di balik layar : FIRASAT
14. 14

129. INT. BIS - PAGI

Nina duduk di dalam bis. Tiba-tiba hujan turun dengan deras.

SOPIR BUS

(teriak)

Tutup jendelanya tutup! Ujan! Basah!

Nina menutup jendela yang ada di sebelahnya.

Nina melihat hujan yang sangat deras.

NINA

Untung bawa payung.

Bus berhenti di halte.

Nina lalu turun dari bus.

130. E/I. HALTE BUS - PAGI

Hujan semakin kencang. Nina melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 9 pagi.

Nina mengeluarkan payungnya dan menerobos hujan.

131. EXT. JALAN RAYA - PAGI

Lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Nina berlari kecil dan menyebrang jalan. Tiba-tiba sebuah mobil yang berjalan dengan kencang menabraknya. Badan Nina terpental di atas aspal. Tidak ada orang yang melihat dan menolong Nina.

Jiwa Nina melihat tubuhnya yang tergeletak di atas jalan raya dengan sedih. Ia berjongkok dan menangis. ABI (30) menutupi jiwa Nina dari hujan dengan payung hitam yang dibawanya.

ABI

Bisa ikut saya sekarang?

Jiwa Nina melihat Abi.

ABI (CONT’D)

Ayo ikut saya sekarang.

Abi mengulurkan tangannya dan disambut oleh Nina. Abi berjalan dan Nina mengikutinya. Sesekali ia melihat tubuhnya yang sedang digoyang-goyangkan oleh Andika muda.

Abi berhenti di sebelah sebuah mobil. Abi membuka pintu mobil itu.

ABI (CONT’D)

Silahkan masuk.

Jiwa Nina melihat tubuhnya yang ditinggalkan oleh mobil Andika. Tatapannya tertuju pada mobil Andika yang melaju dengan cepat. Nina akhirnya masuk ke dalam mobil.

Abi menutup pintunya.

Abi masuk lewat pintu yang lain dan meninggalkan tubuh Nina di tengah hujan.

132. INT. MOBIL ABI - PAGI

Abi duduk di sebelah Nina sambil membaca sebuah map yang berisi kertyas-kertas.

NINA

Maaf pak, saya mau tanya.

Abi melihat Nina.

ABI

Ya silahkan.

NINA

Apa saya sudah meninggal?

ABI

Iya bu.

NINA

Ah, kalau begitu sekarang kita mau kemana pak?

ABI

Kantor alam baka

Abi melihat ke jendela.

ABI (CONT’D)

Bu Nina, saya ucapkan selamat datang di Kantor alam baka.

Mobil berhenti tepat di depan sebuah gedung yang megah

Nina melihat ke jendela.

Abi keluar mobil dan membuka pintu mobil.

133. EXT. KANTOR ALAM BAKA - PAGI

Nina keluar mobil. Wajahnya bingung.

ABI (CONT’D)

Silahkan ikut saya bu.

Abi berjalan dan diikuti Nina.

134. INT. LORONG PERPUSTAKAAN MARINA - PAGI

Pintu lift terbuka. Lorong itu terlihat terang dan kita bisa melihat taman dari sana.

Abi dan Nina keluar lift.

ABI (CONT’D)

Silahkan bu dari sini ibu bisa masuk melewati pintu itu.

Abi menunjuk pintu perpustakaan Marina yang tertutup.

ABI (CONT’D)

Ada yang ingin ditanyakan bu? kalau tidak ada saya permisi dulu.

NINA

Saya harus ketemu siapa pak?

ABI

Bu Marina.

(beat)

Kalau begitu saya permisi.

Abi meninggalkan Nina.

Nia berjalan menuju pintu perpustakaan Marina.

Sesampainya di pintu, ia mengetuk pintu itu dengan pelan.

Pintu terbuka dengan sendirinya.

135. INT. PERPUSTAKAAN MARINA - PAGI

Nina masuk ke dalam perpustakaan itu.

NINA

Permisi.

Marina muncul dari salah satu rak buku. Wajahnya senang dan ramah.

MARINA

Silahkan masuk!

Marina berjalan menuju Nina dan menuntunnya ke Sofa.

MARINA (CONT’D)

Silahkan duduk.

Nina duduk.

Marina menuangkan teh ke cangkirnya

MARINA (CONT’D)

Teh?

Nina belum menjawab dan Marina sudah menuangkan teh di cangkir yang ada di depan Nina.

Marina duduk di depan Nina.

MARINA (CONT’D)

Silahkan diminum.

Marina minum tehnya. Nina dengan canggung meminum teh yang diberikan Marina. Setelah itu dia melihat perpustakaan itu dengan takjub.

MARINA (CONT’D)

Tempat ini bagus kan?

NINA

Ya, bagus bu.

MARINA

Sayangnya tidak banyak yang kerja di tempat ini.

Nina melihat ke arah Marina. Mata mereka bertemu.

MARINA (CONT’D)

Oh, maaf sebelumnya, perkenalkan nama saya Marina, pemilik perpustakaan kenangan.

(beat)

Saya tau siapa kamu. Nina, meninggal karena tabrak lari yang baru saja terjadi. 

(beat)

Betul?

NINA

Ya

MARINA

(takjub)

Waa, kamu satu-satunya jiwa yang dateng ke perpustakaan saya tanpa melakukan hal-hal yang tidak penting.

NINA

Tidak penting? Maksudnya bu?

MARINA

Menangis, meratapi segala hal yang belum terlaksana di dunia. Kenapa aku meninggal, anak ku gimana, keluargaku dan lain sebagainya. Mereka sudah keburu takut kalau yang ditinggalkan akan kesusahan.

(beat)

Padahal mereka yang ditinggalkan akan menjalani hidupnya seperti biasa dan akan meninggal jika waktunya sudah tiba.

Marina menyeruput tehnya.

MARINA (CONT’D)

Apa mungkin ada hubungannya dengan kamu yang tidak punya siapa-siapa ketika kamu hidup?

NINA

Mungkin.

(ingat sesuatu)

Ada seseorang yang sedang menunggu saya

(beat, sedih)

Tapi sepertinya saya tidak bisa menemui orang itu lagi.

MARINA

Kata siapa?

Marina bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju sebuah rak buku.

MARINA (CONT'D)

Ada satu cara dimana kamu bisa bertemu dia lagi.

Marina mengambil sebuah buku berwarna hitam dan membawanya kembali ke sofa tempat duduk itu.

NINA

Apa itu bu?

MARINA

Buku kenangan.

(beat)

Buku yang akan menyimpan kenangan kamu sampai saatnya dikembalikan. Tapi masalahnya kalau kamu mau pakai buku ini kamu harus kerja di tempat ini.
Tertarik?

Marina melihat Nina tersenyum.

MARINA

Bagaimana kalau saya bilang, suatu hari nanti kamu bisa bertemu lagi dengan (beat) siapa namanya? Fau..zan?

Nina melihat Marina dengan tatapan yang berharap. Marina tersenyum.

NINA

Saya harus melakukan apa bu?

MARINA

Saya mau kamu kerja di tempat ini sebagai seorang pendamping.

NINA

Pendamping?

MARINA

Tugas kamu mendampingi mereka dan memberikan firasat kepada keluarga terdekat sebelum orang-orang itu meninggal.

NINA

apa setelah itu saya bisa bertemu kembali dengan Fauzan?

MARINA

(menggeleng)

Ada satu rintangan yang akan kamu hadapi. Rintangan itu akan menentukan apakah kamu bisa bertemu kembali dengan Fauzan atau tidak.

NINA

Rintangan apa itu bu?

MARINA

Kamu akan bertemu dengan orang yang mengambil nyawa kamu.
(beat)
Kalo kamu membalaskan dendam, kamu akan langsung berubah menjadi roh jahat. Tapi kalau kamu melepaskan dia, maka kamu akan bertemu dengan satu-satunya orang yang benar-benar kehilangan kamu saat ini.

Marina menjentikkan jarinya.

Jendela yang menampakkan pemandangan berubah menjadi awan kelabu, di tengahnya kita bisa melihat Fauzan yang sedang menangis di depan kamar mayat.

Nina meneteskan air mata.

NINA

Fauzan…

Awan kelabu menghilang dan kita bisa melihat taman kembali.

Nina menghapus air matanya dan melihat marina.

NINA (CONT’D)

Baik bu, saya menerima tawaran ibu.

MARINA

Bagus.

Marina menyodorkan buku itu ke depan Nina.

ARI

Tapi bu, apa yang akan terjadi kalau kenangan saya tersimpan di buku itu?

MARINA

Kamu akan hidup tanpa kenangan.

(Beat)

Karena hanya dengan itulah kamu bisa melakukan pekerjaan ini tanpa membeda-bedakan siapapun.

(Beat)

Ada yang mau ditanyakan lagi?

NINA

Apa boleh saya menyimpan sesuatu?

MARINA

Apa?

NINA

Saya (ragu-ragu)

(beat)

Apa saya boleh menyimpan sepatu ini?

Marina melihat sepatu yang dipakai Nina.

MARINA

Boleh, tapi saya ganti warnanya ya.

Marina menjentikkan jarinya.

Nina melihat sepatunya yang perlahan berubah warna merah hingga akhirnya sepatu itu berubah warna seluruhnya.

MARINA (CONT’D)

Gimana? Jadi lebih bagus kan?
Nah sekarang, silahkan letakkan tangan kamu di atas buku ini.

Nina ragu-ragu. Secara perlahan ia meletakkan tangan di atas buku itu. Angin bertiup dengan kencang bersamaan dengan tangan Nina yang mengeluarkan tinta hitam yang membuat kata-kata di atas kertas kosong itu. Nina menutup mata.

FLASHBACK END

BACK TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar