BONGKAH
5. 5

Ko Kaseng memasang wajah serius saat berbicara dengan Debot yang berdiri di hadapannya, tampak kios Ko Kaseng didatangi oleh beberapa calon pembeli.

KO KASENG (cont’d)

Kalau olang muntah memang tidak bisa makan nasi dulu! 

Debot mengernyitkan dahi memandang Ko Kaseng.

KO KASENG (cont’d)

Selius! Kalena pelutnya belum bisa telima yang belat-belat.

DEBOT

Saya kira karena muntah jadi harus terus diisi nasi, Ko! Biar perutnya tak kosong pas muntah.

Ko Kaseng menggeleng-geleng cepat, bahkan tangannya ikut bergerak-gerak menyatakan tidak saat mendengar pernyataan Debot.

KO KASENG

Memang benal halus diisi pelutnya, tapi dengan yang lingan dulu! Coba dikasi loti tawal aja bial lambungnya gak telalu bekelja. 

Debot mengangguk paham.

DEBOT

Iya, Ko! Saya ambil rotinya, ya.

Ko Kaseng mengangguk, Debot berjalan menuju rak-rak di dalam kios. Tampak salah satu pembeli mendekati Ko Kaseng, Ko Kaseng tersenyum dan langsung meraih kalkulatornya.

 CUT TO:

25. INT. KAMAR DEBOT - SIANG

Dari balik jendela tampak hujan yang tidak deras. Haji Blackpink terbaring lemah di atas tempat tidur, kita melihat matanya terpejam. Di keningnya terdapat kompres berupa kain putih yang basah.

Di samping tempat tidur ada satu meja kecil, di atas meja tersebut tampak sebuah mangkok berisi air, ada juga dua buah gelas kaca bening lengkap dengan tutup gelasnya, gelas yang satu berisi air teh yang masih penuh, gelas satunya lagi berisi air putih yang tinggal setengah. Toples plastik berisi kue kering juga ada di sana. 

Haji Blackpink meletakkan kain di keningnya tepat ke dalam mangkok berisi air. Matanya masih terpejam.

HAJI BLACKPINK

Dik! Tolong diganti lagi air kompresnya.

Tidak ada jawaban dari Debot.

Haji Blackpink memegang kening dengan punggung telapak tangan kirinya. Kemudian ia berusaha mengambil kain yang tadi ia letakkan di mangkok dengan satu tangan, ia peras kain itu seperti tak bertenaga. Lalu meletakkannya di kening. Kita melihat air menetes dari kain kompresan dan mengalir ke rambutnya. Matanya masih terus terpejam.

Lalu terdengar suara pintu kamar berderik.

HAJI BLACKPINK

(masih terpejam)

Darimana saja, Dik?

Karena tidak ada jawaban dari arah pintu, Haji Blackpink berusaha membuka matanya perlahan sekali. 

Tampak Ikash berdiri di balik pintu yang sedikit terbuka, sehingga wajahnya yang pucat hanya terlihat separuh. Mata sayu Ikash memandangi Haji Blackpink.

Bang Haji terkejut, ia berusaha untuk duduk hingga kain kompres di keningnya terjatuh.

HAJI BLACKPINK

Ma..,mana Debot?

IKASH

(berbisik)

Tenang, Tuan! Saya tidak akan mencelakai Tuan, (BEAT) seperti Tuan mencelakai saya.

Ikash tersenyum tipis, matanya yang sayu terus melihat Haji Blackpink sambil menarik gagang pintu sangat perlahan, hingga pintu tertutup sempurna.

Nafas Haji Blackpink tersengal-sengal menyaksikan kejadian di pintu kamarnya.

 CUT TO:

26. EXT. PANGKALAN OJEK - SIANG

Debot berjalan melewati pangkalan ojek, di dalam pondok terlihat Jasman dan Ben sedang bermain catur.

  Tampak pion-pion catur milik Jasman tinggal sedikit,

  sedangkan pion-pion milik Ben masih banyak.

Ben menyadari kedatangan Debot yang membawa bungkusan plastik berisi roti.

BEN

Ojek, Kak?

Jasman memandangi orang yang baru saja disapa Ben.

DEBOT

Iya, Ben! Ke rumah.

Ben turun dari pondok, mendekati motornya.

JASMAN

Kok pakai ojek, Kak? Biasanya lari?

DEBOT

Biar cepat sampai, Jas! Abang masih sakit, tak ada yang jaga.

Ben sudah menaiki motornya yang telah menyala. Debot duduk di belakang Ben.

JASMAN

Oh, iya iya. Salam sama Abang ya, Kak? Semoga lekas membaik.

DEBOT

Aamiin, Jas! Pergi dulu, ya!

JASMAN

(menunjuk Ben)

Iya, Kak! Hati-hati kau, Ben!

DEBOT

(tersenyum)

Ayo, Ben!

Ikash menepuk pundak Ben, motor pun berjalan. 

 CUT TO:

27. INT. RUANG TENGAH RUMAH DEBOT - SIANG

Terdengar suara lelaki sedang muntah dari dalam kamar, Debot mengetuk-ngetuk pintu kamarnya, sesekali ia menekan gagang pintu ke bawah.

DEBOT

Bang.. Bang!

HAJI BLACKPINK

(muntah)

Huweeekkkk!!!

Tidak ada jawaban dari dalam kamar.

DEBOT (cont’d)

Kenapa dikunci-kunci ni, Bang?

Debot masih terus berusaha membuka pintu, ia letak plastik berisi roti yang ia pegang ke lantai. Lalu ia mencoba menekan gagang pintu lebih kuat dengan kedua tangan, tiba-tiba pintu terbuka dengan mudah.

Di balik pintu tampak Haji Blackpink yang juga memegang gagang pintu. Mata Debot terbelalak melihat suaminya yang hanya menunduk megusap-usap lehernya.

DEBOT

(cemas)

Kenapa dikunci, Bang? Abang ni bikin cemas! Mau lepas jantung Adik ni!

Debot meletakkan tangan di dadanya, nafasnya tersengal-sengal.

 CUT TO:

28. EXT. HALAMAN RUMAH IKASH - SORE

Rio memberhentikan motor matic yang pernah dicuri Alan, ia berhenti tepat di depan rumah Ikash yang pintu dan jendelanya tertutup rapat, rumah itu terlihat seperti tidak terawat.

Ijep yang duduk di belakang turun dari motor, diikuti Rio yang kemudian mengambil sebuah galah yang ada di samping halaman rumah tersebut.

Rio mendekat ke pohon kelapa yang ada di sana, Ijep mengikutinya dari belakang. Ijep memperhatikan sekeliling, kemudian merinding. Rio mulai menggapai-gapai buah kelapa muda yang ada di atas pohon dengan galah yang tadi ia ambil.

Rio melakukan hal yang sama beberapa kali, namun buah itu tidak berhasil ia dapatkan. Justru pengait yang ada di ujung galah tersangkut di atas pohon.

IJEP

(berbisik)

Hei kamu.. maling teriak maling..

Seketika Rio berhenti berkegiatan, ia mengalihkan pandangannya ke belakang, ke asal suara.

Kita melihat Ijep sedang tersenyum tipis memandang Rio dengan tatapan yang tajam, kedua tangannya mengelus-elus perutnya yang kurus.

IJEP

(berbisik)

Sudah izin belum, sama yang punya?

Ijep memandangi rumah Ikash sekilas sambil tersenyum tipis, lalu kembali memandangi Rio. Terlihat nafas Rio mulai tidak teratur.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar