BONGKAH
8. 8

Suara gelas pecah pun terdengar menggelegar, dinding kayu tersebut basah karena ditumpahi air dari gelas.

Tiba-tiba terdengar suara Ikash yang berasal dari belakang Haji Blackpink.

IKASH (V.O)

(berbisik)

Anak saya sudah tidak sabar, Tuan! Untuk melihat semesta yang sungguh menyesakkan ini.

Nafas Haji Blackpink semakin cepat, ia menggerakkan lehernya ke belakang dengan sangat hati-hati. 

POV HAJI BLACKPINK:

Di belakangnya tidak ada siapapun, kosong. 

Ia kembali melihat ke depan, di pintu dapur menuju ruang tengah berdiri Debot sedang memandanginya. Haji Blackpink terkejut hingga spontan mundur beberapa langkah sambil memegang dadanya.

Debot melihat suaminya dan pecahan gelas bergantian.

DEBOT

Kenapa ni, Bang?

 CUT TO:

35. EXT/INT. KIOS KO KASENG – SIANG

Establish teras kios Ko Kaseng.

Ko Kaseng mengeluarkan barang-barang yang akan dibeli FAJAR (22) dari keranjang untuk dihitung harganya menggunakan kalkulator. Kita melihat barang-barang tersebut berupa pasta gigi, sabun mandi batang, shampo, indomie, kecap, dsb. 

KO KASENG

(menekan kalkulator)

Bolong ya, Dek?

FAJAR

Apanya yang bolong, Pak?

KO KASENG

Belanjanya. Bolongan, ya! Banyak.

FAJAR

Oooh, hehe. Iya, Pak! Stok untuk sebulan, Pak.

Fajar menjulurkan tangan untuk bersalaman.

FAJAR

Fajar, Pak.

KO KASENG

(bersalaman)

Ooo, Ajal.

Ko Kaseng kembali menekan kalkulator.

FAJAR

Fajar, Pak.

KO KASENG

Oooh, pakai ef. Hehehe. Fajal Panggil saya Koko saja, Ko Kaseng. 

Ko Kaseng selesai menghitung.

KO KASENG

Semuanya selatus delapan belas libu.

Fajar mengambil dompet dari kantong belakang celana jeans-nya. Ko Kaseng memasukkan barang-barang yang sudah dihitung ke dalam plastik.

KO KASENG

Fajal dalimana?

FAJAR

Jakarta Timur, Ko!

KO KASENG

Ke sini dalam langka apa?

FAJAR

Ga ada rangka apa-apa, Ko. Saya cuma ngisi waktu libur kuliah aja sebulan. 

Ko Kaseng mengangguk, ia telah selesai memasukkan barang ke dalam satu plastik. Fajar mengeluarkan uang Rp. 120.000 dari dompet dan memberinya kepada Ko Kaseng, lalu mengambil plastik yang diletak Ko Kaseng di meja kasir.

KO KASENG

Di sini tinggalnya di mana?

FAJAR

Di rumah warga, Ko! Kebetulan sekarang rumahnya lagi kosong.

KO KASENG

(terkejut)

Lumah kosong yang mana, Jal?

FAJAR

(menunjuk ke timur)

Di ujung sana, Ko.

Ko Kaseng terdiam, ia membuka laci meja dan mengambil uang dua ribu rupiah yang diberi ke Fajar.

KO KASENG

Makasi, ya!

FAJAR 

(menerima uang)

Iya, Ko! Sama-sama. Terimakasi juga.

Fajar memasukkan dompetnya ke kantong celana.

 CUT TO:

36. EXT. TEPI LAUT - PAGI

MONTAGE

-Laut yang tenang

-Beberapa nelayan mulai sibuk dengan kapalnya

-Fajar tampak berbicara dengan beberapa nelayan

-Fajar duduk sendiri di atas batu, ia mengeluarkan

 buku kecil serta pena dari kantong celananya.

-Fajar terlihat serius menulis beberapa lembar. 

-Fajar memasukkan kembali buku kecil dan penanya.

 CUT TO:

37. EXT. HALAMAN RUMAH DEBOT – SIANG

Fajar berjalan melewati rumah Debot. Tampak Haji Blackpink duduk di atas kursi sedang melihatnya.

FAJAR

(senyum)

Pak.

Haji Blackpink tidak menjawab sapaan Fajar, namun ia masih terus memandangi Fajar yang terus berlalu.

 CUT TO:

38. EXT. HALAMAN RUMAH IKASH – SIANG

Fajar memasuki perkarangan rumah Ikash, ia membuka pintu rumah, dan masuk ke dalamnya.

Juring berdiri di balik pohon dan memeluk pohon tersebut, matanya tidak berkedip memandang ke depan.

Beberapa saat kemudian Fajar sudah berdiri di pintu rumah, ia memandang Juring yang menyengir kepadanya.

 CUT TO:

39. INT. KAMAR IKASH – SORE

  Fajar membuka buku kecilnya.

POV FAJAR:

Tulisan di buku tersebut ‘H-1 Penelitian Tingkah Laku Masyarakat yang Tinggal di Tepi Laut” diikuti dengan keterangan-keterangan lainnya.

Fajar kembali menulis di atas bukunya.

 CUT TO:

40. EXT. HALAMAN RUMAH DEBOT – PAGI

Haji Blackpink menggaruk-garukkan kepala dengan kedua tangan sambil melihat ke jalan.

Sesaat kemudian Fajar lewat di jalan depan rumahnya, ia tersenyum kepada Haji Blackpink. Haji Blackpink mengayun-ayunkan tangan ke arah Fajar seperti memanggilnya. Fajar masuk ke perkarangan rumah, Haji Blackpink mengangguk-angguk melihat Fajar.

 CUT TO:

41. EXT. JALANAN SEPI – SORE

Juring dan Debot berjalan berdua, Juring menyengir sambil membawa rantang makanan yang ditutup kain serbet, dan Debot membawa dua bungkusan plastik.

DEBOT

Besok kita masak di rumah Ibu saja, Jur! Kasian Bapak sendirian di rumah!

JURING

Tapi kan jauh dari pasar, Bu, Susah kalau bolak-balik.

DEBOT

Iya juga, ya! (BEAT) Kalau dah selesai belanja Juring jaga di pasar saja, biar Ibu yang masak sendiri.

JURING

(nyengir)

Ah janganlah, Bu, Kita kan kerja sama-sama. Tak mungkin Ibu sendiri yang masak ketringnya.

DEBOT

Tak apalah, Jur! Soalnya kita berdua ni tak ada yang bisa pakai sepeda.

Mereka sudah sampai di depan rumah Debot, Debot heran melihat Fajar ada di halaman rumahnya sedang mengelus-elus bahu Haji Blackpink. Juring langsung sigap merapikan jilbabnya sambil nyengir.

 CUT TO:

42. INT. KAMAR IKASH – MALAM 

Fajar mengetik di laptop dengan serius, di sampingnya terdapat beberapa buku, ada yang terbuka dan ada yang masih tertutup. Kita melihat buku-buku yang tertutup memiliki judul yang berhubungan dengan Psikologi, sesekali ia melihat tulisan pada buku yang telah terbuka, dan kembali mengetik.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar