FAVOR The Movie
14. ACT 3 PART 3

151. EXT. JALANAN PULAU PRIVAT - DINI HARI LALU. MONTAGE

<-JALANAN->

Syah, Beni, dan Lie (memakai topi dan masker hitam) memarkir mobil mereka di pinggir jalan (mobil box pick up hitam dan putih bergambar sayuran dan sembako).

(FX. Hp bunyi). Beni membuka HP nya.

BENI

Ok. Nick


Dua mobil box itu berjalan.

<-DEPAN GERBANG GEDUNG->

Penjaga memberhentikan kedua mobil box itu. Mobil berhenti. Penjaga hendak memeriksa isi box belakang.

Para penjaga dalam gedung heboh keluar meminta bantuan. Api berkobar dari jendela lantai 2.

Penjaga tak jadi memeriksa dan berlari ke arah gedung. Mobil berjalan masuk melewati pintu gerbang.


152. INT. GEDUNG. DINI HARI LALU. MONTAGE

<-SALURAN PIPA ATAS->

(FX. Musik seru). Ada dua pipa. Beni menutup saluran pipa kiri dan membuka saluran pipa udara kanan.

Syah mengangkat tabung gas bius dan menyemprotkan ke lubang saluran pipa udara ruangan penjaga sambil tertawa licik.

<-RUANG PENJAGA->

(FX. Musik seru). Gas keluar dari saluran lorong atas. Para penjaga di semua ruangan pingsan. 

<-CONTROL ROOM->

(FX. Musik seru). Penjaga di control room pingsan. Lie masuk dan menancapkan hpnya dengan kabel usb ke komputer. Lie mengetik.

LIE

(senang)

YESSS. Gak sia-sia bakat bobol gue.


Lie mencabut HP nya lalu pergi.

<-DEPAN RUANG PARA GADIS->

Lie berdiri di depan ruangan dan menekan layar HPnya.

Pintu besar terbuka. Lie masuk.

<-RUANG PARA GADIS->

(FX. Musik seru). Pintu tertutup. Lampu menyala terang.

Para gadis bangun dan berdiri ketakutan. Lie kagum melihat para gadis.

LIE (kagum, lucu)

Wowww. Apa aku sekarang ada di surga?


Note: Highlight kecantikan para gadis.

Pintu terbuka. Syah dan Beni masuk membawa dua trolley berisi penuh kayu, pistol, dan senjata para penjaga. 

Beni dan Syah kagum melihat para gadis.

Para gadis diam agak ketakutan. Lie menjelaskan. Para gadis mengangguk.

Beni dan Syah membagikan isi trolley mereka ke para gadis. 

Ketiganya lalu mengajari para gadis untuk bela diri dengan senjata. 

END MONTAGE


153. EXT. DEPAN GEDUNG - PAGI

(FX. Musik heroik). Para penjaga dan Geng Bisma kaget melihat para gadis keluar dengan senjata mereka.

GADIS 1

(berapi-api)

SERANGGGG!!!


Para gadis berlari dan menyerang penjaga di dekat mereka. Beberapa penjaga langsung tegeletak. 

Gang Bisma juga adu fight dengan para penjaga di dekat mereka dan penjaga di sekitar mereka juga kalah.


154. INT. RUANG PARA GADIS. GEDUNG - PAGI

Lie menekan hp dan pintu besar setengah tertutup.

Beberapa penjaga bertubuh besar masuk dan menondong Lie dengan senjata. Lie kecewa.


155. EXT. BELAKANG GEDUNG - PAGI

Bisma mengejar Rama sambil menembak. Rama berhasil menghindar dan melempar jerigen di depannya ke Bisma. 

Rama menembaki Bisma dan Bisma melempar jerigen itu untuk mengacau tembakan Rama. Rama menembaki Bisma lagi.

Bisma berhasil berlindung di balik tanaman bonsai yang potnya hancur terkena tembakan Rama.

Rama naik ke tangga menuju rooftop sambil menembaki Bisma. Bisma mengejar sambil menembaki Rama.

INTERCUT TO:

<-DEPAN GEDUNG->

Ada penjaga yang akan menyerang Nindy.

Nick menendangnya lalu menembak kepalanya. 

NICK

(khawatir)

Kamu nggak apa-apa?


Nindy mengangguk dan melihat Sally, Sarah, beserta anak dan keponakannya yang akan diserang. 

NINDY

(berteriak)

Sally awas!!!


Beni tahu dan menembak dua penjaga yang akan menembak Sally.

Amir dan Andre menembak penjaga lainnya yang mendekat.

Sally, Sarah beserta anak dan keponakannya berhasil masuk mobil. Ramli dan Amir datang.

SALLY

Tolong jaga mereka.


Ramli dan Amir mengangguk.

Di sudut lain, seorang penjaga bersiap menyerang Sally lagi.  Seorang gadis bersembunyi di balik pohon kelapa lalu berlari dan menjegal penjaga itu hingga jatuh. 

Gadis itu lalu memukulnya dengan tongkatnya hingga penjaga itu pingsan.

Ada dua penjaga yang menyerang Nick. Nindy melempar kedua mata penjaga itu dengan pasir. 

Dua penjaga itu kelilipan. Nick berbalik dan menendang keduanya.

Seorang penjaga berhasil merebut pistol dari seorang gadis. Gadis lainnya memukul kepala penjaga itu dengan pemukul bisbol dengan keras hingga tergeletak.

Kedua gadis itu tertawa girang. Pistol itu diambil kembali oleh gadis itu dan digunakan untuk menembak penjaga-penjaga lainnya. 

INTERCUT TO:

<-ROOFTOP->

Rama berlindung di balik pipa besar dan menembaki Bisma. Bisma berlindung di ujung tangga sambil sesekali menembak. 

Peluru Rama habis. Rama kesal dan membuang pistolnya. 

Bisma berhasil naik ke rooftop. Rama terlihat agak panik. Bisma tertawa sinis.

BISMA

(sombong)

Panik ya lo?


RAMA

Tutup mulut lo!!!


Rama mengambil besi setengah meter di dekatnya. 

BISMA

(sarkas)

Oke. Gue nggak bakat curang.


Bisma membuang pistolnya dan mengambil besi di dekatnya. 

Keduanya maju lalu saling pukul dan menangkis dengan besi itu seperti pedang. 

Rama berhasil memukul perut Bisma dan Bisma berhasil memukul leher Rama. Keduanya kesakitan dan agak mundur lalu saling menyerang lagi.

Bisma terpepet hingga ke tembok pembatas pinggir. 

Bisma menahan besi Rama yang ditekan di lehernya sekuat tenaga dengan besinya hingga badannya setengah telentang di atas tembok pembatas pinggir.

Rama menekan semakin kuat. Bisma berhasil berdiri lagi dengan menekan Rama.

Rama memukul besi Bisma hingga jatuh ke belakang Bisma lalu jatuh ke bawah. 

Bisma bergegas menendang perut Rama hingga Rama kewalahan mundur. Bisma akan maju tapi kakinya tersandung hingga ia terjatuh. 

Rama maju dan hendak menusuk kepala Bisma. Bisma cepat berusaha menghindar dan cepat berdiri lalu menendang tangan Rama hingga besinya jatuh ke bawah.

Rama murka dan meninju muka Bisma hingga berdarah. Bisma membalas meninju muka Rama hingga berdarah. 

INTERCUT TO:

<-DEPAN GEDUNG->

Beberapa gadis menggantikan Andre dan Amir menjaga Sarah dan anak-anaknya. Andre dan Amir pergi membantu lainnya.

Seorang penjaga mengambil granat dan melempar ke arah geng Bisma. 

Nindy dan Nick yang paling dekat. Nick menarik Nindy untuk berlari.

Sally, Syah dan Beni berlari mundur. Amir, Andre, dan Ramli serta gadis-gadis lainnya juga berlari mundur. Granat meledak.

(FX. Suara granat meledak).

Nick melindungi Nindy hingga keduanya terjatuh dan tangan Nick berdarah serta mukanya penuh pasir. Para gadis banyak yang terjatuh dan beberapa terluka.

INTERCUT TO:

<ATAS GEDUNG->

Bisma kaget mendengar ledakan dan menengok ke bawah dengan khawatir. 

Rama melirik kayu agak panjang dan menyerang Bisma yang agak lengah hingga mendekati kayu itu. 

Rama menendang perut Bisma hingga terjatuh dan mengambil kayu itu lalu memukul Bisma. 

Rama memukul lagi dan Bisma menangkisnya dengan lengannya hingga kayu itu patah. Bisma kesakitan.

Rama murka dan menekan Bisma mundur ke belakang dengan mengunci tangan Bisma dengan gagang pel di samping Bisma.

Rama menekan semakin kuat dan Rama akan memasukkan kepala Bisma ke kipas angin-angin AC yang terbuka. Bisma menahan sekuat tenaga.

RAMA

(dendam)

Hidup elo akan segera berakhir!!! Rasain ini!!!

INTERCUT TO:

<-DEPAN GEDUNG->

Geng Bisma banyak yang kesakitan. Para penjaga tertawa bangga.

Seorang penjaga akan melempar granat lagi. 

Sally melihat tongkat bisbol di samping seorang gadis yang tergeletak lalu melihat Nindy.

Nindy menatap Sally dengan tajam. Sally geleng-geleng ragu.

Nindy menatap Sally memotivasi Sally akhirnya mengangguk.

Sally berdiri dan berlari sekuat tenaga mengambil tongkat bisbol dan bersiap memukul.

Penjaga melepas pin granat dan hendak melempar. 

Nindy melempar batu sekepalan tangan di sampingnya ke Sally. Sally memukul batu itu dan mengenai kepala penjaga yang melempar granat.

Granat jatuh di bawah penjaga itu dan meledak. (FX. Granat meledak).

Hampir semua penjaga tewas. Para gadis itu bersorak senang. Sally berlari dan memeluk bangga kakaknya. 

NINDY

(gembira)

Iso nggepuk ngnulo Sal. Pinterrrr.


NINDY

(gembira)

Bisa mukul gitu lho Sal. Pinter.


SALLY

(melucu)

Kepepet.


Jack diam-diam berjalan ke belakang gedung tanpa diketahui siapapun.

Beni dan Syah menembaki tiga penjaga yang tersisa dan lalu bersama Sally menyusul Bisma.

Nindy menepuk-nepuk pipi Nick yang penuh pasir dengan panik. 

NINDY

(khawatir)

Bangun Nick. Bangunnnn. Jangan tinggalin aku. 


Nindy menepuk-nepuk pipi Nick lagi. Nick buka mata lalu tertawa.

NICK

(sarkas)

Emang harus mau mati dua kali ya baru kamu nerima cinta aku. Jahat kamu Nindy.


Nindy kesal lalu memukul Nick. 

NINDY

(gengsi)

Nerima apaan?


NICK

(kesakitan)

Aduhhhh. Ini beneran sakit... Aku nggak bohong.


Nick menunjukkan luka di tangannya.

NINDY

(tegas)

Cepet berdiri!


NICK

(kaget)

Ah iya...iya... jahat banget sih sayang.


Nindy gengsi membantu Nick berdiri lalu membopong Nick menuju mobil. Nick tetap cengar-cengir sambil kesakitan.

INTERCUT TO: 

<-ROOFTOP->

(FX. Music dramatis). Bisma menahan sekuat tenaga agar kepalanya tidak masuk ke kipas angin-angin AC. 

BISMA

(optimis)

Kita lihat aja... Hidup siapa yang akan berakhir! 


Bisma membalikkan badan Rama dan gantian Rama yang didorong Bisma hampir dekat ke kipas angin-angin AC. 

Jack sampai dan memukul kepala Bisma dengan batu hingga kepala Bisma berdarah dan tersungkur. Jack lalu memegangi Bisma.

JACK

Bos. Bos pergi saja. Aku akan urus keparat ini. 


Helikopter datang dan mendekat ke Rooftop. Rama mengambil flashdisk favor di saku Bisma.

Jack memberi pistol ke Rama. Rama pergi mendekati helikopter.  

Sally, Beni, dan Syah sampai di rooftop. 

Jack lanjut akan memukul kepala Bisma dengan batu itu. Syah lalu menembak punggung Jack hingga tewas. Sally lari menghampiri Bisma.

SALLY

(khawatir)

Kamu baik-baik aja Bisma?


Pilot menurunkan tangga tali. Rama menaiki tangga itu.

BISMA

Aku baik-baik aja. 


Bisma menunjuk ke Rama. 

Beni dan Syah mendekat dan berusaha menembaki Rama tapi tak kena. Rama juga membalas menembaki ke arah Beni dan Syah. 

Bisma bangkit dan akan mengejar Rama.

BISMA 

(kesakitan)

Dia harus dihukum!!!


Sally menahan Bisma. 

SALLY

Aku tahu. Tapi lihat dirimu sekarang. Kamu terluka Bisma.


Peluru Rama habis dan Rama kesal. Rama membuang pistolnya dan mengeluarkan granatnya. Geng Bisma terkejut. 

Rama menarik pin granat dan melemparkan ke arah geng Bisma. 

Syah dan Beni berlari mundur menghindar. Sally melindungi Bisma.

(FX. Suara granat meledak).

Granat meledak. Syah dan Beni tergeletak kesakitan dan sedikit berdarah. Sally juga kesakitan dan punggungnya berdarah. 

Rombongan penjaga yang menodong Lie di ruang para gadis datang dengan memegangi kepala mereka dan berjalan agak sempoyongan. 

PARA PENJAGA

(berteriak)

BOSSSSS. AWASSSSS!!!


Para penjaga memberi tanda X dengan tangan mereka. Rama lanjut naik sambil melihat para penjaga tapi tidak paham. 

Para gadis naik dan memukul para penjaga yang tersisa itu hingga pingsan.

Rama sudah sampai di depan pintu lalu berbalik menghadap ke dalam helikopter. 

BISMA

(kesal)

SHIT!!!


Lie sudah duduk di belakang pilot dan menodong pilot dengan pistol di balik punggung pilot tangan kanannya. Lie lalu menodongkan pistol ke muka Rama dengan tangan kirinya. 

LIE

(melucu)

Punya ide nggak buat cara matimu?
(Beat.)
Ahhhh. Lemot!


Lie menembak kedua tangan Rama yang pegangan. Rama berteriak kesakitan dan melepaskan pegangannya hingga ia jatuh. 

Bisma memegangi tangan Rama di ujung pinggir rooftop. Rama tak jadi jatuh.

Rama yang setengah tak sadarkan diri berhasil ditarik ke rooftop oleh Bisma. Keduanya terengah-engah.

Rama diam-diam mengambil pisau kecil di sakunya. Sally melihatnya. 

SALLY

(berteriak)

BISMA AWAS!!!


Rama akan menancapkan pisau itu ke lehernya sendiri. Pisau itu tinggal beberapa milimeter tapi berhasil ditahan oleh Bisma.

Rama menangis. (FX. Musik sedih).

RAMA

(hopeless)

BIARIN AKU MATI!!! BIARIN AKU MATI BISMA!!!


Bisma membuang pisau itu lalu duduk di perut Rama dan memukul muka Rama berkali-kali.

Bisma berhenti karena sudah puas dan berbaring di samping Rama dengan lemas.

RAMA

(sedih)

SELURUH DUNIA INI BENCI GUE. DAN MULAN, MULAN JUGA NGGAK CINTA SAMA GUE. NGGAK ADA GUNANYA LAGI GUE HIDUP. NGAPAIN SIH ELO SELAMETIN GUE LAGI BISMA? KENAPA? BUNUH GUE AJA BISMA!!! BUNUH GUE!!!


BISMA

(terengah-engah)

Elo salah!!! Bakalan ada yang cinta sama elo dan ngidolain elo tanpa syarat. 


INSERT:


156. INT. BALLROOM - MALAM. 3 HARI LALU

Note: Buat scene ini cepat.

Rama mengelus-elus perut Mulan dengan senang saat berbicara dengan tamu-tamu lainnya.

Bisma dari jauh memendam kecemburuannya.

CUT BACK TO:


157. EXT. PULAU PRIVAT - PAGI

<-ROOFTOP->

Rama menangis terisak.

BISMA

(ikhlas & terengah-engah)

Kematian nggak akan ngehapus dosa elo. Apalagi bunuh diri kayak gini. Aku juga pingin keponakanku bisa ngerasain kasih sayang elo, ayahnya.


RAMA

(heran & kesakian)

Kenapa elo masih baik sama gue?


BISMA

(tulus)

Gue tau. Gue kelihatan bodoh karena nolongin dan maafin elo. Tapi gue nggak bisa enggak. Karena elo… elo kakak gue, elo keluarga gue satu-satunya sekarang.


Rama menangis sesenggukan lagi dan dipeluk Bisma.

(FX. Suara sirine mobil polisi). Rano datang dengan banyak Polisi yang langsung menangkap para penjaga yang masih hidup.

RANO

Aku tepat waktu kan mas?


Syah dan Beni melempar Besi ke Rano. Rano menghindar. Beni dan Syah lalu tertawa kesakitan. 

<-DEPAN GEDUNG->

(FX. Musik haru). Semua gadis menangis haru dan saling berpelukan.


158. INT. KANTOR POLISI - PAGI

Note: Buat scene 158-160 cepat.

Rama foto menggunakan baju tahanan di tembok yang ada ukuran tinggi badan sambil memegang papan keterangan dirinya dengan datar dan menyesal.


159. INT. PENGADILAN. PAGI.

Rama dengan tangan diborgol duduk di depan majelis hakim dan diadili. 

Geng Bisma, Mulan, orang tua Mulan hadir dan duduk di barisan depan.

Bisma memegang tangan Sally. Keduanya tersenyum.

HAKIM

Saudara Rama. Anda dijatuhi hukuman tiga puluh tahun penjara dan denda Sepuluh Milyar Rupiah karena terbukti bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan, perdagangan perempuan, penyalahgunaan narkoba, dan pemalsuan dokumen.


Hakim mengetuk palu tiga kali. 


160. EXT. DEPAN APARTEMEN MEWAH - SORE

(FX. Musik haru). Para polisi wanita menuntun Rita, Rara, Putri, dan beberapa wanita lainnya yang menangis berjalan keluar apartemen.

Para polisi pria menuntun para pembeli yang diborgol berjalan keluar apartemen.

Rita, Rara, Putri berlari ke arah Sally, Nindy, dan geng Bisma yang menunggu di bawah pohon.

Amir, Beni, Syah, dan Lie malu-malu dan caper melihat mereka. 

Geng Sally berpelukan dengan haru.

Shoot langit biru cerah. (FX. Musik haru).


-THE END-


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar