Bertahan atau Pergi
4. Mencari kerja

7. INT. KAMAR KOS NO. 5 – MALAM

CAST : AIRIN, DESI

Airin sedang mencari lowongan pekerjaan melalui internet. Berulang kali ia menghela napas saat ditemukan kata berpengalaman atau minimal pendidikan D3 atu S1. Ia melirik jam yang tertera di ponsel menunjukkan pukul 19.05 WIB. Tiba-tiba terdengar suara ketukan. Airin bergegas membuka pintu.

DESI

(berdiri di depan pintu)

Ini ada penyetan ayam dari Kak Ambar.

(menggoyangkan satu bungkus nasi)

AIRIN

Iya? terima kasih, Mbak.

DESI

Ayo makan bareng di kamarku sambil nonton tv.

AIRIN

(berpikir)

DESI

Lagian bosan di kamar sendirian. Ayo makan bareng di kamarku. Nanti balik ke kamar kalo Kak Ambar udah balik aja.

AIRIN

(terdiam)

DESI

Udah... enggak bakal dimarahin Kak Ambar.

AIRIN

(terkekeh)

Iya, Mbak.

DESI

Jangan lupa kamarnya dikunci. Harus selalu waspada di sini.

Airin menuruti saran Desi. ia berjalan mengikuti Desi menuju kamarnya.

8. INT. KAMAR KOS NO. 1 - MALAM

CAST : AIRIN, DESI

Ukuran kamar Desi sama dengan Ambar. Namun terdapat dipan serta tembok berwarna hijau. Di sebelah dipan, Desi meletakkan tv berukuran 14 inchi. Desi tak memiliki dispenser maupun rice cooker seperti Ambar. Kipas angin pun diletakkan di dinding. Desi meletakkan jaket hijaunya ke gantungan sebelum menyantap makan malam bersama Desi.

Mereka menikmati penyetan ayam sambil menonton sebuah acara komedi yang ditayangkan di salah satu TV swasta Indonesia.

DESI

Memang sambal buatan Abah Iwan mantap.

AIRIN

(mengangguk)

DESI

Kakakmu melarangku sering beli penyetan di tempatnya. Gara - gara aku selalu minta sambalnya ditambah.

DESI/AIRIN

(tertawa disela-sela mengunyah)

DESI

Enggak kebayang kalo aku kerja di sana. Bisa-bisa belum seminggu udah diusir gara-gara suka nyolongin sambel.

AIRIN

Di Abah Iwan masih ada lowongan?

DESI

(mengernyit)

Sepertinya tidak ada. Kemarin Kak Ambar cerita kamu kesini buat nyari kerja.

AIRIN

Iya tapi dicarikan sama Mbak, dilarang nyari sendiri.

DESI

Kakak kamu itu khawatir, kamu kena penipuan. Apalagi kamu baru tinggal di kota. Wajah polosnya masih nampak banget. Sebenarnya ada lowongan di gang sebelah kerjanya di laundry, tapi kata Kak Ambar kasihan kamu nanti gampang kena kutu air.

AIRIN

Saya manut Mbak Ambar, wes (ya sudah, saya menurut Mbak Ambar)

DESI

Kalian beneran saudara kandung?

AIRIN

Kenapa Mbak?

DESI

Soalnya sifatnya beda banget. Kak Ambar omongannya tegas dan gampang marah tapi baik banget, kalo kamu sepertinya pemalu dan pendiam.

AIRIN

Saya sama orang baru kenal, memang pendiam. Nanti lama - lama juga biasa.

DESI

Oh ... seperti orang pada umumnya.

Desi membesarkan volume suara tv.

DESI

Enggak suka saya sebenarnya di kamar ini. Dekat sama ruang tamu. Orang pacaran cekikikan gini aja kedengaran. Makanya saya beli tv, kalo headset terus - terusan bisa - bisa copot telinga saya. Ini dulu belinya kredit tapi DP-nya hutang Kak Ambar.

AIRIN

(mengangguk sesekali menoleh ke pintu merasa terganggu suara orang pacaran saling merayu)

DESI

Jadi pengangguran seminggu di sini bosen enggak?

AIRIN

Yah ... bosen Mbak.

DESI

Iya mana tiap hari bersemedi di kamar terus.

AIRIN

Kata Mbak Ambar disuruh sabar, katanya nyari pekerjaan memang susah.

DESI

Yah ... kalo nyari kerja gampang, enggak mungkin aku mau jadi sopir ojol kayak gini. Sekarang aku nabung buat modal usaha.

AIRIN

Usaha apa Mbak?

DESI

Pengen buka usaha jahit. Tapi rencananya mau pindah sewa rumah. Enggak mungkin kamar sekecil ini bisa dibuat nyimpan mesin jahit, mesin obras belum meja buat mengukur kain. Mbak Ambar udah aku ajakin buat nyewa bareng.

AIRIN

Mbak bisa menjahit?

DESI

Aku lulusan SMK Tata Busana, kebetulan dulu aku pernah menjahit sama guru. Nanti kalo usahanya jadi, jangan lupa order ya?

AIRIN 

(tertawa, mengangguk)

DESI

Eh ... besok ayo ikut aku jalan - jalan ke mall daripada bosan di kamar terus.

AIRIN

Saya enggak ada uang Mbak.

DESI

Asal kamu tau aja, orang-orang maen ke mall itu jarang niatnya belanja, kebanyakan cuma cuci mata, liat - liat barang bagus kan bikin hati seneng. Nanti kita keliling jalan mall aja, sambil aku nungguin order kirim makanan.

AIRIN

Tapi ... Mbak?

DESI

Enggak apa-apa, ikut aku aja. Kalau soal Mbak Ambar, gampang. Biar aku yang ngomong ke dia.

AIRIN

(tersenyum)

DESI

Oh ya ... biasanya di mall - mall itu ada tempelan -tempelan kertas di etalasenya. Butuh karyawan, butuh penjaga toko. Nanti kita coba nyari aja. Tapi soal nyari lowongan kerja di mall, kayaknya aku enggak bakalan bilang ke Mbak Ambar.

9. INT. MALL – SIANG

CAST : AIRIN, DESI, KARYAWAN TOKO BONEKA (19), PENGUNJUNG MALL

Airin dan Desi memasuki mall, Airin mengenakan kaos biru lengan pendek dan celana jeans. Rambut panjangnya dikuncir. Desi memakai kaos merah berlengan panjang dan celana tiga perempat. Ia mengenakan topi hitam.

Mereka berjalan keliling mall. Suasana gedung itu cukup ramai. Desi tidak dapat menyembunyikan rasa kagum saat melihat Airin tidak takut menggunakan eskalator dan lift.

DESI

Kita jalan santai - santai aja. Aku juga udah berapa lama belum jalan - jalan ke mall.

AIRIN

(mengangguk, matanya melihat sekeliling)

DESI

Biasanya tulisan butuh lowongan itu di outlet-outlet kecil atau tidak bermerk. Jarang toko - toko merk ternama menempelkan kertas di pintu kaca, kalaupun ada itu sangat jarang terjadi.

AIRIN 

(tersenyum mengangguk)

Mereka melanjutkan berjalan. Airin memperhatikan seksama tiap melewati toko. Ia terlihat sangat antusias. Kertas lowongan kerja pertama yang dibaca di salon ialah : Dibutuhkan karyawan pria. Seketika raut wajahnya berubah kecewa.

DESI

Ayo semangat. Masih ada kertas – kertas yang lain.

(mengepalkan tangan ke udara)

AIRIN

(tertawa dan ikut mengepalkan tangan)

Sesekali Desi mengajak Airin masuk ke dalam toko sekedar melihat-lihat model pakaian atau sepatu. Terkadang mata Airin terbelalak melihat harga baju setara dengan jumlah uangnya di dompet.

AIRIN

Itu ada tulisan dibutuhkan karyawan perempuan.

(menunjuk toko boneka)

DESI

Oh iya ... ayo kita kesana.

Airin dan Desi masuk ke dalam toko boneka. Mereka langsung disambut seorang karyawan perempuan mengenakan apron berwarna merah jambu dan memakai bando dengan warna senada.

KARYAWAN TOKO BONEKA

Cari apa Kakak?

(tersenyum ramah)

DESI

Kak, saya baca di depan katanya di sini ada lowongan karyawan.

KARYAWAN TOKO BONEKA

Oh ... Kakak nyari kerja?

DESI/AIRIN

(mengangguk)

KARYAWAN TOKO BONEKA

Tunggu sebentar ya?

Karyawan toko tersebut menuju meja kasir. Ia tampak menulis di secarik kertas kecil, kemudian kembali menghampiri Desi dan Airin. 

KARYAWAN TOKO BONEKA 

(memberikan secarik kertas)

Coba hubungi nomor ini. Beliau pemilik toko ini, barangkali masih belum terisi posisinya.

(melihat pengunjung masuk)

Saya kembali kerja dulu.

DESI/AIRIN

(tersenyum, mengangguk)

Terima kasih.

DESI

Selamat bekerja.

Karyawan toko tersebut tersenyum, kemudian menghampiri pengunjung.

DESI

Alhamdulillah dapat satu harapan.

(memberikan kartu tersebut ke Airin)

AIRIN

Tapi sebelum hubungi ini, harus minta izin ke Mbak Ambar dulu.

DESI

Enggak apa-apa, semoga dibolehin. Lagipula kamu nyari kerja bareng aku. Orang dikenal.

(menekankan kata orang dikenal)

AIRIN

(tertawa)

Iya, jadi enggak kena marah lagi.

DESI

Ayo nyari lagi.

Airin dan Desi kembali melanjutkan pencarian. Mereka tampak tak henti-hentinya mengobrol dan diselingi canda tawa. Ada beberapa toko yang masih menmpelkan kertas butuh karyawan, namun saat dihampiri mengatakan bahwa posisi tersebut telah diisi.

DESI

Kamu capek enggak?

AIRIN

Iya, Mbak. Sudah lama enggak dibuat jalan ini kakinya.

DESI 

(terkekeh)

Ayo ke foodcourt. Kita bisa duduk sambil minum di sana.

Airin dan Desi menuju foodcourt.

DESI

Kamu duduk disini sma jagain kursi ini, biar gak diambil orang. Aku mau beli kopi, kamu apa?

AIRIN

(mengangguk patuh)

Es teh.

(mengambil uang selembar berwarna merah dari saku)

Mbak ini uangnya buat beli es teh.

DESI

Apaan? simpan aja uang kamu. Aku yang bayarin. Nanti kalo kamu udah dapat gaji, gantian traktir aku.

AIRIN

Ini tadi uang dikasih Mbak Ambar. Katanya buat jajan kita.

DESI

Wah ... enak sekali punya Kakak. Enggak apa – apa disimpan aja. Aku ngantri kesana dulu ya.

Matanya tertuju pada pasangan muda tampak saling menggoda satu sama lain.

Flashback

10. EXT.LAPANGAN SEKOLAH – SIANG

CAST : AIRIN (15), ILHAM, PELATIH TIM SEPAK BOLA, SISWA – SISWI SMA, PEMAIN SEPAK BOLA

Airin bersama siswi SMA lainnya, memberikan semangat ke para pemain sepak bola. Mata Airin tak lepas memperhatikan dari pemain bernomor punggung 63. Ia turut bersorak saat tim berkaos itu mencetak gol. Saat peluit tanda setengah permainan berakhir. Siswa bernomor punggung 63 berjalan menghampiri Airin.

ILHAM

Terima kasih sudah datang.

AIRIN

Sama – sama.

(malu – malu memberikan botol minuman)

PARA SISWI YANG LAIN

Ciee ... pengantin baru.

Airin dan Ilham tersenyum malu.

ILHAM 

Apaan sih?

SISWI

Cie ... cie masih anget ... masih anget. (cie ... cie masih hangat ... masih hangat)

ILHAM

Emange gorengan kok anget – anget? (memangnya gorengan, dikatain hangat – hangat)

PELATIH

(teriak)

ILHAM. AYO KUMPUL!

ILHAM

Aku kesana dulu ya? Nanti pulangnya aku anterin.

AIRIN 

(wajahnya bersemu merah)

Iya.

Para siswa tak henti – hentinya menggoda Ilham dan Airin.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar