BONGKAH
11. 11 -END-

DEBOT

Aduh, tak usahlah, Jar. Nanti baju kamu basah.

FAJAR

Gak apa-apa, Bu! Biar cepat selesainya. (BEAT) Bapak ngapain aja semalam, Bu? Sampai gak tidur?

Lelaki itu menjemur kain yang ada di tangannya.

DEBOT

(menghela nafas)

Ya begitulah, Jar. Seperti biasa. (BEAT) Nonton tivi yang mati.

Kain di dalam ember sudah hampir habis dijemur.

FAJAR

Setelah ini Ibu mau ngapain?

DEBOT

Mau masak untuk ketring, Jar. Kenapa?

FAJAR

Boleh saya minta waktu Ibu?

DEBOT

Untuk apa, Jar?

FAJAR

Ada yang mau saya tanyakan, Bu Sebentar saja.

Ember pun kosong. Debot mengangkat ember tersebut.

DEBOT

(mengangkat ember)

Bisa, Jar. Sekarang saja, di mana?

FAJAR

Di sini saja, Bu. Biar gak kedengeran sama Bapak.

DEBOT

Ya sudah, tunggu sebentar, ya!

Fajar mengangguk, Debot masuk ke dalam rumah sambil membawa ember yang sudah kosong. Fajar mengambil ponsel dari saku celananya.

POV FAJAR:

Membuka menu recorder di ponselnya, lalu menekan tombol record yang ada di sana. Terlihat durasi waktu yang dimulai dari angka nol mulai berjalan.

Debot datang kembali dengan membawa dua buah bangku kecil yang ia letakkan di atas tanah. Fajar langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celana lalu ia mendekat ke arah Debot, ia langsung mengikuti Debot duduk di bangku kecil tersebut membelakangi jemuran. 

FAJAR

Saya yakin Ibu pasti tau apa yang sebenarnya telah terjadi.

DEBOT

Maksudnya?

FAJAR

Tentang Bapak, Bu!

Debot menggelengkan kepala, memasang wajah heran.

DEBOT

Ibu tak tau apa-apa, Jar.

FAJAR

(menatap Debot)

Kasihan beliau, Bu! Selalu dihantui rasa bersalah hingga kini, dan akan begini seterusnya.

Debot menunduk memegang kuku-kuku jemarinya.

DEBOT

Ibu takut menceritakannya. (BEAT) Sebab ini aib suami Ibu.

FAJAR

Ibu memiliki hak penuh untuk menceritakannya ataupun tidak, Bu. 

Debot memberanikan diri membalas tatapan Fajar, matanya tampak berkaca-kaca menahan tangis.

  CUT TO:

65. EXT. TEPI LAUT – PAGI (FLASHBACK)

POV DEBOT:

Ikash memandang punggung Haji Blackpink menjauh dari tempatnya berdiri. Salah satu tangan Haji Blackpink tampak menjinjing plastik berisi minyak goreng. 

IKASH

Tuan..

Langkah Haji Blackpink terhenti, ia memandang Ikash.

HAJI BLACKPINK

Kenapa, Ikash?

IKASH

Sebenarnya (BEAT) saya ingin meminjam sedikit rezeki Tuan.

Ikash memberanikan diri untuk melihat wajah lawan bicaranya. Tangannya memegangi perutnya yang besar.

IKASH (cont’d)

Kehamilan saya sudah masuk sembilan bulan, Tuan (BEAT) Tolong, tolonglah saya. (BEAT) Saya tidak ada memegang uang sepeserpun.

Haji Blackpink mendekat ke arah Ikash, mereka tampak merundingkan sesuatu. Debot tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Saat itu Haji Blackpink tampak semangat ketika berbicara, sedangkan Ikash menunduk dan sesekali menggelengkan kepala.

Sesaat kemudian Haji Blackpink melakukan tarian Blackpink andalannya, Ikash melihat gerakan Haji Blackpink dan coba mengikutinya. Ikash tampak kaku, Haji Blackpink bergerak lincah, ia loncat-loncat dan berputar, Ikash juga mengikuti gerakan tersebut.

Di awal loncatan Ikash tampak baik-baik saja dan bisa mengikuti gerakan Haji Blackpink sebagai pemandu tarian. Ketika kaki Ikash akan mendarat setelah meloncat untuk yang kedua kali, kaki kirinya tersandung, ia terpleset dan jatuh dengan keadaan terlentang di atas bongkahan batu. Kedua tangannya langsung memegang perut, ia mengerang kesakitan.

IKASH

Aaaarrghhh..

Haji Blackpink terdiam kaku melihat kondisi Ikash, lalu ia memandang ke arah jalan, ke sekitarnya.

 CUT TO:

66. EXT. JEMURAN RUMAH DEBOT – PAGI

Tubuh Fajar dan Debot tampak dari belakang, Fajar mengangguk-angguk memandangi Debot.

DEBOT

(menangis terisak)

Sumpah. Lillahi ta’ala. Ibu tak menyangka akan berakhir seperti itu.

Di bawah kain yang terjemur terlihat sepasang kaki yang dibalut dengan kain sarung sedang berdiri. Kaki itu adalah milik Haji Blackpink yang menguping.

  CUT TO:

67. INT. KAMAR IKASH – MALAM

MONTAGE

-Fajar membereskan baju-bajunya ke dalam koper

-Ia menyusun buku-buku Psikologinya ke dalam tas

-Lalu menyapu sampah-sampah kertas dan menampungnya 

 dengan sekop

-Fajar duduk di atas kasur, ia memperhatikan setiap 

sudut atap kamar

-Ia tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala

-Fajar merebahkan tubuhnnya dengan menjadikan kedua 

 telapak tangan sebagai bantal, ia memejamkan mata.

  CUT TO:

68. EXT. TEPI LAUT - PAGI

  Di tepi laut tampak sebuah kapal nelayan telah siap 

untuk berangkat dengan awak kapal di atasnya. Di sekitar kapal kita melihat ada Fajar dan Debot. Fajar meletakkan tas tempat buku-bukunya semalam ke dalam kapal, lalu ia memandang Debot.

FAJAR

Ibu harus selalu sabar ya dalam merawat Bapak! (BEAT) Karena penderita gangguan mental delusi memang meyakini hal-hal yang tidak nyata, Bu. Seperti yang dialami Bapak sekarang. (BEAT) Sabar ya, Bu.

Debot mengangguk, ia menghapus airmata di pipinya.

FAJAR

(memegang bahu Debot)

Saya pulang gak lama kok, Bu! Cuma untuk ujian skripsi saja. 

Debot memandang Fajar.

FAJAR (cont’d)

(senyum)

Setelah wisuda saya pasti ke sini lagi, Bu! Karna akan melakukan terapi penyembuhan kepada Bapak.

DEBOT

(menangis terisak)

Kamu serius, Jar?

FAJAR

Iya, Bu! Koper saya juga masih di sini, saya titip ke Juring.

  Tampak Juring sudah berdiri di belakang Debot, ia menyengir kepada Debot yang menyadari kedatangannya.

  CUT TO:

69. INT. DAPUR RUMAH DEBOT - PAGI

Haji Blackpink mengambil sendok kayu yang terletak di atas tutup periuk, ia membuka tutup periuk dan menyendok nasi yang ada di dalam periuk ke dalam piring di tangan kirinya.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan bunyi gayung jatuh dari dalam kamar mandi, ia memandang pintu kamar mandi sebentar, lalu lanjut mengambil nasi.

  Ketika Haji Blackpink menutup periuk dan meletakkan sendok di atasnya, terdengar lagi bunyi barang jatuh yang masih berasal dari kamar mandi, kali ini bunyinya lebih keras, seperti orang yang terjatuh.

Haji Blackpink meletakkan piring yang ia pegang di sebelah periuk, dan mendekati pintu kamar mandi.

HAJI BLACKPINK

(mengetuk pintu) 

Debot! Kenapa, Dik?

Ikash mengerang kesakitan. Haji Blackpink menekan-nekan gagang pintu berusaha membuka pintu, namun pintu pun tak kunjung terbuka. Haji Blackpink menolakkan badannya ke pintu, ia mendobraknya, sesaat kemudian pintu tersebut terbuka lebar sehingga Haji Blackpink ikut terdorong.

  CUT TO:

70. INT. KAMAR MANDI RUMAH DEBOT - PAGI

POV HAJI BLACKPINK:

Ikash terduduk di sebelah sumur, salah satu tangannya memegang perut, tangan satunya lagi memegang dinding sumur, ia berusaha berdiri.

Melihat kejadian yang ada di hadapannya, Haji Blackpink langsung berlari mendekati Ikash dan berusaha membantu Ikash berdiri. Namun Ikash menepis tangan lelaki itu dengan mata yang melotot.

IKASH

(teriak)

Menjauuhhh!!!

Haji Blackpink mundur beberapa langkah. Ikash menangis, airmata darahnya berjatuhan di pipi.

IKASH

(berbisik)

Jangan pernah Tuan datang untuk mengobati, jika pada akhirnya (BEAT) Tuanlah yang paling menyakiti!

FADE OUT:

TITTLE IN

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar