GRADUASHITTT
6. PART #6

47. INT. PABRIK GARMENT - DAY

Kita diperlihatkan sebuah ruangan yang memproduksi pakaian. Banyak buruh wanita bekerja sesuai bagiannya masing-masing, ada yang memotong bahan, menjahit, finishing hingga packing pakaian ke dalam box.

Ferdi berdiri di antara beberapa orang yang sedang mengepak pakaian. Dia terlihat cekatan melipat pakaian dan memasukkannya ke dalam plastik pembungkus.

Dari jauh kita melihat Aurel berjalan, mengamati proses pembuatan pakaian dengan teliti.

Seorang lelaki (teman Ferdi) yang berdiri di samping Ferdi melihat Aurel dengan tatapan terpesona.

TEMAN FERDI

Fer, fer. Kuwi delo cah magang ayu tenan, fer. Rupane koyo bidadari.

FERDI

Moso? Mana?

Ferdi mengikuti arah telunjuk temannya. Dia tersenyum, melihat Aurel lewat di sekitarnya.

Ketika sampai di bagian packaging, tatapan mata Aurel tidak sengaja bertemu pandang dengan Ferdi.

AUREL (O.S.)

Kenapa pakai ketemu dia lagi segala? (Beat) Pura-pura gak lihat aja deh.

Aurel mengalihkan pandangan, bersembunyi di balik tumpukan kardus pakaian.

Ferdi melihat tumpukan kardus tersusun tak beraturan, seperti mau roboh disekitar tempat Aurel berdiri.

FERDI

Aurel itu...

Aurel melihat Ferdi berjalan mendekat ke arahnya.

AUREL (O.S.)

Mau ngapaian sih tuh cowok pakai jalan kesini?

Aurel buru-buru berbalik badan, berjalan menjauhi Ferdi. Teman Ferdi bingung melihat mereka.

FERDI

(Berteriak) Rel, Awas!

Ferdi menarik tangan Aurel dengan cepat. Kita melihat beberapa kardus jatuh ke tanah, hampir mengenai kepala Aurel.

Aurel menutup mata, terkejut. Kita melihat Ferdi berdiri disamping Aurel yang terlihat syok. Suara tersebut membuat buruh yang lain menoleh ke arah mereka. Termasuk rekan kerja Ferdi.

FERDI (CONT'D)

Lo nggak apa-apa kan, Rel?

Aurel mengeleng pelan. Dia (mata) melihat kardus-kardus di bawah kakinya itu rusak.

Dari jauh kita melihat Kepala Pabrik berjalan mendekati Aurel dan Ferdi.

KEPALA PABRIK

Ada apa ini?

FERDI

Ini, Pak. (Menunjuk kardus-kardus di bawah kaki Aurel) Jatuh tadi, hampir kena Aurel.

KEPALA PABRIK

Oh. Saya pikir ada keributan apa tadi.

Buruh-buruh pabrik yang penasaran berjalan menghampiri.

BURUH PABRIK

(Berbisik) Si Ferdi mah bisa aja modusnya. Belaga nolongin awe-awe taunya cuma mau pegang-pegang.

REKAN KERJA FERDI

(Berbisik) Iyo. Kalah cepat. Padahal saya yang lihat duluan.

BURUH PABRIK

(Tertawa pelan) Kurang grecep kita ya.

Kepala pabrik berbalik badan, melihat buruh-buruh pabrik berdiri sambil saling berbisik.

KEPALA PABRIK

Kalian bukannya balik kerja malah ngegosip disini.

Kepala pabrik bertolak pinggang. Buruh-buruh pabrik sontak menunduk, takut melihat kepala pabrik yang menatap mereka garang.

KEPALA PABRIK (CONT'D)

Bubar! Sekarang juga! Balik kerja sana! Cepat! Bubar! Bubar!

Ferdi melihat luka goresan di pergelangan Aurel. Dia reflek memegang lengan Aurel.

Aurel melepaskan cengkraman tangan Ferdi.

AUREL

Apaan sih pegang-pegang?

FERDI

Tangan lo itu berdarah.

Aurel melihat pergelangan tangannya. Dia terlihat cuek dan tidak perduli dengan luka goresan itu.

AUREL

Oh, cuma luka kecil.

FERDI

Cari obat di ruang perawatan kesehatan aja, yuk.

Ferdi menarik pergelangan tangan Aurel, mengajaknya pergi.

CUT TO:

48. EXT. HALAMAN PABRIK - MOMENTS LATER

Aurel duduk sendiri di kursi panjang, melihat perban di tangannya. Ferdi berjalan mendekati Aurel, menempelkan botol air mineral ke wajah Aurel.

Aurel terkejut, menatap tajam ke arah Ferdi.

AUREL

(Teriak) Apa-apaan sih? Dingin tahu.

FERDI

Sengaja, biar adem.

Aurel menjauhkan botol itu dari wajahnya.

AUREL

Apaan sih? Enggak jelas.

Ferdi memberikan isyarat mata (menyuruh Aurel mengambil botol minum ditangannya). Aurel mengambil botol itu. Ferdi duduk perlahan di samping Aurel.

FERDI

Kenapa sih lo sewot mulu sama gua?

AUREL

(Gelagapan) Ya karena lo ngeselin.

FERDI

Udah di tolongin masih bilang gua ngeselin.

Ferdi mengeleng heran. Aurel menoleh, memperhatikan Ferdi (membuka botol lalu minum sambil memandang ke arah jalanan).

AUREL

Ehm... (Ragu) Makasih ya.

FERDI

Buat?

AUREL

Yang tadi. Karena udah nolongin.

FERDI

(Tersenyum) Cuma kebetulan aja pas lagi lihat. (Beat) Udah dapat semua yang di perlukan?

Ferdi berbicara dengan nada serius. Aurel kebingungan.

AUREL

Maksudnya?

FERDI

Tujuan anak magang ada disini biasanya cuma ada dua. Kebanyakan mereka keperluannya cari bahan penelitian buat bikin skripsi atau buat tambahan pengalaman kerja di CV. Nah, Aurel sendiri masuk kategori yang mana?

AUREL

Dua duanya kalo bisa.

Ferdi mengangguk, paham. Aurel menunduk, seperti sedang memikirkan sesuatu.

FERDI

Tidak akan pernah mungkin ada sebuah jawaban, kalo orang itu gak mau mulai nanya lebih dulu.

AUREL

Hah?

FERDI

Itu aturan tidak tertulis pertama yang berlaku untuk semua pekerja disini. Tidak terkecuali. Termasuk anak magang sekalipun cantik kaya lo.

Ferdi berdehem pelan sambil berdiri, lalu berbalik badan.

FERDI (CONT'D)

Masih mau duduk disini atau mau ikut balik lagi ke pabrik? (Beat) Cepetan, jangan kelamaan mikir. Ketahuan kepala pabrik bisa mati gua.

Ferdi melihat ke kanan dan ke kiri, terlihat gelisah. Aurel mendorong Ferdi menjauh darinya.

AUREL

Yaudah, pergi duluan aja sana.

FERDI

Beneran? Tinggal ya.

Aurel memandang punggung Ferdi yang berjalan semakin menjauh.

CUT TO:

49. INT. KANTIN PABRIK - AFTERNOON

Kita diperlihatkan suasana ramai kantin saat jam makan siang. Dimana terlihat beberapa buruh duduk di depan meja panjang, saling berhadapan, makan bersama mengobrol dan tertawa riang. Aurel terlihat duduk di ujung, makan dengan tenang.

Kita di perlihatkan sebuah antrian para buruh yang ingin mengambil jatah makan siang. Ferdi berdiri paling depan. Petugas catering membagikan nampan makanan ke Ferdi.

Ferdi berbalik badan, (matanya) melihat kesekeliling. Kita diperlihatkan meja-meja kantin yang terlihat sudah penuh ditempati para buruh dan anak magang.

FERDI (V.O.)

Rame banget. Duduk dimana nih gua?

Ferdi tidak sengaja, melihat tempat duduk disebelah Aurel kosong. Dia lalu berjalan menghampiri Aurel.

Aurel menoleh saat Ferdi duduk di sebelahnya, lalu kembali melanjutkan makannya. Ferdi melihat pergelangan tangan Aurel. Kita diperlihatkan luka baret di pergelangan tangan Aurel yang sudah mengering.

FERDI (CONT'D)

Gimana itu tangan? Udah baikan?

AUREL

Udah.

FERDI

Irit banget jawabnya.

Ferdi tertawa kecil, melihat Aurel memasang wajah kesal.

FERDI (CONT'D)

Jadi cewek kok jutek banget sih. Jomblo nih pasti.

Aurel menghela napas berat, menatap Ferdi dengan tajam.

AUREL

Mau lo apaan sih? Deket - deket gue terus. Mau bikin gue sial terus ya.

Ferdi terkejut mendengarnya.

FERDI

Yang mau deket-deket lo terus, itu siapa? Sembarang ngomong itu sama aja nyebar fitnah, Mbak. Dosa.

AUREL

Duduk disini nih, kalo gak mau dibilang deket-deket apa, coba? Tempat duduk lain kan ada yang kosong.

Ferdi merengut. Dia membuat gerakan tangan memutar di sekitar wajah Aurel, lalu mengepalkan erat kedua tangannya.

Kita diperlihatkan beberapa meja kosong (tidak ada orang yang duduk). Aurel melihat ke arah meja itu lalu berpindah ke Ferdi.

Ferdi mengikuti arah pandangan mata Aurel, lalu menghela napas. Dia pun berdiri sambil memegang nampan makanannya, berjalan menuju meja itu.

Vicky (yang duduk disebelah Aurel) melihat Ferdi berpindah tempat duduk, menatap Aurel heran.

VICKY

(Berbisik) Orang lagi mau makan, lo usir gitu. Kasian tahu, Rel.

AUREL

Biarin aja.

Vicky mengeleng, heran sambil memandang Aurel yang sedang makan.

AUREL (CONT'D)

Surat edaran pembagian dosen pembimbing kapan turunnya ya, Vick?

VICKY

Udah ada, Rel. (Beat) Lo kemarin kemana? Sok sibuk aja terus sampe gak inget kita-kita.

AUREL

(Kaget) Hah? Serius? Kok lo gak bilang gue sih?

VICKY

Gimana gue mau bilang? Lo aja susah banget di temuinnya sekarang.

Vicky terlihat sebal.

AUREL

Suratnya tinggal ngambil aja kan ya?

VICKY

Punya lo udah sekalian kita ambilin kemaren.

AUREL

Sekarang ada sama siapa?

VICKY

Ada di tas, selesai makan nanti gue ambil. (Beat) Untung lo satu tempat magang sama gue. Kalo gak udah pasti ketinggalan info kan lo.

Aurel tersenyum senang.

AUREL

Makasih banyak, Vicky.

VICKY

(Mengangguk) Sama-sama.

Vicky ikut tersenyum dan kembali melanjutkan makan.

CUT TO:

50. INT. KAMAR TIDUR - RUMAH AUREL - NIGHT

Aurel duduk di depan meja belajar. Kita melihat meja belajar itu penuh dengan kertas-kertas dan buku yang terbuka. Aurel menulis sesuatu di kertas, lalu berhenti mengerakan pulpen.

Beats

Aurel mengeleng sambil merobek dan meremas kertas yang baru ditulis. Dia menulis sesuatu lagi di kertas berikutnya.

Beats

Aurel kembali mengeleng. Dia terlihat frustasi, menaruh kepala di atas meja sambil mengerang pelan.

INTERCUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar