Bertahan atau Pergi
3. Ambar dan Kenangan

6. INT. DAPUR – PAGI

CAST: AMBAR, AIRIN, MAYA (22), BURHAN (25)

Ambar menghampiri kulkas, mengambil bandeng presto. MAYA sedang mengiris daun bawang. Dapur itu cukup sederhana. Terletak di bagian belakang. Terdapat kompor gas dua tungku terbuat dari stainless. Ada noda minyak dan karat di 

beberapa bagian kompor. Kondisi dapur sedikit kotor. Meski disediakan tempat sampah, masih ada cangkang telur dan bungkus mie instan di sebelah kompor. Rak piring berisi peralatan masak yang diletakkan berantakan.

MAYA 

Tumben masak?

(menengok sekilas Ambar)

AMBAR

Mau goreng bandeng, dapat kiriman dari desa.

MAYA

Oh ... goreng aja, di sebelah kan kosong.

AMBAR

Nanti aja ini baru dikeluarkan dari kulkas.

Maya mengiris lima cabe merah.

MAYA

Enggak buat sambal sekalian? aku ada bahan di kulkas ambil aja.

AMBAR

Aku ada sambal kemasan. Kemarin beli di toko depan.

MAYA

Oh ...

Maya memasukkan irisan bahan ke mangkok kemudian memecahkan telur.

AMBAR

Maya, di tempat kamu ada lowongan?

MAYA

Kokoh lagi enggak butuh tambahan orang padahal toko obatnya tambah rame. Emang buat siapa?

AMBAR

Adikku.

INSERT : Airin sedang asyik bermain permainan Onet di ponsel sambil rebahan di kamar. Perhatiannya teralihkan kala mendengar kata “Adikku” disebut Ambar. Saat ini ia membuka telinga lebar - lebar. Ponselnya dimatikan seolah tak ingin terganggu.

MAYA

Adik kandung?

(tak percaya)

AMBAR

Iya.

(malas menjawab)

MAYA

Kirain kamu sudah enggak punya keluarga. Sepurane (maaf). Soalnya kamu enggak pernah pulang kampung.

(menyalakan kompor)

Maya mengocok telur yang telah dibumbui garam dan merica.

AMBAR

Ya ... begitu.

MAYA

Kirain adikmu itu mau daftar kuliah. Nyatane golek kerjoan (Ternyata cari kerja)

AMBAR

Dari awal niatnya cari kerja disini. Pengen ngerasain hidup di kota.

MAYA

Niru Mbak’e (mencontoh Mbaknya), siapa namanya?

AMBAR/MAYA

(tertawa)

Maya mulai menggoreng telur. Ambar mulai mengeluarkan 2 potong bandeng dari wadah berbahan plastik.

AMBAR

Airin, baru lulus SMA.

MAYA 

Ambar, sekarang mas BURHAN udah ada gandengan baru.

AMBAR

(sedikit terkejut. Tapi pura - pura bersikap biasa)

Syukurlah kalo cepat move on. Biar enggak ganggu lagi.

MAYA

Playboy karet kayak gitu pasti cepet set-sat-set ganti gandengan. Waktu sama kamu dulu aja sering selingkuh.

AMBAR

(mengangguk)

MAYA

Jane wingi putus kuwi lapo? (emangnya putus hubungan, kenapa?). Kelihatannya kamu dulu sabar ngadepin dia, dia juga keliatan suayang sama kamu walaupun khilaf dikit - dikit.

AMBAR

Sudah enggak cocok.

MAYA

Alasan klasik.

(tak percaya)

Maya mengangkat gorengan telur yang sudah matang, lalu dipindahkan ke piring.

MAYA

Terima kasihnya nanti aja, kalo ada lowongan. Duluan yo?

AMBAR

Iya.

Maya pergi meninggalkan dapur. Ambar mulai menggoreng dua bandeng. Matanya kosong menatap ikan di wajan.

BEGIN MONTAGE – VARIOUS MONTAGE

A. Gerbang depan kos – Burhan mengantar jemput Ambar kerja. Senyuman dan kebahagiaan tercetak jelas di wajah mereka.

B. Kamar kos – Ambar cekikan menelpon Burhan. Sesekali merajuk, namun beberapa saat kemudian tertawa riang.

C. Jalan raya – Burhan dan Ambar mengelilingi kota dengan motor tanpa tujuan. Ambar memeluk erat Burhan dari belakang. Sesekali mereka saling bercanda. Burhan mengendarai motor dengan kecepatan sedang.

D. Ruang Tamu Kos – Burhan menyematkan cincin berbahan perak ke jari manis Ambar. Ambar terlihat menitikkan air mata bahagia. Tak lupa Burhan memberikan kecupan di dahi Ambar.

E. Kamar kos – Ambar menangis sesenggukan. Kondisi kamar berantakan. Cincin perak di jari manisnya sudah tidak ada.

END MONTAGE

Lamunan Ambar buyar, saat mencium bau gosong dari wajan. Segera ia membalik ikannya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar