GRADUASHITTT
1. PART #1

1. INT. DEPAN PINTU - RUANG SENATORIUM - DAY

Aurel berdiri di balik pintu. Dia memakai kostum toga, wajahnya terlihat tegang. Ia mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan untuk mengurangi kegugupan.

Pintu ruangan itu perlahan dibuka. Seorang lelaki berpakaian batik berjalan keluar.

INTERCUT TO:

2. INT. RUANG SENATORIUM - CONTINUOUS

Kita melihat Aurel berjalan masuk melalui pintu samping, menuju podium. Diatas podium terlihat beberapa orang berdiri, memandang Aurel.

Kita melihat Aurel berjalan masuk melalui pintu samping, menuju podium. Diatas podium terlihat beberapa orang berdiri, memandang Aurel.

Aurel berjalan mendekati Kajur menundukkan kepala. Kajur memindahkan tali toga dari kiri ke kanan. Di sebelah kajur, berdiri kaprodi. Aurel berjalan mendekati kaprodi. Kaprodi memberikan plakat dan piagam.

Aurel berjalan turun dari podium. Kita melihat Maya, Vicky dan Sissy memakai pakaian yang sama dengan Aurel, berdiri dengan senyum sumringah. Aurel berjalan mendekati mereka.

Mereka berempat berpelukan. Vicky menatap ke arah belakang punggung Aurel dengan telunjuk menunjuk ke suatu arah.

VICKY

Aurel lihat itu.

Aurel menoleh ke belakang. Kita diperlihatkan seseorang berdiri sambil membawa sebuket boneka ke hadapan Aurel. Maya dan Sissy saling berbisik. Aurel terlihat terkejut.

INTERCUT TO:

3. INT. KAMAR TIDUR - RUMAH AUREL - MORNING

Kita diperlihatkan sebuah jam alarm yang berbunyi sangat keras. Aurel tidur sambil tersenyum. Dia tidak mendengar suara alarm yang ada disamping tempat tidur.

Kita melihat pintu kamar Aurel dibuka dari luar. Ibu berdiri di pinggir pintu sambil mengeleng.

IBU

Bangun, Nak.

Ibu berjalan mendekati Aurel, mematikan alarm dan membuka selimut yang menutupi tubuh Aurel.

IBU (CONT'D)

Aurel. Bangun, yuk.

Aurel membuka sedikit matanya, melihat Ibu yang berdiri memandangnya heran.

AUREL

Masih ngantuk, Bu. Lima menit lagi ya.

IBU

Katanya semalam mau berangkat ke kampus pagi.

Aurel bergerak, duduk sambil menguap lebar. Ibu berdiri, mengeser kain gorden. Kita melihat sinar matahari masuk ke kamar Aurel.

AUREL

Jam berapa sekarang, Bu?

IBU

Jam delapan.

AUREL

(Kaget) Hah? Kok ibu gak bilang dari tadi kalo udah pagi? Aku janjian sama yang lain itu jam setengah sembilan, Bu.

IBU

Gak dibangunin gimana? Kamu yang gak mau bangun-bangun, malah sekarang nyalahin ibu.

Aurel bergerak cepat turun dari tempat tidur. Dia mengambil handuk setengah lari ke kamar mandi.

CUT TO:

4. INT. RUANG KAMPUS - DAY

Aurel, Maya dan Vicky sedang duduk santai bersama di sebuah kursi panjang. Mereka sebenarnya sedang menunggu seseorang.

Kita diperlihatkan sebuah pintu yang terbuka dari dalam, Sissy keluar dengan wajah tertunduk lesu.

MAYA

Gimana, Sis?

SISSY

(Mengeleng) Kacau. Proposal penelitian gue ditolak lagi.

MAYA

Sabar. Nanti kita bantuin perbaiki proposal lo.

VICKY

Tuh, Maya udah berbaik hati mau bantuin lo. Udah gak usah sedih lagi.

SISSY

Tapi ini udah yang kedua kalinya. Kalo nanti yang ke-3 gak di ACC juga, dapat piring dah gue.

Aurel, Maya dan Fanny menahan tawa.

MAYA

Btw, kalian udah tahu mau magang dimana belum?

VICKY

Rencananya gue sama Aurel bakal magang di pabrik garmen Jayaindo.

MAYA

Hah? Serius kalian bakalan magang disana?

AUREL

Iya. (Beat) Memangnya kenapa, May?

MAYA

Enggak apa-apa. Cuma gak nyangka aja, kalian bisa dapat tempat magang di pabrik besar.

SISSY

Kalian ngomongin tempat magang, memangnya udah kepikiran mau bikin skripsi kaya apa?

AUREL

Kalo gue sih udah punya planning sebelumnya. Kemarin aja gue baru selesai ngerangkum materi-materi kuliah dari semester awal, biar nanti gampang karena udah punya teori yang lengkap.

VICKY

(Mengacungkan jempol) Widih, cakep. Gak salah gue pilih satu tempat magang sama lo, Rel. Nanti gue pinjam catetan lo ya.

SISSY

(Kesal) Jangan pada ngomongin tempat magang dulu kenapa. Proposal magang gue gimana ini urusannya.

INTERCUT TO:

TALKING TO HEAD

AUREL

Nama gue... (beat)

Aurel menunduk sebentar, lalu tersenyum manis.

AUREL (CONT'D)

Panggil saja gue Aurel. Gue mahasiswa semester akhir yang sebentar lagi bakalan sibuk bikin skripsi. Tidak seperti mahasiswa lainnya, gue yakin skripsi gue bisa selesai cepat.

CUT TO:

5. INT. RUANG KAMPUS - CONTINUOUS

VICKY

Laper nih. Cari makan yuk, Guys.

SISSY

Makan mulu pikiran lo. Proposal magang gue gimana nih urusannya.

VICKY

Biar lo nggak tambah bete, mending kita makan dulu. Setuju?

AUREL

Boleh deh. Kebetulan gue juga lagi lapar.

Maya mengangguk, tanda setuju.

VICKY

Si, gimana? Mau ikut makan bareng kita nggak?

SISSY

Yaudah deh. Gue ikut.

Aurel, Maya, Sissy dan Vicky berjalan beriringan keluar kampus.

CUT TO:

6. INT. KEDAI MIE AYAM - MOMENTS LATER

Maya sedang sibuk mengambil foto dirinya dengan ponsel. Aurel sedang serius membaca buku ditangannya. Vicky duduk sambil melihat sekelilingnya. Dia melihat Sissy duduk di meja makan dengan kepala tertunduk, lesu.

VICKY

Udahlah, Sis. Gue yakin Proposal lo pasti nanti di setujuin juga kok.

SISSY

Tapi kalo proposal gue gak disetujuhi juga, gimana gue bisa dapat tempat magang coba.

AUREL

Gak mungkinlah pihak kampus tega biarin mahasiswanya gak dapat tempat magang.

SISSY

Bukan itu yang gue khawatirin, guys. Gue takut gak bisa lulus bareng sama kalian. Karena gue start-nya belakangan.

MAYA

Mengkhawatirkan apa yang belum terjadi cuma bikin kita tambah takut berlebihan. (Beat) Coba sini, gue lihat proposal lo.

Sissy mengeluarkan sebuah buku bertuliskan proposal penelitian lapangan, dari dalam tasnya. Buku itu di berikan ke Maya.

Maya membuka halaman demi halaman buku itu dengan fokus. Aurel yang duduk disebelah Maya ikut membaca buku itu.

AUREL

Ini sih salah di penyusunan aja, Si. Sama ada typo di beberapa halaman.

MAYA

(Menghela napas) Iya. Formatnya mungkin yang bikin lo gak disetuju sama Kaprodi.

SISSY

Terus gimana dong?

AUREL

Ya perlu di perbaiki dulu.

Maya mengeluarkan sebuah flashdisk dari dalam tasnya. Dia memberikan flashdisk itu ke Sissy.

MAYA

Di dalam flashdisk ini ada file proposal gue. Lo samain aja formatnya.

SISSY

Makasih ya, May.

AUREL

Biar lo gak sedih lagi, pesenan lo tadi gue yang bayar deh.

SISSY

Beneran, Rel?

Aurel mengangguk. Sissy terharu.

SISSY (CONT'D)

Makasih banyak ya, Rel. Lo emang sahabat gue yang paling baik.

VICKY

Yang di traktir sissy doang nih, Rel?

Aurel memandang wajah Vicky yang terlihat berharap.

AUREL

(Tersenyum) Yaudah deh. Semuanya gue traktir makan hari ini.

Vicky bersorak gembira, reflek memeluk Aurel.

VICKY

Makasih Aurel.

CUT TO:

7. INT. RUMAH AUREL – EVENING

Aurel berjalan, hendak membuka pintu rumahnya. Pintu itu terkunci. Aurel mengetuk pintu berulang kali.

Kita diperdengarkan suara orang membuka kunci pintu dari dalam rumah. Pintu dibuka oleh ibu.

AUREL

Kenapa pintunya pakai dikunci sih, Bu?

IBU

Enggak kenapa-kenapa. Biar gak ada orang sembarangan yang masuk rumah saja.

Aurel berjalan masuk, duduk di sofa sambil membuka sepatu. Ibu ikut duduk disampingnya.

IBU (CONT'D)

Gimana kuliahmu semester ini? Lancar, Nak?

AUREL

Lancar, Bu. Aurel baru aja dapat kabar keterima magang, minggu depan disuruh dateng langsung ke pabrik. Katanya sih mau dikasih pengarahan dulu.

IBU

Syukurlah. Ibu senang dengarnya.

AUREL

Aku mau ke kamar dulu ya, Bu.

IBU

Iya, sana ganti baju dulu. Ibu juga mau ke dapur, siapin makan siang.

Aurel masuk ke kamar. Ibu berjalan menuju dapur.

Beats

Kita melihat pintu rumah terbuka, bapak masuk dengan wajah kesal.

BAPAK

(Berteriak) Bu... IBu... Bikinin bapak kopi.

Kita melihat ruangan sepi dan hanya ada bapak saja disana.

Aurel mendengar suara ribut dari dalam kamar. Ia berjalan membuka pintu. Ketika ia keluar kamar, Bapak berjalan masuk ke dapur.

BAPAK (CONT'D)

Kemana sih tuh orang? Keluyuran aja jam segini.

Aurel berjalan mengikuti bapak. Ibu keluar dari kamar mandi.

IBU

Ada apa sih, Pak? Pulang ke rumah sambil teriak-teriak nggak jelas.

BAPAK

Kamu yang nggak jelas. Di panggil dari tadi bukannya nyaut? Cepat bikinin kopi. Mau pecah rasanya nih kepala.

Bapak duduk di pinggir meja makan. Ibu berjalan mengambil gelas dan menuangkan kopi ke dalam gelas.

IBU

Ada apa sih, Pak? Pulang kerja, bukan happy malah mukanya ditekuk.

Ibu berjalan mendekati Bapak sambil membawa segelas kopi panas. Bapak menutup mata sambil (sebelah tangan) memegang kepala.

IBU (CONT'D)

Kepala bapak pusing?

BAPAK

(Menghela napas) Pengeluaran selalu ada terus setiap bulan tapi pemasukan semakin hari makin nggak menentu. Gimana nggak bikin pusing?

Aurel berdiri diujung pintu, menguping pembicaraan bapak dan ibu.

IBU

Sabar, Pak. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

BAPAK

Ngomong memang gampang, Bu. Coba kamu ada di posisi bapak sekarang ini, pasti kamu...

Ibu melihat Aurel. Dia memberi isyarat mata ke bapak agar berhenti berbicara.

IBU

Kenapa cuma berdiri aja, Nak? Ayo makan sini.

Ibu tersenyum, melambaikan tangan ke Aurel.

Aurel berjalan mendekati meja makan. Bapak mengambil piring, menyendokkan nasi dari bakul ke piring dengan wajah cemberut. Aurel mengamati raut wajah bapak.

AUREL

(Berbisik) Bapak kenapa, Bu?

IBU

(Berbisik) Biasa bapakmu itu kalo lagi ada masalah sama bisnis konveksinya ya begitu. Di bawa sama ke rumah muka asemnya.

Bapak menatap tajam ke Aurel dan Ibu.

BAPAK

Mau makan apa mau ngobrol?

Aurel menunduk dan mulai makan tanpa bersuara.

CUT TO:

8. INT. RUMAH AUREL – NIGHT

Aurel keluar kamar, melihat Ibu duduk di sofa sambil menonton tv. Dia berjalan mendekat.

AUREL

Belum tidur, Bu?

Ibu terkejut, melihat Aurel duduk di sebelahnya.

IBU

Eh, kamu. Bikin kaget ibu aja.

Aurel tertawa kecil. Dia menatap layar tv sambil menguap lebar.

IBU (CONT'D)

Kamu kalo ngantuk, tidur aja sana. Ibu nanti tidurnya nunggu bapakmu pulang dulu.

Kita diperlihatkan sebuah jam dinding dimana waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.

AUREL

Jam segini bapak belum pulang, Bu?

IBU

Belum. Sepertinya bapakmu lembur lagi.

Aurel mengangguk. Dia kembali menatap layar tv.

Kita diperdengarkan suara mobil yang melintas dan berhenti.

AUREL

Kayanya itu suara mobilnya bapak deh, Bu.

IBU

Iya. Ibu lihat sebentar ya.

Ibu berdiri dari sofa, berjalan menjauh.

Kita diperdengarkan suara berisik yang menganggu telinga Aurel.

AUREL (V.O.)

Ibu ribut sama siapa sih? Berisik banget.

Aurel berdiri, berjalan menjauh dari sofa.

INTERCUT TO:

9. INT. RUANG TAMU - RUMAH AUREL - CONTINUOUS

IBU

Kenapa lagi sih, Pak? Tiap pulang bawaannya sewot terus

BAPAK

Kamu ingat tidak anak muda lulusan sarjana accounting yang kamu kenalankan ke bapak waktu itu? Dia itu penipu, Bu.

IBU

Penipu bagaimana, Pak?

BAPAK

Dikasih jabatan Manajer Keuangan buat ngatur cash flow pabrik biar gak mandek. Malah bawa kabur uang ratusan juta.

IBU

Uang siapa yang di bawa kabur, Pak?

BAPAK

Uang siapa lagi? Uang kita yang buat ngembangin usaha.

IBU

Walah. Kok bisa?

BAPAK

Enggak tahulah, Bu. Pusing bapak.

Bapak duduk termenung, menatap kosong kesatu arah.

BAPAK (CONT'D)

Gimana nasib kita sekarang, Bu? Belum lagi nanti akhir bulan, kita harus bayar tagihan - tagihan. Mau bayar pakai apa, Bu?

IBU

Sabar, Pak.

BAPAK

(Kesal) Kamu bisanya cuma bilang sabar-sabar. Bantu bapak cari solusi.

IBU

Kenapa malah jadi sewot sama ibu?

BAPAK

Gimana bapak nggak sewot? Coba kalau waktu itu ibu nggak kenalin bapak sama anak itu, mungkin bisnis kita sekarang gak bakal bangkrut kaya gini.

IBU

Oh jadi sekarang bapak mau nyalah-nyalahin ibu.

BAPAK

Tapi memang benar apa yang bapak bilang barusan bukan?

IBU

(Teriak) Enggak.

BAPAK

Enggak apa? Enggak salah.

Aurel berdiri di ujung ruangan, melihat bapak dan ibu bertengkar.

IBU

Bapak lupa ya. Waktu itu ibu cuma merekomendasikan dia karena kata bapak lagi butuh pegawai baru. Tapi kan semua keputusan ada di bapak. Berati bapaklah yang nggak becus menilai orang.

BAPAK

(Berteriak) Bilang apa kamu barusan?

Aurel berjalan mendekat. Dia duduk di meja makan, memandang bapak dan ibu bergantian.

IBU

Sudah berapa kali ibu peringkatan dari dulu. Jangan terlalu mudah percaya sama orang lain. Tapi apa pernah nggak bapak dengerin omongan ibu?

Bapak melihat ibu dengan tatapan tajam (kedua tangan bapak mengepal erat).

IBU (CONT'D)

Enggak pernah bukan? (Beat) Sekarang sudah kejadian begini, enak sekali mau menyalahkan ibu. Padahal jelas-jelas semua itu kesalahan bapak.

Bapak berjalan menjauh, menuju kamar. Dia membuka dan menutup pintu dengan cepat.

Aurel tersentak kaget, Ibu mengeleng tidak percaya, mendengar suara pintu yang ditutup dengan keras.

AUREL

Bapak kenapa, Bu?

IBU

Ya biasalah. Bapakmu kalo lagi ada masalah di konveksi suka begitu kelakuannya. Marah-marah gak jelas.

Aurel melihat Ibu dengan tatapan dalam. Ibu menghindari tatapan mata Aurel.

AUREL

Ada masalah apa, Bu?

IBU

Tanya langsung saja sama bapakmu. Ibu juga nggak begitu tahu.

Aurel melihat piring di depannya dengan tatapan kosong. Ibu mendekati Aurel, menepuk pelan pundaknya.

IBU (CONT'D)

Hey! Kamu kok malah bengong? Ada apa?

AUREL

(Mengeleng) Enggak ada apa-apa, Bu.

CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar