Cowok Dari Masa Depan
1. 1995 DREAM

1. EXT. JALANAN KOMPLEK - NIGHT

ABID (17) dan ANITA (17) berjalan beriringan. Keduanya mengenakan pakaian seragam SMA. 

Abid adalah seorang pemuda bercelana cutbray yang tidak terlihat istimewa. Sedangkan Anita adalah seorang gadis yang lumayan manis, mengenakan kacamata minus, dengan potongan rambut bob ala 90-an. Tergantung tas selempang di pundak mereka masing-masing, hanya saja berbeda warna dan gaya. 

TEXT: 1995

Keduanya berjalan agak menyeret kaki mereka sendiri tanda lelah. Suasana agak sepi di jalanan itu. Hanya ada 1-2 motor melintas.  

ANITA
Trus, masa Bruce Willis nya culun banget di situ. Jelek ah. Masih kerenan waktu di film apa tuh? Yang ada di tipi.

ABID

Moonlighting?

ANITA

Iya. Itu. Jelek ah filem yang tadi. Atau gue nya aja yang gak ngerti kali ya?!

ABID

Gue juga rada bingung sama ceritanya. Apalagi kalo ceritanya tentang masa depan masa depan gitu.

Keduanya tertawa kecil.

ABID (CONT’D)

Nit... ngomong-ngomong soal masa depan...

Anita menoleh ke arah Abid yang berjalan disisi kirinya.

Abid ragu-ragu. Menghela nafas sedikit, lalu meneruskan pembicaraan.

ABID (CONT’D)

Lo... mau gak... untuk ke depannya... lo jadi cewe gue?

Pandangan Anita beralih ke arah depan. Wajahnya tampak bingung.

ANITA

Aduh, Gimana ya ngomongnya?!

Wajah Anita makin menunjukkan kebingungan. Abid berharap-harap cemas menunggu jawaban Anita.

ABID

Ga apa-apa. Bilang aja.

ANITA

Hmmm... Bisa gak gue jawabnya di masa depan aja?

Langkah Abid terhenti. Tangannya memegang lengan Anita.

ABID

Gak bisa, Nit. Gue yakin lo udah tau gue mendem ini udah dari kelas satu. Gue gak bisa nunggu lagi.

Anita membetulkan posisi kacamata minusnya. Garuk-garuk dahi. Menghela nafas sedikit. 

ANITA

Oke. Gue jawab sekarang. Sorry Bid. Jawaban gue nggak.

Abid menghela nafas panjang dan menggembungkan kedua pipinya saat meniupkan keluar. Raut wajah Abid kecewa. 

ABID

Boleh tau alasannya?

ANITA

Ya... gue cuman nganggep lo sebagai temen.

ABID

Apa bukan karna Firman?

ANITA

Apa hubungannya sama Firman?

ABID

Denger-denger lo suka sama dia.

ANITA

Emang sih. 

ABID

Emang kenapa sih lo suka sama Firman?

ANITA

Ya dia kan pinter. Dia juara kelas mulu. Gue kan dari dulu suka sama cowok pinter. Lo tau itu.

ABID

Iya juga sih. Firman ganteng lagi.

ANITA

Tapi dianya gak ngerti-ngerti. Menurut lo, apa gue harus nembak dia duluan? Kesannya murahan banget gak sih?

Abid terdiam dan buang muka sejenak. Namun saat wajahnya kembali menghadap Anita, wajahnya berubah menjadi bengis. 

ABID

Kenapa lo nanyain itu ke gue, BANGSAT?!

Abid berjalan dengan cepat meninggalkan Anita ke arah datangnya mereka.

ANITA

Abid! Abid! Katanya mau nganterin gue sampe rumah?! Bid!

Abid hanya melambaikan tangan tanpa melihat ke arah Anita lagi. Ia tetap berjalan cepat. Ia belok ke kanan di pertigaan.

ANITA (CONT’D)

Abid! Lo salah jalan Bid! Jalan besar kan sebelah kiri.

Anita menunjuk ke arah yang berlawanan dari jalan yang diambil Abid. Abid kembali dengan berlari menyusuri jalan yang ditunjukkan Anita.

ABID

Bodo!!

[Slow motion]

Abid berlari sekencang-kencangnya. Raut wajahnya seperti orang yang hendak menangis.

[Slow motion - End]

Suara telepon berdering.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar