Cintai Cinta
3. Tentang Cinta dan Shaka

17. MONTAGE:

-  Cinta menjalani pengobatan dan terapi kaki dengan latihan berjalan di dampingi perawat dan dokter yang menanganinya.

-  Cinta melepas perban yang menutupi luka-lukanya yang hampir mengering.

-  Cinta mulai membiasakan bergerak menggunakan kursi roda dan kruk penyangga.

-  Rani bekerja keras menerima jahitan hingga kurang tidur untuk menutupi biaya pengobatan Cinta.

-  Cinta bercermin kemudian membanting cermin itu saat mengetahui kondisi wajahnya yang masih penuh bekas luka jahit.

END MONTAGE:


18. INT. RUMAH CINTA – SIANG

Cinta sedang membantu Rani memasang payet baju. Ia dan Rani membicarakan cacat di wajahnya yang mengganggu.


CINTA

Bu, apa wajahku akan bisa pulih seperti dulu?


RANI

Insyaallah, Nak. Asal kamu sabar. Semua perlu proses. Nggak ada yang langsung mulus secara instan kecuali operasi plastik. Tapi kan biayanya nggak murah. Kita dapat dari mana duit sebanyak itu? Tau sendiri Ibu sampai nggak tidur demi bisa ngobatin kamu.


CINTA

Cinta tau, Bu. Nggak mungkin buat yang keadaan kayak kita, makan aja susah, apalagi operasi plastik. Kecuali, kalau operasinya di Mang Dayat, tukang ngumpulin barang bekas. Banyak tuh plastik bekas ember, baskom ...


RANI

(tertawa)

Aya-aya wae, Cinta mah!


CINTA

(sedih)

Coba yang nabrak Cinta nggak kabur dan mau bertanggung jawab. Mungkin hidup kita nggak kayak gini.


RANI

Sudahlah! Jangan menyalahkan siapa-siapa. Ini takdir! Toh nanti juga dia akan dapat karmanya. Cepat atau lambat.


Cinta menghela napas seolah membuang sesak di dadanya.


SFX: suara motor trail SHAKA (23)


Cinta langsung menatap Rani dengan raut kebingungan. Rani tersenyum lembut menatap Cinta seperti meminta bantuannya.


RANI

Temuilah! Meskipun urakan, Ibu tau Shaka anak baik. Masa kamu hindari terus? Kasian, Shaka nggak bosan berusaha mencari cara untuk menemuimu.


CINTA

Bu, Cinta nggak pede. Cinta takut Shaka berubah setelah tahu kondisi Cinta seperti ini.


Belum sempat Cinta menghindar, Shaka sudah berdiri cengengesan di depan pintu yang telah terbuka. Shaka masuk seolah tak pernah terjadi apa-apa. Ia menghampiri Rani, mencium punggung tangannya lalu menaruh sekantung makanan di meja depan Cinta.


SHAKA

Halo, Cintaku! Nih aku bawain batagor Isan kesukaanmu, sama lotek Cilentah buat Ibu.


Cinta menunduk memilin-milin ujung kaos yang dikenakannya dan tak berani memandang Shaka.


SHAKA (CONT’D)

Ayo makan! Biar cepet sembuh. Bayi aja kalo makannya banyak, bisa cepet belajar jalannya.


Cinta tampak tak bisa menahan senyuman geli. Akhirnya Cinta luluh mau membalas gurauan Shaka.


CINTA

(merengut)

Enak aja aku disamain sama bayi!


SHAKA

Emang iya! Bayi juga kalo belum bisa jalan duduknya di trolli.


CINTA

Stroller!


SHAKA

Sama aja!


Shaka terlihat santai di depan Cinta dan Rani. Sikapnya masih seperti biasa. Cuek, slengean, tetapi perhatian.


CINTA (VO)

Ternyata Shaka nggak berubah. Dia masih Shaka seperti yang kukenal selama ini.


Tatapan Cinta beralih menatap Shaka yang sedang sibuk menuangkan makanan dari bungkusnya ke piring yang disediakan Rani. tatapanan Cinta menerawang jauh ke awal kedekatannya dengan Shaka.


 CUT TO FLASHBACK:


19. EXT. SMA CINTA. KANTIN SEKOLAH – SIANG

Shaka sering menjaili Cinta di sekolah. Cinta anak IPA dan Shaka anak IPS. Shaka tongkrongan anak band idola cewek-cewek. Tampan, tinggi, rambut agak gondrong, tidak sombong. Saat itu tampak Cinta bergegas ke luar kantin dengan cup kopi hitam di genggamannya. Pas di depan pintu, Shaka baru saja masuk dengan membawa gitar. Mereka bertabrakan. Minuman Cinta tumpah mengenai celana Shaka. Shaka tampak marah karena celananya basah dan noda kopi mengotorinya.


CINTA

(gugup)

Sorry, nggak sengaja! Aku terburu-buru dipanggil Bu Santi ke perpus.


SHAKA

Sorry, sorry. Mata lo melek nggak sih? Liat nih, celana gue basah dan kotor! Gue nggak terima!


CINTA

Ya maaf. Kan sudah kubilang nggak sengaja.


SHAKA

Makanya, kalau jalan liat-liat dong. Jangan grudak-gruduk kayak angkot kejar setoran!


Cinta tak menjawab lagi. Baru saja hendak beranjak, tangannya dicekal Shaka. Cinta langsung menepisnya sambil balik marah.


CINTA

Apaan sih? Nggak sopan banget!


SHAKA

(tengil)

Eh, mau ke mana? Lo harus tanggung jawab! Celana gue basah dan harus ganti. Masa masuk kelas kayak habis ngompol? Mau ditaruh di mana harga diri gue sebagai rocker idola cewek sejagat raya?


CINTA

Terus, aku harus ngapain? Bukain celanamu?


SHAKA

Idih, sewot! Emangnya lo berani? Eh, manis juga lo kalau ngamuk. (beat) Heh, sini lo! Lo bantu gue ngamen! Gue nyanyi terus lo mintain duit sama anak-anak sampai cukup buat beli celana seragam gue di koperasi. Ngerti?


CINTA

Enak aja. Enggak mau!


SHAKA

Oh, jadi mending Gue laporin ke guru BP, lo udah melakukan pelecehan sama gue. Gue akan aduin lo biar semua ...

  

CINTA

(memotong, kesal) 

Okay, okay! Aku setuju! Nyebelin banget!


Shaka tersenyum jail. Ia menarik tangan Cinta memasuki kantin.


CUT TO:

 

20. INT. SMA CINTA. KANTIN SEKOLAH – SIANG

Shaka menarik Cinta memasuki kantin. Ia merebut bungkus snack yang masih dimakan oleh Dita. Lalu Shaka menuangkan isinya ke mangkuk bekas bakso di meja Dita. Dita melotot sambil cemberut. Shaka memberikan bungkus snack kosong itu kepada Cinta, lalu ia mulai memainkan gitar dan menyanyi. Cinta tampak malu-malu mengelilingi ruangan kantin meminta uang dari teman-temannya, bahkan Ibu Kantin yang dengan senang hati memberi uang.

Selesai menyanyi, mereka disoraki teman-temannya, lalu menjodohkan Shaka dengan Cinta.


SISWA 1

Shaka-Cinta. Kawal sampai halal!


SISWA 2

Fix, walikelas IPA sama IPS besanan! 


SISWA 3

Shaka-Cinta, couple goal of the year!


Shaka sibuk menghitung uang dari bungkus snack. Ia tampak terbelalak begitu selesai menghitung hasil dari mengamennya.


SHAKA

(surprise)

Wow! Lumayan juga ternyata. Cukup ni buat beli celana baru di koperasi sekolah. Malahan lebih!


Cinta beranjak mau meninggalkan Shaka. Namun tangannya kembali dicekal Shaka.


SHAKA (CONT’D)

Eiitt! Mau ke mana, Manis?


CINTA

(jengkel)

Apa lagi sih? Udah selesai kan tanggung jawabku? Kukira udah cukup buat beli celana baru!


SHAKA

Belum selesai! Masih ada satu lagi tugas lo!


CINTA

Apa lagi? Aku mau ke perpus!


SHAKA

Uang ini ada lebihan. Temenin gue makan! Gue traktir lo. Minuman lo kan tadi tumpah, pastinya lo belum sempet minum! Jangan nolak! Ini perintah! Kalo enggak ...


Cinta langsung berbalik lagi sambil menghentakkan kaki. Shaka tersenyum licik penuh kemenangan.

Cinta dan Shaka terlihat sedang berdua di bangku kantin paling sudut. Cinta dipaksa makan sambil menggerutu kesal karena Shaka malah asyik menyesap rokok di depannya dengan santai, tanpa takut dilaporkan. Teman-teman mereka sibuk meledek dan bersiul-siul.


DISSOLVE TO:


21. EXT. KAMPUS CINTA DAN SHAKA – SIANG

TEXT: Tiga tahun kemudian.

Tampak suasana di kampus Universitas Padjadjaran Bandung. Cinta dan Shaka tampak semakin dekat. Mereka melanjutkan kuliah dan berada di kampus yang sama. Shaka menunggu Cinta di atas motor trailnya. Cinta tampak berjalan menuju ke arah Shaka.


[NOTE: pakaian yang dikenakan Cinta sama dengan yang dipakai saat kecelakaan.]

SHAKA

Cin, aku mau nyari snar gitar dulu ke Banceuy. Kamu gak apa-apa kuajak mampir ke sana dulu sebelum kuantar ke rumah?


CINTA

Aku bawa motor sendiri, Ka! Soalnya harus buru-buru pulang. Jahitan ibu harus selesai sore ini. Aku bantu finishing terus langsung nganterin ke Dago. Pesanan istri pejabat, lho!


SHAKA

Serius? Kalau gitu, kita jalan bareng, nanti pisah di simpang lima.


CINTA

(menghormat)

Siap, Boss!


Cinta menghampiri motornya, lalu mulai menghidupkan. Sebelum berjalan, Shaka memanggilnya.


SHAKA

Cin!


CINTA

(menoleh)

Yaa ...?


SHAKA

(lirih)

Hati-hati...


Wajah Shaka terlihat penuh kecemasan saat Cinta menoleh ke arah Shaka. Cinta membalasnya dengan senyuman. Motor cinta mulai bergerak maju, diikuti motor Shaka di belakangnya.


CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
🤩settingnya di Bandung, jadi kangen Bandung
1 tahun 8 bulan lalu