FAVOR The Movie
7. ACT 2 PART 4

63. EXT. JALANAN — DINI HARI

(FX. Musik seru dan comedy). Mobil Andre mengejar mobil bak Ramli dengan kencang dan saling mendahului. 

Mobil Andre mengerem mendadak karena dikerjai Ramli dan semua penumpang sedikit tergoncang. 

Bisma membalas mengerjai Ramli hingga Ramli mengerem mendadak.

Kepala dan setengah badan Amir keluar kaca. 

AMIR

(mengejek dan berteriak)

Rasain lo!!! Hahaha. Nyerah aja lo kampret!!!


Ramli kesal dan balas memepet mobil Andre.

ANDRE

(berteriak)

AWAS MIRRRR KEPALA ELO!!!!


Amir menghindar dan setengah badannya masuk lagi hingga menimpa badan Andre di dalam.

AMIR

(kesakitan dan kesal)

Aduhhhh. Sialan tuh orang!!! Bales dong Bisma!!!


Bisma menyalip lalu memepet kendaraan Ramli. Mobil Ramli berbelok menepi lalu menabrak pohon dan terhenti. 

Bisma dan Amir selesai mengunci dan menyayat ban mobil Ramli. 

Amir dan Bisma melewati tulisan "Ramli Sayur" "Deliperi Order Kuy 088079680" di bak samping mobil Ramli dan berjalan ke mobil. 


<-MOBIL->

Amir masuk ke mobil Andre sambil makan tomat. Bisma menyusul masuk dan menutup pintu.

Semua menatap tajam ke Ramli (kedua tangan dan kaki Ramli terikat serta mulutnya dilakban). Amir menarik lakban di mulut Ramli dengan keras.

SALLY

(marah)

Di mana kakakku?


RAMLI

(kesakitan)

Udah dibilang aku nggak tahu!!!


Amir mengambil tomat di kantongnya lalu menyayat tomat itu dengan cutter kecil. 

AMIR

(mengancam dengan lucu)

Bilang cepetan atau elo mau darah dari leher lo keluar ngalir deras kayak gini?


Amir memeras tomat itu di luar jendela (air merah tomat menetes deras). 

Amir mendekatkan cutter ke leher Ramli. Ramli gemetar ketakutan.

RAMLI

(frustasi dan ketakutan)

Ah iya-iya... aku mau ngaku. Awalnya Bobi yang nawarin gue pekerjaan jadi sopir dan gue terima aja karena gajinya lumayan gede. Tapi gue nggak tahu kalo lowongan sopir itu buat sopir perdagangan perempuan. Sumpah. Jujur gue juga shock banget lihat dia disekap dalam mobil.


INSERT:


64. EXT. PINGGIR JALAN - DINI HARI

Sebuah ambulans datang berisi anak buah bos besar yang menyamar jadi perawat. Mona menjelaskan ke Bobi dan Ramli.

Ramli dan Bobi geleng-geleng menolak. Jack di belakangnya menodong kepala Bobi dan Ramli dengan pistol dan keduanya mengangguk ketakutan. 

RAMLI (O.S.)

Kami juga diancam buat pura-pura terluka supaya kamu dipenjara. 


Mona menuangkan darah buatan ke kepala Bobi dan Ramli hingga menetes sampai muka. Kayu diletakkan di atas badan Bobi yang telentang di samping Sally.

RAMLI (O.S.)(CONT’D)

Mereka sengaja menjebakmu dengan kepolosan dan kebodohanmu yang masih mau nolong orang yang sudah nyakitin kamu. 


Sally terbangun dan menyingkirkan kayu dari atas badan Bobi.

(FX. Musik dramatis).M obil polisi datang saat Sally masih memegang kayu itu.

CUT BACK TO:


65. EXT. MOBIL. JALANAN - DINI HARI

Sally menarik dan mengacak-acak baju Ramli. 

SALLY 

(murka)

Sadar nggak, kelakuanmu udah ngehancurin hidup orang lain?


Bisma menenangkan Sally.

RAMLI

(merasa bersalah)

Iya maaf... Tapi aku terpaksa,,,Itu semua buat biaya operasi istriku yang sakit keras. Dan tentang kakakmu, maaf aku bener-bener nggak tahu sama sekali Sally. Aku juga nggak tahu tempat perdagangan itu. Itu ada di pulau terpencil. Pasti keamanannya juga gila-gilaan.


SALLY

(sedih)

Gimana ini. Di mana mbak Nindy? 


AMIR

(clueless)

Astaga. Kita mau cari di mana lagi ini?


Semua kebingungan. Ramli tiba-tiba teringat sesuatu. 

RAMLI

(mengingat-ingat)

Bentar... Waktu itu...


INSERT: 


66. EXT. JALANAN HUTAN - DINI HARI. 1,5 TAHUN LALU

Note: Buat scene ini cepat. Sebelum Sally kabur. 

Ramli menyetir di belakang mobil hitam tadi. Sally masih pingsan.

RAMLI

Apa mobil di depan sama kayak kita?


BOBI

(bossy)

Iya. Tapi mereka lagi bawa gadis pesanan Bos ke Villa mewahnya.
(Beat).
Ngapain lo Tanya-tanya? Nggak usah kepo! Tugas elo cuma nyetir mobil ini. Oh iya nanti kita lurus aja, nggak usah ikuti mereka.


Mobil di depan Ramli belok ke kiri dan mobil Ramli jalan lurus. 

CUT BACK TO:


67. EXT. MOBIL. JALANAN - DINI HARI

Ramli menunjuk ke pegunungan yang indah penuh lampu di luar jendela dengan kedua tangannya yang terikat. Semua menengok ke pegunungan itu. 

INTERCUT TO:


68. INT. RUANG KERJA. VILLA MEWAH - DINI HARI

(FX. Musik misterius). Jam berbunyi saat tepat pukul 01.00 malam.

Seorang pria yang duduk di kursi di depan meja kerjanya, Hans (60), mengambil hpnya di laci lalu menyalakan HP nya (HP jadul lipat hitam). 

(FX. Suara pesan masuk).

Chat Jack: "Mereka sudah tidur dan akan siap besok malam."

Hans tersenyum licik.

Chat Hans: "Great! Percantik mereka semua dan hubungi para pembeli untuk datang besok malam."  

Hans mematikan lampu dan meninggalkan ruangan itu. 


CUT BACK TO:


69. EXT. JALANAN MENUJU VILLA - DINI HARI

Mobil Andre berjalan. Semua kecuali Bisma takjub dengan Villa-villa yang besar dan megah di samping kanan kiri mereka. 

AMIR

Apa nggak ada petunjuk lagi? Gila aja. Ada ratusan villanya.


Ramli geleng-geleng. 

ANDRE

Kita telpon aja si Bobi.


Amir memegangi handphone Ramli.(FX. Musik dangdut).

BOBI (O.S.)

(berjalan dan mabuk)

Pernah. Tapi ngapain lo tanya? Elo mau kerja sama dia lagi? Pesangon Miliaran elo udah abis?


Semua melihat tajam ke Ramli. Ramli ciut.

RAMLI 

(basa-basi)

Nggak. Gue penasaran aja. Kayak apa sih Villa itu.


BOBI (O.S.)

(mabuk)

Gedeeeee banget. Elo kerja 100 tahun pun nggak akan bisa beli Villa kayak gitu. Gue jamin. Pas elo masuk, elo akan ngerasa jadi orang kaya. 


RAMLI

Nomor berapa ya kira-kira tuh Villa?


BOBI (O.S.)

(mabuk)

Udahlah broooo…


(FX. Suara Bobi jatuh menimpa besi dan kaleng bekas lalu suara HP Bobi tercemplung air). (FX. Tut..tut..tut).

RAMLI

(panik)

Haloooo? Haloooo?


Semua frustasi. Andre menggebrak pintu mobil. Amir menyandarkan dagunya ke kaca jendela mobil yang terbuka dan menghadap luar.

AMIR

(kesal)

Sialan. Bisa-bisanya tuh orang tetep loyal padahal lagi mabok.


ANDRE

(kesal)

Sia-sia kita kita telpon dia. Gimana ini? Kalo nanya satpam pasti juga gak bakalan dijawab. Masak kita ketokin satu-satu nih Villa?


AMIR

(bernyanyi)

Di mana kau Nindy?


Sebuah mobil hitam mengebut dari belakang dan menerjang kubangan air di samping Amir. Air kubangan itu mengenai muka Amir dan lengan Bisma. 

AMIR

(kesal)

Aaaaaashh. Sialan tuh mobil!!! Nyuci muka gue malem-malem!


Kepala Ramli mendongak ke depan melihat mobil itu beserta plat mobilnya lalu mengingat-ingat.

RAMLI

(terkejut)

Mobil itu. Iya. Kayaknya itu mobil waktu itu! Iya bener.


Semua terkejut.

SALLY

Ayo kita ikuti mereka.


Bisma menyalakan mobil dan mengikuti mobil itu. 

Mobil itu lurus lalu belok kanan dan belok kiri lalu masuk ke Villa paling besar dan megah. Bisma mematikan mesin dan berhenti di pojok belokan memantau. 

Pintu gerbang Villa terbuka dan mobil itu keluar bersama satu mobil lainnya. Pintu gerbang tertutup.

RAMLI

Ayo kita ikuti mereka.


ANDRE

Ngapain? Nindy nggak sama bos itu. Dia kan sudah laku dijual. Lebih baik kita cari informasi di Villa itu. 


AMIR

Iya, benar. Kayaknya Villa itu kosong.


BISMA

Sally, kamu tunggu di sini dan awasi Ramli.


SALLY

(optimis)

Nggak. Aku ikut. 


Bisma menatap Sally dengan khawatir.


70. EXT. VILLA - DINI HARI

Note: Buat scene 70-73 agak cepat.

<-BELAKANG VILLA->  

Bisma naik ke pundak Amir dan Andre lalu memanjat tembok pembatas dan masuk ke pekarangan belakang Villa.

Kilat mulai menyala. Bisma menemukan tangga lalu memberikannya ke Amir dan Andre. 

Sally, Amir, dan Andre bergantian naik tangga dan berhasil masuk ke pekarangan Villa. 

ANDRE

(kagum)

Wahhhh. Kapan gue bisa beli Villa kayak gini?


AMIR

(kagum)

Beneran. Gue langsung ngerasa kaya. 


Kilat menyala lagi. (FX. Suara petir keras). Keempatnya lari masuk.


71. INT. VILLA. DINI HARI

<-PINTU BELAKANG->

Note: Ada lukisan krayon dalam pigora di tembok dekat mereka bergambar kolam renang berisi seorang anak kecil dan seorang pria dewasa berenang.

Keempatnya sampai di pintu belakang yang ternyata berkode.

AMIR

(kesal)

Ahhhh sial. Orang kaya emang selalu lebay. 


Amir dan Andre mencoba tapi gagal. Giliran Bisma mencoba tapi juga gagal.

(FX. "You have failed 3 times. You can try again after 5 minutes.")

Setelah 5 menit Sally mencoba tetapi juga gagal. (FX. "You have failed four times, you have one attempt remaining before it is shut down for three hours.")

Semua berfikir keras. Bisma teringat sesuatu. 

BISMA

(solutif)

Kayaknya ada aplikasi hack deh buat ini.


Bisma menyalakan hpnya dan menempelkan ke mesin kunci lalu melihat hp nya lagi.

Bisma memasukkan kode. Pintu terbuka dan semua senang.


72. INT. VILLA - DINI HARI

Suasana di dalam villa agak gelap. Keempatnya berpencar.  

<-DAPUR->

Amir masuk dan membuka kulkas lalu takjub melihat kulkas yang full.

Amir mengambil makanan dan minuman bersoda.

<-RUANG HIBURAN->

Andre membuka laci-laci dan melihat sekitar ruangan.

<-KAMAR->

Sally memasuki kamar di lantai 2 dan mancari-cari. 

<-RUANG KERJA BOS BESAR->

Bisma menggenggam hpnya setelah dipakai lalu masuk ruangan dan menyalakan senter di hpnya.

<-DAPUR->

Amir makan dan minum santai sambil melihat ikan hias di akuarium yang terang.

Amir mengambil dan melihat HPnya. (FX. Suara gucci pecah). Amir menengok spontan.

Amir bergegas minum dan meremas kalengnya serta bungkus makanannya lalu membuangnya di sakunya.

Amir pergi mencari sumber suara.

INTERCUT TO:

<-RUANG TENGAH->

Amir, Andre, dan Sally sampai di ruang tengah bersamaan. (FX. Musik dramatis).

Ketiganya kaget melihat Bisma diserang dua orang berbaju dan bercelana hitam serta muka tertutup kain hitam.

SALLY

(panik)

Bismaaaaa...


Amir dan Andre membantu Bisma melawan. Amir dan Andre kalah dan dibius sekap hingga pingsan. 

Bisma melawan dua orang. Sally membantu dengan melempar vas bunga dan mengenai salah satu kepala lawan.

Orang itu lalu menyerang Sally. Bisma memukul lawannya dan membantu Sally.

Sally dipukul lehernya dari belakang. 

BISMA

(sedih)

SALLYYYYY…


Bisma juga dibius. Mata Sally perlahan-lahan tertutup dan melihat Bisma dibius dan dipegangi pembius (pembius Bisma memakai jam tangan silver di tangan kanan dan gelang karet merah di tangan kirinya).

INTERCUT TO:

<-RUANG KERJA BOS BESAR->

Kilat menyala. Foto keluarga berisi Bisma, Ibunya, dan Hans tampak jelas diterangi cahaya kilat.

(FX. Suara petir menyambar dan musik dramatis).


CUT TO:



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar