di balik layar : FIRASAT
4. 4

21. INT. LORONG RUMAH SAKIT - PAGI

Andika berdiri di depan pintu yang terbuka dan terhubung langsung dengan Ari. Ari menutup pintu itu dengan keras.

22. INT. KANTOR ALVIN - PAGI

Setelah menutup pintu Ari berjalan menuju kursi yang tadi di duduki oleh Andika. Alvin membereskan kertas-kertas di atas mejanya. Ia berjalan menuju meja kerjanya tanpa membawa kertas yang ada di atas meja.

ARI

Bisa-bisanya dia milih itu. Buang waktu aja.

ALVIN

Nanti juga kesini lagi.
Oiya, kamu udah kasih tau dia kalo di alam bawah sadar dia ga bisa ketemu keluarganya tanpa ijin pendampingnya?

ARI

Hm?

23. INT. LORONG RUMAH SAKIT - PAGI

Lorong rumah sakit terlihat sangat sepi. Andika mencari kamarnya. Ia menemukan ruang 808.

ANDIKA

(tersenyum)

Kamar 808.

Andika masuk ke dalam ruangan itu.

24. INT. RUANG 808 - PAGI

Ruangan itu terlihat sepi dan tidak ada siapapun di dalamnya. Andika masuk ke dalam kamar mandi

ANDIKA

Nanda? Nan?

Andika keluar kamar mandi. Ia melihat sekeliling ruangan. Ia frustasi.

Andika melihat ke arah pintunya dan keluar kamar 808.

25. INT. LORONG RUMAH SAKIT - PAGI

Andika berjalan di lorong rumah sakit yang kosong. Ada orang yang keluar masuk ruang rawat.

Seorang perempuan memakai topi bulu merah keluar dari dalam ruangan.

ANDIKA

Permisi bu…

Perempuan itu tidak merespon.

Seorang laki-laki memakai kaus kaki merah melewati Andika.

ANDIKA (CONT’D)

Mas mas..

Laki-laki itu tidak merespon. 

Kita bisa melihat layar menjadi slow motion.

Andika dikelilingi oleh orang-orang yang memakai jas. Mereka berlalu lalang tanpa mempedulikan Andika.

Slow motion stop.

Andika tersentak.

ARI (O.S)

 Di alam ini, bapak hanya bisa berkomunikasi dengan saya.

Andika panik melihat kanan kirinya yang penuh dengan orang-orang berjas yang keluar masuk ruang rawat. Kemudian ia berlari menuju jalan keluar.

26. INT. RUANG KERJA ALVIN - PAGI

ARI

Kalo yang itu saya lupa bilang.

ALVIN

Pasti sekarang dia lagi panik.

ARI

Seperti biasa.

ALVIN

Sana pergi, sebelum waktunya habis.

Ari berdiri dengan lesu.

ARI

Kalo begitu, saya permisi.

Ari berbalik

ALVIN

Dokumennya jangan lupa dibawa.

Ari mengambil dokumennya.

Ari meninggalkan ruangan. Ia membuka pintu dan menutupnya.

27. EXT. LOBI RUMAH SAKIT - SIANG

Andika keluar bersama dengan pegawai alam baka yang lainnya dengan panik dan kebingungan. Pegawai alam baka berlalu lalang hingga ia akhirnya bisa melihat Ari yang sedang duduk sambil membaca majalah

ANDIKA

Mbak Ari.

(teriak)

Mbak Ari!

Ari melipat majalahnya sedikit dan melirik Andika yang sedang kebingungan. Ia tersenyum dan meletakkan majalahnya di atas meja. Ia mendekati Andika. Majalah yang ada di atas meja perlahan menghilang.

ARI

Halo.

ANDIKA

Mbak kemana aja? Saya cari dimana-mana ngga ada.

ARI

Setelah bapak pergi, saya ngobrol sama Alvin sebentar, habis itu saya kesini.

Andika memegang tangan Ari.

ANDIKA

Mbak omong-omong ini masih di alam bawah sadar ya?

ARI

Iya pak.

ANDIKA

Pantesan saya ga bisa ketemu keluarga saya.

ARI

Saya lupa bilang kalo bapak ga bisa ke alam fana tanpa ijin saya.

ANDIKA

Yaudah mbak kalo begitu saya mau tanda tangan, saya mau ketemu keluarga saya sebelum meninggal mbak.

Ari melepaskan tangannya. Ia tersenyum.

ARI

Serius pak?

ANDIKA

Iya mbak iya.

ARI

Ikut saya

Ari berjalan, Andika hanya diam. Ari sadar kalo Andika tidak mengikutinya. Ari berbalik.

ARI

Tenang pak, kita nggak kemana-mana, cuma ke meja di sana karena bapak harus tanda tangan kertas yang tadi.

Andika dengan takut-takut menghampiri Ari.

Ari mengambil kertas dan ballpoint yang ada di atas meja. Ia memberikan ballpoint itu ke Andika.

Andika mengambil bolpoin itu

ARI

(Menunjukkan kolom tanda tangan)

Tanda tangan disini pak.

Andika menandatangani kertas itu.

Setelah Andika meletakkan ballpoint nya, kertas itu perlahan terbakar dan melayang. Percikan-percikan api yang ada di kertas itu melayang bersamaan dengan abu yang berkumpul mendekat ke pergelangan tangan Andika membentuk angka 28.

Andika melihat dengan bingung

ANDIKA

Ini apa mbak?

ARI

Sisa waktu yang anda miliki di alam fana.

Ari berjalan masuk ke dalam lobi. Andika mengikuti Ari

ARI (CONT’D)

Di situ tertulis 28, artinya 28 hari lagi bapak meninggal.

ANDIKA

28 mba? Bukannya saya masih punya 30 hari?

ARI

Bapak lupa tentang peraturan waktu di sini? Satu hari di alam baka sama dengan 40 hari di dunia bapak. Jadi, mungkin beberapa menit yang bapak habiskan mencari saya disini sama dengan dua hari di dunia bapak.

(beat)

Seharusnya bapak langsung menandatangani surat itu tadi.

(beat)

Ngomong-ngomong, bapak udah tau siapa orang pertama yang mau di mimpikan?

ANDIKA

Iya mbak.

ARI

Bagus


ACT 2

SEKUENS 3

28. INT. RUANG KONTROL - SIANG

Ari berjalan di depan Andika melewati sebuah lorong. Dari lorong itu kita bisa melihat ruangan-ruangan kaca di kanan dan kiri Ari dan Andika. Di setiap ruangan dilengkapi dengan layar-layar besar yang menempel di dinding. Di setiap ruangan itu ada seseorang yang sedang menonton dan mengedit tayangan yang ada di layar tersebut.

Andika melihat orang-orang yang bekerja itu dengan takjub.

ANDIKA

Ini dimana mba?

ARI

Ruang kontrol, ruang editing, ruang dimana semua mimpi yang dibuat di studio akan disiarkan ke orang yang meminta. Dalam kasus bapak, akan disiarkan ke orang terdekat bapak.

Ari berhenti di sebuah ruangan yang gelap. Di pintu kaca itu tertulis “JANET”.

Ari membuka pintunya.

ARI (CONT’D)

Silahkan masuk.

29. INT. KANTOR JANET - SIANG

Andika masuk ke dalam ruangan gelap itu. Ari masuk dan langsung menyalakan lampu ruangan.

JANET (25) yang tertutup selimut sedang tidur di sofa. Ari membuka selimut Janet.

JANET

(Kesal)

Siapa sih, ganggu aja.

Janet membuka mata dan menyipitkan matanya.

Janet melihat Ari yang berdiri di sebelahnya. Janet terkejut dan langsung memakai kacamata tebal yang ada di atas meja.

JANET (CONT’D)

Bu Ari?

ARI

Siang net, liburan selesai, ayo nyalain komputernya.

30. INT. RUANG KONTROL - SIANG (MOMENT LATER)

Janet masuk ke dalam ruangannya. Terlihat wajahnya basah dan ia mengelap wajahnya dengan handuk yang dikalungkan di lehernya.

Ari duduk di salah satu kursi yang ada di depan layar, sedangkan Andika duduk di sofa.

ARI

Kenalin net, jiwa ke 824.

JANET

Halo pak.

Janet duduk di sebelah Ari dan memakai kacamatanya. Ia mulai mengetik sesuatu melalui keyboardnya.

JANET (CONT’D)

Bu, bukannya libur? Yang kemaren capeknya belom ilang tau.

ARI

Tadinya libur tapi tadi pagi baru dikasih tau kalo dapet kasus spesial. Harus kudu wajib segera dikerjakan.
Setelah itu kita bisa libur 2 hari.

JANET

Yes… Oke kalo gitu bu.

(ke Andika)

Oiya, rencana meninggalnya kapan pak?

Andika terdiam.

ARI

24 Agustus.

JANET

Ooo, masih agak lama ya berarti.

ARI

Masih sekitar…

(ke Andika)

Berapa hari lagi pak?

ANDIKA

Iya mba?

Ari menggoyangkan pergelangan tangannya. Andika melihat pergelangan tangannya yang menunjukkan angka 27.

ANDIKA (CONT’D)

27 hari lagi mba, mas

JANET

Bisa santai lah ya.

ARI

Ga bisa, hari ke 20? 19? Hari keberapalah itu dia bakal dibangunin.

JANET

Ooooh, kalo gitu kita pake siaran langsung aja kali ya bu.

ARI

Hmmmm, 
Gimana pak?

ANDIKA

Iya mbak?

ARI

Jelasin net

Janet berbalik.

JANET

Siaran langsung jadi yang kita buat di studio nanti langsung ke mimpi keluarga bapak. Ada sih yang bisa diedit dulu, cuman makan waktu banyak pak, sedangkan bapak meninggal 27 hari lagi. Takutnya ga nyampe waktunya pak. 

ANDIKA

Kalo gitu saya ikut kalian aja gimana enaknya.

JANET

Ooo, ya udah kalo begitu.

Janet dan Ari fokus lagi ke layar di depannya.

Janet mengetik di keyboardnya lagi.

JANET (CONT’D)

Yang mau dikasih firasat siapa pak?

ANDIKA

Anak saya mas.

JANET

Namanya?

ANDIKA

Raline mas.

JANET

(Bicara sendiri sambil mengetik)

Raline

(ke Andika)

Mau kasih firasat kayak apa pak?

Andika diam. Janet lalu melihat Ari dan mereka melihat Andika yang sedang gelisah.

ARI

Bapak kenapa? Bapak bingung?

ANDIKA

Ngga mba. Saya ngga bingung, cuman saya ga nyangka bakal ngasih firasat kematian ke keluarga saya.

Janet dan Ari menghela napas dan kembali fokus ke layar.

JANET

(Bisik-bisik)
Yang biasa aja apa bu?

ARI

(Bisik-bisik)
Boleh.

JANET

Dimana?

ARI

Rumah aja, rumah, daripada repot milih tempat.

JANET

Oke, waktunya

ARI

Malem

JANET

Kapan mau dieksekusi?

ARI

Sekarang aja udah, di alam mereka sekarang jam berapa?

Janet melihat jam besar yang menunjukkan waktu dua dunia. Di kanan memperlihatkan jam 10.00 yang menunjukkan waktu di alam baka. Sedangkan di kiri menunjukkan pukul 23.00 yang menunjukkan waktu di alam fana.

JANET

11 malem bu.

ARI

Yaudah sekarang aja

JANET

Oke bu.

Janet mengetik dengan cepat di atas keyboardnya. Telepon di ruangan Janet berbunyi. Janet mengangkat telepon.

JANET

Halo dengan Janet. O iya betul bu, itu saya yang pesan (beat) betul bu.. (beat) Iya.. (beat) baik bu, terima kasih.

Janet menutup telponnya.

ARI

Apa katanya?

JANET

Bisa malem ini

ARI

Oke

Janet masih mengetik di keyboardnya.

Ari berbalik ke arah Andika yang masih menutupi wajahnya.

ARI (CONT’D)

Pak Andika.

Andika mengelap air matanya dan melihat Ari.

ANDIKA

Iya mbak?

ARI

Selamat, malam ini anda bisa memberikan firasat melalui mimpi kepada anak anda yang bernama Raline.

Ari tersenyum sambil melihat Andika.

Suara printer menyala dan mengeluarkan kertas. Janet mengambil kertas itu dan berjalan menuju pintu. Janet membuka pintu.

JANET

Pak Andika bisa ikut saya sekarang?

Andika menghapus air matanya dengan baju yang dipakai dan berdiri, diikuti Ari. Mereka bertiga berjalan keluar.



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar