BONGKAH
4. 4

Ben mengambil helm di spion motor yang masih terparkir dan langsung memakainya. 

Debot duduk di belakang Jasman. Motor yang dikendarai Jasman melaju, motor Ben ikut melaju.

  CUT TO:

19. EXT. TEPI LAUT - PAGI

Ikash terbaring di atas bebatuan, kedua tangannya memegang perut yang tampak buncit meski tertutup jilbab, matanya terbuka dan menatap kosong tak berkedip, di bagian kakinya mengalir darah segar.

Terlihat beberapa orang sudah berada di sana. Kita melihat ada Debot, Jasman, Ben, Haji Blackpink, Rio, Ijep, Juring, dan warga lainnya, mereka ada yang sambil jongkok dan ada yang berdiri.

HAJI BLACKPINK

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un!

WARGA

(bersamaan)

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un!

Juring menutup kedua kelopak mata Ikash dengan tangan kanannya. Lalu ia mengangkat kepala Ikash dengan sangat perlahan, disusul Debot yang membantu menegakkan punggung Ikash. Ketika kepala Ikash diangkat, batu tempat kepalanya tadi pun berlumuran darah segar yang keluar dari kepala bagian belakang.

Mata Ben membesar menyaksikan kejadian di depannya.

BEN

Astaghfirullah.

JASMAN

Dia datang ke sini memang untuk...

Semua warga di sana langsung memandang Jasman.

JASMAN (cont’d)

Menghantar nyawa!

Haji Blackpink menutup mulut dengan tangan kiri yang masih memegang kantong plastik berisi minyak makan kiloan. Sesaat kemudian ia mengganti tangan kirinya dengan tangan kanan yang kosong untuk menutup mulut.

  CUT TO:

20. INT. RUANG TENGAH RUMAH DEBOT - MALAM

Tampak Haji Blackpink mengenakan baju koko dan kain sarung, ia membuka peci yang terpasang di kepalanya dan digantung pada paku di dinding rumah. 

Debot yang datang dari arah ruang tamu berjalan memasuki kamar. Ia mengenakan gamis dan jilbab berwarna hitam. Sesaat kemudian ia muncul lagi dan berdiri di pintu kamar, ia memandang suaminya.

DEBOT

Bang, tolong angkatkan kain. Tadi tak ingat, sebab melayat sampai malam.

HAJI BLACKPINK

(membuka kancing baju)

Alaaah, Besok saja, lah. Capek.

DEBOT

Abang ni! Kalau tengah malam nanti hujan bagaimana? Kain tu sekarang udah kering!

Nada suara Debot meninggi.

HAJI BLACKPINK

Iya, lah! Nanti Abang angkat!

DEBOT

Paling hobi buat orang emosi! Tak pernah langsung mau nurut!

Debot masuk ke kamar, ia menutup pintu dengan keras. Haji Blackpink membuka baju koko yang ia kenakan, dan ia gantung bersebelahan dengan pecinya tadi.

 CUT TO:

21. EXT. JEMURAN RUMAH DEBOT - MALAM

Haji Blackpink mendekati jemuran dengan membawa sebuah ember berwarna hitam. Di sana terlihat beberapa baris tali jemuran bergantungan pakaian, ada daster, kain sarung, baju kemeja, jilbab, dll milik Debot dan Haji Blackpink.

Pak Haji mengangkat beberapa pakaian yang tampak sudah mengering dan memasukkannya ke dalam ember yang sudah diletak di atas tanah.

Di sana terlihat hanya tinggal satu kain lagi yang masih terjemur, ketika Haji Blackpink akan mengangkatnya, tiba-tiba kain itu menjadi susah ditarik. Ia coba menarik kain itu lebih kuat lagi, hingga berhasil terangkat dari tali jemuran.

Tampak wajah seorang wanita yang sangat pucat sudah berada di balik kain sarung yang baru saja diangkat oleh Haji Blacpink, sepasang bola matanya sayu menatap Pak Haji yang belum menyadari kehadirannya. Tiba-tiba bibir tipis wanita pucat itu terbuka.

IKASH

(datar)

Mana janjimu, Tuan? 

Haji Blackpink terkejut melihat Ikash dan ia spontan mundur beberapa langkah. Di sana terlihat Ikash menggunakan baju daster yang terakhir kali ia gunakan sebelum meninggal.

Tanpa sadar, Haji Blackpink melempari wajah Ikash dengan kain sarung yang baru saja ia angkat. Kain tersebut sempat menutupi wajah Ikash sebelum jatuh ke tanah, dan seketika wajah pucat Ikash pun menghilang bersama jatuhnya kain tersebut.

Nafas Haji Blackpink tampak terengah-engah, ia melihat ke sekelilingnya, sunyi, tiada siapapun.

Segera ia mengambil kain yang ia lempar tadi, memasukkannya ke dalam ember dan mengangkat ember tersebut, lalu bergegas menuju ke dalam rumah.

  CUT TO:

22. ESTABLISHING SHOT PERUBAHAN WAKTU DI KAMPUNG NELAYAN

  CUT TO:

23. INT. RUANG TENGAH RUMAH DEBOT - PAGI

Kita melihat Haji Blackpink duduk dengan memeluk salah satu lututnya, ia termenung memandangi TV yang tidak menyala. Terdengar suara Debot dari dalam kamar bertanya pada Haji Blackpink.

DEBOT

Nasinya dah masak, Bang?

Suami Debot tak menggubris.

DEBOT

Ooo Bang!

Haji Blackpink tersadar dari lamunannya, pandangannya beralih ke pintu kamar.

HAJI BLACKPINK

Iya, kenapa Dik?

DEBOT

Dijaga terus nasinya, Bang! Nanti malah meluap lagi airnya.

HAJI BLACKPINK

Iya, Dik. Tadi baru Abang lihat.

DEBOT

Sesekali diaduk, Bang!

Debot keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi, lengkap dengan jilbab sorongnya.

DEBOT

(melihat TV)

Kenapa tivinya mati? Kaset Blackpink-nya rusak?

Haji Blackpink menggeleng cepat. Ia mengambil tiga buah kotak kaset bersampul girlband Blackpink yang ada di sebelahnya, dan ia tunjukkan kepada Debot.

DEBOT

Kalau soal Blackpink paling kencang!

Haji Blackpink meletakkan kembali kaset tersebut.

DEBOT

Abang mau makan lauk apa? Adik mau ambil lauk ke tempat Juring. Hari ini dia masak ketring lagi.

HAJI BLACKPINK

(menggeleng)

Tak mau makan apa-apa.

DEBOT

Hem.. Jangan gitulah, Bang! Dah tiga hari Abang tak ada selera makan.

HAJI BLACKPINK

Lauk Abang samakan saja dengan lauk yang Adik mau.

DEBOT

Iyalah kalau gitu. Adik pergi dulu.

Haji Blackpink beranjak menuju dapur. Debot memperhatikan punggung suaminya menghilang dari pandangannya. Debot menggeleng kepala, lalu pergi.

 CUT TO:

24. EXT/INT. TERAS KIOS KO KASENG - SIANG

Establish suasana di depan kios.

DEBOT (V.O)

Ini sudah hari ke empat, Ko!

           CAMERA FOLLOWS

KO KASENG

Wah, sudah belhali-hali, ya! Dikasi loti tawal aja dulu, Bot.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar