BONGKAH
2. 2

Rio menggaruk-garuk kepala cemas. Ko Kaseng masih celingak-celinguk melihat ke kanan kiri jalanan.

KO KASENG

Ke mana kita kejal olangnya, tak tau dia ke alah mana!

RIO

Kios Koko ada cctv, kan?

KO KASENG

Ada, tapi cctv nya gak sam

RIO

(memotong pembicaraan Koko)

Yaudah liat sekarang cctv nya, Ko!

Rio menarik Ko Kaseng masuk ke dalam kios.

CAMERA FOLLOWS

RIO

Cepat, Ko! Nanti malingnya makin jauh!

Ko Kaseng memutar kembali tayangan cctv di tokonya, di sana terlihat ada Rio yang sedang mengintip-intip ke arah kasir. Lalu Rio mengambil deodorant dan mengoleskannya di ketiak, kemudian ia letak kembali ke tempat semula.

Ko Kaseng tampak serius melihat tayangan cctv. Wajah Rio gelapan menahan malu.

RIO

Aduh, Ko! Cctv yang di luar lah! Kalau yang di dalam ya gak keliatan motornya!

KO KASENG

Cctv nya cuma di dalam kios, di lual tak ada.

RIO

Eeehh Koko ini gimana? Harusnya cctv itu di luar! Biar motor pelanggannya aman. Di dalam buat apa? Kan udah ada Koko yang jaga.

Ko Kaseng mengulang lagi tayangan cctv yang tadi ia putar. Rio pergi ke luar sambil meremas rambutnya.

RIO

Saya cari motor saya dulu, Ko!

KO KASENG

Iya, semoga motolnya dapat! Jangan kasi ampun malingnya, kasi pelajalan!

Ko Kaseng mengepalkan tangan kanannya dan meninju telapak tangan kirinya. Rio sudah semakin menjauh.

  CUT TO:

6. EXT. JALANAN SEPI - SORE

Terlihat Rio sudah berada di atas motor yang sedang berjalan lamban. Rio duduk di belakang, ia memasang wajah geram, tangannya menggenggam kayu balok. IJEP (25) mengendarai motor dengan wajah serius.

RIO

Siapapun yang mencurinya, akan aku penjarakan! Tak perduli siapapun dia!

IJEP

Betul, Bos! Jangan kasi ampun!

RIO

Bisa lebih cepat lagi?

IJEP

Sefti ferst, Bos!

RIO

Kalau begini nyarinya, tua di jalan kita, Jep!

Ijep masih tetap lamban mengendarai motor.

RIO (cont’d)

Ya udah sini aku aja yang bawa!

Ijep menghentikan motor di tepi jalan, Rio 

menyodorkan kayu yang ia pegang ke Ijep, Ijep dan Rio langsung menukar posisi. Rio mengegas motor tersebut, namun motor tidak berjalan. Rio pun kembali mengegasnya.

IJEP

Langsung saja, Bos! 

RIO

(mengegas motor)

Kok gak jalan motornya?

IJEP

Masukkanlah giginya, Bos.

RIO

Masukkan gigi? Gigi siapa yang keluar?

IJEP

Gigi motornya lah, Bos!

Rio celingak-celinguk melihat lampu motor yang ada di depan, tangannya meraba-raba lampu tersebut.

RIO

Di mana giginya? Tak ada di sini!

IJEP

Bos gak bisa bawa motor gigi, ya?

Rio memasang standar motor, lalu turun.

RIO

Kamu saja yang bawa! Malas aku.

Ijep menyodorkan kayu ke Rio, ia memajukan duduknya ke depan. Rio naik di belakang. Mereka melanjutkan perjalanan, motor berjalan pelan.

  CUT TO:

7. INT. HALAMAN RUMAH IKASH - SORE

Pintu rumah Ikash terbuka dari dalam, Ikash berdiri di depan pintu, ia melihat-lihat ke jalanan sambil mengelus-elus perutnya. Ia masuk kembali ke dalam rumah, dan menutup pintu. Kemudian tampak dari ventilasi rumah lampu di dalam menyala. 

  CUT TO:

8. EXT. JALANAN SEPI - SORE

Alan men-starter berkali-kali motor matic milik Rio, namun motor tidak hidup-hidup. Alan memperhatikan jalanan yang sepi, di sana hanya ada dia sendiri. 

Alan langsung menyeret motor dan memasukkannya ke dalam semak-semak di tepi jalan, Alan dan motornya menghilang dari jalanan tersebut.

  CUT TO:

9. EXT. SEMAK BELUKAR - SORE

Allllan membuka jok motor dan tutup tanki bensin. Ia melihat isi tanki sampai kepalanya tepat berada di atas lobang tanki tersebut. Ia melihat ke sekitar, lalu menggoyang-goyangkan motor sambil melihat ke lobang tanki bensin.

Alan menutup tanki bensin, dan men-starter kembali motor matic tersebut, namun tetap tidak bisa hidup. Alan geram, ia mengepalkan tangan dan meninju motor.

ALAN

Auuhhhhh!!!

Sambil mengayun-ayunkan tangannya yang kesakitan, pandangan Alan teralihkan pada beberapa potongan kain di dalam jok motor. 

Ia mengangkat salah satu kain yang berwarna merah jambu, yang ternyata adalah kaos kaki bergambar kartun yang sudah menghitam tapaknya. 

Alan langsung melempar kaos kaki tersebut dan mengipas-ngipaskan hidungnya agar aroma kaos kaki tadi cepat menghilang. 

Alan kembali mengambil kain yang lainnya, ternyata adalah pasangan kaos kaki yang tadi, ia pun kembali melempar kaos kaki itu lebih jauh lagi ke semak.

  CUT TO:

10. EXT. JALANAN SEPI - SORE

Ijep memasang wajah serius mengendarai motor yang masih berjalan lamban.

RIO

Jep, Jep..! Berhenti Jep!

Ijep tak menggubris.

RIO

(menepuk bahu Ijep)

Jep! Stop!

Ijep tersadar, ia langsung refleks menekan rem cakram sehingga badan Rio menempel ke punggung Ijep.

IJEP

Kenapa, Bos? Kok dadakan berhentinya!

Rio turun dari motor, ia melihat ke sekeliling. Ijep mematikan motor dan mengikuti Rio.

Ijep melihat Rio mengambil nafas dalam-dalam sambil memejamkan mata.

IJEP

Bos, Kenapa?

RIO

(mengipas hidung)

Saya mencium.. (BEAT) saya mencium..bau busuk!

Rio masih memejamkan mata, ia tampak seperti sedang menghirup sesuatu. Ia memasuki semak-semak di pinggir jalan yang tadi dilewati Alan.

Ijep mengikuti Rio dari belakang, ia mencoba menutup mata dan mengembangkan hidungnya juga seperti Rio. Ketika ia membuka mata, ternyata Rio sudah jauh darinya, ia melihat ke sekeliling jalan, lalu mengejar Rio sambil menggigil ketakutan karena jalanan yang begitu sepi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar