BONGKAH
6. 6

RIO

Tapi (BEAT) Tapikan..cuma daun..

Rio menurunkan galah yang ada di tangannya.

RIO (cont’d)

Cuma daun pandan, Jep!

IJEP

Lantas, apa yang bisa kalian curi dari seorang yang miskin? (BEAT) Kebahagiaan mereka?

Ijep kembali tersenyum tipis. Rio menggeleng cepat, nafasnya semakin memburu.

IJEP (cont’d)

Dan apa hanya orang kaya, yang berhak memenjarakan orang miskin?

Ijep menaikkan salah satu ujung bibirnya, tersenyum remeh kepada Rio.

RIO

Jep, Jep! Jangan bercanda, Jep!

Rio langsung melepaskan galah yang ia pegang ke atas tanah. Lalu ia berlari menuju motor, dengan cepat ia hidupkan motor dan pergi meninggalkan Ijep.

Mata Ijep menatap tajam kepergian Rio, kali ini ia tidak lagi tersenyum, Ijep terus mengelus-elus perutnya. Ketika Rio sudah menghilang dari pandangannya, Ijep berjalan anggun seperti seorang wanita. Ia menuju ke pintu depan rumah Ikash, membukanya, lalu masuk ke dalam rumah. 

Keadaan hening seketika, tiba-tiba pintu tersebut ditutup dari dalam.

 CUT TO:

29. EXT. HALAMAN RUMAH DEBOT - PAGI

Haji Blackpink duduk seorang diri di bangku kayu, ia memandangi jalanan di depan rumahnya.

Dari dalam rumah terdengar lagu Melayu dari negeri seberang yang dipopulerkan oleh ‘WANN’ berjudul Perwira sedang diputar, suara Debot terdengar lantang ikut melantunkan lirik lagu Melayu tersebut.

DEBOT (V.O)

Kakanda di medan perang, Adinda di medan seni, sama-sama berjuang, sama-sama berbakti. Semoga tabah hati.

Haji Blackpink tersenyum melihat beberapa orang di kampungnya memasuki perkarangan rumah. Terlihat ada Ko Kaseng, Jasman, Ben, Rio, dan Juring yang selalu menyengir entah dengan siapa. Dari dalam rumah masih terdengar suara Debot menyanyikan lagu yang diputar.

DEBOT (cont’d V.O)

Andainya kau gugur, jasamu dikenang..

Para rombongan semakin mendekat ke tempat Bang Haji. Masing-masing mereka membawa bungkusan plastik. Haji Blackpink mengetuk-ngetuk kusen jendela rumahnya yang berbahan kayu.

Suara Debot sudah tidak terdengar lagi. Sesaat kemudian Debot muncul di depan pintu, kedua tangannya memegang sapu ijuk seperti memegang mic.

DEBOT

(ceria)

Eh, ada rombongan. Hehehe. 

JURING

(nyengir)

Pagi-pagi sudah karokean saja ya, Bu.

DEBOT

Eh, memangnya dengar ya, Jur?

BEN

Dengarlah, Kak. Dari pangkalan ojek sudah kedengaran. Hehehe.

Juring menyengir dan Rio menahan tawa.

DEBOT

Si Ben lebay sekali, Hehe. Ayo-ayo, masuk ke dalam. Koko, Ben, Jasman, Juring, Rio, ayo!

Debot membuka pintu lebih lebar lagi.

KO KASENG

Kami di telas sini aja, Bot! Mau ngoblol sama Bang Haji.

Haji Blackpink mengangguk ke arah Ko Kaseng.

DEBOT

Beliau dari semalam tidak mau bicara, Ko! Diam-diam saja.

RIO

Kenapa, Bang? Sakit gigi, ya?

Haji Blackpink menggeleng.

DEBOT

Saya juga tidak tahu. Kalau ada apa-apa beliau cuma pakai isyarat saja.

KO KASENG

Ya sudah, kita ngoblol pakai bahasa isyalat saja ya, Bang?

Haji Blackpink mengangguk.

Ko Kaseng memberikan bungkusan yang ia bawa kepada Debot, diikuti oleh yang lainnya. Debot menerima semua bungkusan tersebut, ia agak kewalahan.

DEBOT

Aduh, ini kenapa repot-repot semua? Sebentar, ya! Duduk saja dulu..

Yang lain hanya tersenyum, Debot masuk ke dalam rumah membawa beberapa bungkusan di tangannya. Juring mengikuti Debot dari belakang.

 CUT TO:

30. INT. DAPUR RUMAH DEBOT - PAGI

Debot menghidupkan kompor gas, di atas kompor sudah terletak sebuah panci berisi air putih, lalu ia mengambil beberapa gelas dari rak piring dan menyusun gelas-gelas tersebut di atas baki. 

Sedangkan Juring memindahkan kue-kue tradisional dari dalam plastik ke dalam piring di depannya. Debot mengambil beberapa gelas dari rak piring dan menyusunnya di atas baki.

JURING

(nyengir)

Si Rio anaknya manis juga ya, Bu.

DEBOT

Hem, Semua lelaki manis dimata kamu. (BEAT) Kemarin-kemarin Jasman yang kamu anggap manis.

Juring tersenyum malu, ia salah tingkah dan langsung menggigit kue yang ia pegang sambil menyengir. Debot tidak memperhatikan Juring sama sekali, ia mematikan kompor dan mengambil dua potong kain di sekitar kompor, kain tersebut ia jadikan pegangan untuk mengangkat panci yang ada di atas kompor.

Terdengar samar suara para tamu di halaman rumah melantunkan lagu Blackpink berjudul‘Ddu-du-ddu-du’. 

 CUT TO:

31. EXT. HALAMAN RUMAH DEBOT - PAGI

Terdengar lagu Blackpink berjudul‘Ddu-du-ddu-du’terputar dari salah satu hp tamu.

Debot keluar dari balik pintu rumah memegang sebuah baki berisi tujuh gelas air teh, Juring mengikuti Debot dari belakang, kedua tangan Juring juga memegang dua buah piring berisi kue.

POV DEBOT:

Ko Kaseng, Ben, Jasman, dan Rio sedang memperagakan tarian Blackpink yang sering dipraktekkan Bang Haji. Tarian mereka kaku tidak beraturan, hanya Rio yang gerakannya sedikit lebih lentur dari pada yang lain.

DEBOT

Koko, Ben, Jasman. Jangan mau kalah lentur sama Rio.

RIO

(senyum)

Eh, Ibu ni! Ada-ada aja.

Ko Kaseng, Ben, dan Jasman hanya tertawa. Debot

  mendekati meja yang ada di samping suaminya dan

  meletakkan baki yang ia bawa, diikuti oleh Juring.

Saat Debot dan Juring selesai meletakkan minuman dan kue di atas meja, tampak wujud Haji Blackpink yang tadi tertutup oleh Debot dan Juring. 

DEBOT

Di minum, ya. Selagi masih panas.

Ko Kaseng

(menari)

Iya, Bot! Telimakasih.

BEN

(melambaikan tangan)

Juring, gabung sini! Kan ke sini mau hibur Bang Haji. 

JURING

(nyengir)

Malu, Bang!

JASMAN

Dari dulu kan kamu memang sudah malu-maluin, Jur.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar