di balik layar : FIRASAT
5. 5

31. EXT. GANG RUMAH ANDIKA - MALAM

RALINE (18) berjalan menyusuri gang rumahnya yang sepi. Suara petir menyambar di langit membuat raline kaget. Titik-titik air mulai turun sedikit demi sedikit. Raline melihat ke atas langit dan gerimis mulai kencang. Ia berlari sambil menutupi kepalanya dengan tas.

Setelah beberapa saat ia lari ia melihat Tenda terpasang di depan rumah. Hujan mendadak berhenti ia melihat orang-orang berkumpul di dalam tenda itu dan melihat bendera kuning terpasang di depan rumahnya.

Raline terkejut matanya berkaca-kaca.

RALINE

Bapak…

Raline berlari menuju rumahnya dan masuk ke dalam rumah.

32. INT. RUMAH ANDIKA - MALAM

Raline masuk ke dalam rumah dengan panik. Di dalam rumah ia melihat banyak orang yang melakukan pengajian. Sebuah keranda berada di dalam rumahnya di dekat keranda itu ada foto Andika.

Terlihat juga Nanda dan Lutfi yang sedang menangis di sebelah keranda itu tanpa mempedulikan Raline.

Raline jatuh terduduk sambil menangis.

RALINE (CONT’D)

Bapaaaakkk…

Suara orang mengaji semakin kencang. Semua orang yang ada di sana tidak mempedulikan Raline dan terus mengaji.

ANDIKA

Raline

Raline melihat kesana dan kemari mencari sumber suara. Pandangannya terhenti ketika melihat ke arah dapur. Andika berdiri di dapur. Raline menghapus air matanya.

RALINE

Bapak…

Raline bejalan menuju dapur, semakin dia berjalan dapur terasa jauh.

RALINE

Bapaaaakkk!!!!!

WASH OUT

33. INT. RUMAH ANDIKA. KAMAR RALINE - MALAM

Raline yang tertidur di meja belajarnya membuka mata. Ia perlahan duduk dan mengelap bekas air mata.

Raline berusaha untuk konsentrasi dan mengusap wajahnya. Ia mengambil handphonenya dan mencari kontak bertuliskan IBU. Ia menelpon nomor kontak itu dengan panik.

OPERATOR

Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.

Raline mencoba menelpon lagi.

RALINE

Angkat dong bu

BACK TO

34. INT. STUDIO. RUMAH ANDIKA - MALAM -SIANG

Andika masih berdiri di posisi yang sama dengan tadi. Kemudian ia terjatuh dan mulai menangis.

Orang-orang yang dilihat Raline sedang membubarkan diri. Ari terlihat memandu mereka. Mereka terlihat akrab dengan Ari.

ARI

Oke terimakasih semuanya sudah bantu hari ini.

KUNTO (67) mendekati Ari dan berbisik di telinganya.

KUNTO

Jangan lupa nanti gantian bantuin.

ARI

Iya iya, tenang aja nanti saya bantu.

Kunto melihat ke segala arah.

POV KUNTO

Tidak melihat Andika di dapur

POV END

KUNTO

Dia ada di mana?

Ari mencari Andika. Pandangannya berhenti di dapur.

ARI

Dapur, lagi nangis.

KUNTO

Oalaah, yaudah deh, saya pergi dulu ya bu.

ARI

Ati-ati ya pak.
Makasih bantuannya.

Ari mengikuti orang-orang itu keluar rumah.

Orang terakhir keluar rumah. Ari berdiri di pintu. Ia masih mengucapkan selamat tinggal dengan orang-orang tadi.

ARI (CONT’D)

(Ke luar)

Dadah, ati-ati ya.

Ari menghela napas dan berjalan ke ruang tamu.

ARI (CONT’D)

(Sambil berjalan)

Akhirnya, selesai juga.

Ari tiduran di atas sofa sambil melihat langit-langit.

Janet masuk ke dalam rumah dan berdiri di sebelah Ari.

JANET

Bu, remotenya?

ARI

Sebentar.

Ari mengeluarkan remote dari dalam saku celananya. Ia memberikan remote ke Janet. Janet menerima remote itu dan menekan tombol merah. Setelah tombol merah ditekan, perabotan di dalam rumah Andika berangsur-angsur menghilang bersamaan dengan tembok yang berubah menjadi warna putih polos. Hingga akhirnya Andika, Ari, dan Janet berada di ruang putih yang diisi oleh satu buah bangku dan sofa yang ditiduri oleh Ari.

JANET

Udah ya bu.

ARI

Yoo, makasih Net.

Janet keluar studio Sedangkan Ari masih tiduran di atas sofa.

ARI (CONT’D)

Kesempatan pertama akhirnya dipakai,
Bapak tau kan masih sisa 2 kesempatan lagi?

Andika tidak menjawab.

ARI (CONT’D)

Pak?

(beat)

Pak Andika?

Ari mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Andika yang sedang menangis tersedu-sedu.

ANDIKA

Maafin bapak lin, maafin bapak

Ari melihat itu sebentar dan kembali menyenderkan kepalanya dan melihat langit-langit.

Suara tangisan Andika semakin terdengar keras.

Ari dengan kesal berdiri dan berjalan menuju Andika. Ia memegang tangan Andika.

Mereka menghilang dari tempat itu.

35. EXT. PANTAI. SIANG

Ari berjalan sedangkan Andika masih menangis di atas pasir pantai.

Ari melihat ke arah andika.

ARI

bapak saya tinggal di sini dulu ya, saya ada urusan sebentar

(beat)

bapak boleh nangis sepuasnya di pantai ini.

Ari berjalan menjauhi Andika. Dari jauh kita melihat Andika menangis sendirian.

36. INT. RUANG 808 - PAGI

Andika terlihat sedang berbaring di atas ranjang tempat tidurnya. Alat-alat terpasang di badan untuk menunjang hidupnya.

Kita bisa mendengar suara keran air yang menyala dan dimatikan dari kamar mandi.

NANDA (40) keluar dari dalam kamar mandi. Ia membawa handuk dan baju kotor yang setelahnya dimasukkan ke dalam tas. Ia duduk di sebelah Andika. Wajahnya terlihat kelelahan.

Seorang suster datang.

SUSTER

Bu, bapaknya kalo mau di lap bisa ambil airnya sekarang.

NANDA

(Senyum)

Iya sus.

(Ke Andika)

Aku ambil air dulu ya pak.

Nanda berjalan keluar ruangan.

37. INT. RUANG 808 - PAGI MOMENT LATER

Nanda meletakkan handuk kecil ke dalam baskom alumunium yang berisi air. Ia melihat ke arah Andika dan berbisik di telinganya.

NANDA

Aku ke kamar mandi dulu ya pak.

Nanda kemudian membawa baskom berisi air itu ke dalam kamar mandi.

38. INT. KAMAR MANDI RUMAH SAKIT - PAGI

Nanda membuang air yang ada di baskom itu. Ia membilas baskom itu dengan air dari keran wastafel yang menyala.

Ia melihat ke arah cermin.

39. INT. LORONG RUMAH SAKIT - SIANG

FLASHBACK

Nanda berdiri di depan seorang dokter perempuan.

DOKTER

Bu, sekarang ibu berdoa aja ya, semoga diberi mukjizat.

Dokter itu memaksakan tersenyum dan meninggalkan Nanda.

Nanda berlinang air mata dan melihat ke dalam ruang 808 dengan sedih.

BACK TO

40. INT. KAMAR MANDI RUMAH SAKIT - PAGI

Nanda kembali menangis dan mengelap air matanya dengan tangan.

Kita bisa mendengar handphonenya berbunyi.

Nanda melihat ke arah pintu dan keluar kamar mandi.

41. INT. KAMAR 808 - PAGI

Nanda mengambil handphonenya yang berada di dalam tas. Ia melihat itu telpon dari Raline. Ia mengangkat telepon itu.

NANDA

Halo Lin?

42. INT. RUMAH ANDIKA. KAMAR RALINE - PAGI

Raline sedang duduk di meja belajarnya dengan cemas. Ia menggigit kuku jari.

RALINE

Halo bu.

INTERCUT

NANDA

Ada apa lin?

RALINE

Bapak baik-baik aja kan?

Nanda melihat ke arah Andika

NANDA

Iya baik-baik aja lin, ada apa?

Raline terlihat lega.

RALINE

Ngga, ga ada apa-apa.

(beat)

Semalem aku mimpi.

NANDA

Mimpi? Mimpi apa?

RALINE

Rumah rame banget ada yang pengajian.
Terus aku liat ada keranda di sana sama ada foto bapak di sebelah keranda itu.
Tapi (beat) aku liat bapak di dapur diem aja ngeliatin aku.

Nanda duduk di kursi

RALINE (CONT'D)

Ga bakal ada apa-apa kan ya ma?

INTERCUT END

43. INT. KAMAR 808 - PAGI

NANDA

Kamu berdoa aja ga ada apa-apa, doain biar bapak bisa kumpul sama kita lagi.

Ari yang menyamar sebagai tukang bersih-bersih masuk ke dalam kamar Andika. Ari memakai seragam tukang bersih-bersih, masker dan rambutnya diikat seadanya. Dia tidak terlihat seperti Ari.

ARI

Permisi bu.

Ari mulai menyapu lantai dengan cepat.

Nanda melihat Ari.

NANDA

Udah dulu ya lin, kamu jangan lupa makan.

RALINE

Hm, yaa.

Nanda mematikan telponnya.

Ari masih menyapu lantai.

NANDA

(Ke Ari)

Mbak,

Ari berhenti menyapu lantai

ARI

Iya bu?

NANDA

Kira-kira kantin dimana ya?

ARI

Di bawah bu.

NANDA

Bukan, bukan supermarket yang di bawah.

ARI

Oh, ibu keluar aja nanti belok kanan di pojok itu ada kantin.

(beat)

Permisi bu.

Ari keluar ruangan meninggalkan Nanda.

Kamera mengikuti Ari yang keluar ruangan.



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar