GRADUASHITTT
12. PART #12

83. INT. KAMAR TIDUR - RUMAH AUREL - DAY

Aurel berdiri di depan kaca. Kita melihat Aurel mengenakan pakaian kemeja putih dan rok hitam. Dia mengamati pantulan dirinya dari balik cermin. Kita melihat pintu ruangan yang terbuka dari luar. Terlihat wajah ibu dari balik pintu, tersenyum bangga ke arah Aurel.

IBU

Udah siap mau berangkat, Nak?

Aurel mengangguk pelan. Dia mengambil blazer hitam yang tersampir di atas kursi dan memakai blazer itu.

Ibu berjalan mendekati Aurel. Dia merapikan pakaian Aurel dengan gerakan lembut.

AUREL

Doain Aurel ya, Bu.

IBU

(Mengangguk) Pasti, Nak.

Aurel tersenyum senang. Mereka berjalan keluar kamar dengan beriringan.

INTERCUT TO:

84. INT. DEPAN RUANG SIDANG - DAY

Aurel berjalan, hendak membuka handle pintu.

AUREL (V.O.)

Kenapa pintunya di kunci?

Kita melihat Aurel menekan handle dengan kuat. Namun pintu itu tidak terbuka.

CUT TO:

85. INT. RUANGAN ADMINISTRASI - MORNING

Aurel berjalan masuk, menemui staff bagian administrasi kampus.

AUREL

Permisi, saya mau minta kunci ruang rapat yang buat sidang?

STAFF ADMINISTRASI #1

Mbaknya sidang jam berapa?

AUREL

Pagi ini jam delapan.

STAFF ADMINISTRASI #1

Jam delapan? Boleh saya lihat suratnya?

Aurel memberikan selembar kertas ke staff administrasi #1.

Staff administrasi #1 mendesah kesal, lalu memanggil staff administrasi #2.

STAFF ADMINISTRASI #1 (CONT'D)

Rapat dosen-dosen jadinya jam berapa?

STAFF ADMINISTRASI #2

Di jadwal mulai jam setengah 9 bukan?

STAFF ADMINISTRASI #1

Ada perubahan jadwal gak?

STAFF ADMINISTRASI #2

Kayanya enggak ada deh. Kenapa memangnya?

Staff Administrasi #1 berbicara dengan Staff Administrasi 2 sambil menunjuk ke arah Aurel.

STAFF ADMINISTRASI #1

Mahasiswa ini, katanya mau sidang jam delapan.

STAFF ADMINISTRASI #2

Lah? Bentrok dong.

Staff administrasi #2 melihat kertas Aurel (surat jadwal sidang skripsi).

STAFF ADMINISTRASI #2 (CONT'D)

(Mengerutu) Ini yang bikin jadwal sidang mahasiswa siapa sih? Kok gak koordinasi dulu sama bagian tata usaha?

Staff administrasi #1 mengangkat kedua bahunya, tidak peduli. Aurel kebingungan.

AUREL

Sidang saya ini jadinya bagaimana ya?

STAFF ADMINISTRASI #2

Mana saya tahu. Coba tanya bagian akademik saja, sana.

INTERCUT TO:

86. INT. RUANGAN AKADEMIK - MORNING

Kita diperlihatkan ruangan bagian akademik yang kosong (tidak ada orang). Aurel mengintip dari balik kaca, lalu mendesah berat.

Ketika berbalik badan, Aurel melihat staff akademik berjalan ke arahnya.

AUREL

Bu, saya mau tanya soal jadwal sidang hari ini.

STAFF AKADEMIK

Sebentar ya.

Staff akademik membuka pintu ruangan, lalu menoleh ke Aurel.

STAFF AKADEMIK (CONT'D)

Bicaranya di dalam ruangan saja, yuk.

Staff akademik berjalan masuk. Aurel mengikuti dari belakang.

STAFF AKADEMIK (CONT'D)

Ada apa ya?

Aurel mengeluarkan selembar kertas (surat jadwal sidang skripsi).

AUREL

Begini bu. Saya hari ini di jadwalkan sidang jam delapan. Tapi kata bagian administrasi tadi, ada rapat jam setengah sembilan.

STAFF AKADEMIK

Aduh gimana ya? Kebetulan juga hari ini banyak yang sidang kaya kamu.

CUT TO:

87. INT. DEPAN PINTU - RUANG SIDANG - AFTERNOON

Kita melihat dari balik kaca seorang mahasiswa sedang melaksanakan sidang skripsi Aurel duduk si depan pintu, memandang ke arah pintu ruang sidang dengan tatapan gelisah.

Kita melihat dari balik kaca seorang mahasiswa sedang melaksanakan sidang skripsi Aurel duduk si depan pintu, memandang ke arah pintu ruang sidang dengan tatapan gelisah.

INTERCUT WITH:

88. INT. CAFE KEKINIAN - FLASHBACK

Aurel duduk-duduk santai bersama Vicky, Maya dan Sissy.

VICKY

Kalian masih inget gak siapa penguji gue waktu sidang dulu?

SISSY

Pak Sitohang yang terkenal killer itu bukan, Vick?

VICKY

(Mengangguk) Saking banyaknya gue denger mahasiswa yang mati kutu pas sidang. Sampai stres gue waktu pertama kali tau dapat penguji dia. (Beat) Tapi setelah selesai sidang...

Vicky menundukkan kepala sambil mengeleng pelan.

SISSY

Kenapa, Vick?

Aurel, Sissy dan Maya terlihat antusias mendengarkan.

AUREL

Kok gak dilanjutin sih ceritanya.

Aurel merengut, kecewa. Begitu juga dengan Maya dan Sissy yang penasaran.

SISSY

Tau nih Vicky. Cerita cuma sepotong-sepotong.

MAYA

Jadi gimana, Vick? Rasanya dapat penguji sama dosen killer?

VICKY

Nyesel gue, May. Sempet overthinking gak jelas dulu. Itu dosen ternyata nggak semengerikan yang gue kira.(Beat) Pas sidang dia malah baik banget, gak nanyain yang macem-macem juga.

Maya dan Sissy sontak tertawa terbahak-bahak. Vicky menunduk malu. Aurel keheranan.

VICKY (CONT'D)

Puas kalian ketawain gue sekarang.

SISSY

(Meledek) Puas banget.

MAYA

Sorry, Vicky. Tapi sumpah lo tuh lucu banget.

VICKY

Udah, udah. Kasian tuh Aurel cengo liat kalian ketawa gak berhenti-henti.

Maya dan Sissy perlahan menghentikan tawa mereka.

MAYA

Coba waktu itu lo ada, Rel.

AUREL

Kenapa sih?

SISSY

Ceritain, May. Kelakuan Vicky sebelum sidang.

MAYA

Jadi sebelum Vicky sidang kita tuh sempat ngumpul. Muka dia lecek banget pas dateng, kaya pakaian yang belum di setrika. Rupanya dia seharian habis ngeloby pihak kampus biar bisa tukeran dosen penguji. Tapi tetap gak berhasil.

SISSY

Mana sampe nyumpahin itu dosen kejebak macet segala. Biar gak bisa dateng.

VICKY

Lo gak ngerasin sih, Si. Gimana takutnya gue waktu itu?

MAYA

Tapi kalo itu dosen beneran gak dateng bakal lebih repot lagi, Vick.

VICKY

(Mengangguk) Bener juga sih, May.

MAYA

Intinya. Enggak usah takut ya sama dosen penguji.

VICKY

Betul. Justru takutlah kalau nggak ada dosen yang mau nguji skripsi lo.

CUT TO:

89. INT. DEPAN RUANG SIDANG - EVENING

Kita melihat dari balik kaca seorang mahasiswa sedang melaksanakan sidang skripsi Aurel duduk si depan pintu, memandang ke arah pintu ruang sidang dengan tatapan gelisah.

Aurel terlihat lesu, duduk menunggu dengan sabar. Seorang mahasiswa keluar dengan wajah letih, disusul beberapa dosen berjalan di belakangnya.

Staff akademik berjalan mendekati Aurel.

STAFF AKADEMIK

Aurelia Aurita?

AUREL

Iya, Bu.

STAFF AKADEMIK

Jadi tetap mau sidang hari ini atau saya buatkan jadwal ulang di hari lain?

AUREL

Kalo bisa hari ini saja, Bu? Jam berapa saja, enggak masalah. Soalnya saya gak yakin apa dihari lain bisa.

STAFF AKADEMIK

Kenapa begitu?

AUREL

Saya cuma dikasih libur satu hari ini.

STAFF AKADEMIK

Kamu udah kerja?

AUREL

Iya, tapi baru beberapa bulan ini full time.

STAFF AKADEMIK

Oh begitu. (Mengangguk) Ruang sidang jam empat nanti kosong, bisa dipakai buat sidangmu.

AUREL

Terima kasih, Bu.

CUT TO:

90. INT. RUANG SIDANG - EVENING

Aurel berdiri, menyambungkan kabel proyektor ke laptop. Dia terlihat kebingungan.

AUREL

Baterainya habis lagi.

Aurel membuka tasnya, mencari charger laptop.

AUREL (CONT'D)

Kemana sih tuh charger? (Beat) Apa jangan-jangan lupa gue bawa.

Aurel kebingungan, tidak menemukan charger di tasnya.

AUREL (CONT'D)

Sialan. Chargernya ketinggalan di rumah.

CUT TO:

91. INT. BAGIAN T.U. - CONTINUOUS

Aurel berjalan masuk, menemui staff bagian ruang tata usaha.

AUREL

Permisi...

STAFF T.U.

Iya. Ada apa ya, mbak?

AUREL

Begini, hari ini saya dijadwalkan sidang skripsi sekitar jam empat. Malangnya laptop saya saat ini sedang bermasalah dan tidak bisa digunakan untuk sidang. Apa saya dibolehkan tukar ruangan sidang yang ada fasilitas komputernya?

Staff T.U. terkejut. Dia melihat jam di dinding.

STAFF T.U.

Loh? Kenapa baru bilangnya sekarang? Kita agak sulit penuhi permintaanmu kalo dadakan begini?

Staff tata usaha duduk, melihat kertas-kertas di dalam map.

STAFF T.U. (CONT'D)

(Mengerutu) Semua ruangan yang ada komputernya lagi di pakai buat ngajar sekarang.

INTERCUT TO:

92. EXT. HALAMAN KAMPUS - MOMENTS LATER

Aurel berlarian dari satu ruangan ke ruangan lain, mencari mahasiswa yang bisa di mintai bantuan.

Kita diperlihatkan suasana gedung yang sepi, tidak terlihat banyak mahasiswa.

Ferdi berjalan masuk gerbang dengan cangung. Ia melihat pemandangan sekitar kampus.

FERDI (V.O.)

Padahal baru setahun tapi kaya udah lama banget gua gak kesini.

Ferdi berjalan dengan santai. Dari arah yang berlawanan, Aurel berjalan dengan langkah yang terburu-buru hingga tidak sengaja menabrak Ferdi. Aurel berteriak kesakitan.

FERDI

Aurel?

Ferdi terkejut, melihat Aurel jatuh tersungkur di lantai. Dia membantu Aurel bangkit dari lantai.

FERDI (CONT'D)

Lo ngapain sih, Rel? Lari-larian di kampus kaya orang kebingungan gitu?

AUREL

Lo sendiri, tumben ada di kampus jam segini?

FERDI

Kenapa? Heran ya? Memangnya lo pikir alumni gak boleh main ke kampus lagi?

AUREL

Bukan gitu. (Beat) Eh, iya. Bawa laptop gak?

FERDI

Ada nih, ditas. Kenapa?

AUREL

Gue pinjem dulu bentar ya. Buat sidang.

Ferdi membuka tas, mengeluarkan laptop dan memberikannya ke Aurel.

FERDI

Hari ini lo sidang? Good luck ya, Rel. Semangat!!!

AUREL

(Mengangguk) Nanti bakal gue kabarin kalo udah selesai.

Aurel berlarian menjauh. Ferdi tersenyum, melihat punggung Aurel yang berjalan menaiki tangga.

CUT TO:

93. INT. RUANG SIDANG - CONTINOUS

Aurel membuka laptop Ferdi, menghubungkan kabel proyektor. Selesai memasang kabel, dia berdiri. Matanya memeriksa sekitarnya.

SISSY (V.O)

Pesan gue saat lo sidang nanti cuma satu. Jangan pernah meninggalkan ruangan. Kecuali mau ke toilet.

Aurel melihat jam ditangannya, lalu berjalan keluar dengan cepat.

INTERCUT TO:

94. INT. DEPAN PINTU - TOILET WANITA

Aurel keluar toilet. Telapak tangannya gemetar, gugup.

MAYA (V.O)

Enggak ada trik khusus berhasil sidang skripsi. Kuncinya cuma satu. Pikiran yang relax, tenangkan hati. Yakinlah, semuanya akan baik-baik saja.

Aurel mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia lalu berjalan kembali menuju ruang sidang.

INTERCUT TO:

95. INT. RUANG SIDANG - MOMENTS LATER

Kita diperlihatkan suasana sidang skripsi. Aurel berdiri, berbicara di depan empat orang dosen penguji dengan percaya diri.

DOSEN PENGUJI

Dari semua jawaban yang sudah kamu jawab, berapa persen kamu yakin jawabanmu benar?

Aurel terlihat kebingungan menjawab pertanyaan dosen penguji.

INTERCUT WITH:

96. INT. CAFE KEKINIAN - NIGHT

(Flashback) Aurel duduk bersama Vicky, Maya dan Sissy.

VICKY

Kalo saran dari gue. Jangan biarin dosen nunggu terlalu lama. Terobos aja.

Aurel bingung. Maya dan Sissy tertawa mendengarnya.

MAYA

Kasih saran yang bener dong lo. Kasian tuh, Aurel sampai cengo.

SISSY

Tahu nih. Ada-ada aja sarannya. Jangan di dengerin, Rel.

VICKY

Maksud gue itu. Setiap penguji tanya, jawab aja to the point. Jangan belibet deh. Kalo dia masih tanya lo macam-macam, jawab aja seadanya yang lo tahu. Intinya jangan diem aja.

INTERCUT TO:

97. INT. RUANG SIDANG - CONTINUOUS

Seluruh dosen penguji memandangi wajah Aurel, menunggu (Aurel) membuka mulut. Aurel mengulas senyum tipis.

AUREL

Sembilan puluh persen, Pak. Sepuluh persennya saya merasa kurang menguasai di bagian pemasaran karena sewaktu magang saya hanya riset dibagian produksi dan tidak sempat meninjau bagian lain.

Dosen penguji memandang Aurel dengan tatapan serius, kemudian saling melempar pandangan ke dosen penguji lainnya. Dia lalu tersenyum bangga.

DOSEN PENGUJI

Baru kali ini ada mahasiswa yg pede dan bisa menjawab lebih dari lima puluh persen pertanyaan yg kami ajukan. Biasanya cuma tiga puluh persen, tiga puluh lima, mentok di empat puluh lima persen. Mereka nggak pede dengan penelitiannya. Nggak pede buat mempertanggungjawabkan apa yang dia punya. Selama saya di luar negeri, orang luar itu selalu pede dengan apa yang mereka punya. Mereka nyaman menyampaikan ide-idenya. Makanya bisa kelihatan keren. (Beat) Kamu mau lanjut S2 ya?

Aurel terdiam, lalu membalas dengan senyuman.

98. INT. DEPAN PINTU - RUANG SIDANG - MOMENTS LATER

Aurel keluar ruang sidang. Ferdi berdiri, berjalan mendekati Aurel.

FERDI

Gimana, Rel? Sukses kan?

AUREL

(Terharu) Akhirnya skripsi gue dilulus juga, Fer.

Ferdi tersenyum. Aurel berteriak senang. Mereka melompat-lompat, kegirangan dan berpelukan.

Beats.

Aurel terkejut, reflek mendorong (tubuh) Ferdi. Keduanya terlihat canggung.

FERDI

Eh, sorry. Kelepasan, Rel.

AUREL

Enggak apa-apa.

Aurel memegang ujung rambutnya, menghindari tatapan mata Ferdi. Dia melihat ke arah lain.

AUREL (CONT'D)

Oh iya, itu laptop lo masih di dalam. Sebentar ya. Gue beresin dulu.

Aurel masuk kembali ke ruang sidang. Ferdi mengintip dari luar, lalu ikut masuk mengikuti Aurel.

CUT TO:

99. INT. RUANG SIDANG - EVENING

Aurel menutup layar laptop dan memberikannya ke Ferdi.

AUREL

Ini, laptop lo. Makasih banyak ya, Fer.

FERDI

Makasih doang nih? Upah sewa minjemnya mana?

Aurel mengeleng, tidak percaya.

AUREL

Ya ampun. Gue minjem cuma bentar juga, malah di hitung sewa.

FERDI

Coba kalo lo ke rental, pasti langsung dipasangin tarif perjam tuh.

Ferdi tertawa terbahak-bahak melihat Aurel merengut. Dia merangkul pundak Aurel.

FERDI (CONT'D)

Tapi berhubung gua temen yang baik. Lo cukup temenin gua makan makan malam aja. Nanti sekalian gua traktir. Gimana?

AUREL

Kok jadi lo sih yang neraktir?

FERDI

Iya, udah bawel banget lo. Tinggal ikut aja, banyak protesnya.

INTERCUT TO:

100. INT. RUMAH MAKAN PADANG - CONTINUOUS

Kita diperlihatkan sebuah rumah makan yang berada tidak jauh di sekitar kampus Aurel. Suasana di dalam rumah makan itu terlihat lengang, tidak banyak pembeli yang datang dan hanya terlihat dua orang yang ada disana. Ferdi mengambil kursi kosong di sekitarnya. Dia duduk di sebelah Aurel. Dia duduk sambil tersenyum, memandangi Aurel cukup lama.

AUREL

Kenapa lo senyum-senyum gitu? Ada yang lucu?

Ferdi mengeleng pelan. Aurel mengeleng, melihat Ferdi yang senyum-senyum terlihat seperti sedang menahan tawa.

AUREL (CONT'D)

Dasar aneh.

FERDI

Cie. Yang udah sidang. Bentar lagi di wisuda nih.

AUREL

Apaan sih?

Ferdi tertawa melihat Aurel yang menunduk sambil tersipu malu.

AUREL (CONT'D)

Enggak jelas banget lo.

Ferdi kembali tertawa pelan sambil mengambil tas gendongnya. Aurel memperhatikan Ferdi yang mengambil sebuah lembaran kertas dari dalam tas.

FERDI

Nih gue ada lowongan kerja buat lo.

Ferdi memberikan selebaran kertas itu ke Aurel.

FERDI (CONT'D)

Dicoba aja dulu. Barangkali lo bisa keterima kerja disana. Kemungkinan masuk lebih gampang dong, orang udah banyak kenalan juga kan.

Aurel memandang lembaran kertas itu cukup lama. Wajahnya terlihat ragu.

AUREL

Gue sih mau banget kerja disini, Fer. Tapi gimana sama resto tempat gue biasa ambil part time?

FERDI

Disana cuma part time kan? Ya, lepas ajalah. Disini full loh, Rel. Sayang banget kalo lo lewatin peluang kerja ditempat sebagus ini Aurel.

Aurel memandang lembaran kertas itu sambil berpikir. Dia lalu menghela napas berat.

AUREL

Gue udah beberapa bulan ini kerja full di Resto. Udah gak part time lagi, Fer. Bukan cuma itu aja. Gue gak enak resign soalnya baru sebulan ini, di naikin jabatan.

FERDI

Naik jabatan? Serius lo?

Aurel mengangguk pelan. Ferdi masih terlihat terkejut.

FERDI (CONT'D)

Jadi sekarang lo bukan Waiter lagi?

AUREL

(Mengangguk) Jabatan gue sekarang Head Waiter, yang menghandle operasional setara dengan supervisor. Kalo di pabrik seperti penanggung jawab lapangan gitu.

Ferdi mengangguk, paham. Dia mengacungkan jempol ke arah Aurel.

FERDI

Keren lo, Rel.

Aurel tertawa pelan. Dia terlihat tersipu malu mendengar pujian Ferdi.

AUREL

Lebay lo. Biasa aja kali.

Ferdi ikut tertawa pelan. Aurel menoleh ke sekitarnya, lalu memukul pelan pundak Ferdi.

AUREL (CONT'D)

Udah cepat pesan makanan sana. Lama dikit, gue tinggal pulang nih.

FERDI

Iya, ya.

Ferdi berdiri, mendekati penjual. Ketika Ferdi memesan makanan, Aurel melihat-lihat sekitarnya.

Beats

Ferdi berjalan mendekati tempat duduk Aurel, lalu kembali duduk di depannya.

FERDI (CONT'D)

Lauknya samaan sama gua pakai ayam, gak apa-apa kan Rel?

Aurel terlihat bingung mendengar perkataan Ferdi.

AUREL

Lo pesenin gue makanan juga?

FERDI

Ya iyalah, sekalian.

AUREL

Ihh.. Gak usah, Fer. Gue kan cuma mau nemeni lo makan aja.

FERDI

Masa lo disini cuma lihatin gua makan doang. Lagian kenapa sih emang? Gak suka makan nasi padang?

AUREL

(Mengeleng) Bukan itu.

FERDI

Terus kenapa? Gak suka sama tempatnya?

Aurel kembali mengeleng pelan. Ferdi terlihat bingung.

AUREL

(Berbisik) Gue gak laper.

Kita diperdengarkan bunyi suara perut keroncongan. Bunyi itu berasal dari perut Aurel. Ferdi tertawa pelan. Aurel tertunduk malu.

FERDI

Lo mungkin bisa bilang nggak laper, tapi perut lo tuh teriak minta diisi. (Beat) Udah mending makan dulu, baru nanti gua anter pulang.

AUREL

Tapi, Fer.

FERDI

Sekali ini aja. Please. Gua gak suka ditolak.

Aurel mengangguk patuh.

INTERCUT TO:

101. INT. RUMAH MAKAN PADANG - CONTINUOUS

Aurel dan Ferdi berjalan ke kasir.

FERDI

Jadi berapa semuanya, Pak?

PENJUAL

Lima puluh ribu aja, Mas.

Aurel mengambil dompet di tasnya. Dia mengeluarkan lembaran uang puluhan ribu dari dalam dompet. Ferdi menghalangi tangan Aurel yang hendak memberikan uang ke penjual.

FERDI

Gua aja yang bayar.

Ferdi memberikan selembar uang lima puluh ribu ke penjual.

FERDI (CONT'D)

Ini ya, Pak.

PENJUAL

Makasih ya, Mas.

Aurel mengulurkan uang ke arah Ferdi.

FERDI

Udah, simpen aja. Enggak usah, Rel. Kan gua yang ngajak lo makan tadi.

AUREL

(tersenyum senang) Makasih ya, Fer.

FERDI

Pulang yuk.

Aurel mengangguk. Ferdi merangkul pundak Aurel, mengajaknya berjalan keluar rumah makan.

102. INT. RUANG SENATORIUM - DAY

Kita diperlihatkan sebuah aula ruang senatorium yang sangat ramai, dimana banyak orang berpakaian rapi duduk di kursi yang sudah disusun berjejeran.

INTERCUT TO:

103. INT. DEPAN PINTU - RUANG SENATORIUM - CONTINUOUS

Aurel berdiri di balik pintu. Dia memakai kostum toga, wajahnya terlihat tegang. Ia mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan untuk mengurangi kegugupan.

Pintu ruangan itu perlahan dibuka. Seorang lelaki berpakaian batik berjalan keluar.

FADE IN:

104. INT. RUANG SENATORIUM - CONTINUOUS

Kita melihat Aurel berjalan masuk melalui pintu samping, menuju podium. Diatas podium terlihat beberapa orang berdiri, memandang Aurel.

Aurel berjalan mendekati Kajur menundukkan kepala. Kajur memindahkan tali toga dari kiri ke kanan. Di sebelah kajur, berdiri kaprodi. Aurel berjalan mendekati kaprodi. Kaprodi memberikan plakat dan piagam.

AUREL (O.S.)

Perjuanganku belum selesai. Karena kelulusan bukanlah akhir, melainkan awal dari langkahku mengejar impian yang sesungguhnya.

Aurel berjalan perlahan turun dari podium. Kita mendengar suara riuh tepuk tangan. Ibu yang duduk diantara tamu pendamping lainnya terlihat menangis haru, penuh kebanggan.

INTERCUT TO:

105. INT. RUANG SENATORIUM - CONTINUOUS

Kita diperlihatkan suasana ramai. Beberapa wisudawan dan wisudawati sibuk berfoto satu sama lain. Ada juga yang terlihat asyik bercengkarama dengan kerabat dan tamu undangan lainnya.

Aurel yang duduk di pojok ruangan, terlihat sibuk membereskan barang bawaannya. Dia berdiri, berjalan menuju pintu samping. Kita mendengar seseorang berteriak memanggil Aurel.

Aurel menoleh ke belakang. Wajahnya terlihat terkejut. Kita melihat Maya, Vicky dan Sissy berjalan menghampiri Aurel

AUREL

Kalian.

MAYA

Kenapa? Kaget ya lihat kita-kita?

Aurel mengangguk, tidak menyangka melihat teman-temannya datang. Sissy memberikan sebuah boneka beruang bertopi toga ke Aurel.

SISSY

Happy graduation Aurel.

Vicky memberikan sebuah scrap book ke Aurel.

VICKY

Ini hadiah kenang-kenangan dari kita bertiga.

AUREL

Thanks ya, Guys.

Aurel tersenyum lebar, senang.

MAYA

Akhirnya Aurel lulus juga, Guys.

Aurel dan Sissy tertawa pelan. Vicky ikut tertawa, tapi mendadak berhenti. Matanya menatap ke arah belakang punggung Aurel. Telunjuknya menunjuk.

VICKY

Aurel lihat itu.

Aurel menoleh ke belakang. Kita diperlihatkan seseorang berdiri sambil membawa sebuket boneka ke hadapan Aurel. Maya dan Sissy saling berbisik. Aurel terkejut.

Kita diperlihatkan sebuah buket boneka berpakaian toga yang mengemaskan. Sebuah tangan terulur mengambil buket itu, perlahan kita melihat wajah Ferdi tersenyum lembut.

FERDI

Hi, Aurel.

Aurel mengambil buket itu sambil membalas senyum Ferdi. Keduanya saling bertukar pandang.

~TAMAT~



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar