GRADUASHITTT
7. PART #7

51. INT. KANTIN PABRIK - AFTERNOON

Kita diperlihatkan suasana ramai kantin saat jam makan siang. Dimana terlihat beberapa buruh duduk di depan meja panjang, saling berhadapan, makan bersama mengobrol dan tertawa riang. Termasuk Ferdi.

Kita di perlihatkan sebuah antrian para buruh yang ingin mengambil jatah makan siang. Aurel berdiri paling depan, menerima nampan makanan dari petugas catering.

Aurel melihat tempat duduk disebelah Ferdi kosong. Dia lalu berjalan menghampiri.

Ferdi yang sedang makan dengan lahap, terkejut. Nasi di mulutnya hampir tumpah, melihat Aurel yang duduk di depannya. Dia terbatuk-batuk, lalu mengambil gelas.

Aurel menahan tawa, melihat Ferdi minum dengan cepat.

FERDI

Eh, ada Aurel.

AUREL

Kenapa kaget gitu? Kaya lihat hantu aja.

FERDI

Enggak kaget. Biasa aja.

Ferdi berpura-pura sok cool. Dia makan dengan tenang dan perlahan. Matanya sesekali melirik ke Aurel. Bukan hanya Ferdi, tapi juga buruh pabrik yang juga rekan kerja Ferdi. Mereka saling berbisik dan memperhatikan Aurel yang sedang makan.

REKAN KERJA FERDI

(Berbisik) Sopo kuwi, Fer? Kenalinlah ke kita-kita.

FERDI

(Berbisik) Sek meneng bae. Nanti tak ceritake.

Aurel menoleh ke Ferdi. Ferdi berhenti ngobrol dan kembali melanjutkan makan.

AUREL

Nanti ke lapangan gak?

Ferdi yang makan sambil menunduk diam saja. Buruh pabrik yang duduk di sebelah Ferdi, menyenggol siku Ferdi.

BURUH PABRIK

Fer, ditanyain tuh.

FERDI

Hah?

Ferdi menoleh ke buruh pabrik, kebingungan. Dia lalu menatap Aurel heran.

FERDI (CONT'D)

Maaf, tadi nanya apa ya?

AUREL

Habis istirahat nanti ke lapangan lagi gak?

FERDI

Kebagian kerja di bagian produksi, masa iya nongkrongnya di HRD. (Beat) Ya pasti ke lapangan teruslah, Aurel.

AUREL

Bisa nggak sih sehari aja gak ngeselin orang.

Aurel memajukan bibirnya, kesal. Buruh pabrik lain yang melihatnya tertawa pelan.

BURUH PABRIK

Maklumin aja mbak. Gak punya pengalaman deket sama cewek. Jadinya gitu deh.

FERDI

Lagian lo pertanyaannya aneh. (Beat) Emang kenapa sih? Mau minta temenin ninjau lapangan?

AUREL

Boleh aja sih, kalo gak lagi repot.

FERDI

Nanti ya, kalo gua lagi gak sibuk.

Aurel terlihat gelisah. Buruh pabrik yang lain senyum-senyum, melihat Ferdi pura-pura jaim di depan Aurel.

BURUH PABRIK

Tenang aja, mbak. Kalo Ferdi gak mau, kita-kita ini juga mau nemenin mbak.

CUT TO:

52. INT. DEPAN PINTU - RUANGAN HRD - EVENING

Ferdi berjalan perlahan. Dia (matanya) menoleh ke kaca (ruangan HRD), mencari keberadaan Aurel.

Kita diperlihatkan orang-orang yang ada di ruangan HRD (tidak ada Aurel).

Ferdi berjalan menuju toilet yang ada di samping ruangan HRD. Ferdi masuk toilet, dari arah berlawanan Aurel masuk ruang HRD.

INTERCUT TO:

53. INT. DEPAN PINTU - RUANGAN HRD - CONTINUOUS

Ferdi keluar kamar mandi. Dia (matanya) menoleh ke kaca (ruangan HRD), mencari keberadaan Aurel.

Aurel melihat Ferdi dari dalam ruangan. Ferdi memberi isyarat agar Aurel keluar ruangan. Aurel mengangguk pelan.

Aurel keluar dari ruang HRD, berjalan menemui Ferdi.

FERDI

Jadi mau ke lapangan nggak?

AUREL

Sekarang?

FERDI

Enggak, tahun depan aja. Ya, sekaranlah. (Beat) Ayo, berangkat sekarang. Keburu nanti ganti shift.

Aurel mengangguk, berjalan lebih dulu. Ferdi mengikuti di belakang Aurel.

INTERCUT TO:

54. INT. PABRIK GARMENT - MOMENTS LATER

Kita diperlihatkan kegiatan produksi pakaian di dalam pabrik. Aurel menatap takjub ke arah mesin pemotong bahan yang bergerak otomatis.

AUREL

Keren ya. Mesinnya bisa bergerak sendiri.

FERDI

Enggak gerak sendiri juga, Rel. Di setting dulu, baru mesinnya bisa nyala.

AUREL

Bukan gitu. Maksudnya itu mesinnya bisa motong otomatis. Bukan yang manual kaya di konveksi.

FERDI

Ya, jelas bedalah. Kapasitas produksinya aja beda, sudah pasti mesin yang dipakai juga beda.

Aurel mengangguk, berjalan ke line (proses) lain. Ferdi mengikuti di belakang.

AUREL

Sepertinya lebih enak magang di bagian produksi deh. Sering ke lapangan. Daripada di bagian HRD, duduk terus di depan komputer.

FERDI

Bukannya malah lebih enak ya? Gak rame, ber-AC lagi. Bisa leluasa ngobrol, tanya sana sini.

AUREL

Ngobrol apaan? Karyawannya kebanyakan pasang muka serius mulu. Gimana mau di ajak ngobrol?

Ferdi tertawa pelan mendengarnya.

FERDI

Jika tidak ada yang mulai saling menyapa, dua orang yang sama-sama terjebak di satu ruangan akan selamanya jadi orang asing yang tidak saling mengenal.

Aurel menatap Ferdi, bingung. Ferdi tersenyum tengil ke Aurel.

FERDI (CONT'D)

Deketin karyawan disini itu gampang. Cukup terapkan. 3S. Senyum, sapa, salam. (Beat) Muka itu jangan cemberut mulu. Coba pasang senyum dikit.

Raut wajah Aurel berubah kesal.

AUREL

Siapa yang pasang tampang cemberut? Sok tahu.

Aurel membuang muka, berjalan cepat menjauhi Ferdi. Ferdi tertawa terbahak-bahak sambil mengeleng pelan.

FERDI

Ya ampun, begitu aja ngambek. (Beat) Eh, mau kemana? Tungguin gua. Aurel, tunggu.

CUT TO:

55. INT. KAMAR TIDUR - RUMAH AUREL - NIGHT

Aurel duduk di depan meja belajar. Tangannya sibuk mengetik tulisan di laptop.

INTERCUT TO:

56. INT. KANTIN PABRIK - AFTERNOON

Kita di perlihatkan sebuah antrian para buruh yang ingin mengambil jatah makan siang. Ferdi berdiri paling depan, menerima nampan makanan yang diberikan oleh petugas catering. membagikan nampan makanan. Dia melihat ke sekeliling, mencari keberadaan Aurel.

Kita diperlihatkan suasana ramai kantin saat jam makan siang. Dimana terlihat beberapa buruh duduk di depan meja panjang, saling berhadapan, makan bersama mengobrol dan tertawa riang. Aurel duduk bersama Vicky diantara deretan barisan meja itu. Ferdi berjalan menuju meja Aurel.

Aurel menoleh saat Ferdi duduk di sebelahnya, lalu kembali melanjutkan makannya.

FERDI

Nanti mau ikut ke lapangan lagi gak?

AUREL

(Mengeleng) Nanti gue izin pulang cepat.

VICKY

Jadi bimbingan hari lo, Rel?

AUREL

Iya, soalnya dospem gue minggu depan mau dinas di luar kota selama sebulan.

VICKY

Susah ya punya dospem direktur. Agendanya banyak.

AUREL

Ya maklumlah. Orang sibuk, beda sama kita.

VICKY

Lah? Lo bukannya biasanya sibuk juga.

AUREL

Sibuknya gue kan beda, Vick.

CUT TO:

57. INT. RESTORAN - NIGHT

Kita diperdengarkan suara dering hape. Aurel merogoh kantung celananya, mengambil hape. Ada sebuah panggilan masuk. Aurel mengangkat telepon.

AUREL (V.O.)

Halo?

Beat

AUREL

(Suara meninggi) Apa? Iya, iya. Aurel segera kesana.

Aurel menutup panggilan telepon, panik.

INTERCUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar