di balik layar : FIRASAT
12. 12

108. INT. RUANG KONTROL - MALAM

Ari dan Andika berjalan menuju ruangan Janet.

ANDIKA

Saya ngga nyangka kalo disini masih malem mbak.

ARI

Ya begitulah, saya juga ngga nyangka di sana udah lewat 16 hari.

Mereka berhenti di depan ruangan Janet.

ARI (CONT’D)

Bapak tunggu di sini dulu ya.

Ari masuk ke ruangan Janet.

109. INT. KANTOR JANET - MALAM

ARI

Udah Net?

Janet melihat ke Ari.

JANET

Udah bu.

ARI

Mana?

JANET

Ini.

Janet memberikan USB ke Ari.

ARI

Kamu yakin yang ini?

JANET

Iya bu, Ini langsung dari Bu Marina tadi.

Ari mengambil USB itu.

ARI

Oke, tengkyu.

Ari keluar ruangan Janet.

110. INT. RUANG KONTROL - MALAM

Ari menutup pintu kantor Janet

ARI

Ayo pak ikut saya.

ANDIKA

Iya mbak.

Andika mengikuti Ari.

111. INT. RUANG VIDEO - MALAM

Andika dan Ari masuk ke dalam sebuah ruangan dengan dua buah kursi sofa besar yang berhadapan. Andika bingung.

ANDIKA

Ini dimana mbak?

Ari melewati Andika. Ia menghubungkan USB yang diberikan Janet ke komputer. Ari sibuk mengetik di keyboard.

ARI

Video room, tempat bapak bisa melihat masa lalu bapak untuk yang terakhir kalinya.

ANDIKA

Terus, kesempatan terakhir saya gimana mbak?

ARI

Kesempatan terakhir bapak akan diberikan satu hari sebelum bapak meninggal. Bapak akan dibangunkan dan dipersilahkan melihat keluarga bapak. Kalau beruntung bapak bisa bicara, kalo kurang beruntung ya cuma bisa melihat keluarga bapak.

(beat)

Itu juga kalau mereka ada di sekitar bapak.

Ari mengetik di kolom yang tersedia.

NAMA : ANDIKA SUHANDAR

UMUR : 48

TANGGAL MENINGGAL : 8 AGUSTUS

SEBAB : EFEK SAMPING KECELAKAAN

Ari menekan tombol enter.

Ruangan menjadi gelap.

ARI (CONT’D)

Silahkan duduk pak.

Andika duduk di salah satu kursi. Ari datang dan memasangkan earphone ke telinga Andika.

ANDIKA

Ini apa mbak?

Ari duduk di kursi depannya dan memakai earphone juga

ARI

Earphone, membantu kita lebih fokus ketika masuk ke kenangan bapak dari awal bapak lahir sampai kemarin.

ANDIKA

(gugup)

Oh.

ARI

Ga usah gugup pak, santai aja, rileks.

Sofa perlahan berubah posisi dan membuat Andika dan Ari menghadap ke langit.

POV ANDIKA

Langit-langit menjadi semakin gelap.

POV END

ANDIKA

Mbak, kok jadi makin gelap?

ARI

Bukan makin gelap, tapi bapak lagi masuk ke dalam kenangan bapak sendiri.

POV ANDIKA

Langit-langit gelap total

ANDIKA

Oiya?

ARI (O.S)

Ya.

FADE OUT

112. INT. RUMAH BIDAN - SIANG

Suara bayi menangis

BIDAN (O.S)

Selamat bu, anaknya laki-laki

FADE IN

Andika melihat NINGSIH (20) yang sedang tiduran di atas kasur. Bidan memberikan bayi kepada Ningsih.

Ningsih tersenyum melihat bayi itu.

Andika dan Ari ada di sudut ruangan

ANDIKA

Kita ada dimana mbak?

ARI

Kenangan bapak waktu lahir.

JOKO (23) masuk ke dalam ruangan dan menghampiri Ningsih. Joko terlihat senang.

Andika menitikan air mata.

ANDIKA

Bapak…

Joko dan Ningsih terlihat sangat senang.

Andika mendekati mereka.

POV ANDIKA

Joko dan Ningsih semakin jauh.

POV END

113. INT. PERPUSTAKAAN MARINA - MALAM

Marina dan Nova sedang minum teh sambil berhadapan. Taman terlihat dari jendela besar perpustakaan. Taman itu dihiasi lampu.

Perpustakaan Marina juga terlihat terang di malam hari. Lampu-lampu semua dinyalakan.

Nova menyeruput tehnya.

MARINA

Jadi, sebentar lagi waktunya? 

NOVA

Ya

MARINA

Apa yang akan terjadi kalau akhirnya dia memberontak?

(beat)

Kita nggak pernah tau perasaan dia yang sebenarnya kan?

NOVA

Sama seperti yang lain, dia akan berubah menjadi roh jahat.

MARINA

Kamu nggak mau kasih dia perlakuan spesial?

(beat)

Atau gini aja, daripada dibuat jadi roh jahat mending kirim dia kesini buat nemenin saya.
Kalau dihitung-hitung dia cukup lama dibawah perintah kamu kan?

Marina menyeruput tehnya.

NOVA

Gausah ngurusin yang bukan urusan kamu.

MARINA

Iya iya, 

(beat)

Saya penasaran gimana reaksi dia setelah tau tentang kebenaran yang selama ini dia cari.

Nova meletakkan gelasnya di atas meja.

NOVA

Semoga dia nggak melakukan hal bodoh.

Alvin membuka pintu. Nova melihat Alvin.

NOVA (CONT’D)

Ada apa vin?

ALVIN

Semua sudah siap bu

NOVA

Oiya?

Nova berdiri.

NOVA (CONT’D)

Kalau begitu saya pergi dulu

(beat)

Oiya, kalo kamu mau lihat silahkan datang

MARINA

Emangnya boleh?

NOVA

Boleh

Map hitam ada di atas meja, Nova memberi kode.

NOVA (CONT’D)

Jangan lupa bawa itu sekalian, karena cuma kamu yang bisa mengembalikan sesuatu yang disembunyikan.

MARINA

(tersenyum)

Oke.

Nova meninggalkan Marina dan keluar ruangan bersama Alvin.

Marina meletakkan cangkirya dan mengambil map itu.

Di dalam map itu ada sebuah buku hitam. Di sampulnya tertulis

“AIRENEE”

MARINA

Jadi akhirnya dia memberikan perlakuan spesial juga.

Marina tersenyum dan membuka buku itu.

114. INT. MOBIL ANDIKA - PAGI

Andika membuka mata. Ia melihat ke arah kanan dan kirinya. Hujan lebat di luar mobil itu. Ari duduk di sebelah Andika.

ANDIKA

Mbak Ari, kita dimana?

ARI

Kenangan yang disimpan paling dalam, biasanya kita melihat ini di akhir kenangan.

Andika muda menyetir mobil. Ia menghentak setir mobil. Andika dan Ari melihat ke arah Andika muda.

ANDIKA MUDA

Ah, kok ujannya deres banget sih.

(beat)

Mana ngga keliatan apa-apa.

Andika muda memencet klakson mobil.

Andika yang duduk di sebelah Ari sudah terlihat panik.

ARI

Ada apa pak?

ANDIKA

Ha? Ya? Oh bukan apa-apa mbak.

Andika mulai berkeringat dan menggoyang-goyangkan kakinya. Ari melihat Andika.

ANDIKA (CONT’D)

Kita bisa kembali ke ruang video aja ngga mbak? Kan saya udah nonton semua kenangan saya.

ARI

Kecuali yang ini. Anda belum menonton ini.

ANDIKA

Harus banget mba?

ARI

Iya.

Mobil menabrak Nina. Andika muda mengerem mendadak.

Andika melihat ke arah depan dengan takut. Ari melihat ke arah depan dengan santai. Sedangkan Andika muda melihat ke arah depannya dengan panik.

ANDIKA MUDA

Nabrak apaan tuh.

Andika muda keluar mobil.

115. EXT. JALAN RAYA - PAGI

Andika muda keluar dari dalam mobilnya. Ia menghampiri Nina dan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

ANDIKA MUDA

Mba.. Mba..

Andika dan Ari sudah ada di sebelah tubuh Nina. Ari memakai payung hitamnya menutupi Andika dan Ari.

ANDIKA

Tolong dia! Cepet tolong dia!

ANDIKA MUDA

Ah sial.

Andika muda melihat jam tangannya. Andika muda melihat dan menggoyang-goyangkannya kembali. Tubuh Nina berbalik. 

Kini kita bisa melihat Nina yang memiliki wajah yang sama dengan Ari. Darah mengalir dari kepalanya.

Andika muda terlihat takut. Ia menempelkan jarinya ke hidung Nina. Ia menarik kembali jarinya dengan cepat.

Ari terkejut melihat Nina yang memiliki wajah yang sama dengannya. Payung yang dibawanya terjatuh.

Andika muda kembali ke mobilnya diikuti oleh Andika.

ANDIKA

Kamu harus tolong dia dulu!

Andika muda mengendarai mobilnya dengan cepat.

Ari tertawa tapi terdengar sedih. Andika melihat Ari.

ANDIKA (CONT’D)

Ada apa mbak?

Andika mendekati Ari. Ia melihat Nina yang memiliki wajah yang sama dengan Ari.

Ari melihat Andika dengan tajam.

ARI

(marah, teriak)

dasar pembunuh!!!!!

Ari mencekik leher Andika dengan kencang hingga mereka terjatuh.

Andika mencoba melepaskan tangan Ari.

116. INT. RUANG 808 - MALAM

Detak jantung, tekanan darah, dan napas Andika yang sedang tidur di atas tempat tidur mendadak menurun. Ia kritis. 

Suster yang sedang berada di sebelah Andika langsung keluar dengan panik.

Tidak lama dokter masuk ke dalam dan memeriksa Andika.

DOKTER

Bapak Andika… Bapak andika…

BACK TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar