Bersende Gurau Bersame
8. Bagian 8

INT. KAMAR HOTEL FARAH - SUBUH - MASA KINI

Farah berbaring di atas Tempat Tidur, ia sudah bangun, melihat ke arah Jendela yang tidak di tutup.

Terdengar suara Jam Dinding kamarnya, Tik...Tak...Tik...Tak.

Farah melihat ke arah Meja di samping tempat tidurnya, melihat Jam Tangan Analog miliknya.

Farah memandang benda itu, lama sekali.

INT. KAMAR HOTEL FARAH - PAGI

Koper Farah berada di lantai, ia sedang menutup Kopernya.

Farah mengambil handphone di tempat tidur, ia memencet sesuatu dan menempelkan di telinganya --

FARAH

Halo, Put.

PUTRI (V.O)

Bentar ya, Aku panggilin Andi.

Farah tersenyum kecil, ia menunggu.

ANDI (V.O)

Halo, Farah. Kalian udah ketemu?

FARAH

Udah...

ANDI (V.O)

Rencana Kamu gimana?

FARAH

Aku masih punya kalian yang bisa bantuin Aku, kan. Fariz... dia sendirian.

Ada jeda di antara mereka.

ANDI (V.O)

Aku ngerti.

Farah tidak menjawab, melihat ke arah Jendela Kamar Hotel.

ANDI (V.O)

Kabarin kalau ada apa-apa.

FARAH

Iya.

Sambungan terputus, Farah memasukan Handphonenya di dalam tas. Kemudian ia berjalan membawa Koper keluar kamar.

EXT. TERAS - RUMAH PAK RT - SIANG

Koper berada di Halaman Rumah Pak RT, terpapar cahaya matahari yang terik di siang hari.

Farah berada di Teras rumah Pak, bersama Pak RT dan Bu RT.

BU RT

Jadi rencana Farah sekarang apa?

Sesaat Farah melihat Kopernnya di Halaman Rumah Pak RT.

FARAH

Farah tinggal di rumah sementara, Bu.

BU RT

Ibu paham. Ibu suka dengarnya.

Bersamaan dengan mereka melihat ke arah luar rumah, ke arah jalan.

EXT. TERAS - RUMAH LAMA FARAH - SIANG

Farah duduk di depan Rumah, Kopernya yang berdiri di sebelahnya. Sesaat ia melihat ke arah Pintu Pagar rumahnya, datar.

Terdengar Suara Motor yang mendekat, bersamaan dengan Fariz yang mengendarai motor memasuki Halaman Rumah. Dari atas Motor, Fariz melihat Farah di Teras.

Fariz meletakan Helm dan berjalan ke arah Farah, bersamaan dengan Farah yang berdiri dan Fariz yang menyalami Farah.

INT. KAMAR FARAH - RUMAH LAMA FARAH - SIANG

Fariz membuka pintu kamar, ia berjalan masuk membawa koper Farah. Farah di belakangnya, melihat kamarnya. Kamar itu kosong, tak ada apapun, hanya ada tempat tidur, meja belajar dan lemari pakaian.

FARIZ

Semua barang kakak ada di gudang, Bapak bilang jangan di buang.

Farah membuka Jendela. Cahaya matahari masuk ke kamar.

Fariz melihat Farah, seperti tersenyum.

FARIZ

Tak banyak yang berubah. Semuanya masih sama.

Farah melihat sekitar, kemudian melihat Fariz. Mereka tidak bicara, canggung masih terasa di keduanya.

FARAH

Makasih...

FARIZ

Ini rumah Kakak juga.

Bersamaan dengan keduanya tersenyum kecil. Fariz berjalan keluar.

Farah berjalan ke arah Koper dan membukanya.

EXT. TERAS - RUMAH LAMA FARAH - MALAM

Farah duduk di teras rumahnya, melamun.

Fariz keluar, melihat Farah. Fariz Duduk di sebelah Farah.

FARAH

Bapak gak pernah cerita ke Kakak tentang kamu. Kakak cuma tahu Mamak kamu sama Bapak.

FARIZ

Karena Mamak, Kakak sama Ibu Kakak pergi dari rumah. Siapapun pasti tak suka.

FARAH

Itu pertama kali yang kamu pikirin tentang Kakak waktu kita ketemu?

FARIZ

Siapa bilang?. Fariz suka jumpa Kakak.

Ada jeda di antara mereka.

FARAH

Yang kasih nomor Hp Kakak, Kamu?

FARIZ

Iya.

FARAH

Kamu pernah coba buat telepon Kakak?

FARIZ

Tak... Fariz takut tak bisa terima apa yang Kakak bilang.

FARAH

Mungkin sekarang waktunya pas buat kita ketemu.

Fariz sesaat melihat Farah, begitu sebaliknya.

FARAH

Keperluan sehari-hari kamu dari mana?

FARIZ

Fariz ambil dari tabungan Bapak.

FARAH

Bapak masih dapat pensiunan?

Fariz tidak menjawab, bingung.

FARAH

Kita urus pensiunan Bapak dulu. Kalau penerima pensiunan meninggal, keluarga mereka masih bisa terima.

Fariz hanya diam.

FARAH

Kakak yang urus.
(jeda)
Kakak pinjam Mobil atau motor.

FARIZ

Kakak bisa pakai mobil. Fariz pakai Motor ke sekolah.

Sesaat Farah melihat Motor di halaman.

FARAH

Apa gak apa-apa kamu ke sekolah pakai motor?

FARIZ

Bapak tak marah, Fariz bawa motor ke sekolah.

FARAH

Bapak gak pernah marah sama anaknya. Walaupun dia tahu itu salah.

Ada jeda di antara mereka.

FARIZ

Kenapa Kakak urus pensiun Bapak?

FARAH

Untuk keperluan sehari-hari kamu, biar gak pakai Tabungan Bapak. Uangnya bisa di pakai buat yang lain.

FARIZ

Dengar Kakak ngomong kayak gitu. Fariz memang betul-betul punya Kakak sekarang.

Farah diam, hanya melihat Fariz. Ia melihat ke arah jalan, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH LAMA FARAH - MALAM

Lampu dapur menyala, terdengar suara dari arah Kamar Mandi. Terlihat pintu kamar Fariz yang terbuka. Fariz keluar dan berjalan ke arah ruang tamu.

Sesaat ia berhenti, melihat ke arah kamar Farah. Ia berjalan ke arah kamarnya, ia menutup pintu.

INT. KAMAR FARAH - RUMAH LAMA FARAH - MALAM

Farah berbaring di Tempat Tidur, ia melamun.

Kemudian ia berdiri dan mematikan Lampu Kamar, dan ia kembali ke Tempat tidur.

INT. KAMAR FARIZ - RUMAH LAMA FARAH - PAGI

Fariz berdiri di depan Meja Belajarnya, memakai Baju OSIS SMA, memasukan peralatan sekolah ke dalam Tas.

Ia berjalan keluar, terlihat Kamarnya yang berantakan, Pakaian yang berserakan di lantai Tempat Tidur yang tidak di rapikan.

INT. DAPUR - RUMAH LAMA FARAH - PAGI

Farah berada di Dapur, sedang minum Kopi dari Gelasnya.

Fariz yang keluar dari Kamarnya. Mereka tersenyum satu sama lain. Fariz mengulurkan tangannya.

FARAH

Kamu gak sarapan?

FARIZ

Tak kak.

Sesaat Farah diam, melihat Fariz.

FARAH

Tunggu sebentar.

Farah berjalan ke kamarnya. Fariz mengikutinya dari belakang.

Tak lama kemudian, Farah keluar --

FARAH

(memberikan uang)
Buat jajan.

Fariz melihat dan mengambil selembaran Uang Limapuluh Ribu dari Farah.

FARAH

Kenapa kamu gak sarapan?

FARIZ

(memasukkan uang kedalam kantong)
Fariz harus urus class meeting, hari ini terakhir. Banyak yang harus Fariz buat.

FARAH

Kamu panitianya? kamu anggota OSIS?

Sesaat Fariz diam, melihat Farah.

FARIZ

...Ketua OSIS.

Farah hanya mengangguk. Fariz menyalami Farah dan berjalan ke depan.

Farah tersenyum kecil.

INT. MOBIL - SIANG

Farah mematikan mesin mobil, mengambil sebuah map dan tasnya di kursi samping. Tak ada Jam Tangan Analog di Tangan Farah yang biasa ia pakai.

Ia berjalan keluar mobil, terdengar suara mobil yang terkunci. Dari dalam mobil, Farah berjalan menuju bangunan di depannya.

INT. KANTOR TASPEN - SIANG

Farah duduk di kursi tunggu, ia menunggu dengan beberapa orang lainnya.

Farah melihat sekitar bangunan, nomor antriannya di panggil, Farah berjalan menuju Loket.

Ia tersenyum dengan petugas di sana, kemudian ia duduk dan mereka berbicara, ia menyerahkan map kepada petugas itu.

EXT. DEPAN RUMAH FARAH - SIANG

Motor-motor terpakir di dalam rumah lama Farah.

Mobil Farah mendekat dan berhenti di depan Rumah.

INT. KAMAR FARIZ - RUMAH LAMA FARAH - SIANG

Pintu kamar Fariz tidak di tutup, Farah berjalan menuju kamar Fariz.

Dari dalam kamar, terdengar suara orang-orang yang bicara, tidak terdengar jelas apa yang mereka bicarakan.

Fariz dan DUA LAKI-LAKI, PUTRA, 17, dan YOGA, 17, Teman Sekolah Fariz, sedang mengerjakan sesuatu. Fariz mengetik di laptop, sedangkan Putra melihat kertas-kertas yang bertebaran dilantai. Sedangkan Yoga sedang membaca buku yang ia pegang.

Farah mendekati kamar Fariz dan melihatnya, Fariz melihat Farah.

FARIZ

Fariz sama kawan buat laporan class meeting.

Farah hanya mengangguk, Yoga dan Putra berdiri, menyalami Farah satu persatu. Farah tersenyum sopan.

Farah pergi dari kamar Fariz.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH LAMA FARAH - SIANG

Dari arah dapur, Farah berjalan sambil membawa Nampan dengan Gelas-gelas di atasnya dan beberapa makanan ringan.

YOGA (O.S)

Makasih Tante --

FARIZ (O.S)

Tante, Tante, Kakak aku lah.

Terdengar suara dari Putra yang tertawa.

YOGA (O.S)

Maaf, Kak.

FARAH (O.S)

Tak apa-apa.

PUTRA (O.S)

Makasih, Kak.

Farah keluar bersana Nampan yang kosong, menuju dapur.

Tak lama kemudian, Farah kembali dan menuju Ruang Tengah, ia mengambil Buku dan membacanya.

YOGA (O.S)

Siapa tu, Riz? Tak pernah nampak aku.

FARIZ (O.S)

Kakak aku.

YOGA (O.S)

Sejak kapan ko ada Kakak, ko kan anak tunggal?

FARIZ (O.S)

Dah lama aku ada Kakak, kalian aja yang tak tahu.

PUTRA (O.S)

Tak percayalah dia kakak ko.

Farah mendengar percakapan mereka, dalam diam.

YOGA (O.S)

Ko borak kan, pasti dia bukan sodara ko kan. Betulkan aku cakap tadi, dia Tante ko.

FARIZ (O.S)

Kak Farah itu Kakak aku. Kalian tak usah banyak tanya, yang penting aku punya kakak sekarang.

Farah yang mendengarnya tersenyum kecil, ia melanjutkan membaca bukunya.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH LAMA FARAH - MALAM

Farah Menonton TV. Fariz keluar dari Kamar, Handphone di tangannya, ia berjalan ke arah Farah dan duduk di sebelahnya.

Sesaat Fariz melihat Farah, ragu.

FARIZ

Kak...

Farah yang menonton TV menoleh.

FARIZ

Besok Fariz bagi rapot... Kakak bisa datang?

Farah melihat Fariz, ia memelankan Suara TV.

FARAH

Jam berapa?

FARIZ

Jam sepuluh.

Ada jeda di antara mereka.

FARIZ

Tak apa-apa --

FARAH

Kakak bisa... jam sepuluh kakak ke sana.

Fariz hanya mengangguk mendengarnya. Farah masih melihat Fariz.

FARAH

Sejak kapan kamu jadi ketua OSIS?

FARIZ

Awal kelas sebelas... abisnya pas Fariz naik kelas duabelas nanti.

Farah mengangguk, kemudian ia menonton TV lagi.

FARAH

Kawan-kawan kamu gak tahu, kamu punya Kakak?

FARIZ

Tak... mereka tahunya Fariz anak tunggal.

FARAH

Kalau mereka tanya, kamu jawab apa?

FARIZ

Fariz tinggal bilang, Kak Farah kakak Fariz. Selesai.

FARAH

Kalau mereka gak percaya?

FARIZ

Memang Kakak, Kakak Fariz, kan?

Farah tersenyum mendengarnya.

FARIZ

Fariz belum tahu kakak kerja apa di Jakarta?

FARAH

Kakak buka katering... nerusin punya Ibu.

FARIZ

Kakak yang mau?

FARAH

Kamu ada Pacar Fariz?

FARIZ

Siapa yang bilang?

FARAH

Kakak cuma tanya. Tapi kamu juga gak bilang gak punya.

Sesaat Farah melihat Fariz, tersenyum kecil. Kemudian ia menonton TV, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

EXT. LAPANGAN - SEKOLAH FARIZ - PAGI

Lapangan Sekolah penuh dengan Murid-murid dan Orang Tua mereka, lapangan juga di penuhi dengan Motor-motor dan Mobil-mobil yang terpakir.

Di antara mereka, Farah turun dari Mobil, berpakaian rapi, ia berjalan menuju Bangunan Kelas yang bertingkat.

Dari kejauhan, Farah melihat Fariz yang berjalan mendekat. Sesaat mereka bertemu, berbicara sebentar, mereka bersama-sama berjlan menuju Kelas Fariz.

INT. RUANG KELAS - SEKOLH FARIZ- PAGI

Farah duduk di ruang kelas, bersama dengan Orang Tua Siswa lainnya.

Di luar kelas, Murid-murid berkumpul, berdiri disamping jendela, melihat kedalam, di antara mereka ada Fariz.

MURID LAKI-LAKI

Siapa tu, Riz?

FARIZ

Kakak Aku.

MURID LAKI-LAKI

Sejak kapan ko ada Kakak?

FARIZ

Sejak aku lahir dah ada Kakak. Kalau ko tanya kandung apa bukan, aku jawab Kakak kandung.

Wali kelas Fariz, BU FITRI, akhir 30-an, masuk kedalam kelas dan memulai acara --

BU FITRI

Assalamualaikum. Terimakasih kepada Bapak Wali murid yang sudah hadir pagi ini. Sebelum kita memulai pembagian rapot, saya ingin memberitahukan dulu siapa saja yang menjadi juara pada semester ini. Secara keseluruhan, nilai anak-anak kita naik semuanya...
(melihat catatan)
Untuk juara Ketiga... Fahmi Abdullah... Juara Kedua... Fariz Nurman...

Farah yang mendengarya langsung melihat Fariz yang berada di luar. Bersamaan dengan sorakan anak-anak murid di luar kelas, yang di mulai dari juara tiga tadi.

BU FITRI

Juara pertama... Ayu Fatimah. Kita mulai...
(memanggil)
Orang tua Ayu Fatimah.

Orang tua nama yang di panggil tadi maju kedepan. Farah melihat Fariz yang berbicara kepada teman-temanya di luar.

CUT TO:

Farah duduk didepan Bu Fitri, mereka bersalaman, Bu Fitri membuka rapot Fariz dan memberikan kepada Farah.

BU FITRI

Sebelumnya saya turut berduka meninggalnya Pak Jamal, Bu.

FARAH

Makasih Bu.

BU FITRI

Kita baru pertama kali ketemu ya Bu, biasanya yang ambil rapot Fariz itu, Pak Jamal.

Farah hanya mengangguk tersenyum mendengarnya.

BU FITRI

Saya sudah dua tahun jadi wali kelas Fariz. Sedikit banyak saya tahu Fariz.

FARAH

Saya baru ketemu Fariz beberapa hari yang lalu.

BU FITRI

Setelah Pak Jamal meninggal, Fariz memang lebih banyak diam... dia tak bicara banyak waktu saya tanya. Tapi sekarang dia seperti biasa lagi. Mungkin karena ada Kakaknya, dia senang punya keluarga lagi.

Farah hanya tersenyum mendengarnya.

BU FITRI

(melihat rapot)
Kita kembali ke Rapot. Ibu bisa lihat sendiri, ada beberapa mata pelajaran yang turun. Ada beberapa mata pelajaran yang naik juga nilainya.

Farah memperhatikan rapot Fariz, bersamaan dengan Bu Fitri yang menunjuk ke Rapot.

BU FITRI

Fariz itu pintar, mungkin karena dia banyak main, jadi tak fokus belajar. Nilai rata-ratanya juga tinggi. Fariz harus fokus lagi pas kelas tiga nanti.

Farah mengangguk mengerti, ia masih melihat rapot Fariz, kemudian ia melihat Bu Fitri yang memperhatikannya.

BU FITRI

Ibu kalau di lihat-lihat mirip Fariz.

Farah tersenyum, tidak tahu harus bilang apa.

FARAH

Fariz seperti apa dia di sekolah, Bu?

BU FITRI

Dia anak yang rajin, Ibu tahu dia Ketua OSIS, dia aktif, dia banyak kawan. Guru-guru banyak tahu dia.

Farah mengangguk, mengerti.

BU FITRI

Ibu tak usah khawatir, pada dasarnya dia anak baik di sekolah.

FARAH

Makasih, Bu.

Mereka bersalaman, Farah keluar membawa rapot Fariz.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar