnya pas jam makan siang aja.

AUREL

Bentar banget.

FERDI

Di kasihnya begitu. Lagipula cuma tinggal ngisi formulir pendaftaran yudisium. Jadi katanya gak boleh lama-lama keluarnya.

Ferdi tersenyum. Aurel mengangguk, paham. Aurel terdiam sesaat, mencerna perkataan Ferdi.

AUREL

Selamat ya, bentar lagi jadi sarjana.

FERDI

Lo juga, ayo! Kapan mau ikutan nyusul?

Ferdi tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana. Aurel tersenyum tipis, terlihat iri mendengarnya.

FERDI (CONT'D)

Sorry. Seharusnya gua gak ngomong gitu ya, sama lo.

AUREL

Enggak apa-apa. Santai aja lagi.

FERDI

Gua gak tahu masalah seberat apa yang lagi lo hadapi sampai mau ambil keputusan buat cuti kuliah. Tapi kalo boleh kasih saran, jangan sampai lupa buat nyelesain kuliah ya. Biar gak tambah berat.

Aurel hanya mengangguk, memaksakan senyum di bibirnya.

AUREL

Mudah-mudahan nanti gue punya uang lebih buat nyeselesain kuliah.

FERDI

Jangan pesimis begitulah, Rel. Gue yakin lo pasti bisa.

AUREL

Dulu bokap gue punya bisnis konveksi. Tapi karena ada masalah internal akibat penyelewengan salah satu karyawannya, bisnis itu bangkrut. Dan sekarang sudah ditutup. Hanya karena sekali dia salah ambil keputusan. Hidup kami berubah total.

Aurel menoleh, menatap Ferdi yang sedari tadi memandang wajah Aurel dengan tatapan kasian.

AUREL (CONT'D)

Gue bukan gak yakin sama kemampuan gue. Tapi... Gue takut. (Beat) gue takut mengulang sejarah, mengambil keputusan yang salah.

FERDI

Jangan biarkan ketakutan menghalangi kita untuk berhenti berjuang. Bukan masalah keputusan itu benar atau salah. Yang terpenting ialah bertanggungjawab dengan keputusan yang telah diambil.

Ferdi merangkul pundak Aurel, menepuk-nepuk pelan untuk memberinya semangat.

FERDI (CONT'D)

Jadilah mahasiswa tangguh layaknya pohon kelapa yang tetap berdiri kuat saat diterjang badai. Kalo ada angin kencang paling buahnya aja jatuh.

Aurel tertawa pelan sambil menghapus air mata di pipi. Dia lalu berdiri dari kursi, menatap Ferdi yang bingung.

AUREL

Nih gue udah berdiri tegak kaya pohon kepala

Ferdi tertawa. Dia tersenyum melihat Aurel mulai kembali ceria. Dia ikut berdiri.

FERDI

Lo masih mau disini?

AUREL

(Mengeleng) Enggak.

Ferdi merangkul pundak Aurel.

FERDI

Balik bareng yuk.

AUREL

Memang kita searah.

FERDI

Ya paling gak, keluarnya bareng. Yuk!

Aurel mengangguk pelan. Ferdi mengajak Aurel pergi. Mereka berjalan beriringan.

AUREL

Kalo suatu saat nanti pabrik buka lowongan bagi-bagi infonya ke gue ya.

Ferdi mengangguk. Mereka tiba dilantai basement.

Aurel tersenyum berjalan menuju gerbang sambil melambaikan tangan. Ferdi ikut tersenyum, berjalan menuju parkiran.

CUT TO:

77. INT. RESTORAN - MOMENTS LATER

Kita melihat pintu restoran terbuka. Aurel berjalan masuk. Kita melihat Maya dan Sissy duduk di salah satu meja tamu. Mereka menoleh ketika mendengar suara pintu dan tersenyum melihat Aurel.

SISSY

Aurel...

Sissy melambaikan tangan. Aurel terkejut melihat mereka dan berjalan mendekati Sissy.

AUREL

Kalian kok ada disini?

MAYA

Gue yang ajak Sissy kemari, Rel.

SISSY

Iya. Maya udah cerita semuanya tentang lo.

Sissy memegang telapak tangan Aurel dengan tatapan menyesal.

SISSY (CONT'D)

I'm so sorry. Selama ini udah salah paham dan langsung berpikiran buruk tanpa tanya dulu sebabnya kenapa. Gue nyesel banget waktu itu udah ngatain lo yang enggak-enggak.

Aurel menatap Sissy cukup lama, lalu tersenyum.

AUREL

It's ok, Si. Gue juga salah karena dari awal gak ngomong jujur ke lo.

Sissy terharu. Mereka berdua (Aurel & Sissy) berpelukan. Maya yang melihat keduanya ikut tersenyum senang.

Kita melihat pintu restoran kembali terbuka. Vicky berjalan masuk dan melihat mereka dari jauh. Dia terlihat kesal.

VICKY

Kalian curang ih. Gak ngajak-ngajak.

Aurel dan Sissy reflek saling menjauh. Maya terkejut. Mereka semua menoleh ke pintu melihat Vicky yang berdiri di balik pintu. Vicky berpura-pura cemberut. Maya mengeleng sambil tersenyum. Aurel dan Sissy sontak tertawa pelan.

SISSY

Sini dong, Vick. Kalo mau dipeluk.

Vicky berjalan mendekat dengan antusias, sambil merentangkan tangan. Sissy bergerak menjauh ketika melihat Vicky mendekat seperti ingin memeluknya. Aurel dan Maya tertawa melihatnya.

CUT TO:

78. INT. RUANG TAMU - RUMAH AUREL - NIGHT

Kita melihat pintu rumah yang terbuka. Aurel berjalan masuk dengan wajah letih. Kita melihat ibu berdiri di dekat sofa dengan tangan bersedekap.

IBU

Pulang larut malam lagi kamu, Nak.

AUREL

Iya, Bu.

Ibu berjalan mendekati Aurel. Dia mengamati penampilan Aurel dari atas ke bawah.

IBU

Habis pergi darimana kamu?

AUREL

Resto. Eh, maksud Aurel habis pulang magang tadi mampir ke Resto buat ketemu teman-teman.

IBU

Kuliahmu bagaimana, Nak? Hari ini gak pergi kuliah kamu?

AUREL

Aurel udah gak ada mata kuliah lagi di semester ini, bu. Yang ada tinggal bikin skripsi sekarang.

Ibu mengangguk pelan. Aurel memandang Ibu sekilas.

AUREL (CONT'D)

Aurel mau istirahat di kamar ya, Bu.

IBU

Enggak mau makan dulu?

AUREL

(Mengeleng) Nanti aja.

Aurel berjalan masuk ke dalam kamar.

CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar